Logo Bee Web

Manajemen Produksi Adalah: Fungsi, Contoh dan Kegiatannya

Manajemen produksi adalah serangkaian pengelolaan yang bertujuan untuk menciptakan barang atau jasa secara optimal, berikut penjelasannya!
Penulis: Lutfatul Malihah
Kategori:
Terbit: Tuesday, 21 January 2025
Diperbarui: Tuesday, 21 January 2025
Daftar Isi

Anda punya bisnis tentu saja Anda juga harus memperhatikannya agar usaha Anda bisa terus berkembang dan berjalan dengan lancar. Salah satunya manajemen produksi, jika memang bisnis Anda bergerak dibidang produksi. Manajemen produksi adalah bagian dari proses bisnis yang bukan hanya tentang bagaimana barang diproduksi, tapi juga bagaimana segala sumber daya, seperti tenaga kerja, bahan baku, dan mesin, dikelola dengan baik.

Setiap langkah, dari perencanaan produksi hingga pengawasan, semuanya saling terkait untuk memastikan produk yang dihasilkan memenuhi standar dan tepat sasaran. Lalu, apa saja fungsi utama dari manajemen produksi ini? Bagaimana pula contoh dan kegiatan yang biasa dilakukan dalam proses tersebut? Yuk, kita simak lebih lanjut.

Pengertian Manajemen Produksi Adalah

Pengertian Dan Fungsi Manajemen Produksi

Pengertian dan Fungsi Manajemen Produksi (Credit: bee.id)

Apa yang dimaksud dengan manajemen produksi? menurut Sofjan Assauri (2008) dalam bukunya dijelaskan jika manajemen produksi adalah kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber daya, baik sumber daya manusia, sumber daya alat maupun sumber daya dana, guna menciptakan dan menambah nilai guna jasa atau barang.

Hal yang sama juga dijelaskan oleh Sukanto Reksohadiprodjo, jika manajemen produksi adalah kegiatan yang berkaitan dengan penciptaan barang dan jasa melalui pengubahan masukan atau faktor produksi menjadi hasil produksi.

Kegiatan ini memerlukan perencanaan, mengorganisasian, pengarahan, mengkoordinasian dan pengawasan, agar dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Sehingga, perusahaan juga dapat memastikan jika sumber daya yang mereka miliki dapat digunakan secara optimal.

Dari dua pendapat ahli di atas, bisa kita simpulkan jika manajemen produksi adalah serangkaian proses pengelolaan yang bertujuan untuk menciptakan barang atau jasa dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang tersedia secara optimal. Proses ini melibatkan perencanaan yang matang, pengorganisasian yang sistematis, pengarahan yang tepat, koordinasi yang efektif, serta pengawasan yang berkelanjutan.

Dengan demikian, manajemen produksi tidak hanya berfokus pada hasil akhir, tetapi juga pada efisiensi proses dan pemanfaatan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah yang maksimal bagi perusahaan dan konsumennya.  Dan yang bukan merupakan pengukuran keberhasilan manajemen produksi adalah kepatuhan bisnis manufaktur terhadap regulasi.

Fungsi Manajemen Produksi

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya jika manajemen produksi merupakan bagian dari proses pengelolaan, pengawasan sampai pengarahan dalam proses produksi barang dan jasa, dalam hal ini ada 4 fungsi dasar manajemen produksi, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Perencanaan (Planning)

Fungsi ini berfokus pada pengambilan keputusan strategis mengenai apa yang akan diproduksi, kapan, di mana, dan bagaimana proses produksi dilakukan. Pada tahap ini, manajer produksi memutuskan jenis produk yang akan dibuat, lokasi fasilitas produksi, dan bagaimana sumber daya akan digunakan.

Perencanaan mencakup perencanaan produk, fasilitas, dan penggunaan sumber daya untuk memastikan seluruh proses berjalan efisien. Fungsi ini juga menciptakan kebijakan dasar, seperti penyediaan bahan baku, pemanfaatan fasilitas produksi, hingga pengawasan kualitas.

Dengan perencanaan yang matang, perusahaan dapat mengintegrasikan tujuan produksi dengan pengawasan, sehingga proses produksi berjalan lebih terarah.

2. Fungsi Pengorganisasian (Organizing)

Selanjutnya berfungsi sebagai fungsi pengorganisasian, fungsi ini berperan dalam menyusun struktur kerja di subsistem produksi. Manajer produksi menentukan pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab untuk individu, kelompok, maupun divisi.

Selain itu, pengorganisasian mencakup pengaturan kebutuhan sumber daya seperti bahan baku, tenaga kerja, dan alat produksi agar sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Dengan struktur yang jelas, setiap bagian dapat bekerja secara terkoordinasi dan saling mendukung, sehingga proses produksi dapat berjalan secara optimal.

2. Fungsi Penggerakan (Actuating)

Fungsi manajemen produksi selanjutnya adalah sebagai penggerak, karena manajemen ini fokus untuk memimpin, memotivasi, dan mengarahkan tenaga kerja selama proses produksi berlangsung.

Dalam fungsi ini, motivasi menjadi elemen penting, baik dalam bentuk insentif moneter seperti gaji dan bonus, maupun non-moneter seperti penghargaan, pelatihan, dan kesempatan berpartisipasi.

Dengan memotivasi karyawan, perusahaan dapat meningkatkan produktivitas dan memastikan setiap tugas dilakukan dengan penuh tanggung jawab. Fungsi ini memastikan bahwa rencana dan struktur yang telah disusun benar-benar diimplementasikan dengan baik.

4. Fungsi Pengendalian (Controlling)

Terakhir adalah berfungsi sebagai pengendalian, dimana manajemen ini dilakukan untuk memastikan bahwa proses produksi berjalan sesuai rencana dengan biaya rendah dan waktu yang efisien.

Pengendalian ini mencakup pengembangan standar kerja, pengawasan, dan koordinasi berbagai faktor produksi seperti bahan baku, tenaga kerja, mesin, dan metode. Dengan adanya pengendalian yang baik, perusahaan dapat meminimalkan risiko, dan memastikan hasil akhir memenuhi standar yang telah ditetapkan.

Ruang Lingkup Manajemen Produksi

Ruang Lingkup Manajemen Produksi

Ruang Lingkup Manajemen Produksi (Credit: bee.id)

Dalam prakteknya, manajemen produksi dilakukan dengan cara merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengawasi, agar dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Sehingga ruang lingkupnya juga cukup luas. Apa saja yang termasuk dalam ruang lingkup manajemen produksi?

Menurut Daryanto (2012) dalam buku Manajemen Produksi dan Operasi karya Supriyatin, ada 2 aspek ruang lingkup manajemen produksi diantaranya adalah:

1. Aspek Struktural

Aspek ini menyoroti konfigurasi komponen-komponen yang membangun sistem manajemen produksi serta interaksi diantara komponen tersebut. Komponen yang dimaksud mencakup bahan baku, alat tulis kantor, peralatan, dan modal yang digunakan dalam proses produksi. Fokus pada aspek ini adalah memastikan semua komponen fisik tersedia dan terorganisasi dengan baik untuk mendukung proses produksi secara efisien.

2. Aspek Fungsional

Aspek fungsional berhubungan dengan bagaimana komponen struktural dikelola dan diorganisasi agar dapat berfungsi secara efektif. Kegiatan dalam aspek ini meliputi perencanaan, penerapan, pengendalian, dan perbaikan proses produksi. Tujuannya adalah untuk mencapai kinerja produksi yang optimal melalui pengelolaan yang sistematis dan terstruktur.

3. Aspek Lingkungan

Aspek lingkungan mempertimbangkan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi sistem manajemen produksi. Sistem ini harus mampu beradaptasi terhadap berbagai perubahan di lingkungan luar.

Seperti perkembangan masyarakat, regulasi pemerintah, kemajuan teknologi, dinamika politik, dan aspek sosial budaya. Dengan memperhatikan aspek ini, perusahaan dapat memastikan kelangsungan produksi yang relevan dengan kebutuhan pasar dan perubahan eksternal.

Ketiga aspek ini saling melengkapi dan membentuk kerangka kerja menyeluruh dalam manajemen produksi. Setiap aspek ini berperan penting dalam memastikan sistem manajemen produksi berjalan optimal dan adaptif terhadap perubahan.

Kegiatan Manajemen Produksi

Sedangkan dari segi kegiatannya manajemen produksi meliputi tiga kegiatan yaitu perencanaan sistem produksi, pengendalian produksi dan pengawasan produksi, berikut penjelasannya:

1. Perencanaan Sistem Produksi

Perencanaan adalah tahap awal di mana manajemen menentukan kebutuhan dan alokasi sumber daya yang diperlukan untuk produksi di periode mendatang. Elemen yang direncanakan meliputi:

  • Jenis barang atau jasa yang akan diproduksi.
  • Jumlah produksi yang harus dihasilkan.
  • Desain produk yang diinginkan.
  • Kebutuhan bahan baku dan metode pengolahan yang akan digunakan.
  • Kualifikasi tenaga kerja (SDM) yang diperlukan.
  • Besaran anggaran yang harus dialokasikan.

Tahap ini memastikan semua sumber daya seperti orang, bahan, mesin, metode, dan modal siap untuk mendukung produksi.

2. Pengendalian Produksi

Kemudian untuk kegiatan produksi ini dilakukan untuk memastikan bahwa proses produksi berjalan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Tahapan ini meliputi kegiatan:

  • Penyusunan prosedur standar operasional (SOP) untuk setiap tahap produksi.
  • pengendalian terhadap bahan baku, termasuk harga pembelian dan pengelolaannya.
  • Penetapan standar kualitas produk untuk memastikan hasil produksi sesuai spesifikasi.
  • Pengawasan pada efisiensi kerja SDM agar hasil maksimal tetap sesuai anggaran.

3. Pengawasan Produksi

Kegiatan manajemen produksi yang terakhir adalah pengawasan, pengawasan ini dilakukan dengan tujuan memastikan proses produksi berjalan sesuai rencana yang telah disusun sebelumnya. Aktivitas ini meliputi:

  • Pengawasan kualitas hasil produksi agar memenuhi standar yang ditentukan.
  • Pemantauan waktu pengerjaan agar sesuai jadwal yang ditetapkan.
  • Pengendalian biaya produksi agar tidak melebihi anggaran.

Tidak hanya itu saja, manajemen juga bertanggung jawab untuk menjalin komunikasi antar bagian produksi sehingga semua elemen bekerja secara sinergis demi keberhasilan proses produksi.

Tahapan Proses Manajemen Produksi

Berikut adalah beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam proses manajemen produksi:

1. Perencanaan Produksi

Tahap awal ini adalah fondasi dari seluruh proses produksi. Di sini, Anda perlu menentukan apa yang akan diproduksi, berapa banyak, kapan waktu produksinya, dan siapa yang bertanggung jawab.

Misalnya, Anda harus memastikan jenis produk, bahan baku yang dibutuhkan, hingga waktu pengerjaan sudah tersusun rapi. Jika tahap ini diabaikan atau meleset, bisa saja produksi berjalan tidak efisien.

2. Pengendalian Produksi

Setelah rencana tersusun, saatnya melakukan produksi dan memerlukan pengendalian yang akan dilakukan oleh manajemen, dengan cara memastikan semua berjalan sesuai rencana. Mulai dari penggunaan bahan baku, kapasitas mesin, hingga tenaga kerja yang dikerahkan.

3. Proses Pengolahan

Di tahap pengolahan, efisiensi menjadi kunci utama. Anda perlu memastikan semua sumber daya, baik mesin maupun tenaga kerja, digunakan secara optimal. Metode seperti lean manufacturing kerap diterapkan untuk meminimalkan pemborosan tanpa mengorbankan kualitas.

