🚀 MOVE ON ke Bee, Nikmati Diskon 20% Sekarang!
Logo Bee Web

Pareto adalah Aturan 80/20, Apa itu dan Bagaimana Contohnya?

Prinsip pareto adalah pendekatan yang digunakan untuk meningkatkan efisiensi kerja berdasarkan perbandingan 80/20, berikut penjelasannya!
Penulis: Lutfatul Malihah
Kategori: ,
Dipublish Tgl: Thursday, 7 March 2024

Pareto juga dikenal sebagai prinsip 80/20, secara pengertian prinsip pareto adalah rangkuman esensi bahwa sebagian kecil dari upaya atau faktor dapat menghasilkan sebagian besar hasil atau dampak.

Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh ekonom Italia, Vilfredo Pareto, dan telah meluas ke berbagai bidang, dari ekonomi hingga manajemen bisnis. Menggambarkan pola distribusi di mana sekitar 80% efek berasal dari 20% penyebab.

Bagaimana cara kerjanya? Apa saja prinsipnya? Baca selengkapnya pada artikel di bawah ini!

Sejarah Singkat Pareto Principle (Prinsip Pareto)

Vilfredo Federico Damaso Pareto

Potret Pareto Ilmuan Ekonom Penemu Prinsip 80/20 (Credit; Freepik.com)

Sebelum membahas tentang apa itu prinsip pareto, mari kita bedah terlebih dahulu bagaimana sejarahnya berdasarkan pada Buku Saku Analisis Pareto (2020) karya Sunarto dan Haru Santoso WN.

Prinsip pareto pertama kali dikenalkan oleh seorang ahli ekonom bernama Vilfredo Federico Damaso Pareto pada awal ke-20, tepatnya pada tahun 1906. Dari penelitian Pareto terhadap kehidupan sosial-ekonomi di masyarakat Italia pada saat itu.

Dimana Pareto secara matematis mengemukakan bahwa ketidaksetaraan distribusi kekayaan disana, dengan kesimpulan 80% kekayaan di negara dikuasai oleh elit yang jumlahnya tidak lebih dari 20%, sementara 80% rakyat hanya menikmati 20% kekayaan negara. Dari sinilah kemudian terciptanya prinsip 80/20 atau prinsip pareto.

Prinsip ini kemudian dipopulerkan oleh Dr. Joseph Juran seorang konsultan manajemen dan insinyur asal Amerika pada tahun 1940. Ketika Ia menggunakannya dalam pelaksanaan quality control dalam proses produksi.

Dari demonstrasi tersebut dihasilkan data jika 80% produk yang cacat diperoleh dari 20% masalah produksi yang kemudian bisa ditingkatkan kembali.

Apa itu Prinsip Pareto? Pareto Adalah ...

Setelah memahami bagaimana sejarahnya, mari kita lanjutkan untuk membahas tentang pengertian dan bagaimana cara kerjanya.

Secara pengertiannya, prinsip pareto adalah pendekatan yang digunakan untuk meningkatkan efisiensi kerja berdasarkan perbandingan 80/20. Oleh sebab itu juga prinsip pareto disebut juga dengan prinsip 80/20.

Dimana 80% dari hasil sebenarnya dihasilkan dari 20% input tu dorongan, atau 80% dari efek disebabkan oleh 20% penyebab. Dengan demikian prinsip ini mendorong kita untuk memisahkan penyebab utama dari seluruh akar masalah yang ada dan fokus untuk mengatasinya.

Meskipun istilah pareto selalu berhubungan dengan perbandingan 80/20, prinsip ini tidak selalu harus menggunakan perbandingan 80/20. Sebab, tidak semua cocok dengan perbandingannya.

Melansir dari laman djkn.kemenkeu.go.id perbandingan 80/20 hanyalah nilai kebelulan dari jumlah persentase 100%. Bisa menggunakan perbandingan 90/10 di bidang komputer dan 75/25 untuk bidang pendidikan.

