Laporan laba rugi adalah salah satu laporan keuangan bisnis yang digunakan untuk melaporkan kinerja keuangan satu periode akuntansi. Selain laporan laba rugi, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) menjelaskan jika ada 5 jenis laporan keuangan yang perlu disajikan dalam penyajian laporan akuntansi.
Apa saja itu? Pertama tentunya laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan posisi keuangan, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Kelima jenis laporan ini secara umum memiliki fungsi yang sama.
Yakni untuk melihat kinerja keuangan bisnis secara menyeluruh. Ketika kinerja keuangan terlihat, maka Anda sebagai pebisnis bisa melakukan analisis dan pengambilan keputusan di masa depan. Sulit rasanya menilai kinerja keuangan perusahaan tanpa adanya data berupa angka-angka.
Apa yang dimaksud dengan laporan keuangan laba rugi? Laporan laba rugi adalah dokumen laporan keuangan yang merangkum total pendapatan dan pengeluaran suatu usaha dalam periode tertentu. Laporan ini memberikan informasi mengenai seberapa baik kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari kegiatan bisnisnya.
Dengan adanya laporan laba rugi ini, perusahaan bisa, perusahaan bisa menganalisis kinerja keuangan, mengevaluasi profitabilitas, serta mengambil keputusan bisnis yang lebih strategis. Selain itu, laporan laba rugi juga memiliki beberapa manfaat lainnya, diantaranya adalah sebagai berikut:
Dengan laporan laba rugi ini, perusahaan dapat menganalisis kinerja keuangan, menilai tingkat profitabilitas, serta mengambil keputusan bisnis yang lebih strategis.
BACA JUGA: Perhitungan Laba Rugi dalam Laporan Keuangan Perusahaan
Akun apa saja yang biasanya ada di laba rugi? Akun pendapatan, akun beban, laba dan rugi (Credit: bee.id)
Dalam laporan laba rugi, ada 4 unsur yang wajib dicantumkan, apa saja unsur laporan laba rugi tersebut? Adapun komponen yang ada dalam laporan laba rugi adalah sebagai berikut:
Komponen laba rugi yang pertama adalah pendapatan, yakni semua pendapatan yang diperoleh perusahaan dalam satu periode akuntansi. Pendapatan perusahaan ini mencakup keseluruhan uang atau dana yang dihasilkan perusahaan baik antara pendapatan dari kegiatan operasional maupun non operasional.
Contoh pendapatan operasional seperti dari pendapatan penjualan, pendapatan jasa dan pendapatan lain yang berasal dari kegiatan utama perusahaan. Sedangkan pendapatan non operasional adalah pendapatan yang diperoleh dari aktivitas di luar kegiatan utama perusahaan. Contohnya adalah pendapatan bunga, keuntungan dari penjualan aset tetap, dan pendapatan investasi.
Komponen yang ada pada laporan laba rugi selanjutnya adalah biaya, yakni seluruh total dana yang sudah dikeluarkan atau biaya yang sudah dibayarkan oleh perusahaan untuk memenuhi kegiatan usaha dalam satu periode akuntansi, baik untuk kegiatan non operasional maupun operasional.
Contoh biaya operasional adalah biaya untuk gaji karyawan, biaya sewa, biaya listrik, biaya bahan baku, dan biaya pemasaran yang terkait langsung dengan operasional bisnis. Sedangkan, contoh biaya non operasional adalah biaya bunga pinjaman, kerugian akibat selisih kurs, dan biaya penyusutan aset yang tidak terkait langsung dengan kegiatan utama perusahaan.
Selanjutnya ada laba, yakni keuntungan atau laba yang diperoleh perusahaan selama menjalankan bisnisnya. Perusahaan dikatakan laba jika pendapatan yang diperoleh lebih tinggi dibandingkan dengan beban atau biaya yang dikeluarkan.
Sedangkan rugi adalah kondisi dimana pendapatan yang diperoleh lebih rendah dibanding dengan biaya yang dikeluarkan. sehingga hasilnya akan minus. Sehingga, tidak sedikit yang menyebut kondisi ruginya sebuah bisnis disebut dengan minus.
Penyajian laba dan rugi di laporan keuangan biasanya dikelompokan menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah sebagai berikut:
Selain 4 komponen di atas, ada juga harga pokok penjualan, apa itu? Harga Pokok Penjualan adalah total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi atau memperoleh barang yang dijual dalam suatu periode.
