Luxury brand atau merek mewah merujuk pada produk dan layanan yang menggabungkan kemewahan, eksklusivitas, dan kualitas tinggi, seperti yang terlihat pada merek-merek terkenal seperti Louis Vuitton, Gucci, Rolex dan sejenisnya.
Brand ini tidak hanya sekedar menawarkan harga yang tinggi, namun juga terbuat dari bahan yang baik, proses yang rumit dan tidak sedikit yang khusus dibuat oleh ahli.
Lantas apakah mungkin kita bisa membanun bisnis luxury seperti brand yang sudah ada? Bagaimana caranya? Mari kita bahas lebih lengkap mengenai apa yang dimaksud dengan luxury brand pada artikel berikut!
Belum ada definisi khusus mengenai apa itu luxury brand, namun beberapa menyepakati jika pengertian luxury brand adalah merek yang berkaitan dengan produk atau jasa yang bernilai tinggi.
Menurut Eunju Ko, dkk (2017) biasanya brand mewah memiliki karakteristik seperti: harga yang mahal, biasanya mencapai lebih dari $1 trilliun U.S, pertumbuhannya meningkat cepat dalam 2 dekade terakhir, dikagumi oleh banyak konsumen dan biasanya hanya diproduksi dalam jumlah yang terbatas.
Dari sini bisa disimpulkan jika luxury brand bukan hanya tentang harga, tetapi juga tentang kualitas, desain, eksklusivitas, layanan, dan pengalaman yang ditawarkan kepada konsumen.
Baca Juga: Cara Meningkatkan Loyalitas Pelanggan dan Faktornya
Menurut belajarlagi.id, sebuah brand dikatakan luxury jika memenuhi 3 kriteria berikut:
Kriteria pertama adalah eksklusivitas, dimana brand mewah umumnya diproduksi dalam jumlah yang terbatas untuk menjaga kelangkaan dan nilai prestise.
Selain jumlahnya yang terbatas, mereka juga menerapkan strategi distribusi yang selektif dan tidak bisa sembarangan perjual-belikan. Biasanya hanya dijual di toko tau platform resmi mereka saja.
Kemudian dari segi bahan baku, brand luxury dibuat dari bahan terbaik dengan kualitas tinggi. Hal ini sesuai dengan harga yang mereka tawarkan juga konsep eksklusifitas yang mereka bangun.
Selain bahan baku yang berkualitas, produk mereka juga tidak bisa diproduksi oleh sembarang orang. hanya orang yang memang ahli dalam membuat produk tersebutlah yang berhasil turun tangan dalam proses produksi.
Sehingga, tidak jarang satu produk saja mereka perlu waktu bertahun-tahun untuk menyelesaikannya. Namun, semua itu 'worth it' untuk kualitas yang dihasilkan.
Kriteria terakhir luxury brand adalah dari segi desain, mereka selalu menciptakan desain yang unik dan orisinal, berbeda dari produk lain di pasaran.
Untuk mendapatkan desain tersebut mereka akan melakukan kolaborasi dengan desainer ternama hingga mengikuti trend terkini yang tidak serta-merta meninggalkan identitas brandnya.
Desain produk luxury brand tidak hanya fungsional tetapi juga memiliki nilai estetika tinggi. Hal ini dapat dilihat dari pemilihan warna, bentuk, tekstur, dan detail yang mereka berikan pada produk mereka.
Sebagian orang berfikir jika memiliki produk luxury brand merupakan sebuah pencapaian, namun tahukah Anda jika brand mewah ini ada hierarkinya?
Menurut Erwan Rambourg, Author & Co-Head, Global Consumer and Retail Equity Research, HSBC menjelaskan dalam bukunya jika ada piramida yang mengklasifikasikan kasta brand mewah ini berdasarkan aksesibilitas dan harganya, diantaranya:
Pertama ada everyday luxury, yakni brand mewah yang dikategorikan paling terjangkau dan relatif mudah didapatkan, dengan harga paling mahal Rp1,5 juta. Contohnya Starbucks, Watch dan lainnya.
Kemudian ada affordable luxury satu tingkat lebih mahal daripada affordable luxury, dengan harga barang maksimal Rp4,6 juta. Namun, masih tetap mudah dijangkau oleh banyak orang. Contohnya, Coach, Geox, Tiffany & Co dan lainnya.
Berikutnya ada accessible core, dengan harga maksimal mencapai Rp23 juta. Sudah tergolong produk mahal namun dapat diakses oleh banyak orang karena diproduksi dalam jumlah yang banyak. Contohnya Gucci, Prada, Tissot, Tod's, David Yurman, Louis Vuitton dan lainnya.
Selanjutnya ada premium core, produk yang menawarkan kualitas dan eksklusivitas yang lebih tinggi dibanding tingkat sebelumnya, dengan harga maksimal mencapai Rp77,6 juta.
Brand yang termasuk dalam kategori ini adalah Bulgari, Tag Heuer, Rolex, Chopard, Hermes, Omega, Berluti, dan sejenisnya.
Kemudian di tingkat berikutnya ada superpremium, produk dengan harga maksimal mencapai Rp776,8 juta. Produk-produk ini sangat eksklusif dan biasanya hanya orang dari kalangan tertentu saja yang mampu membelinya.
Selanjutnya ada ultra high-end luxury, tingkatan kedua teratas dalam hierarki luxury brand, dengan harga barang di atas Rp 766,8 juta. Barang-barang dalam kategori ini sangat jarang dikenal oleh masyarakat luas karena eksklusivitasnya yang sangat tinggi.
Terakhir, luxury dari seluruh brand luxury ada di tingkatan ini Bespoke, barang-barang dalam kategori ini dibuat berdasarkan pesanan khusus dari pembeli, dengan harga yang sangat tinggi dan sering kali hanya ada satu di dunia.
Berikut beberapa contoh luxury brand yang beredar dipasaran dan banyak dikenal orang:
Jawabannya PASTI BISA, tapi tidak semudah kita membaca kata bisa di paragraf awal kalimat ini. Anda banyak hal yang perlu Anda siapkan dan hadapi agar bisnis bisa berjalan.
Setidaknya Anda perlu strategi dan memahami apa saja tantangan bisnisnya yang akan dijelaskan di bawah ini:
Berikut strategi dan beberapa hal yang perlu dipertimbangkan ketika Anda ingin membangun bisnis luxury brand:
Baca Juga: Cara Menentukan Unique Selling Point (USP) Pada Produk
Selain strategi Anda juga perlu memahami apa saja tantangan besar yang akan Anda hadapi ketika membangun bisnis ini, seperti:
Nah, itu dia beberapa informasi mengenai luxury brand? Tertarik untuk membangun brand luxury Anda sendiri? Selamat mencoba!