Anda punya bisnis tentu saja Anda juga harus memperhatikannya agar usaha Anda bisa terus berkembang dan berjalan dengan lancar. Salah satunya manajemen produksi, jika memang bisnis Anda bergerak dibidang produksi. Manajemen produksi adalah bagian dari proses bisnis yang bukan hanya tentang bagaimana barang diproduksi, tapi juga bagaimana segala sumber daya, seperti tenaga kerja, bahan baku, dan mesin, dikelola dengan baik.
Setiap langkah, dari perencanaan produksi hingga pengawasan, semuanya saling terkait untuk memastikan produk yang dihasilkan memenuhi standar dan tepat sasaran. Lalu, apa saja fungsi utama dari manajemen produksi ini? Bagaimana pula contoh dan kegiatan yang biasa dilakukan dalam proses tersebut? Yuk, kita simak lebih lanjut.
Apa yang dimaksud dengan manajemen produksi? menurut Sofjan Assauri (2008) dalam bukunya dijelaskan jika manajemen produksi adalah kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber daya, baik sumber daya manusia, sumber daya alat maupun sumber daya dana, guna menciptakan dan menambah nilai guna jasa atau barang.
Hal yang sama juga dijelaskan oleh Sukanto Reksohadiprodjo, jika manajemen produksi adalah kegiatan yang berkaitan dengan penciptaan barang dan jasa melalui pengubahan masukan atau faktor produksi menjadi hasil produksi.
Kegiatan ini memerlukan perencanaan, mengorganisasian, pengarahan, mengkoordinasian dan pengawasan, agar dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Sehingga, perusahaan juga dapat memastikan jika sumber daya yang mereka miliki dapat digunakan secara optimal.
Dari dua pendapat ahli di atas, bisa kita simpulkan jika manajemen produksi adalah serangkaian proses pengelolaan yang bertujuan untuk menciptakan barang atau jasa dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang tersedia secara optimal. Proses ini melibatkan perencanaan yang matang, pengorganisasian yang sistematis, pengarahan yang tepat, koordinasi yang efektif, serta pengawasan yang berkelanjutan.
Dengan demikian, manajemen produksi tidak hanya berfokus pada hasil akhir, tetapi juga pada efisiensi proses dan pemanfaatan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah yang maksimal bagi perusahaan dan konsumennya. Dan yang bukan merupakan pengukuran keberhasilan manajemen produksi adalah kepatuhan bisnis manufaktur terhadap regulasi.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya jika manajemen produksi merupakan bagian dari proses pengelolaan, pengawasan sampai pengarahan dalam proses produksi barang dan jasa, dalam hal ini ada 4 fungsi dasar manajemen produksi, diantaranya adalah sebagai berikut:
Fungsi ini berfokus pada pengambilan keputusan strategis mengenai apa yang akan diproduksi, kapan, di mana, dan bagaimana proses produksi dilakukan. Pada tahap ini, manajer produksi memutuskan jenis produk yang akan dibuat, lokasi fasilitas produksi, dan bagaimana sumber daya akan digunakan.
Perencanaan mencakup perencanaan produk, fasilitas, dan penggunaan sumber daya untuk memastikan seluruh proses berjalan efisien. Fungsi ini juga menciptakan kebijakan dasar, seperti penyediaan bahan baku, pemanfaatan fasilitas produksi, hingga pengawasan kualitas.
Dengan perencanaan yang matang, perusahaan dapat mengintegrasikan tujuan produksi dengan pengawasan, sehingga proses produksi berjalan lebih terarah.
Selanjutnya berfungsi sebagai fungsi pengorganisasian, fungsi ini berperan dalam menyusun struktur kerja di subsistem produksi. Manajer produksi menentukan pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab untuk individu, kelompok, maupun divisi.
Selain itu, pengorganisasian mencakup pengaturan kebutuhan sumber daya seperti bahan baku, tenaga kerja, dan alat produksi agar sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Dengan struktur yang jelas, setiap bagian dapat bekerja secara terkoordinasi dan saling mendukung, sehingga proses produksi dapat berjalan secara optimal.
Fungsi manajemen produksi selanjutnya adalah sebagai penggerak, karena manajemen ini fokus untuk memimpin, memotivasi, dan mengarahkan tenaga kerja selama proses produksi berlangsung.
Dalam fungsi ini, motivasi menjadi elemen penting, baik dalam bentuk insentif moneter seperti gaji dan bonus, maupun non-moneter seperti penghargaan, pelatihan, dan kesempatan berpartisipasi.
Dengan memotivasi karyawan, perusahaan dapat meningkatkan produktivitas dan memastikan setiap tugas dilakukan dengan penuh tanggung jawab. Fungsi ini memastikan bahwa rencana dan struktur yang telah disusun benar-benar diimplementasikan dengan baik.
Terakhir adalah berfungsi sebagai pengendalian, dimana manajemen ini dilakukan untuk memastikan bahwa proses produksi berjalan sesuai rencana dengan biaya rendah dan waktu yang efisien.
Pengendalian ini mencakup pengembangan standar kerja, pengawasan, dan koordinasi berbagai faktor produksi seperti bahan baku, tenaga kerja, mesin, dan metode. Dengan adanya pengendalian yang baik, perusahaan dapat meminimalkan risiko, dan memastikan hasil akhir memenuhi standar yang telah ditetapkan.
