Persediaan barang merupakan salah satu hal yang cukup krusial pada dunia bisnis. Oleh karena itu, perusahaan harus memahami dan menerapkan metode pencatatan persediaan dengan tepat. Produk-produk yang akan dijual menjadi elemen utama dalam pencatatan persediaan barang.
Terdapat beberapa macam yang dapat diterapkan perusahaan dalam melakukan pencatatan. Dimana pencatatan persediaan barang menjadi hal yang penting untuk meminimalisir kelalaian.
Secara umum, persediaan barang adalah produk-produk yang akan dijual atau digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang jadi. Persediaan ini merupakan aset perusahaan yang dicatat dalam laporan keuangan dan memiliki peran penting dalam operasional bisnis, terutama bagi perusahaan dagang dan manufaktur.
Sedangkan dalam ilmu ekonomi, persediaan ini menjadi bagian dari aset lancar yang dapat diubah bentuknya dalam bentuk uang tunai dengan mudah. Selain itu, persediaan barang jadi dalam suatu perusahaan juga diartikan sebagai saldo debit normal. Hal ini dikarenakan persediaan barang jadi tersebut akan memberikan pemasukan atau debit.
Ada beberapa barang yang umum disimpan, diantaranya adalah sebagai berikut:
Baca Juga: Pengertian Inventory, Manfaat dan Cara Pengelolaannya
Setiap transaksi yang dilakukan dalam suatu perusahaan perlu dilakukan pencatatan, termasuk barang masuk atau barang keluar. Hal ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi transaksi selanjutnya.
Berikut ini adalah sejumlah transaksi yang berpengaruh dalam persediaan barang:
Setiap kali perusahaan melakukan pembelian atau pengadaan barang, persediaan akan bertambah. Ini karena barang yang dibeli masuk ke dalam stok gudang perusahaan. Oleh karena itu, setiap transaksi pembelian harus dicatat dengan detail, termasuk harga barang, jumlah, dan tanggal pembelian, agar persediaan tercatat dengan benar.
Sebagai contoh, jika perusahaan membeli 100 unit barang dengan harga Rp50.000 per unit, maka persediaan barang bertambah 100 unit dan tercatat dengan nilai Rp5.000.000.
Faktor yang mempengaruhi persediaan yang selanjutnya adalah adanya potongan ketika melakukan pembelian atau pengadaan barang. Pada umumnya potongan ini akan diperoleh dari supplier ketika melakukan pembelian barang dalam jumlah yang besar.
Potongan ini akan mengurangi harga beli barang, sehingga mempengaruhi total biaya pengadaan barang dan persediaan yang tercatat. Misalnya, perusahaan membeli barang seharga Rp50.000 per unit dalam mendapatkan potongan pembelian sebesar 10%, maka harga per unitnya menjadi Rp45.000.
Transaksi lainnya yang juga mempengaruhi pencatatan persediaan adalah biaya pengiriman atau ongkos kirim, yakni biaya yang dikeluarkan untuk transportasi barang dari supplier ke gudang perusahaan. Biaya ini juga berpengaruh pada nilai persediaan barang karena dianggap sebagai bagian dari biaya pengadaan.
Contohnya, perusahaan melakukan pembelian barang dagang dengan biaya pengiriman seharga Rp500.000 dengan harga barang dagang seharga Rp5.000.000. Maka dari itu, total barang dagangannya adalah Rp5.000.000 (harga barang) + Rp500.000 (biaya pengiriman) = Rp5.500.000.
Retur dalam aktivitas pembelian maupun penjualan barang juga memberikan pengaruh terhadap persediaan barang. Biasanya retur dibuat ketika terjadi kerusakan pada saat pengiriman barang. Selain itu, retur juga dapat dibuat pada saat barang yang diminta tidak sesuai dengan keinginan.
Faktor yang mempengaruhi metode pencatatan persediaan barang dagang adalah penjualan barang dagang, baik secara kredit maupun tunai, akan mengurangi persediaan. Setiap kali barang terjual, jumlah barang yang ada di gudang berkurang, dan perusahaan harus mencatat pengurangan tersebut untuk menjaga akurasi laporan persediaan.
