Sistem manajemen keuangan syariah saat ini banyak dilirik oleh masyarakat sehingga pertumbuhannya cukup pesat. Hal ini tentu membuat semakin banyak orang yang tertarik untuk mulai menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Prinsipnya yang berpedoman dengan syariat agama Islam membuat nasabah menjadi lebih tenang dan aman dalam melakukan transaksi. Selain itu, ada juga akad syariah yang membuat transaksi bisa dilakukan secara tepat. Agar dapat menerapkannya dengan baik, pahami terlebih dahulu prinsipnya.
Manajemen keuangan syariah adalah kegiatan yang dilakukan individu maupun non individu dengan berlandaskan dengan ajaran agama Islam untuk bisa mencapai suatu tujuan tertentu.
Dasar hukum serta prinsip syariah tidak hanya diterapkan pada sistem kerjanya saja, namun juga berlaku untuk lembaga penyelenggara keuangan termasuk dengan berbagai jenis produk yang ditawarkan. Manajemen kegiatan memiliki peranan yang sangat vital untuk kehidupan masyarakat.
Kegiatan ini menjadi cara yang efektif dan ideal untuk dapat mengendalikan aktivitas keuangan secara baik. Manajemen keuangan mungkin identik dengan organisasi atau perusahaan, namun sebenarnya kegiatan ini juga sangat penting untuk dilakukan oleh individu personal.
Hal tersebut bertujuan untuk dapat menyiapkan perencanaan keuangan yang tepat sehingga mampu meraih kebebasan finansial sesuai dengan syariat hukum Islam.
Di Indonesia terdapat dua sistem yang diterapkan pada lembaga keuangan, yaitu konvensional dan syariah. Untuk dapat memahami konsep keuangan syariah dengan baik, ketahui beberapa perbedaannya sebagai berikut.
Dalam keuangan syariah, manajemen kegiatannya mengacu pada tiga prinsip yang digunakan dalam sistemnya. Diantaranya adalah perolehan dana, penggunaan, dana, dan investasi. Perolehan dana harus sesuai dengan syariat dengan adanya akad.
Investasi dilakukan berdasarkan prinsip ajaran Islam. Sedangkan penggunaan dana perlu memiliki tujuan yang jelas dan tidak boleh dimanfaatkan untuk kegiatan yang dilarang agama.
Ada perbedaan menonjol dari segi pengelolaan dana yang bisa secara mudah membedakan antara manajemen syariah dengan konvensional.
Syariah berpegang pada prinsip Islam dalam proses pengelolaan dananya yaitu kekayaan perlu dipelihara dengan tepat dan bisa bermanfaat untuk banyak orang.
Selain itu, segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan pengelolaan uang harus dilakukan dengan mengharapkan ridho Allah SWT.
Dalam prinsip ini, tidak ada konsep bunga karena hal ini dianggap riba dan dilarang dalam ajaran Islam. Keuntungan dari layanan pendanaan maupun simpanan bisa didapatkan dengan menggunakan metode bagi hasil.
Dalam segi transaksi, syariah dan konvensional juga terdapat perbedaan. Keuangan berbasis syariah menggunakan akad tabarru saat bertransaksi. Hal ini memiliki arti bahwa transaksi yang dilakukan bertujuan untuk saling membantu dalam kebaikan (nonprofit).
Dalam akad tabarru, bank selaku pihak pemberi layanan berbuat kebaikan dengan tidak mensyaratkan keuntungan apapun dari transaksi yang dilakukan. Namun bank diperbolehkan untuk meminta biaya administrasi kepada nasabah.
Transaksi juga bisa dilakukan dengan akad tijarah yang artinya bisa mengambil keuntungan (profit), namun harus sesuai dengan rukun dan syariat Islam.
Perlu Anda ketahui, bahwa banyak aplikasi keuangan yang banyak memberikan keuntungan. Fitur yang dimiliki bukan hanya satu atau dua fitur yang dapat digunakan, namun ada banyak fitur yang tentunya untuk memudahkan perusahaan.
Berikut beberapa fitur penting yang dimiliki Aplikasi Manajemen Keuangan:
Jika Anda sudah menyimak segala fitur yang paling banyak dibutuhkan perusahaan, maka pertanyaannya mana aplikasi keuangan yang akan dipilih. Sebagai rekomendasi, Anda bisa menggunakan software akuntansi online Beecloud dengan segala fitur lengkap seperti di atas.
Dalam manajemen keuangan syariah, terdapat beberapa prinsip yang menjadi dasar sistem operasionalnya. Prinsip tersebut menjadi pedoman dalam menjalankan operasionalnya. Keuangan syariah menerapkan hukum Islam pada setiap transaksi dan produk layanan yang ditawarkan.
Hal tersebut dilakukan dengan harapan agar masyarakat bisa bertransaksi secara aman dan nyaman sesuai dengan ajaran agama Islam. Seperti apa prinsipnya, berikut informasinya.
Prinsip utama manajemen keuangan syariah adalah berpedoman terhadap syariah agama Islam yang dipercayai sebagai kebenaran.
