Merger adalah adalah salah satu topik yang tidak pernah luput saat membicangkan persoalan ekonomi dan perusahaan. Aktivitas penyatuan ini dikenal sejak disahkannya Undang-Undang tengtang Perseroan Terbatas tahun 1995. Kemudian semakin populer pada tahun 1998.
Seiring bertambahnya pengetahuan tentang merger, jumlah perusahaan yang tertarik untuk restrukturisasi juga semakin meningkat. Sebenarnya, bagaimana gambaran tentang merger sehingga banyak perusahaan tertarik melakukannya?
Mari mulai pembahasan dengan menjawab apa itu merger? Apabila melihat asal katanya, istilah ini berarti penyatuan. Sedangkan saat diterapkan dalam ruang lingkup perusahaan, maka artinya bergabungnya beberapa perusahaan tanpa menghilangkan kepemilikan.
Penyatuan tersebut terjadi setelah perusahaan membeli kekayaan bisnis lain, sehingga berhak atas 50% saham. Namun, pihak perusahaan yang terbeli tetap memiliki hak untuk mengelolah. Pada umumnya, aktivitas ini dilakukan oleh pihak yang bergerak dibidang sama.
Adapun manfaat dilakukan merger, yaitu meningkatkan keuntungan, menguasai market share, menambah nilai di mata investor, mengatasi kekurangan, dan sebagainya.
Pertanyaan yang sering terlontar, apakah merger dan akuisisi adalah sama? Mengingat keduanya kerap kali dipakai untuk menggantikan istilah satu sama lain. Secara teori, dua kata ini memiliki perbedaan pada eksistensi perusahaan yang terbeli.
Sebagaimana telah disebutkan, merger tidak mencabut hak perusahaan. Sedangkan pada akuisisi, perusahaan yang terbeli harus menyerahkan seluruh aset, sehingga tidak beroperasi dan kehilangan eksistensi.
Bergabungnya dua atau lebih perusahaan ternyata bukan perkara sederhana. Ada beberapa jenis berdasarkan objek perusahaan yang diajak untuk bergabung. Berikut beberapa jenis merger adalah:
Penggabungan beberapa perusahaan dengan membagi tugas serta tanggung jawab pada rantai pasok yang sama. Tujuannya adalah saling melengkapi dan memberi dukungan. Contohnya, merger antara perusahaan penghasil tekstil dengan pabrik benang.
Merger ini terjadi pada perusahaan yang awalnya adalah kompetitor dengan latar belakang bidang sama. Mulai dari jenis produk, segmentasi pasar, sampai manajemennya. Contoh penggabungan horizontal, yakni sesame perusahaan provider.
Berbeda dengan horizontal, penggabungan jenis ini dilakukan antar perusahaan yang produk sejenis, namun target pasar tidak sama. Maka dari itu, adanya penyatuan tersebut berguna untuk memperluas jangkaun market share.
Kebalikan dari sebelumnya, pada jenis ini setiap perusahaan yang bergabung memiliki pasar sama, sedangkan jenis produk berbeda. Adanya penggabungan tersebut untuk saling mengisi dengan memanfaatkan proses produksi sampai distribusi pada rantai pasok sama.
Terakhir, merupakan bergabungnya antar perusahaan yang sektor bisnisnya tidak berkaitan. Namun, masing-masing pihak mengharapkan peningkatan nilai serta menciptakan sinergi.
Keputusan bergabung dengan perusahaan lain, sampai harus membeli sebagian saham ternyata memiliki beragam alasan. Beberapa penyebab yang melandasi merger, yakni:
Alasan beberapa perseroan bergabung paling banyak adalah untuk meningkatkan nilai melalui sinergi pendapatan maupun biaya. Saat entitas tersebut menyatu, maka kemungkinan besar kekuatannya mampun melebihi perusahaan yang berdiri sendiri.
Bentuk dari sinergi pendapatan dilakukan dalam bentuk riset pengembangan, memperluas target pasar, atau diversifikasi produksi (menambah kuantitas produk maupun jasa). Sedangkan sinergi biaya dapat berupa penghapusan tanggungan maupun pembaharuan alat.
Siapa bilang jika perusahaan yang terbeli sahamnya merugi? Merger justru menguntungkan kedua belah pihak. Saat bergabung dengan perusahaan yang nilai likuiditasnya tinggi, maka secara otomatis memperbesar daya pinjam sekaligus memperkecil kewajiban keuangan.
