Mitigasi risiko adalah suatu pendekatan manajemen untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengelola potensi ancaman yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan.
Dengan fokus pada upaya pencegahan dan respons proaktif, mitigasi risiko bertujuan untuk mengurangi dampak negatif dari peristiwa yang tidak diinginkan. Hal ini bisa dilakukan untuk meminimalkan kerugian finansial, reputasi, dan operasional.
Tindak hanya itu saja, mitigasi ini sekaligus memastikan kelangsungan dan keberlanjutan bisnis dalam menghadapi tantangan yang mungkin muncul. Berikut penjelasan lengkapnya!
Mengutip dari laman businessdictionary.com, menjelasan pengertian mitigasi risiko adalah tindakan sistematis yang ditujukan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya risiko.
Sedangkan menurut Ferry Idroes dalam bukunya Manajemen Risiko Perbankan (2006), menjelaskan jika mitigasi risiko adalah menerima resiko pada tingkatan tertentu dengan melakukan sebuah tindakan untuk mengantisipasi resiko.
Bentuk antisipasi ini bisa dilakukan dengan meningkatkan kontrol, memperbaiki kualitas proses, dan menetapkan peraturan yang jelas terhadap pelaksanaan aktivitas dan manajemen resikonya.
Dengan tujuan mengeksplorasi strategi sebagai bentuk dari respon resiko yang mungkin akan terjadi, mulai dari melakukan identifikasi hingga proses analisisnya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Baca Juga: Mengenal Resiko Usaha Adalah dan Cara Mengatasinya
Menurut Zidni Ardhiana Firdaus dalam karya Tesisnya yang berjudul Mitigasi Risiko Pembiayaan di Lembaga Keuangan Mikro Islam (2014), ada 3 faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan aktivitas mitigasi, yakni:
Faktor ini harus dipertimbangkan dan diperhatikan. Sebab, mitigasi resiko harus mencakup berbagai kontrol yang saling berkaitan satu sama lain.
Seperti, beberapa proses bertujuan untuk mengurangi kegagalan informasi dan meminimalkan kerugian yang diakibatkan oleh kegagalan tersebut.
Ada 3 tiga tujuan mitigasi risiko menurut buku Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan (2008) karya Adiwarman A. Karim, berikut diantaranya:
Perbankan syariah membutuhkan persetujuan dari Dewan Pengawas Syariah untuk mencegah adanya ketidak tundukan syariah dalam proses transaksi perbankan.
Sedangkan dalam dunia bisnis, bisa dicontohkan melalui perusahaan produksi makanan dengan MUI untuk mencegah adanya kandungan makanan yang tidak sesuai dengan sertifikasi halal.
Kemudian penyelidikan dalam perbankan islam ada dua aspek yang berhak yakni pengawasan dari Bank Indonesia dan Dewan Pengawas Syariah aspek pengawasan syariah.
Kemudian dari segi penyelidikan, masih dicontohkan dalam bisnis yang sama yakni FnB, pihak yang perlu melakukan penyelidikan adalah MUI untuk kehalalan produk, badan pengawasan obat dan makanan untuk aspek keamanan konsumsi dan lainnya.
Terakhir adalah pengkoreksian, hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kesalahan yang terjadi, dan hasil melibatkan dua aspek yang berhak sesuai dengan bidangnya.
Begitu juga dari sudut pandang bisnis, pengoreksian ini diperlukan untuk mengantisipasi kesalahan, MUI untuk aspek kehalalan dan BPOM untuk kandungan kesehatan.
Dalam buku Adiwarman A. Karim ini dijelaskan dalam konteks bank syariah, yang juga bisa diaplikasikan pada konteks bisnis pada umumnya.
Berikut adalah 5 metode untuk melakukan mitigasi risiko:
Metode mitigasi risiko pertama adalah menghindari resiko atau risk avoidance, yakni cara perusahaan untuk tidak terlibat dari aktivitas bisnis yang berpotensi menimbulkan resiko bisnis.
Keputusan ini dilakukan ketika biaya mitigasi dianggap terlalu tinggi. Contohnya, perusahaan memutuskan untuk tidak menghasilkan produk yang berisiko tinggi seperti produk tanpa lisensi resmi dan lain sebagainya.
Kedua adalah mengalihkan resiko, metode ini dilakukan dengan memindahkan resiko kepada pihak lain. Contohnya, perusahaan menyerahkan biaya kerusakan aset, kecelakaan hingga tuntutan hukum kepada perusahaan asuransi.
Dengan mengalihkan resiko ke perusahaan asuransi ini perusahaan perlu membayar premi asuransi untuk melindungi diri dari kerugian finansial yang mungkin terjadi. Sehingga resiko tidak perlu dihilangkan namun dialihkan kepada pihak yang bersedia menanggungnya.
Berikutnya adalah menerima resiko, dimana perusahaan memutuskan untuk menerima resiko yang ada dengan mengelola dan meminimalisir dampaknya.
Keputusan ini diambil ketika biaya atau sumber daya yang diperlukan untuk mengurangi risiko dianggap terlalu tinggi dan kemungkinan terjadinya risiko relatif rendah.