Dalam prakteknya, manajemen produksi dilakukan dengan cara merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengawasi, agar dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Sehingga ruang lingkupnya juga cukup luas. Apa saja yang termasuk dalam ruang lingkup manajemen produksi?
Menurut Daryanto (2012) dalam buku Manajemen Produksi dan Operasi karya Supriyatin, ada 2 aspek ruang lingkup manajemen produksi diantaranya adalah:
Aspek ini menyoroti konfigurasi komponen-komponen yang membangun sistem manajemen produksi serta interaksi diantara komponen tersebut. Komponen yang dimaksud mencakup bahan baku, alat tulis kantor, peralatan, dan modal yang digunakan dalam proses produksi. Fokus pada aspek ini adalah memastikan semua komponen fisik tersedia dan terorganisasi dengan baik untuk mendukung proses produksi secara efisien.
Aspek fungsional berhubungan dengan bagaimana komponen struktural dikelola dan diorganisasi agar dapat berfungsi secara efektif. Kegiatan dalam aspek ini meliputi perencanaan, penerapan, pengendalian, dan perbaikan proses produksi. Tujuannya adalah untuk mencapai kinerja produksi yang optimal melalui pengelolaan yang sistematis dan terstruktur.
Aspek lingkungan mempertimbangkan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi sistem manajemen produksi. Sistem ini harus mampu beradaptasi terhadap berbagai perubahan di lingkungan luar.
Seperti perkembangan masyarakat, regulasi pemerintah, kemajuan teknologi, dinamika politik, dan aspek sosial budaya. Dengan memperhatikan aspek ini, perusahaan dapat memastikan kelangsungan produksi yang relevan dengan kebutuhan pasar dan perubahan eksternal.
Ketiga aspek ini saling melengkapi dan membentuk kerangka kerja menyeluruh dalam manajemen produksi. Setiap aspek ini berperan penting dalam memastikan sistem manajemen produksi berjalan optimal dan adaptif terhadap perubahan.
Sedangkan dari segi kegiatannya manajemen produksi meliputi tiga kegiatan yaitu perencanaan sistem produksi, pengendalian produksi dan pengawasan produksi, berikut penjelasannya:
Perencanaan adalah tahap awal di mana manajemen menentukan kebutuhan dan alokasi sumber daya yang diperlukan untuk produksi di periode mendatang. Elemen yang direncanakan meliputi:
Tahap ini memastikan semua sumber daya seperti orang, bahan, mesin, metode, dan modal siap untuk mendukung produksi.
Kemudian untuk kegiatan produksi ini dilakukan untuk memastikan bahwa proses produksi berjalan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Tahapan ini meliputi kegiatan:
Kegiatan manajemen produksi yang terakhir adalah pengawasan, pengawasan ini dilakukan dengan tujuan memastikan proses produksi berjalan sesuai rencana yang telah disusun sebelumnya. Aktivitas ini meliputi:
Tidak hanya itu saja, manajemen juga bertanggung jawab untuk menjalin komunikasi antar bagian produksi sehingga semua elemen bekerja secara sinergis demi keberhasilan proses produksi.
Berikut adalah beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam proses manajemen produksi:
Tahap awal ini adalah fondasi dari seluruh proses produksi. Di sini, Anda perlu menentukan apa yang akan diproduksi, berapa banyak, kapan waktu produksinya, dan siapa yang bertanggung jawab.
Misalnya, Anda harus memastikan jenis produk, bahan baku yang dibutuhkan, hingga waktu pengerjaan sudah tersusun rapi. Jika tahap ini diabaikan atau meleset, bisa saja produksi berjalan tidak efisien.
Setelah rencana tersusun, saatnya melakukan produksi dan memerlukan pengendalian yang akan dilakukan oleh manajemen, dengan cara memastikan semua berjalan sesuai rencana. Mulai dari penggunaan bahan baku, kapasitas mesin, hingga tenaga kerja yang dikerahkan.
Di tahap pengolahan, efisiensi menjadi kunci utama. Anda perlu memastikan semua sumber daya, baik mesin maupun tenaga kerja, digunakan secara optimal. Metode seperti lean manufacturing kerap diterapkan untuk meminimalkan pemborosan tanpa mengorbankan kualitas.
Produk sudah selesai? Tunggu dulu, ada satu langkah penting yang tidak boleh dilewatkan yakni pengawasan kualitas. Tahap ini memastikan produk memenuhi standar yang ditentukan sebelum dijual ke pasar. Pengawasan kualitas sendiri menjadi bentuk perlindungan agar produk gagal tidak sampai ke tangan konsumen. Dengan begitu, reputasi perusahaan tetap terjaga.
Terakhir, jangan lupa mengevaluasi proses produksi yang sudah berjalan. Tahap ini bertujuan untuk menemukan apa yang bisa diperbaiki atau ditingkatkan. Misalnya, apakah ada cara untuk mengurangi biaya, mempercepat proses, atau membuatnya lebih ramah lingkungan? Dengan evaluasi yang baik, perusahaan dapat terus berkembang dan lebih kompetitif di pasar.
Agar manajemen produksi lebih efektif, Anda bisa menggunakan software akuntansi manufaktur Beeaccounting, dengan beeaccounting Anda bisa lebih optimal dalam mencatat biaya produksi, sampai stok baran baku dan produk jadinya. Butuh software akuntansi manufaktur? Klik banner di atas sekarang juga dan dapatkan gratis uji coba!