Laba bruto adalah salah satu indikator keuangan yang penting bagi perusahaan. Laba bruto merupakan selisih antara pendapatan total perusahaan dengan biaya produksi atau biaya operasional yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Dalam artikel ini, akan dibahas mengenai laba bruto, pentingnya laba bruto bagi perusahaan, serta cara menghitung laba bruto.
Pengertian laba bruto adalah keuntungan atau pendapatan yang diperoleh oleh suatu perusahaan atau bisnis sebelum mengurangi semua biaya produksi yang terkait langsung dengan produksi barang atau jasa. Laba bruto juga dikenal sebagai pendapatan bruto atau margin bruto.
Untuk menghitung laba bruto, perusahaan mengurangi biaya langsung produksi dari pendapatan kotor. Biaya langsung produksi termasuk biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang berkaitan langsung dengan produksi.
Hasil pengurangan ini menunjukkan laba yang dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan sebelum mempertimbangkan biaya-biaya lainnya seperti biaya administrasi, biaya pemasaran, atau biaya bunga. