Mungkin cukup asing bagi masyarakat awam namun istilah GMP termasuk familiar bagi orang-orang yang bekerja di bagian produksi. terutama untuk produk pangan. Agar perusahaan dapat menghasilkan produk pangan terbaik, maka dibutuhkan Good Manufacturing Practices atau Praktek Manufaktur yang Baik.
Ada banyak manfaat dari praktek manufaktur ini mulai dari menjaga kualitas pangan hingga meningkatkan image perusahaan / merk tempat makanan tersebut diproduksi. Lalu penerapannya juga membutuhkan strategi agar hasilnya dapat optimal. Penjelasan selengkapnya dapat Anda temukan di bawah ini.
GMP adalah singkatan dari Good Manufacturing Practices. Mengutip dari laman diskopukm.jatimprov.go.id GPM diartikan sebagai cara berproduksi dengan baik dan benar untuk menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu dan keamanan pangan yang aman dan sehat.
Jadi mulai dari bahan baku, kualitas bahan, proses pembuatan, komposisi, kemurnian, dan bahkan kualitas, semuanya akan diatur dalam GMP ini. Dapat dikatakan bahwa hasil dari seluruh produk harus sesuai dengan standar yang sebelumnya sudah ditentukan.
Jika ada produk yang di bawah standar maka wajib disortir dan tidak dipasarkan. Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan utama dari praktek manufaktur adalah tiga hal berikut:
Praktik ini tidak hanya berlaku untuk para pembuat / produsen, namun juga berbagai pihak yang terlibat dalam proses menghasilkan produk sebelum akhirnya dijual ke konsumen. Sejumlah pihak ini termasuk penyedia bahan baku, distributor, bagian pengemasan, dan juga pergudangan.
Dilansir dari laman laman diskopukm.jatimprov.go.id, ada 10 prinsip dasar penerapan standar GMP yang harus diterapkan oleh perusahaan. Standar ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan perusahaan dalam proses produksi mereka, diantaranya adalah sebagai berikut:
Dengan demikian, penerapan good manufacturing practice dapat memberikan kesan bahwa perusahaan sangat peduli terhadap kualitas produk dan keselamatan konsumen.
Lebih dari itu, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, GMP merujuk pada standar mutu dan kualitas tahap produksi untuk memastikan hasil produk aman untuk dikonsumsi dan standar ini dipatuhi oleh perusahaan terkait. Jika tidak, akan ada konsekuensi penarikan produk dan lainnya.
Agar lebih memahami mengenai apa itu GMP, Anda juga perlu tahu apa saja manfaatnya, yang tidak hanya didapat oleh pihak produsen namun juga pihak-pihak lain seperti berikut:
Berikut adalah deretan manfaat good manufacturing practices bagi perusahaan:
Makanan dan minuman yang diproduksi dengan baik dan memberikan manfaat bagi konsumen akan menumbuh rasa kepercayaan konsumen terhadap perusahaan. Maka di lain hari, konsumen yang sama tidak akan ragu lagi untuk membeli dan pembeliannya bisa terus menerus dalam jangka panjang.
Baca Juga: Cara Meningkatkan Loyalitas Pelanggan dan Faktornya
Salah satu tujuan utama perusahaan tentunya adalah mendapat untung. Ketika sebuah perusahaan mendapat kepercayaan pelanggan, maka besar kemungkinan tujuan tadi bisa dicapai.
Menurut survey dari para ahli, testimoni pelanggan merupakan salah satu marketing terbaik di bidang bisnis. Testimoni atau review yang bagus akan sangat membantu perusahaan agar dapat memiliki kesan yang baik di mata konsumen. Maka hasilnya adalah pangsa pasar dari sang produsen akan terlindungi.
Namun jika ada review jelek, maka pangsa pasar akan rusak. Guna mendapat review bagus, tentunya produsen perlu menghasilkan produk yang berkualitas, dan hal ini didapatkan dengan menerapkan GMP.
Ketika prosedur yang tepat dijalankan, maka biaya tambahan seperti cacat produk, pengemasan kurang bagus, dan sejenisnya dapat dicegah. Hasilnya adalah biaya operasional tidak membengkak.
Perusahaan yang menerapkan CPMB sama dengan mendukungnya, dan sekaligus juga menjadi contoh untuk perusahaan lain agar turut menerapkan CPMB karena ternyata ada banyak manfaatnya.
Berikut adalah deretan manfaat good manufacturing practices dari sisi konsumen:
Sederet prosedur yang telah disusun dalam CPMB tentu sudah melewati evaluasi dari pihak-pihak ahli di bidangnya. Karena itu, keselamatan konsumen ketika mengkonsumsi minuman atau makanan juga menjadi lebih terjamin.