Artinya, perusahaan yang kemampuan pendanaannya kurang dapat menguat kembali setelah bergabung dengan perusahaan besar. Keuangan yang bagus akan berdampak pada kemajuan teknologi serta perluasan produk.
Merger adalah salahsatu solusi saat perusahaan mengalami permasalahan pajak cukup besar. Adanya penyatuan tersebut dapat meringankan tanggungan karena perusahaan konsiladasi lebih rendah nilai pajaknya.
Penyebab lain yang membuat perusahaan besar melakukan merger adalah keingingan untuk memperoleh asset. Biasanya sudah tidak ditemukan metode lain, sehingga penggabungan adalah jalan terbaik untuk menambah asset.
Motif lain juga melandasi terjadinya merger adalah mengurangi kompetitor. Saat beberapa perusahaan dibidang sama memutuskan bergabung, maka jumlah pesaing otomatis berkurang.
Selain itu kekuatan perseroan yang menjadi satu sudah pasti sulit dikalahkan oleh kompetitor yang hanya berdiri sendiri. Sebab penggabungan berarti berkali lipatnya pendanaan, jangakauan pasar, produk, dan sebagainya.
Beberapa tahun terakhir, ekonomi Indonesia diwarnai banyak sekali kasus penyatuan. Bukan hanya pada sektor keuangan, namun juga merambah ke sektor properti, telekomunikasi, sampai pertambangan. Dibawah ini contoh penggabungan perusahaan yang terjadi, yaitu:
Siapa tidak mengikuti pemberitaan merger yang nilainya sampai Rp 17 triliun ini? Perusahaan raksasa Djarum memutuskan untuk mengambil alih 94,03 % saham milik PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR).
Pihak manajemen menyampaikan bahwa penggabungan ini bertujuan mengembangkan usaha protelindo. Khususnya, Protelindo ingin menjadi tower independen yang melayani operator telekomunikasi Indonesia.
Sektor telekomunikasi juga diwarnai merger antara perusahaan provider Indosat dan Tri yang nilainya mencapai Rp 86 triliun.
Nilai fantastis tersebut rela dikeluarkan demi terwujudnya sinergi operasional. Kedua belah pihak menginginkan peningkatan investasi yang dapat menguntungkan konsumen, serta menabah nilai para pemegang saham.
Luar biasanya, grup ini mengambil 100% saham CanocoPhillips berupa Phillips International Investment Inc. Nilai transaksinya mencapai 19,03 triliun.
Adapun faktor alasannya adalah keinginan memperkuat posisi MedcoEnergi di kawasan Asia Tenggara. Selain itu, perseroan ini juga bertujuan membangun sinergi di wilayah kerja Sumatera.
Meski pengambil alihan dilakukan 100%, namun pekerja ConocoPhilips disambut baik untuk bergabung bersama Grup Medco.
Perseroan yang bergerak di bidang retail online ini melakukan ekspansi dengan mengambil alih kepemilikan saham RANC (PT Supra Boga Lestari Tbk) sebesar 797.888.628.
Pada awalnya, saham tersebut milik beberapa investor, yakni PT Prima Rasa Inti, PT Wijaya Sumber Sejahtera, , PT Ekaputri Mandiri, Harman Siswanto dan Suharno Kusumodjojo.
Tujuan utamanya bukan lain adalah memperluas ekosistem perseroan, sehingga menjadi salahsatu e-commerce terdepan di Indonesia.
Perjalanan sebuah bisnis nyatanya harus dinamis. Pelakunya harus berani mengambil risiko sekaligus menerima kenyataan. Hal ini yang terjadi pada fenomena merger, dimana perusahaan harus mau bergabung (membeli atau terbeli) demi bisa bertahan di tengah gejolak pasar.
Merger adalah aktivitas yang harus terjadi karena berbagai faktor dan pelakunya bebas menentukan jenis pilihan. Terpenting, setelah beberapa perusahaan bergabung, artinya ada lebih banyak aspek yang harus dipantau dengan baik.
Bagaimana proses penyatuan berhasil jika ternyata tidak dikelola secara tepat? Maka dari itu, perusahaan yang telah melakukan merger sebaiknya menggunakan Beecloud. Sebuah software akuntansi online dengan kemampuan mengontrol puluhan cabang dari satu tempat.
Anda akan dibantu untuk memantau perkembangan setiap anak cabang, mulai dari stok, penjualan, sampai utang-piutang. Semua dapat dilihat tanpa perlu menghiraukan jarak.
Coba gratis Beecloud klik gambar di bawah ini