Persediaan barang merupakan salah satu hal yang cukup krusial pada dunia bisnis. Oleh karena itu, perusahaan harus memahami dan menerapkan metode pencatatan persediaan dengan tepat. Produk-produk yang akan dijual menjadi elemen utama dalam pencatatan persediaan barang.
Terdapat beberapa macam yang dapat diterapkan perusahaan dalam melakukan pencatatan. Dimana pencatatan persediaan barang menjadi hal yang penting untuk meminimalisir kelalaian.
Persediaan barang jadi adalah seluruh barang jadi, baik berasal dari pedagang atau hasil produksi yang akan dijual ke konsumen. Biasanya persediaan barang ini akan dilakukan pencatatan oleh distributor, ritel, atau grosir.
Definisi persediaan barang secara umum memiliki sedikit perbedaan dengan definisi dalam ilmu ekonomi. Pada ilmu ekonomi, persediaan barang jadi merupakan aset lancar yang dapat diubah bentuk ke dalam uang tunai dengan mudah.
Selain itu, persediaan barang jadi dalam suatu perusahaan juga diartikan sebagai saldo debit normal. Hal ini dikarenakan persediaan barang jadi tersebut akan memberikan pemasukan atau debit.
Baca Juga: Pengertian Inventory, Manfaat dan Cara Pengelolaannya
Setiap transaksi yang dilakukan dalam suatu perusahaan perlu dilakukan pencatatan, termasuk barang masuk atau barang keluar. Hal ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi transaksi selanjutnya.
Berikut penjelasan mengenai beberapa sejumlah transaksi yang dapat mempengaruhi persediaan barang:
Setiap melakukan aktivitas pembelian atau pengadaan barang tentu akan mempengaruhi persediaan. Dimana persediaan barang akan bertambah dan perlu dilakukan pencatatan secara detail.
Faktor yang mempengaruhi persediaan yang selanjutnya adalah adanya potongan ketika melakukan pembelian atau pengadaan barang. Pada umumnya potongan ini akan diperoleh dari supplier ketika melakukan pembelian barang dalam jumlah yang besar.
Ketika membeli barang dari supplier tentu suatu perusahaan harus mengeluarkan dana untuk transportasi. Ongkos kirim barang yang dibeli dari supplier dan diantarkan ke gudang penyimpanan tentu akan sangat mempengaruhi persediaan barang.
Retur dalam aktivitas pembelian maupun penjualan barang juga memberikan pengaruh terhadap persediaan barang. Biasanya retur dibuat ketika terjadi kerusakan pada saat pengiriman barang. Selain itu, retur juga dapat dibuat pada saat barang yang diminta tidak sesuai dengan keinginan.
Terjadinya aktivitas penjualan barang dagang kepada konsumen atau pelanggan juga akan memberikan pengaruh pada persediaan barang. Penjualan barang yang terjadi pada perusahaan biasanya dapat berupa penjualan barang kredit maupun kas.
Pengaruh pajak terhadap persediaan barang dan jasa hanya terjadi pada perusahaan yang dikenai pajak saja. Dengan kata lain perusahaan yang tidak dikenai pajak ketika membeli atau menjual sesuatu, maka pajak tidak akan mempengaruhi persediaan barang.
Dalam sistem pencatatan persediaan terdapat 2 metode yang dapat digunakan oleh perusahaan. Melakukan pencatatan dengan menggunakan metode bertujuan untuk menentukan nilai persediaan, mengetahui persediaan akhir, dan menentukan HPP atau harga pokok penjualan.
Pencatatan persediaan barang dengan menggunakan metode merupakan hal yang cukup penting untuk dilakukan. Berikut penjelasan mengenai metode pencatatan persediaan:
Metode perpetual merupakan salah satu metode pencatatan persediaan barang yang berdasarkan transaksi penjualan. Dengan kata lain pencatatan dengan metode ini akan dilakukan ketika ada barang keluar atau ada aktivitas penjualan.
Dengan demikian apabila ada kegiatan penjualan maka jumlah persediaan barang akan mengalami perusahaan. Selain itu, rekening persediaan barang akan dilakukan pencatatan pada saat itu juga.