Produk pangan yang dibuat dengan menerapkan CPMB akan mencantumkan informasi lengkap pada kemasannya, mulai komposisi bahan, tanggal kadaluarsa, varian, perusahaan yang membuat dan sebagainya. Informasi ini akan menjadi sumber pengetahuan baru bagi konsumen.
Berikut adalah deretan manfaat good manufacturing practices dari sisi pemerintah:
Makanan dan minuman pabrik yang beredar di pasar sudah diberi jaminan oleh pemerintah bahwa semuanya aman dan layak dikonsumsi. Jadi, konsumen tidak perlu khawatir dengan kualitasnya.
Pemerintah dapat memberi perlindungan kepada setiap konsumen jika mengalami kerugian dari produk pangan yang tidak layak. Pemerintah dapat membantu konsumen untuk meminta ganti rugi lewat jalur hukum.
Pemerintah dapat memberi edukasi kepada konsumen terkait makanan dan minuman karena adanya Cara Produksi Makanan yang Baik. Jadi nantinya, konsumen bisa tahu mana saja produk yang memang berkualitas dan tidak, yang layak dimakan dan tidak, dan sebagainya.
Berikut adalah beberapa tujuan dasar penerapan GMP:
Ada beberapa jenis GMP yang berlaku dan diterapkan di Indonesia yang harus dipatuhi oleh setiap pelaku usaha, diantaranya adalah sebagai berikut:
CPOB adalah pedoman yang mengatur proses pembuatan obat yang baik untuk memastikan obat yang diproduksi aman, bermutu, dan berkhasiat. Baik itu obat kimia maupun obat tradisional.
Standar ini mencakup seluruh aspek dari pengadaan bahan baku, proses produksi, pengemasan, hingga penyimpanan produk obat jadi. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa obat yang dihasilkan memenuhi standar keamanan, efikasi, dan kualitas yang ditetapkan oleh otoritas kesehatan seperti BPOM.
CPMB adalah pedoman yang diterapkan dalam manufaktur industri pangan untuk memastikan bahwa produk makanan diproduksi dengan aman dan berkualitas, bebas dari kontaminasi fisik, kimia, atau biologis. Standar yang berlaku pada CPMB ini meliputi pengendalian proses produksi, mulai dari bahan baku dan peralatan yang digunakan, kebersihan fasilitas, pengemasan, serta distribusi makanan.
Sebab, produksi makanan yang tidak aman dapat menimbulkan berbagai risiko kesehatan bagi konsumen, seperti keracunan makanan, infeksi bakteri, atau paparan zat kimia berbahaya.
Sebagai contoh, pada kemasan produk makanan, CPMB memastikan bahwa bahan kemasan yang digunakan harus aman dan tidak bereaksi dengan produk makanan tersebut, serta mampu melindungi makanan dari kontaminasi eksternal.
Informasi yang tercantum pada kemasan, seperti tanggal produksi, tanggal kadaluarsa, komposisi/ bahan pangan, dan cara penyimpanan, juga harus jelas dan sesuai dengan regulasi kementerian kesehatan. Dengan begitu, konsumen dapat menggunakan produk dengan benar dan aman.
CPKB merupakan pedoman yang telah dirancang untuk industri kosmetik agar proses produksi kosmetik dilakukan dengan aman dan menghasilkan produk yang sesuai dengan standar mutu yang berlaku dan ditetapkan.
Standar yang berlaku pada CPKB ini meliputi pengendalian terhadap bahan baku, proses pembuatan, pengemasan, serta penyimpanan produk kosmetik. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa produk kosmetik yang dihasilkan aman digunakan dan tidak menimbulkan efek negatif bagi konsumen.
CPOTB adalah pedoman yang diterapkan dalam industri pembuatan obat tradisional, seperti jamu dan herbal, untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan aman, bermutu, dan memiliki khasiat sesuai dengan yang dinyatakan. Pedoman ini mencakup pengelolaan bahan baku, proses produksi, serta pengemasan obat tradisional.
Pada dasarnya, untuk penerapan GMP ini adalah untuk memastikan pemilik bisnis atau produsen harus menjalankan proses produksi dengan standar mutu dan kualitas yang ketat dan terkontrol dalam memproduksi produk, sehingga produk yang dihasilkan aman, berkualitas, dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
GMP adalah singkatan dari Good Manufacturing Practices (Credit: Pixels.com) Adapun ruang lingkup dari good manufacturing practices adalah sebagai berikut:
Bangunan yang menjadi tempat produksi beserta fasilitas didalamnya perlu didesain dengan baik sesuai standar mutu dan kualitas, seperti ventilasi yang cukup, ada sanitasi, memiliki penerangan memadai, dan sebagainya.