Contohnya, sebuah startup teknologi menerima risiko kegagalan proyek baru sebagai bagian dari strategi inovasi. Mereka memahami bahwa risiko tersebut tidak dapat dihindari sepenuhnya, namun potensi keuntungan jangka panjangnya dapat melebihi dampak risiko tersebut.
Metode mitigasi risiko berikutnya adalah mengurangi resiko bisnis, Contohnya, perusahaan dapat meningkatkan keamanan dengan mengadopsi teknologi terbaru untuk menjaga keamanan data bisnisnya.
Kemudian memberikan pelatihan lebih lanjut kepada karyawan agar mereka update dengan perkembangan yang ada, atau memperbaiki proses operasional untuk mengurangi peluang terjadinya risiko.
Terakhir adalah berbagi risiko, dimana strategi ini dilakukan dengan kerja sama bisnis dengan pihak lain untuk mengurangi dampak risiko pada bisnis.
Pihak yang terlibat dalam risiko berbagi bisa berupa rekan bisnis, pemasok, atau bahkan pesaing. Ini memungkinkan berbagai entitas untuk bekerja sama dalam mengatasi dan meminimalkan risiko yang mungkin timbul.
Baca Juga: Analisis Resiko Usaha: Penyebab, Jenis dan Cara Identifikasinya
Dalam buku Manajemen Risiko: Prinsip dan Implementasi (2021) karya Sartono, dkk ada 5 tahapan mitigasi risiko, berikut diantaranya:
Tahap pertama adalah mengidentifikasi risiko-risiko yang mungkin terjadi dalam perusahaan. Seperti memahami secara mendalam tentang aspek-aspek yang dapat menimbulkan risiko dan menggambarkan potensi dampaknya.
Selain itu, proses identifikasi risiko juga dapat memungkinkan perusahaan untuk membuat keputusan yang lebih baik dalam menanggapi risiko yang ada.
Setelah identifikasi risiko, langkah selanjutnya adalah pengukuran risiko. Ini melibatkan penilaian terhadap probabilitas terjadinya risiko dan dampaknya terhadap perusahaan.
Dengan melakukan pengukuran risiko maka pelaku bisnis mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang tingkat keparahan risiko, yang menjadi dasar untuk menentukan respon yang tepat.
Setelah pengukuran maka dilakukan proses pemantauan, hal ini dilakukan untuk mengatasi atau mengurangi dampak risiko yang diidentifikasi.
Termasuk mengenai perubahan dalam rencana dan keputusan perusahaan. Pemantauan risiko harus efektif dan sesuai dengan tingkat keparahan risiko yang telah diukur sebelumnya.
Berikutnya adalah pengendalian, pengendalian ini menjadi alat bantu pelaku usaha dalam memproses pengambilan keputusan untuk mengurangi resiko yang dihadapi.
Proses pengendalian ini melibatkan 3 proses yakni identifikasi, analisis dan pengendalian resiko di setiap operasional bisnis untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja, kemudian pengendalian kerugian, dan lain sebagainya.
Terakhir adalah penentuan limit risiko. Kebijakan dan prosedur penentuan limit risiko ditetapkan berdasarkan aturan dan prosedur yang jelas. Limit risiko mencakup batasan yang jelas untuk risiko secara keseluruhan dan limit khusus untuk setiap jenis risiko.
Selain itu, penetapan limit ini juga dilakukan berdasarkan kuantitatif dan kualitatif, dengan mempertimbangkan kecukupan modal sesuai dengan risiko yang dapat diambil oleh perusahaan.
Hal ini akan memberikan panduan yang jelas dalam mengelola risiko dan membuat keputusan yang tepat dalam aktivitas bisnis perusahaan.
Untuk memudahkan Anda dalam mempraktekan mitigasi risiko dalam bisnis, Anda bisa mengelompokkan setiap risiko berdasarkan tingkatannya. Semakin tinggi resiko maka semakin tinggi juga levelnya.
Berikut gambaran sederhana dari proses tindakan mitigasi risiko diambil dari Analisis dan Mitigasi Risiko dengan Metode Risk Assessment (Studi kasus PG, Madukismo)
Laporan keuangan memiliki peran yang sangat krusial dalam manajemen risiko suatu perusahaan, dan penggunaan aplikasi pembukuan keuangan seperti Beecloud menjadi suatu kebutuhan penting.
Laporan keuangan tidak hanya mencerminkan kesehatan finansial perusahaan, tetapi juga menjadi landasan untuk mengidentifikasi dan mengelola risiko keuangan. Dengan Beecloud, kemudahan akses dan penghasilan laporan keuangan yang cepat memberikan manfaat luar biasa dalam memitigasi risiko keuangan secara efektif.
Dari analisis laporan keuangan yang akurat, manajemen dapat mengambil keputusan strategis yang tepat waktu, membantu mencegah potensi risiko, dan memastikan keseimbangan finansial yang optimal bagi kelangsungan bisnis perusahaan. Klik banner di atas untuk informasi lebih jelasnya. Semoga bermanfaat.