Rumus HPP = Persediaan Awal + Pembelian Bersih - Persediaan Akhir
Laporan laba rugi dapat disusun dengan 2 bentuk, 3 bentuk laporan laba rugi apa saja? Yakni bentuk single step dan multiple step. Berikut contoh dan penjelasan lengkapnya!
Format Laporan Laba Rugi Single Step (Credit: bee.id)
Bentuk laporan laba rugi yang pertama ada single step, yakni laporan laba rugi yang disusun secara langsung tanpa harus memisahkan pendapatan dan biaya berdasarkan jenis kegiatannya yakni operasional dan non operasional.
Sehingga struktur isi didalamnya lebih sederhana, yakni total perhitungan pendapatan, HPP, laba kotor, Total biaya yang dikeluarkan, laba sebelum pajak, pajak penghasilan dan laba bersih. Metode ini dinilai lebih sederhana dan cocok untuk UMKM yang masih belum memiliki transaksi yang kompleks.
Namun, metode single step ini kurang bisa memberikan analisis yang mendalam terkait sumber pendapatan dan biaya perusahaan. Karena tidak ada pemisahan antara pendapatan dan biaya operasional serta non-operasional. Oleh karena itu juga, metode ini kurang cocok untuk perusahaan besar.
Format Laporan Laba Rugi Multiple Step (Credit: bee.id)
Sedangkan dalam penyusunan laporan laba rugi single step, Anda perlu memisahkan pendapatan dan biaya berdasarkan jenis kegiatannya terlebih dahulu. Hal ini, agar setiap sumber pendapatan dan jenis biaya dapat dikategorikan dengan jelas, sehingga memudahkan analisis kinerja keuangan perusahaan.
Dengan demikian, struktur isi laporan laba rugi multiple step dimulai dari total pendapatan penjualan barang atau jasa, HPP, laba kotor, beban operasional, beban administrasi, laba operasi, pendapatan dan beban lain-nya, laba sebelum pajak, pajak dan laba atau rugi bersih.
Melalui pemisahan ini, laporan laba rugi akan lebih informatif dan dapat menunjukkan bagaimana kontribusi masing-masing aktivitas terhadap laba atau rugi perusahaan. Selain itu, pemisahan ini juga membantu dalam menilai efisiensi operasional serta mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan profitabilitas.
Sampai sini sudah paham ya perbedaan antara kedua metode di atas?
Bagaimana cara membuat laporan laba rugi yang baik dengan cara manual? Anda dapat mengikuti beberapa tahapannya berikut ini:
Langkah pertama supaya Anda lebih mudah dalam membuat laporan rugi laba adalah mencatat setiap transaksi yang masuk dan keluar bisnis Anda. Transaksi ini mencakup faktur, kuitansi, rekening bank, laporan kartu kredit, dan berbagai informasi lainnya.
Pastikan tidak ada catatan yang terlewat. Kalau ada yang terlewat, maka dipastikan laporan rugi laba Anda menjadi kurang akurat dan balance. Hal itu tentu akan semakin memusingkan Anda, bukan?
Kemudian membuat jurnal umum, jurnal umum adalah pembukuan yang digunakan untuk mencatat setiap transaksi yang terjadi dalam perusahaan, baik pendapatan yang diterima atau biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan, dengan menggunakan metode double entry.
Metode double entry berarti setiap transaksi dicatat dalam dua akun yang berbeda, yaitu sebagai debit dan kredit, dengan jumlah yang selalu seimbang. Contohnya, perusahaan mendapatkan pendapatan sebesar Rp1.000.000 secara tunai. Maka, transaksi ini akan dicatat sebagai berikut:
(Debit) Kas Rp1.000.000 (Kredit) Pendapatan Penjualan Rp1.000.000
Kenapa demikian? Karena dalam transaksi penjualan tersebut kas akan bertambah sebanding dengan berkurangnya "penjualan" perusahaan, akibat dari aktivitas penjualan.