Lokasi produksi harus aman, bersih, dan memiliki sistem pembuangan yang lancar agar sisa produksi tidak mencemari lingkungan dan merusak alam.
Seluruh peralatan yang digunakan untuk menghasilkan produk harus sesuai standar, steril, tidak boleh berkarat / terkontaminasi zat berbahaya, dan non-toksik.
Proses pengolahan produk pangan sangat membutuhkan sanitasi, sehingga fasilitas untuk ini harus memadai, mulai dari bahan baku hingga kebersihan lingkungan dan tenaga kerja.
Jika fasilitas sanitasi lengkap, biasanya sudah termasuk sistem pengendalian hama yang memadai. Contoh mencegah masuknya hama adalah dengan membuat bangunan produksi dikelilingi tembok beton tinggi, menutup lubang, dan ventilasi diberi kawat.
Tidak hanya lokasi dan peralatan, namun perusahaan yang menerapkan GMP juga wajib memperhatikan kebersihan karyawan. Karena itu, aturan lengkap mengenai cara berpakaian, menata rambut, serta larangan lain juga perlu dicantumkan.
Masing-masing bagian produksi harus memiliki pengawas agar tidak terjadi penyimpangan, dan ketika ada cacat produksi atau masalah lain bisa segera ditangani.
Pada CPMB, ada tiga tahapan penting dalam proses produksi pangan, yaitu pengendalian pra-produksi, pengendalian saat produksi berlangsung, dan pasca produksi.
Baca Juga: Rincian Biaya Produksi yang Efektif untuk Menghemat Biaya Perusahaan
Dokumentasi dan pencatatan akan merekam tanggal kadaluarsa dan produksi, sehingga jaminan mutu lebih terjaga. Keamanan produk dan kesehatan konsumen juga.
Inilah sejumlah aspek penting yang perlu diperhatikan oleh setiap produsen agar dapat menerapkan CPMB dengan baik, yaitu:
Bangun komitmen antar personil sebelum benar-benar menerapkan Good Manufacturing Practices, agar hasilnya nanti dapat konsisten.
Kesadaran akan tanggung jawab harus ada di berbagai level mulai dari karyawan hingga supervisor dan di atasnya. Tujuannya adalah agar seluruh pihak yang terlibat dapat berkomitmen teguh pada CPBM dan bisa terus menjalankannya dalam jangka panjang.
Pilih SDM berkualitas dan bentuk tim solid yang mampu bertanggung jawab dengan masing-masing tugasnya. Sebab kesuksesan sebuah perusahaan membutuhkan kerjasama dari banyak pihak.
Perusahaan harus menggunakan standar referensi yang baik agar bisa menerapkan CPBM dengan lebih tepat. Standar tersebut biasanya berhubungan dengan kemasan, produk, fasilitas, dan jaminan.
Evaluasi secara berkala perlu diterapkan untuk memastikan bahwa prosedur yang sudah dijalankan memang tepat. Bersamaan dengan ini, perlu juga melakukan evaluasi kinerja dari para karyawan.
Karyawan baru perlu diberi pelatihan yang tepat sebelum mulai bekerja agar dapat menerapkan prosedur perusahaan. SDM juga perlu diberi dukungan / motivasi agar tetap semangat.
Dengan demikian, Good Manufacturing Practice (GMP) adalah standar yang wajib diterapkan oleh perusahaan untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan aman, berkualitas, dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Lebih dari itu, penerapan GMP bagi industri manufaktur juga dapat membantu mencegah kontaminasi dalam proses produksi, menjaga efisiensi operasional, dan meningkatkan kepercayaan konsumen, sekaligus melindungi sistem keamanan karyawan yang bekerja, sekaligus kesehatan publik serta meminimalkan risiko hukum dan reputasi
Selain memperhatikan urusan GMP, mereka harus juga memperhatikan kualitas bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi, juga keuangannya agar operasional bisnis bisa berjalan dengan baik. Salah satu cara yang bisa Anda lakukan adalah dengan menggunakan software akuntansi Software ini memiliki 47 plugin tambahan yang siap membantu kebutuhan bisnis Anda kapan saja, dengan sistemnya yang offline memudahkan Anda dalam bekerja di area minim internet. Hadir dengan laporan keuangan otomatis jadikan bisnis menjadi lebih mudah. Segera daftarkan diri dan dapatkan bimbingan langsung dari Tim Bee.