Metode ini mempunyai kelebihan dimana perusahaan tidak lagi harus melakukan stock opname. Hal tersebut dikarenakan pihak perusahaan telah mengetahui jumlah persediaan ketika terjadi transaksi penjualan.
Pada umumnya, metode perpetual ini akan digunakan pada barang jadi atau barang dagang yang nilai jualnya cukup tinggi. Contoh produk yang menggunakan metode perpetual adalah emas, mobil, barang elektronik, dan lain sebagainya.
Metode fisik atau periodik merupakan metode pencatatan persediaan yang dilakukan pada akhir periode penjualan. Metode ini mempunyai perbedaan yang signifikan dengan metode perpetual. Ketika terjadi suatu transaksi tidak akan dilakukan pencatatan secara langsung.
Cara yang digunakan untuk melakukan pencatatan pada metode ini adalah dengan memeriksa seluruh persediaan barang secara langsung di gudang. Hal ini yang menyebabkan metode ini dinamakan sebagai metode fisik.
Meskipun pencatatan dilakukan pada akhir periode, namun tetap saja ketika terjadi transaksi penjualan perlu dicatat. Hanya pencatatan persediaan barang tidak akan dilakukan secara langsung.
Perusahaan yang menggunakan metode periodik atau fisik biasanya mempunyai produk atau barang dengan nilai yang relatif kecil dan harga jual beli yang stabil. Contoh usaha dagang yang menggunakan metode ini adalah toko kelontong atau swalayan.
Hal tersebut dikarenakan tidak mungkin jika toko kelontong harus melakukan perhitungan mengenai jumlah stok barang secara terus menerus. Tentu saja akan menghabiskan tenaga dan tidak ada benefit tertentu.
Persediaan barang merupakan bentuk aktiva lancar, sehingga harus dilakukan pencatatan. Hal ini bertujuan untuk mengatur barang yang keluar dan masuk sebagai bahan laporan keuangan. Berikut beberapa manfaat dalam melakukan pencatatan persediaan barang:
Selain memahami mengenai metode pencatatan persediaan barang, suatu perusahaan juga harus menerapkan metode penilaian persediaan. Pada umumnya metode penilaian persediaan didasarkan sifat barang atau produk:
Metode FIFO adalah metode penilaian persediaan barang atau produk yang pertama kali masuk ke penyimpanan maka barang tersebut akan menjadi barang yang pertama keluar juga. Biasanya metode ini digunakan untuk barang yang mempunyai fluktuasi tinggi, seperti bahan-bahan pokok.
Metode LIFO merupakan metode penilaian persediaan barang yang terakhir masuk ke penyimpanan maka barang tersebut akan menjadi barang yang terakhir keluar. Metode ini biasanya digunakan untuk menghemat luasan penyimpanan dalam tata letaknya.
Metode average adalah metode penilaian persediaan barang yang membagi antara jumlah barang yang tersedia di perusahaan dengan ketersediaan barang. Dengan kata lain metode ini berada di tengah-tengah antara metode FIFO dan LIFO.
Baca Juga: Aplikasi Persediaan: Manfaat dan Juga Solusi Kemitraannya
Metode pencatatan persediaan barang merupakan hal yang cukup penting untuk diketahui oleh suatu perusahaan. Pencatatan mempunyai peranan besar dalam pengambilan keputusan selanjutnya. Oleh sebab itu, dibutuhkan penerapan metode dengan benar dan tepat.
Analisa lah produk atau barang apa saja yang laku keras dipasaran atau yang sering kita sebut dengan fast moving. Karena jika Anda tidak benar-benar pahami betul manajemen inventory akan sangat menghambat perkembangan bisnis Anda.
Lebih efisien menggunakan software akuntansi untuk mengelola stok barang untuk menghindari selisih dan hilang. Gunakan Software Akuuntansi Online Beecloud agar bisnis Anda lancar dan berkembang.
Beecloud sudah menggunakan online sistem jadi Anda bisa cek semua kegiatan bisnis kapan saja dan di mana saja. Sudah harganya hemat online lagi langsung saja deh dicoba softwarenya dengan cara klik disini.