Lebih detailnya Anda bisa memperhatikan contoh jurnal umum berikut ini:
Cara Membuat Laporan Keuangan Dari Jurnal Umum (credit: bee.id)
Selanjutnya, Anda dapat melanjutkan dengan menyusun buku besar, buku besar adalah buku yang digunakan untuk merekap dan mengelompokan transaksi dari jurnal umum berdasarkan akunnya. Sehingga kegiatan ini juga biasa disebut sebagai "posting jurnal umum ke buku besar"
Seperti yang kita ketahui jika dalam proses pembukuan akuntansi melibatkan beberapa akun akuntansi, dari dari akun aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan, hingga beban. Sebagai contoh:
BACA JUGA: Penggolongan Akun Akuntansi dan Posisi Pencatatannya
Contoh positing transaksi dari jurnal umum ke buku besar (Credit: bee.id)
Tahapan selanjutnya dalam membuat laporan laba rugi adalah menyusun neraca saldo. Neraca saldo dibuat berdasarkan jumlah saldo akhir dari masing-masing akun yang ada di buku besar. Neraca ini dibuat untuk memastikan jika transaksi yang dicatat sudah seimbang. Jika nilainya sudah seimbang artinya pencatatan transaksi sudah benar dan sebaliknya.
Membuat Neraca Saldo Untuk Menyusun Laporan Laba Rugi (Credit: bee.id)
Tahapan selanjutnya adalah melakukan penyesuaian, penyesuaian ini dilakukan jika memang ada transaksi yang perlu disesuaikan. Ada 5 akun yang perlu disesuaikan, yakni akun pendapatan dan biaya yang diterima dimuka, akun pendapatan dan biaya yang dibayarkan berulang dan akumulasi penyusutan.
Sebelum membuat laporan keuangan laba rugi, Anda bisa menentukan terlebih dahulu periode pelaporan yang akan Anda gunakan seperti bulanan, kuartal, atau tahunan. Kalau Anda sudah memilih metode dan periode pelaporan, maka Anda bisa lebih mudah dalam membuat laporan rugi laba.
Setelah itu, Anda bisa mulai melakukan perhitungan laba rugi, dimulai dari:
Dalam menyusun laporan rugi laba, Anda perlu memastikan jika Anda mengetahui detail dari keuangan bisnis Anda. Dengan begitu, Anda bisa menganalisis laporan laba rugi untuk mengevaluasi dan mengambil keputusan dari laporan tersebut. Mau dibawa ke mana bisnis Anda ke depannya? Strategi apa yang perlu diambil untuk meningkatkan atau mempertahankan bisnis Anda? Lakukan analisis untuk masa depan bisnis Anda!
Berikut contoh laporan laba rugi yang bisa Anda jadikan sebagai referensi:
Contoh Laporan Laba Rugi Single Step (Credit: bee.id)
Contoh Laporan Laba Rugi Perusahaan Dagang Multiple Step (Credit: bee.id)
Contoh laporan keuangan laba rugi dari aplikasi pembukuan Beecloud (credit: bee.id)
Sekarang, Anda bisa membuat laporan laba rugi secara otomatis tanpa perlu repot mencatat secara manual dengan aplikasi pembukuan keuangan Beecloud. Tidak hanya laporan laba rugi, Anda juga dapat mencatat transaksi pembelian, mengontrol stok yang otomatis berkurang saat ada penjualan, membuat laporan arus kas, menyusun laporan posisi keuangan (neraca), hingga mengelola banyak cabang dari satu dashboard saja!
Dengan Beecloud, bisnis Anda jadi lebih fleksibel dan mudah dikontrol. Kini, Anda bisa lebih fokus untuk scale up dan meningkatkan profitabilitas usaha Anda. Klik banner di atas dan dapatkan gratis uji coba sekarang juga!
Dalam pelaporan lаbа rugі реruѕаhааn, jangan lupa mеnсаntumkаn laporan lаbа rugi dаrі kеgіаtаn реruѕаhааn, lаbа atau rugi yang diterima dari саbаng dan laba rugi рrіdе berjalan. Itulаh penjelasan mеngеnаі lароrаn kеuаngаn, laporan laba rugi perusahaan, dan саrа mеnghіtung lаbа rugі уаng bіѕа Andа gunakan.
Dараt disimpulkan bahwa lароrаn kеuаngаn harus dіѕuѕun ѕесаrа tepat dan akurat. Uѕаhаkаn untuk tіdаk mеmbuаt kesalahan dаlаm penulisan аngkа. Kаrеnа jіkа ѕаlаh dari awal, ѕеluruh реrhіtungаn jugа bіѕа ѕаlаh dаn bіѕа mеnіmbulkаn bаnуаk kеrugіаn dіbаndіngkаn kеuntungаn.