Pasar monopolistik termasuk dalam pasar persaingan tidak sempurna, jenis pasar ini mulai hadir ketika tidak ditemukan rasa kepuasan terhadap sistem pasar monopoli atau pasar persaingan tidak sempurna.
Meskipun hadir sebagai bentuk rasa ketidakpuasan, karakteristik dari pasar monopolistik hampir mirip dengan pasar monopoli, yang membedakannya hanya pada keaktifan produsen yang lebih berperan dibandingkan pada sistem pasar monopoli. Simak selengkapnya pada artikel berikut ini:
Apa itu pasar monopolistik? Pasar monopolistik adalah pasar dengan banyak konsumen yang dapat menghasilkan barang yang berbeda. Pada pasar ini pula, biasanya para penjualnya memiliki jenis produk yang sama namun berbeda dalam segi kualitas, bentuk dan ukurannya.
Dan konsumen lah yang menentukan bagaimana ciri khas dari masing-masing penjualan dan mana yang paling cocok dengan kebutuhan mereka. Sederhananya, pada pasar monopolistik bukan hanya barang yang dinilai oleh konsumen melainkan juga produsennya.
Oleh sebab itu, biasanya setiap produsen berlomba-lomba menciptakan identitas diri agar mudah dibedakan oleh customernya. Meskipun dapat dikatakan tidak sama dengan mencerminkan perbedaan yang nyata antara produk yang akan dibeli.
Tidak menutup kemungkinan juga perbedaan tersebut hanyalah persepsi masing-masing konsumen. Produk yang disediakan oleh berbagai produsen di pasaran memang berbeda-beda. Pasar monopolistik sendiri pada dasarnya adalah pasar yang berada di antara dua jenis pasar ekstrim, yaitu pasar persaingan sempurna dan pasar monopoli.
Oleh karena itu, jenis pasar ini mengandung unsur atau ciri pasar persaingan monopolistik dan pasar persaingan sempurna. Dengan kata lain, pasar persaingan monopolistik dapat dijelaskan sebagai pasar dengan banyak penjual atau produsen yang memproduksi banyak produk.
Baca Juga: Sistem Ekonomi Pasar: Pengertian, Kelebihan dan Contoh
Ada beberapa karakteristik khusus yang dimiliki pasar monopolistik, berikut diantaranya:
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, jika produsen lebih berperan aktif pada pasar jenis ini, oleh sebab itu jumlah produsen yang ada di pasar juga terbilang tinggi. Dengan jumlah yang besar penjual atau produsen harus puas dengan pasar atau pangsa pasar yang relatif kecil. Tidak hanya itu, penjual dalam pasar monopolistik tidak memiliki kekuasaan penuh untuk menentukan harga pasar.
Hal ini berkaitan dengan jumlah penjual yang cukup banyak. Dengan demikian, berbagai kesulitan muncul dalam koordinasi antara produsen atau penjual. Jadi kolusi harga hampir tidak mungkin. Setiap pemilik bisnis harus selalu aktif mencari target pasarnya.
Baca Juga: 7+ Cara Menentukan Target Market untuk Bisnis UMKM
Sebagai penjual atau produsen pada sistem ini, mereka harus giat dalam melakukan scale up dan mengembangkan inovasi agar bisa lebih unggul dengan kompetitornya, mulai dari memberikan variasi baru produk atau memperbaiki kualitasnya.
Karakteristik kedua adalah adanya perbedaan produk atau Diferensiasi, dalam hal in produk yang dimaksud disini berarti produk yang sejenis memiliki karakteristik yang berbeda. Kita bisa melihat perbedaan dari segi bentuk, ukuran, pola, kualitas, dll. Setiap produsen menanamkan karakter dan sentuhan khusus pada produk yang dihasilkannya.
Contoh pertama ada pabrik sepatu Nike, Fila, Adidas dan masih banyak lagi, mereka menghasilkan produk yang sama dengan jenis yang sama namun kualitas yang diberikan berbeda, kemudian ada pabrik sepeda motor dan masih banyak lagi lainnya.