Sebagai contoh, jika perusahaan menjual 50 unit barang dengan harga Rp100.000 per unit, maka persediaan berkurang 50 unit dan tercatat dalam laporan keuangan sebagai pengurangan persediaan.
Terakhir adalah pajak, biasanya berupa pajak pertambahan nilai (PPN) yang dikenakan pada pembelian dan penjualan barang. Ketika perusahaan membeli barang, pajak yang dibayar akan menjadi biaya tambahan, yang mempengaruhi nilai pengadaan barang. Demikian juga, saat barang dijual, pajak yang dikenakan pada konsumen akan berpengaruh pada harga jual barang.
Dalam sistem pencatatan persediaan terdapat 2 metode yang dapat digunakan oleh perusahaan. Melakukan pencatatan dengan menggunakan metode bertujuan untuk menentukan nilai persediaan, mengetahui persediaan akhir, dan menentukan HPP atau harga pokok penjualan.
Ada 2 metode pencatatan khususnya persediaan dalam akuntansi yaitu metode periodik dan perpetual. Coba apa yang membedakan keduanya dan bagaimana penjelasan lengkapnya? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini:
Metode perpetual merupakan salah satu metode pencatatan persediaan barang yang berdasarkan transaksi penjualan. Dengan kata lain pencatatan dengan metode ini akan dilakukan ketika ada barang keluar atau ada aktivitas penjualan.
Menurut Harrison Jr, dkk (2011) sistem persediaan metode perpetual adalah sistem persediaan dimana perusahaan menyimpan catatan secara kontinyu atau berkelanjutan untuk menunjukkan persediaan yang ada di tangan sepanjang waktu.
Dengan demikian apabila ada kegiatan penjualan maka jumlah persediaan barang akan mengalami perusahaan. Selain itu, rekening persediaan barang akan dilakukan pencatatan pada saat itu juga.
Ada beberapa karakteristik akuntansi dalam sistem persediaan perpetual, diantaranya adalah:
Berikut, contoh jurnal akuntansi menggunakan metode perpetual:
Metode fisik atau periodik merupakan metode pencatatan persediaan yang dilakukan pada akhir periode penjualan. Cara ini mempunyai perbedaan yang signifikan dengan metode perpetual. Ketika terjadi suatu transaksi tidak akan dilakukan pencatatan secara langsung.
Cara yang digunakan untuk melakukan pencatatan pada metode ini adalah dengan memeriksa seluruh persediaan barang secara langsung di gudang. Hal ini yang menyebabkan metode ini dinamakan sebagai metode fisik.
Meskipun pencatatan dilakukan pada akhir periode, namun tetap saja ketika terjadi transaksi penjualan perlu dicatat. Hanya pencatatan persediaan barang tidak akan dilakukan secara langsung.
Pada metode ini, nilai persediaan yang digunakan dan dijual akan dibebankan sebagai Harga Pokok Penjualan. Bagaimana cara menghitung persediaan dengan metode ini? Caranya dengan menjumlahkan saldo awal persediaan dengan total pembelian, atau penerimaan persediaan dikurangi dengan saldo akhir perusahaan.
Berikut jurnal persediaan yang dicatat dengan metode periodik:
Penyesuaiannya bisa dilakukan dengan cara berikut:
Sedangkan untuk perhitungan HPP-nya adalah sebagai berikut:
Ilustrasi Kontrol Stok Harian dengan Beecloud (Sumber:
Persediaan barang merupakan bentuk aktiva lancar, sehingga harus dilakukan pencatatan. Hal ini bertujuan untuk mengatur barang yang keluar dan masuk sebagai bahan laporan keuangan. Berikut beberapa manfaat dalam melakukan pencatatan persediaan barang:
Persediaan barang merupakan bentuk aktiva lancar, sehingga harus dilakukan pencatatan. Hal ini bertujuan untuk mengatur barang yang keluar dan masuk sebagai bahan laporan keuangan. Berikut beberapa manfaat dalam melakukan pencatatan persediaan barang:
Selain memahami mengenai metode pencatatan persediaan barang, suatu perusahaan juga harus menerapkan metode penilaian persediaan. Pada umumnya metode penilaian persediaan didasarkan sifat barang atau produk:
Metode FIFO adalah metode penilaian persediaan barang yang pertama kali dikeluarkan merupakan persediaan barang yang pertama kali masuk. Biasanya metode ini digunakan untuk barang yang memiliki fluktuasi tinggi, seperti bahan-bahan pokok.
