Salah satu komponen yang diperlukan dalam menyusun laporan keuangan adalah net income atau yang juga disebut dengan net income. Sebab, net income ini bisa dibilang adalah salah satu indikator yang menentukan baik tidaknya kondisi keuangan perusahaan. laporan ini pula yang menjadi dasar suatu bisnis dalam menyusun strategi, bahkan proposal investasi.
Namun sayangnya, saat ini ternyata masih banyak orang yang gagal paham terkait istilah ini. Ada yang menganggap net income adalah net profit, ada yang masih bingung dengan cara menghitungnya, bahkan juga ada yang mengira fungsi dan maknanya sama persis dengan istilah net income profit..
Maka, barangkali Anda juga termasuk yang masih bingung dengan istilah ini, artikel ini akan mengulasnya secara lengkap. Mulai dari apa perbedaan net income dengan istilah lain yang serupa, apa saja fungsinya, dan bagaimana cara menghitungnya. Yuk, kita bahas sama-sama!
Terkait pengertiannya, supaya tidak ada lagi yang salah tangkap, Bee merangkum dua penjelasan dari dua sumber ilmiah.
Mengutip artikel berjudul “The Definitions of Net Income and Comprehensive Income and Their Implications for Measurement”, net income adalah elemen dalam laporan keuangan yang merepresentasikan hasil akhir aktivitas bisnis dalam periode tertentu. Hasil itu berdasar dari kalkulasi biaya operasional, bunga, pajak,yang dikurangi dari pendapatan.
Sementara melansir laman resmi ukmsumut.id, net income adalah sinonim daripada laba bersih. Disebut “bersih” karena laba yang diperoleh sudah tidak termasuk biaya operasional yang lain. Sehingga net income inilah yang akan merepresentasikan keuntungan asli dari pelaku bisnis.
Berdasar kutipan definisi di atas, maka dapat kita pahami bahwa net income adalah data keuntungan perusahaan yang ada di dalam laporan keuangan. Data tersebut berasal dari proses matematis, yakni nilai pendapatan yang dikurangi dengan biaya operasional.
Baca Juga: Income Adalah: Pengertian, Jenis, dan Fungsinya, Lengkap!
Seperti yang telah disinggung di paragraf pembuka, istilah net income ini sering kali bikin bingung banyak orang, karena nyaris sama seperti istilah lain. Satu istilah yang maknanya seakan serupa, tapi sebenarnya berbeda, adalah net income percentage, atau biasa disebut net profit margin.
Merangkum laman Investopedia dan The Motley Fool, ada lima hal yang membedakannya. Mari kita ulas beberapa di antaranya:
Baca Juga: Cara Menghitung Net Profit Margin dan Contohnya
Jika Anda sempat mengira bahwa fungsi net income hanya untuk memahami laba bersih, tentu itu kurang tepat. Sebab dalam dunia bisnis, ada beberapa fungsi yang meliputinya. Mengutip beberapa sumber, ada setidaknya 5 fungsinya dalam bisnis. Berikut di antaranya:
Seperti telah disinggung di paragraf awal, net income adalah indikator yang menentukan baik tidaknya kondisi keuangan perusahaan. Dari data net income, pemilik bisnis bisa menilai apakah bisnisnya sudah mengalami net income growth atau pertumbuhan pendapatan, atau masih butuh perbaikan.
Data net income ini sangat berharga bagi langkah-langkah yang akan diambil perusahaan. Jika hasil kinerja keuangan baik, tentu itu bisa menjadi celah untuk perusahaan memutuskan, misalnya, ekspansi pasar, kolaborasi, atau bahkan mempertimbangkan investasi lebih lanjut.
Selain bermanfaat bagi pemilik bisnis, net income juga berguna bagi para investornya. Misalnya saja data net income-nya meningkat, investor tentu akan melanjutkan kontraknya, bahkan bisa jadi memperbesarnya. Akibatnya, pertumbuhan perusahaan pun semakin besar.
Ketika bisnis Anda ingin berkembang, dan salah satunya dengan cara menambah dana operasional, pinjaman bank tentu bisa Anda pertimbangkan. Nah, di titik inilah net income berfungsi. Sebab pihak bank biasanya meninjau rekam jejak perusahaan terkait laba bersihnya.
Pada periode akhir bulan atau tahun, umumnya perusahaan mengadakan evaluasi, termasuk dari sisi keuangan. Tepat di sini, data net income bisa digunakan menjadi dasar untuk merumuskan langkah-langkah, atau mengoreksi hal-hal yang sekiranya perlu perbaikan. Entah itu soal pemasaran, produksi, ataupun distribusi.
Untuk memahami rumus net income ini sederhana saja. Anda hanya butuh mengetahui dua komponen, yaitu laba kotor dan biaya operasional. Jika kedua data komponen itu sudah ada, maka Anda sudah bisa mengetahui laba bersih dengan menghitungnya pakai rumus net income. Berikut rumus net income yang umum digunakan banyak perusahaan:
Net Income = Laba Kotor - Biaya Operasional
Berdasar rumus tersebut, Anda bisa mengetahui laba bersih dengan cara mengurangi laba kotor, dengan semua biaya operasional bisnis. Laba kotor sendiri dapat dimengerti sebagai pendapatan yang didapat setelah dikurangi biaya produksi, penjualan, atau distribusi. Sedang biaya operasional meliputi keseluruhan pengeluaran perusahaan, seperti gaji, sewa, dan biaya administrasi.