Oleh karena itu, setiap perusahaan atau produsen tidak dapat seenaknya menentukan harga pasar, baik untuk menurunkan harga maupun menaikkan harga. Jika satu produsen mencoba mengganggu harga pasar, yang lain secara otomatis akan mengikuti. Namun, produsen masih belum bisa menaikkan harga produk. Ini karena jika seseorang memutuskan untuk menaikkan harga tetapi pesaing mempertahankan harga yang sama, perusahaan akan merugi.
Karakteristik ketiga kali ini masih berkaitan dengan poin yang kedua, dimana dalam pasar persaingan monopolistik, produsen atau penjual seringkali tidak bisa bermain dengan harga di pasar.
Kecuali tercapai konsensus, itu akan dilakukan secara bersamaan dengan pabrikan lain. Oleh karena itu, persaingan yang terjadi dalam sistem pasar ini lebih kepada desain, kualitas, pemasaran dan keunggulan masing-masing produk.
Meskipun tidak bisa seenaknya mereka memainkan harga mereka masih bisa berkesempatan melakukannya. Khususnya jika ingin menaikkan harga, yang mana produsen harus benar-benar bisa meyakinkan konsumennya jika produk yang dihasilkan memiliki kualitas jauh lebih baik dibandingkan dengan kompetitor. Jika tidak konsumen akan merasa-sia dan memilih produk yang dihasilkan oleh kompetitor dibandingkan Anda.
Selanjutnya adalah kebebasan produsen untuk keluar atau masuk ke dalam pasar, tidak ada ketentuan khusus untuk bisa masuk atau keluar. Sebab, semua produsen dalam sistem pasar ini bebas masuk dan keluar pasar.
Pasalnya, produk yang mereka tawarkan bisa digantikan oleh produk sejenis dari pabrikan lain yang masih bertahan di pasaran. Hal ini tentunya tidak menimbulkan kelangkaan produk yang akan membuat konsumen kesulitan mencarinya.
Sementara itu, bagi produsen baru, mereka tidak perlu memiliki banyak modal untuk bergabung dan bersaing memperebutkan pangsa pasar. Premisnya adalah produk yang diberikan terjangkau, berkualitas baik, dan dapat dipertanggungjawabkan. Dengan cara ini, konsumen di pasar akan menerima keberadaan produsen baru.
Tingginya jumlah produsen sebanding lurus dengan ketatnya persaingan yang terjadi di pasar persaingan Monopolistik ini. Hal ini menuntut setiap produsen atau penjual harus dapat terus berinovasi pada produk yang ditawarkannya. Hal ini juga menyebabkan perkembangan teknologi yang pesat untuk mengikuti inovasi yang dibutuhkan oleh produsen.
Ketika pabrikan berinovasi, itu menghasilkan lebih banyak keuntungan daripada biasanya saat menggunakan produk yang lebih lama. Ketika pendapatan atau keuntungan meningkat, menjadi lebih mudah untuk menarik inovasi serupa atau lebih baik dari produsen lain. Jadi selama masih ada persaingan ketat antar pabrikan, konsep inovasi dan teknologi tidak akan pernah ada habisnya.
Berikut ini beberapa deretan kekurangan dan kelebihan dari pasar monopolistik:
Ada banyak sekali contoh pasar monopolistik, salah satunya adalah industri fast food. Meskipun ada banyak restoran cepat saji yang bersaing di pasar ini, setiap merek memiliki ciri khas dan gaya unik yang membedakannya.
Misalnya, McDonald's, Burger King, dan KFC semuanya memiliki menu dan citarasa yang berbeda, meskipun mereka semua menawarkan makanan cepat saji. Hal ini menciptakan permintaan diferensiasi di antara konsumen, di mana mereka memiliki preferensi terhadap merek tertentu.
Yang mana dalam pasar monopolistik seringkali didasarkan pada diferensiasi produk, persepsi merek, dan preferensi konsumen. Perusahaan-perusahaan dalam pasar ini berusaha untuk menciptakan keunggulan kompetitif dengan cara menawarkan variasi produk, kualitas, layanan pelanggan, atau pengalaman yang unik.
Dalam meningkatkan daya saing pada pasar monopolistik, Anda bisa menggunakan aplikasi restoran Beepos, memudahkan Anda memberikan pelayanan produk yang optimal dan lebih cepat. Sehingga Anda bisa fokus mengembangkan variasi produk, kualitas dan menciptakan diferensiasi produk yang tepat agar bisa terus bersaing dan bertahan.