Untuk itu sangat penting memahami aturan berlaku yang ditetapkan dalam Al-Quran. Hukum Islam menjadi dasar konsep yang penting dalam keuangan syariah dan harus diterapkan dalam prosesnya.
Murabahah mengacu pada prinsip kredit pinjaman yang diterapkan melalui metode jual beli dengan cara dicicil. Nasabah bisa membeli sebuah barang dengan cara dicicil dengan adanya penambahan margin keuntungan yang diterapkan sesuai dengan syariat Islam.
Riba adalah menambahkan sesuatu dari batas yang seharusnya. Jika diartikan secara lebih luas adalah penambahan jumlah pokok pinjaman dengan biaya tertentu dalam kurun waktu yang telah disepakati. Sederhananya adalah penambahan berupa bunga.
Dalam hukum syariah, riba harus dihindari sehingga pembayaran dan penerimaan bunga dalam segala bentuk tidak diperbolehkan.
Hal tersebut bertentangan dengan syariat karena jumlah pengembalian tidak sama dengan jumlah yang dipinjam. Selain itu, penerapan bunga berpotensi merugikan salah satu pihak.
Cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan pendanaan utang perusahaan adalah menerbitkan obligasi. Dalam konsep syariah, disebut dengan sukuk.
Hal ini berkaitan dengan aset dasar yang telah disusun sesuai aturan sehingga pemegang sukuk merupakan pemilik sebagian aset dasar tersebut dan laba sudah termasuk didalamnya.
Dalam aturan keuangan yang sesuai syariat Islam, melarang adanya kontrak yang beresiko atau mengandung ketidakpastian yang berlebihan. Gharar mengukur legitimasi resiko terhadap investasi.
Selain itu, keuangan syariah berprinsip pada setiap transaksi yang dilakukan harus terkait dengan ekonomi dasar yang nyata. Beberapa pihak terkait yang menyepakati kontrak menerapkan sistem berbagi untung dan rugi.
Sehingga tidak ada pihak yang mendapatkan keuntungan berlebihan dibandingkan pihak lainnya. Agama Islam juga melarang berinvestasi dalam bisnis yang berkaitan dengan kegiatan terlarang seperti menjual alkohol, dan lain sebagainya.
Penerapan manajemen keuangan syariah tidak hanya berlaku untuk lembaga seperti perbankan saja. Namun juga bisa dijadikan sebagai pedoman dalam mengatur keuangan pribadi. Melalui pengelolaan keuangan yang tepat dan terencana, maka tujuan hidup bisa dicapai dengan cara yang efektif.
Konsep keuangan syariah ini tidak hanya berorientasi pada dunia saja. namun akhirat juga. Seperti apa contoh dan cara mengatur keuangan yang sesuai syariat Islam. Berikut informasinya.
Menyisihkan sebagian rezeki yang dimiliki untuk pihak yang membutuhkan merupakan anjuran dalam ajaran agama Islam. Zakat merupakan rukun islam yang harus dijalankan. Fungsinya adalah untuk penyucikan harta dan jiwa.
Sedangkan infaq dan sedekah bersifat sunnah namun sangat dianjurkan. Fungsinya adalah untuk membantu fakir miskin, terutama yang berada di daerah sekitar.
Dengan menyisihkan dana yang dimiliki untuk zakat, infaq, dan sedekah maka akan memberikan keberkahan bagi hidup. Alokasikan dana ini dalam anggaran dan harus dikeluarkan setiap bulan.
Dalam hidup, cobalah untuk menerapkan pola yang sederhana. Seperti sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW. Harta yang dimiliki lebih baik dimanfaatkan untuk membantu orang yang membutuhkan. Kesederhanaan dapat menjadi awal dari kebahagiaan.
Sederhana bukanlah hidup kekurangan. Namun cara hidup yang memiliki tujuan untuk dapat menjauhkan diri dari sikap serakah dan tamak. Mulailah untuk berhemat, mengatur pengeluaran dan pemasukan dengan baik.
Tidak perlu membeli barang yang tidak dibutuhkan atau yang mewah. Utamakan untuk memperhatikan fungsi dan memilih barang yang sesuai dengan kebutuhan saja.
Dalam Islam, dianjurkan untuk tidak berhutang kecuali ketika berada pada keadaan yang mendesak atau darurat.
Utang piutang harus dicatat serta disaksikan oleh beberapa pihak agar tidak lupa maupun merugikan pihak lain. Jika memiliki hutang, melunasinya adalah prioritas utama yang perlu dilakukan.
Untuk mencapai tujuan keuangan, gunakan berbagai produk yang berbasis syariah agar lebih nyaman dan aman. Pilihlah produk keuangan yang sesuai dengan anggaran dan bisa memberikan manfaat untuk masa depan.
Saat ini sudah banyak sekali produk syariah yang bisa dipilih seperti asuransi syariah, deposito syariah, tabungan syariah, dan lainnya.
Dengan menerapkan manajemen keuangan syariah, sistem perencanaan dan pengelolaan bisa dilakukan sesuai dengan ajaran Islam. Hal ini akan membuat hidup menjadi lebih nyaman dan tenang. Pedoman hukum agama Islam memudahkan dalam membedakan konsep syariah dan konvensional.