Supaya lebih konkret lagi, berikut Bee kasih contoh perhitungan net income beserta langkah-langkah menghitungnya:
Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam menghitung net incomr adalah mengidentifikasi seluruh transaksi yang terjadi dalam usaha Anda, baik itu pemasukan maupun pengeluaran. Dengan merinci transaksi Anda akan lebih mudah dalam melacak arus kas keuangan Anda.
Proses pengidentifikasian transaksi ini biasanya dibuat dalam bentuk penjurnalan yang berisi debit dan kredit. Dengan tujuan untuk mencatat semua aktivitas keuangan secara sistematis dan terstruktur, sehingga memudahkan dalam penyusunan laporan keuangan. Berikut contohnya:
Setelah itu, rinci dan keloimpokkan seluruh Setelah mencatat seluruh transaksi, langkah berikutnya adalah menghitung laba kotor atau yang juga disebut dengan gross profit. Laba kotor diperoleh dengan mengurangi total pendapatan penjualan dengan harga pokok penjualan (HPP). Untuk menghitung laba kotor, Anda bisa menggunakan rumus sebagai berikut:
Laba Kotor = Pendapatan Penjualan - Harga Pokok Penjualan (HPP)
Contohnya, jika usaha Anda menghasilkan pendapatan sebesar Rp100.000.000 dan memiliki HPP sebesar Rp40.000.000, maka laba kotor Anda adalah...
Laba Kotor = Pendapatan Penjualan - Harga Pokok Penjualan (HPP) = Rp100.000.0000 - Rp40.000.000 = Rp60.000.000
Dari sini, kita tahu bahkan laba kotor usaha Anda adalah Rp.60.000.0000. Lalu jika hpp belum diketahui bagaimana cara menentukannya? Anda bisa cek artikel di bawah ini 👇
Baca Juga: 4 Tahap dan Cara Menghitung Harga Pokok Produksi
Langkah selanjutnya adalah mencatat semua biaya operasional yang dikeluarkan selama periode tersebut. Biaya operasional mencakup biaya seperti sewa tempat, gaji karyawan, biaya utilitas, pemasaran, dan biaya lain yang tidak termasuk dalam HPP.
Setelah menghitung laba kotor dan mengidentifikasi seluruh biaya operasional, kurangi biaya operasional dari laba kotor untuk mendapatkan laba operasional (operating income), kemudian hitung dengan rumus di atas.
Sebagai contoh, selama bulan November 20xx perusahaan X melakukan transaksi sebagai berikut:
TOTAL pendapatan = Rp105.000.000
TOTAL Biaya Operasional = Rp30.000.000
Berapa net incomenya?
Laba Kotor = Pendapatan Penjualan - Harga Pokok Penjualan (HPP) = Rp.150.000.000 - RP40.000.000 = Rp110.000.000
Net Income = Laba Kotor - Biaya Operasional = Rp110.000.000 - Rp30.000.000 = Rp80.000.000
Jadi, net income perusahaan X selama bulan november adalah Rp80.000.000.
Bagaimana, jika lampirkan dalam laporan laba rugi? Berikut contohnya.
Selain definisi, fungsi, rumus, dan cara hitungnya, Bee juga sempat merangkum pertanyaan banyak orang terkait net income. Barangkali Anda juga termasuk yang masih menyimpan rasa penasaran, berikut pertanyaan sekaligus jawaban terkait net income:
Pada dasarnya, antara net income dan net profit ini punya arti yang sama, yakni laba bersih perusahaan yang dihasilkan dari pengurangan laba kotor dan biaya operasional. Akan tetapi, istilah net profit umumnya sering digunakan secara luas untuk berbagai jenis keuntungan. Misalnya laba operasional (operating profit) atau laba bersih setelah pajak (profit after tax).
Meski demikian, secara umum net profit ini lebih sering dipakai acara meeting bisnis, untuk menunjukkan kesehatan keuangan. Sedangkan untuk net income, lebih sering muncul di laporan keuangan laba rugi.
Net income biasanya dicatat di laporan keuangan laba rugi sebagai hasil akhir dari kinerja keuangan perusahaan. Setelah itu, data net income dipindahkan ke laporan neraca dalam bagian laba ditahan (retained earnings), yaitu akun yang mencatat laba bersih yang tidak dibagikan sebagai dividen kepada pemegang saham.
Selain itu, sebagian net income juga bisa dialokasikan untuk pembayaran dividen kepada pemegang saham, tergantung pada kebijakan perusahaan. Tujuannya untuk memastikan bahwa laba bersih yang didapat perusahaan tidak hanya mencerminkan hasil operasi, tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan bisnis di masa depan.
Di atas adalah pembahasan terkait net income dan cara hitungnya. Namun, jika rumus dan cara-cara tadi masih terkesan susah, atau selama ini sudah menerapkan, tapi masih sering mengalami kesalahan, Anda bisa mempertimbangkan aplikasi pembukuan keuangan Beecloud sebagai solusi praktisnya.
Dengan Beecloud, Anda dapat fokus menjalankan bisnis tanpa harus khawatir dengan detail administrasi keuangan. Alat tersebut sengaja dirancang untuk membantu menghitung laba rugi perusahaan dengan praktis, akurat, dan cepat.
Selain itu, Beecloud juga hadir dengan fitur-fitur unggulan seperti transaksi otomatis, laporan laba rugi instan, dan dashboard keuangan yang mudah dipahami. Semua itu, terintegrasi dalam satu aplikasi yang user-friendly. Untuk selengkapnya, silakan klik banner di bawah dan rasakan kemudahan mengelola keuangan bisnis bersama Beecloud!