Metode LIFO merupakan metode penilaian persediaan barang yang masuk terakhir masuk ke penyimpanan maka barang tersebut akan menjadi barang yang terakhir keluar. Metode ini biasanya digunakan untuk menghemat luasan penyimpanan dalam tata letaknya.
Metode average adalah metode penilaian persediaan barang yang membagi antara jumlah barang yang tersedia di perusahaan dengan ketersediaan barang. Dengan kata lain metode ini berada di tengah-tengah antara metode FIFO dan LIFO.
Berikut adalah beberapa strategi yang bisa digunakan untuk manajemen persediaan barang:
Strategi ini dilakukan dengan cara membeli barang dalam jumlah besar, bahkan lebih banyak dari kebutuhan saat ini. Tujuannya simpel, yaitu untuk mendapatkan diskon harga dari supplier atau menghemat biaya pengiriman per unit barang.
Strategi ini cocok buat perusahaan yang punya kapasitas gudang besar dan ingin menekan biaya pengadaan. Tapi, ada resikonya juga, yaitu stok jadi menumpuk kalau ternyata permintaan pasar nggak sesuai perkiraan.
Fluctuation stock adalah strategi yang dipakai untuk menghadapi permintaan pasar yang naik turun. Jadi, perusahaan biasanya beli barang tambahan sebagai langkah antisipasi kalau ada perubahan mendadak di pasar.
Strategi ini cukup efektif buat menghindari resiko kehabisan stok, apalagi di musim tertentu atau saat permintaan tiba-tiba melonjak. Tapi, strategi ini juga ada tantangannya, yaitu biaya penyimpanan bisa jadi lebih besar kalau permintaannya ternyata nggak setinggi yang diharapkan.
Strategi ini mirip sama fluctuation stock, tapi lebih fokus ke pola konsumsi yang sudah bisa diprediksi sebelumnya. Contohnya, perusahaan bakal nambah stok barang buat persiapan jelang Lebaran atau momen spesial lainnya.
Misalnya, toko pakaian biasanya akan stok lebih banyak menjelang musim belanja akhir tahun. Strategi ini sangat efektif kalau prediksinya tepat, tapi kalau salah hitung, stok bisa kelebihan (overstock) atau malah kurang (understock).
Persediaan konsinyasi adalah strategi di mana barang dititipkan ke mitra usaha, agen, atau cabang untuk dijual. Cara ini memungkinkan perusahaan memperluas jangkauan pasar tanpa harus buka toko baru.
Barang yang nggak laku biasanya bisa dikembalikan ke pemilik barang, jadi resikonya lebih kecil. Tapi, tetap perlu perjanjian konsinyasi yang jelas untuk menghindari masalah, seperti pembagian keuntungan atau pengembalian barang yang tidak sesuai kesepakatan.
Baca Juga: Aplikasi Persediaan: Manfaat dan Juga Solusi Kemitraannya
Metode pencatatan persediaan barang merupakan hal yang cukup penting untuk diketahui oleh suatu perusahaan. Pencatatan mempunyai peranan besar dalam pengambilan keputusan selanjutnya. Oleh sebab itu, dibutuhkan penerapan metode dengan benar dan tepat.
Analisa lah produk atau barang apa saja yang laku keras dipasaran atau yang sering kita sebut dengan fast moving. Karena jika Anda tidak benar-benar pahami betul manajemen inventory akan sangat menghambat perkembangan bisnis Anda. Lebih efisien menggunakan software akuntansi untuk mengelola stok barang untuk menghindari selisih dan hilang. Gunakan aplikasi pembukuan keuangan Beecloud agar bisnis Anda lancar dan berkembang.
Beecloud sudah menggunakan online sistem jadi Anda bisa cek semua kegiatan bisnis kapan saja dan di mana saja. Sudah harganya hemat online lagi langsung saja deh dicoba softwarenya dengan cara klik banner di atas!.