Karena prinsip pareto tidak harus mengaplikasikan 80/20 untuk menghasilkan angka 100, contohnya:

  • 80% omset bisnis ritel berasal dari 20% produk yang terjual di rak.
  • 90% dari masalah kinerja berasal dari 10% perangkat keras kritis yang digunakan dalam sistem.
  • 75% pencapaian akademis berasal dari 25% mata pelajaran yang diajarkan dengan baik dan diminati siswa.

Cara Penggunaan Prinsip Pareto

Masih mengutip dari Buku Saku Analisis Pareto (2020) karya Sunarto dan Haru Santoso WN, prinsip pareto dapat dilakukan melalui dua pendekatan yang dijelaskan di bawah ini:

1. Analisis Metode Kuantitatif

  • Hipotesis 80/20: Secara tradisional, prinsip Pareto membutuhkan analisis metode kuantitatif untuk membangun hubungan yang tepat antara sebab/masukan/upaya dan hasil/keluaran/penghargaan.
  • Prosedur Empiris: Hipotesis 80/20 dianggap sebagai awal, dan fakta-fakta dikumpulkan untuk menguji kebenaran hubungan tersebut. Fakta yang terkumpul kemudian digunakan untuk memvalidasi atau menyangkal hubungan 80/20.
  • Tindakan Perbaikan: Jika hasil analisis menunjukkan ketidakseimbangan yang signifikan, seperti hubungan 65/35, maka tindakan perbaikan perlu diambil untuk mengoptimalkan hubungan tersebut.

2. Prinsip Berpikir 80/20

  • Pandangan Kualitatif: Pendekatan kedua melibatkan penggunaan prinsip berpikir 80/20 tanpa memerlukan pengumpulan fakta empiris. Orang diberi kebebasan untuk melakukan penafsiran kualitatif terhadap fakta yang ada.
  • Pemikiran dan Pengamalan: Tanpa bergantung pada fakta, prinsip berpikir 80/20 mendorong pemikiran kreatif dan pengamalan untuk mendapatkan wawasan terhadap hubungan sebab-akibat atau prinsip penyebab-efek (causa-efek).
  • Nilai dalam Pemahaman: Meskipun tidak ada fakta yang diuji, prinsip berpikir 80/20 memiliki nilai dalam memberikan pemahaman mendalam terhadap keterkaitan faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi hasil.

Penggunaan Prinsip Pareto, baik melalui analisis metode kuantitatif maupun prinsip berpikir memberikan panduan dalam mengidentifikasi sebab-akibat atau hubungan penyebab-efek yang signifikan. Dengan demikian, dapat membantu dalam pengambilan keputusan untuk perbaikan dan optimalisasi.

Diagram Pareto Adalah ...

Diagram Pareto

Contoh Diagram Pareto (credit: Sunarto dan Haru Santoso WN (2020)

Pembahasan prinsip pareto tidak akan jauh dari diagram pareto, yang juga dikemukakan oleh Vilfredo Federico Damaso Pareto pada tahun 1941. Dimana diagram pareto adalah adalah alat visual yang digunakan untuk menganalisis dan memvisualisasikan distribusi data berdasarkan prinsip Pareto.

Diagram ini menggambarkan klasifikasi data dari yang memiliki kontribusi tertinggi hingga yang memiliki kontribusi terendah. Dengan menggabungkan diagram batang dan garis, Diagram Pareto memungkinkan identifikasi parameter yang dominan dalam suatu situasi.

Pada Diagram Pareto, batang digunakan untuk mewakili frekuensi kejadian atau nilai tertentu, diurutkan dari kiri ke kanan sesuai dengan ranking tertinggi hingga terendah.

Pemisahan antara batang dan garis pada diagram memberikan gambaran yang jelas tentang kontribusi relatif dari setiap kategori. Dengan fokus pada elemen-elemen kritis yang berkontribusi paling signifikan terhadap hasil keseluruhan, sesuai dengan prinsip Pareto.

Dalam pengendalian mutu, Diagram Pareto sering digunakan sebagai metode standar untuk mengidentifikasi penyebab utama masalah atau ketidaksesuaian proses. Kesuksesan Diagram Pareto bergantung pada partisipasi personel, pemahaman situasi yang diamati, dan penetapan tujuan yang tepat.

