Salah satu elemen kunci yang mengukuhkan fondasi keuangan bisnis yang sehat adalah aset lancar. Aset lancar, atau yang lebih dikenal sebagai aktiva lancar, menjadi tonggak penting dalam mengukur likuiditas dan kemampuan finansial bisnis dalam jangka pendek.
Dimana aset ini mencakup berbagai macam hal penting dalam keuangan perusahaan, seperti kas, piutang, persediaan dan investasi jangka pendek.
Dalam artikel ini akan membahas tentang apa itu aset lancar, jenis, perbedaan hingga langkah-langkah optimasi manajemennya.
Aset lancar adalah bentuk kekayaan yang dapat dengan mudah diubah menjadi uang tunai atau digunakan dalam waktu setahun. Contohnya adalah uang tunai, bank, atau piutang. Ini berbeda dari aset tetap, yang memiliki sifat berlawanan.
Aset tetap adalah kekayaan berwujud yang dimiliki untuk tujuan produksi atau pengadaan barang dan diharapkan untuk digunakan lebih dari satu tahun. Aset terdiri dari berbagai elemen atau jenis yang mencerminkan nilai ekonomi dan kekayaan yang dimiliki oleh individu, bisnis, atau entitas lainnya.
Pengaturan aset tetap diatur oleh PSAK no 16 dengan tujuan memastikan informasi yang jelas mengenai investasi dalam aset tetap. Dalam akuntansi aset tetap, hal utama meliputi pengakuan, penentuan nilai tercatat, penyusutan, dan penurunan nilai.
Umumnya, aset ini adalah benda berharga yang diperoleh dari transaksi masa lalu dan memiliki jangka waktu singkat (kurang dari satu tahun).
baca juga: Mengenal Aktiva Lancar dalam Akuntansi Bisnis
Berikut adalah beberapa jenis aset lancar dalam bisnis beserta penjelasannya:
Pertama ada kas dan bank, meliputi uang tunai yang dimiliki perusahaan serta saldo di rekening bank. Aset ini sangat likuid dan dapat langsung digunakan untuk membayar kewajiban atau investasi lainnya.
Yakni tagihan kepada pelanggan yang belum dibayar sepenuhnya. Meskipun belum diterima secara fisik, piutang ini memiliki nilai moneter dan bisa diubah menjadi uang tunai melalui pembayaran dari pelanggan.
Barang-barang atau produk yang dimiliki perusahaan untuk dijual atau digunakan dalam produksi. Persediaan yang ada dapat dijual untuk mendapatkan uang tunai atau digunakan dalam kegiatan operasional.
Investasi dalam bentuk surat berharga atau instrumen keuangan lainnya yang bisa dicairkan dalam waktu singkat, seperti deposito berjangka atau surat utang jangka pendek.
Pembayaran yang telah diterima dari pelanggan untuk layanan atau produk yang belum disediakan. Ini akan menjadi pendapatan seiring dengan penyediaan layanan atau produk tersebut.
Pembayaran di muka untuk layanan atau pengeluaran masa depan, seperti premi asuransi atau sewa. Nilai ini akan diakui sebagai pengeluaran seiring dengan pemakaian layanan atau waktu berlalunya.
Saham atau efek lainnya yang dapat dengan cepat dijual untuk menghasilkan uang tunai. Ini termasuk investasi dalam instrumen pasar modal.
Pendapatan yang telah diterima dari pelanggan untuk layanan atau produk yang belum disediakan. Pendapatan ini akan diakui seiring dengan penyediaan layanan atau produk.
Meskipun ini adalah kewajiban, namun juga bisa dianggap sebagai aset lancar karena merupakan sumber pendanaan yang dapat membantu dalam operasional perusahaan dalam jangka pendek.
Ini mungkin mencakup berbagai jenis kekayaan yang bisa diubah menjadi uang tunai dalam waktu singkat, seperti pajak yang akan dikembalikan, biaya yang masih harus dibebankan, dan lain sebagainya.
Aset Lancar dan Tidak Lancar adalah dua kategori yang digunakan dalam analisis keuangan untuk mengelompokkan aset dalam bisnis berdasarkan tingkat likuiditas dan periode waktu di mana aset tersebut diharapkan akan dikonversi menjadi uang tunai atau digunakan. Berikut perbedaan keduanya:
Dari definisi keduanya berbeda. Aset lancar adalah aset yang diperkirakan akan dikonversi menjadi uang tunai, digunakan, atau habis dalam siklus operasional normal bisnis dalam waktu satu tahun buku atau kurang.
Sedangkan aset tidak lancar adalah aset yang diharapkan akan tetap berada dalam perusahaan lebih dari satu tahun buku dan tidak diharapkan untuk segera diubah menjadi uang tunai dalam siklus operasional normal bisnis.
Perbedaan kedua dari aset lancar dan tidak lancar ada pada tujuannya. Dimana set lancar digunakan untuk mendukung operasi harian bisnis dan memenuhi kewajiban jangka pendek, seperti membayar hutang atau memenuhi kebutuhan operasional.
Kemudian aset tidak lancar ditujukan untuk memberikan manfaat jangka panjang dan mendukung operasi serta pertumbuhan bisnis dalam jangka waktu yang lebih lama.
Kesimpulannya, perbedaan utama antara aset lancar dan tidak lancar terletak pada tingkat likuiditas dan jangka waktu di mana aset tersebut diharapkan akan dikonversi menjadi uang tunai atau digunakan dalam bisnis.
Aset ini relevan untuk kebutuhan jangka pendek dan operasi harian, sementara aset tidak lancar lebih berkaitan dengan investasi jangka panjang dan pertumbuhan bisnis dalam periode yang lebih lama.
Berikut adalah lima contoh aset lancar beserta penjelasannya:
Uang tunai yang dimiliki oleh perusahaan dan siap digunakan untuk pembayaran atau investasi. Kas adalah aset paling likuid dan dapat segera digunakan untuk memenuhi kewajiban atau membeli barang.
Tagihan yang masih harus dibayar oleh pelanggan atas produk atau layanan yang telah diberikan oleh perusahaan. Piutang usaha memiliki nilai moneter dan diharapkan akan dibayar dalam waktu pendek.
Barang-barang atau produk yang dimiliki perusahaan untuk dijual atau digunakan dalam produksi. Persediaan mencakup bahan baku, barang setengah jadi, atau produk jadi yang siap untuk dijual.
Investasi dalam surat berharga atau instrumen keuangan lainnya yang bisa dicairkan dalam waktu singkat, biasanya kurang dari satu tahun. Contoh termasuk deposito berjangka atau surat utang jangka pendek.
Pembayaran yang telah diterima dari pelanggan sebelum produk atau layanan disediakan. Pendapatan ini akan diakui secara bertahap seiring dengan penyediaan produk atau layanan yang sesuai.
Untuk memudahkan dalam menghitung aktiva pada bisnis, Anda bisa menggunakan software akuntansi online Beecloud, mudah dan akurat tanpa harus jago akuntansi dulu. Dengan fitur lengkap mulai dari pencatatan keuangan, laporan laba rugi sampai akuntansi sampai kontrol stok dari berbagai gudang yang pastinya selalu klop.
Lima tips singkat dalam mengelola aset lancar dalam bisnis:
Dengan mengikuti tips ini, Anda dapat mengelola aset lancar dengan lebih baik dan meningkatkan stabilitas keuangan bisnis Anda. Sekian artikel tentang aset lancar semoga bermanfaat.