4. Pengawasan Kualitas

Produk sudah selesai? Tunggu dulu, ada satu langkah penting yang tidak boleh dilewatkan yakni pengawasan kualitas. Tahap ini memastikan produk memenuhi standar yang ditentukan sebelum dijual ke pasar. Pengawasan kualitas sendiri menjadi bentuk perlindungan agar produk gagal tidak sampai ke tangan konsumen. Dengan begitu, reputasi perusahaan tetap terjaga.

5. Perbaikan dan Peningkatan Proses

Terakhir, jangan lupa mengevaluasi proses produksi yang sudah berjalan. Tahap ini bertujuan untuk menemukan apa yang bisa diperbaiki atau ditingkatkan. Misalnya, apakah ada cara untuk mengurangi biaya, mempercepat proses, atau membuatnya lebih ramah lingkungan? Dengan evaluasi yang baik, perusahaan dapat terus berkembang dan lebih kompetitif di pasar.

Membuat Catatan Pengeluaran Biaya Produksi + Laporan Keuangan Pakai Beeaccounting

Agar manajemen produksi lebih efektif, Anda bisa menggunakan software akuntansi manufaktur Beeaccounting, dengan beeaccounting Anda bisa lebih optimal dalam mencatat biaya produksi, sampai stok baran baku dan produk jadinya. Butuh software akuntansi manufaktur? Klik banner di atas sekarang juga dan dapatkan gratis uji coba!

Artikel Populer

[DOWNLOAD] Contoh Cash Flow Excel dan Template Membuatnya Gratis
Contoh cash flow excel berfungsi untuk mengonversi data-data akuntansi pada laporan laba rugi dan neraca menjadi suatu informasi mengenai pergerakan
Baca Juga
Download File Excel Laporan Laba Rugi Gratis
Membahas tentang pembukuan di dalam usaha kecil tentu sangat penting. Selain menjadi media untuk mengatur keuangan usaha Anda juga bisa
Baca Juga
Jenis dan Contoh Pelayanan Prima di Berbagai Bidang Usaha
Pelayanan prima atau service excellent merupakan rangkaian tindakan yang diberikan untuk memberikan layanan kepada pelanggan secara maksimal agar mereka mendapat
Baca Juga
Download Kwitansi Kosong PDF dan Cara Mudah Membuatnya
Apakah Anda sedang mencari cara untuk membuat dan mengisi kwitansi dengan mudah? Anda berada di tempat yang tepat! Dalam artikel
Baca Juga
13 Contoh Analisis SWOT Makanan dan Cara Menyusunnya
Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) telah menjadi alat yang sangat penting dalam merinci strategi bisnis, salah satunya adalah analisis
Baca Juga
Contoh Laporan Keuangan Usaha Jasa Lengkap
Setiap perusahaan atau usaha apapun pasti memiliki laporan keuangan, termasuk untuk jenis laporan keuangan perusahaan jasa. Karena laporan ini bisa
Baca Juga
Customer Service Bee

148rb+ Pengusaha Sudah Pakai Bee

"Operasional makin lancar, bisnis terkontrol dan mudah discale-up"
Hubungi Tim Bee sekarang untuk konsultasi GRATIS
Logo Bee Web
Software Akuntansi & Kasir No. 2 di Indonesia. Memudahkan Pemilik Bisnis dan Akuntan untuk mengerjakan dan menganalisa keuangan lebih cepat, mudah, dan akurat. Gratis Trial atau Demo Gratis dengan Tim Bee.
Jam Operasional
Senin - Jumat, 09:00 - 16:00 WIB
Sabtu, Minggu dan Tgl Merah LIBUR
Chat via WA
Alamat Kantor
Surabaya: Jl. Klampis Jaya 29J, SurabayaBandung: Aer Space - Jl. Karang Tinggal No.41B, Cipedes, Bandung
Jakarta: Jl. Mampang Prapatan VIII No. 3B, Jakarta Selatan (Sementara Tutup)
Copyright © 2025 Bee.id
magnifiercrossmenu