Kapan Diagram Pareto Digunakan?

Diagram pareto ini bisa digunakan ketika dalam kondisi sebagai berikut:

  • Ketika melakukan analisis data yang berkaitan dengan frekuensi masalah atau penyebab dalam proses.
  • Ketika ingin menemukan masalah yang paling signifikan diantara banyak masalah lainnya.
  • Saat melakukan analisis penyebab dari komponen yang spesifik
  • Dan saat berkomunikasi dengan orang lain mengenai data masalah.

Fungsi Diagram Pareto dalam Bisnis

Seperti yang kita ketahui, penerapan prinsip pareto bisa dibidang apa saja termasuk pada bidang bisnis. Lantas apa saja fungsinya?

1. Identifikasi Prioritas Utama

Diagram Pareto membantu bisnis untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan faktor atau variabel yang memiliki dampak paling signifikan pada hasil atau kinerja. Dengan memahami kontribusi relatif masing-masing faktor, manajemen dapat menentukan di mana sumber daya dan upaya sebaiknya difokuskan untuk mencapai perbaikan yang maksimal.

2. Analisis Kinerja dan Efisiensi

Kemudian, memungkinkan analisis kinerja bisnis dengan menyoroti sebagian kecil faktor yang menyumbang sebagian besar hasil. Bisnis dapat mengidentifikasi area di mana mereka dapat meningkatkan efisiensi, menghilangkan pemborosan, atau mengoptimalkan proses untuk mencapai tujuan strategis.

3. Manajemen Risiko

Dalam konteks manajemen risiko, Diagram Pareto membantu mengidentifikasi sejumlah kecil risiko yang paling mungkin menyebabkan dampak signifikan. Dengan memahami risiko utama, bisnis dapat mengembangkan strategi mitigasi yang lebih efektif dan mengelola risiko dengan lebih proaktif.

4. Perbaikan Kualitas dan Layanan

Selanjutnya berkaitan dengan pengendalian kualitas, Dimana diagram Pareto digunakan untuk mengidentifikasi jenis cacat atau masalah kualitas yang paling sering terjadi. Fokus pada perbaikan pada aspek utama ini dapat membawa peningkatan kualitas produk atau layanan secara keseluruhan.

Langkah perbaikan ini bisa Anda mulai dengan melakukan digitalisasi sistem transaksi, agar Anda dapat memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap kepada konsumen. Sekaligus, untuk merapikan pembukuan usaha Anda. Dengan menggunakan apa? Menggunakan software kasir online Beepos, softaware POS integrasi akuntansi pertama di Indonesia. Klik banner di bawah ini dan dapatkan keuntungannya SEGERA!

Beepos Bikin Pelanggan Puas Belanja Dengan Layanan Kasir Yang Cepat Dan Aman

5. Manajemen Sumber Daya Manusia

Kemudian pada manajemen SDM, dimana diagram ini digunakan untuk menganalisis kontribusi relatif karyawan terhadap hasil kinerja. Manajemen dapat mengidentifikasi "pekerja berkinerja tinggi" yang memberikan dampak signifikan pada kesuksesan tim atau proyek, sambil memahami kontribusi individu di seluruh organisasi.

Tahapan dan Prosedur Penyusunan Diagram Pareto

Menurut Tague (2005) dalam Sunarto dan Haru Santoso WN (2020), ada 9 tahapan dalam pembuatan diagram Pareto, yakni:

1. Tentukan Kategori

Langkah pertama adalah melakukan Identifikasi kategori atau faktor yang akan digunakan untuk mengelompokkan item. Misalnya, dalam konteks produksi, kategori dapat berupa jenis cacat, mesin, operator, atau jenis bahan baku.

2. Putuskan Pengukuran

Kemudian pilih matrix atau pengukuran yang sesuai dengan analisis yang akan dilakukan. Contoh pengukuran meliputi frekuensi, kuantitas, biaya, atau waktu tergantung pada tujuan analisis.

3. Tentukan Periode Waktu

Lalu, atur periode waktu pengamatan untuk mengumpulkan data. Misalnya, apakah pengamatan dilakukan harian, mingguan, atau bulanan tergantung pada konteks dan kebutuhan analisis.

4. Kumpulkan Data

Kemudian lakukan pengumpulan data dengan merekam kategori setiap waktu atau mengumpulkan data yang sudah ada. Gunakan check sheet untuk mencatat frekuensi data yang keluar untuk setiap item atau kategori.

5. Buat Check Sheet

Selanjutnya, buat check sheet yang mencatat frekuensi data yang diinginkan. Check sheet membantu menyusun data dengan rapi dan mempermudah pengolahan selanjutnya.

6. Hitung Kumulatif dan Persentase

Tentukan jumlah kumulatif frekuensi untuk setiap item dan hitung persentase frekuensi kumulatifnya. Hitung persentase untuk setiap kategori dengan membagi subtotal kategori tersebut dengan total untuk semua kategori.

7. Pengurutan Data

Selanjutnya lakukan pengurutan data frekuensi dari yang tertinggi hingga terendah. Kemudian buatlah grafik yang memuat nilai frekuensi dan persentase kumulatif.

8. Gambarkan Sumbu

Gambarkan sumbu vertikal kanan dan beri label dengan persentase kumulatif, dan sumbu vertikal kiri dengan nilai frekuensi. Pastikan kedua timbangan cocok.

9. Hitung dan Gambarkan Jumlah Kumulatif

Dan terakhir tambahkan subtotal untuk masing-masing kategori dan tempatkan titik di atas bilah yang sesuai. Hubungkan titik-titik tersebut, dimulai dari bagian atas bilah pertama hingga mencapai 100 persen pada skala yang tepat.

Dengan mengikuti prosedur ini, Diagram Pareto dapat disusun dengan baik untuk membantu identifikasi dan prioritas faktor atau masalah utama dalam suatu proses atau situasi bisnis.

Contoh Diagram Pareto dan Analisanya

Berikut beberapa contoh diagram pareto dan analisisnya berdasarkan buku saku analisis pareto (2020).

Contoh Diagram sebelum Perbaikan

Dari contoh diagram pareto di atas memaparkan data mengenai nilai frekuensi (sumbu X sisi kiri) dan persentase kumulatif (sumbu Y sisi kanan) dari data. Dimana pada bagian kiri diagram menunjukkan daerah Vital Few (20%), sedangkan bagian kanan adalah Trivial Many (80%).

Untuk menentukan kedua daerah tersebut, kita menghubungkan garis horizontal dari titik 80% di sumbu Y sampai menyentuh garis melengkung, lalu membuat garis vertikal ke bawah hingga ke grafik batang.

Bagian kiri dari diagram mewakili masalah yang menyebabkan kerugian terbesar dan perlu difokuskan untuk perbaikan, sementara bagian kanan tidak menjadi fokus yang perlu diperbaiki, sesuai dengan prinsip hukum 20/80 atau Prinsip Pareto.

Maka dari penjelasan ini bisa disimpulkan jika ada 4 masalah yang menyebabkan kerugian besar perusahaan yang senilai dengan 80% total masalah. Untuk mengurangi total kerugian perusahaan bisa fokus untuk memperbaiki 4 masalah tersebut dari keseluruhan masalah yang ada.

Catatan: Sebelum dijadikan dalam bentuk grafik Anda bisa membuatnya melalui tabel data seperti di bawah ini:

Tabel Data Diagram Pareto

Nah, itu dia informasi mengenai prinsip pareto adalah dan diagramnya, semoga bermanfaat!

Artikel Terkait

Mengenal Aset Tak Berwujud, Karakteristik, Jenis dan Contohnya
Aset tak berwujud seringkali disebut sebagai intangible assets. Secara konvensional, aset ini mungkin tidak dapat dilihat atau disentuh, namun daya
Baca Juga
Planning Adalah Perencanaan, Ini Fungsi dan Contohnya dalam Bisnis
Secara bahasa pengertian planning adalah perencanaan, dalam konteks bisnis, perencanaan bukan hanya sekedar proses pengaturan langkah-langkah masa depan, tetapi juga
Baca Juga
Customer Segmentation: Definisi, Jenis dan Fungsinya
Customer segmentation menjadi faktor yang sangat penting dalam penjualan produk. Hanya saja hingga saat ini, masih ada saja pelaku usaha
Baca Juga
Apa itu Inflasi? Ini Arti, Penyebab, Dampak & Cara Ukurnya
Apa itu inflasi? Istilah inflasi mungkin sudah sering kita dengar, terutama saat mengakses informasi berita ekonomi dan keuangan. Inflasi sendiri
Baca Juga
Manfaatkan Impulse Buying untuk Tingkatkan Penjualan Bisnis
Dalam dunia bisnis, memahami perilaku konsumen sangatlah penting untuk mencapai kesuksesan. Salah satu fenomena yang sering terjadi dalam pembelian konsumen
Baca Juga
Memahami Apa Itu Akuntansi Syariah Prinsip Dasar, dan Tujuannya
Tingginya keinginan masyarakat untuk dapat bertransaksi dengan aman dan nyaman sesuai syariat. Membuat sistem akuntansi syariah semakin populer dan diterapkan
Baca Juga

Artikel Populer

Pengertian Perpetual Adalah, Jenis, Keuntungan, dan Kelemahan
Dalam dunia bisnis, perpetual adalah salah satu istilah sering kali menjadi perhatian karena mengacu pada konsep yang berkelanjutan dan berkesinambungan.
Baca Juga
Fakta Michelin Star dan Resto Indonesia yang Pernah Meraihnya
Michelin Star, atau Bintang Michelin, adalah salah satu penghargaan kuliner paling bergengsi di dunia, yang diberikan oleh Michelin Guide kepada
Baca Juga
Model AIDA: Pengertian, Kelebihan dan Contohnya
Apakah Anda pernah mendengar tentang konsep Marketing AIDA dalam pemasaran? Dengan menggunakan model ini, Anda dapat meningkatkan perhatian, minat, keinginan,
Baca Juga
Berbagai Contoh Proposal Bisnis Lengkap dengan Rinciannya
Proposal bisnis merupakan suatu rencana bisnis yang ditulis dalam bentuk dokumen. Pelaku bisnis perlu membuat proposal bisnis sebelum memulai suatu
Baca Juga
Contoh Matriks SWOT, Pengertian dan Strategi Penerapannya
Matriks SWOT berfungsi sebagai alat atau metode analisa peluang atau ancaman dalam bisnis, dengan analisis ini pebisnis lebih waspada dan
Baca Juga
Mengenal Siklus Hidup Produk, Tahapan, Contoh dan Strateginya
Menurut Levitt melalui artikel berjudul "Exploit the Product Life Cycle" pada tahun 1965 menjelaskan jika  konsep Siklus Hidup Produk  atau
Baca Juga
Customer Service Bee

148rb+ Pengusaha Sudah Pakai Bee

"Operasional makin lancar, bisnis terkontrol dan mudah discale-up"
Hubungi Tim Bee sekarang untuk konsultasi GRATIS
Logo Bee Web
Software Akuntansi & Kasir No. 2 di Indonesia. Memudahkan Pemilik Bisnis dan Akuntan untuk mengerjakan dan menganalisa keuangan lebih cepat, mudah, dan akurat. Gratis Trial atau Demo Gratis dengan Tim Bee.
Jam Operasional
Senin - Jumat, 09:00 - 16:00 WIB
Sabtu, Minggu dan Tgl Merah LIBUR
Chat via WA
Alamat Kantor
Surabaya: Jl. Klampis Jaya 29J, SurabayaBandung: Aer Space - Jl. Karang Tinggal No.41B, Cipedes, Bandung
Jakarta: Jl. Mampang Prapatan VIII No. 3B, Jakarta Selatan (Sementara Tutup)
Copyright © 2024 Bee.id
magnifiercrossmenu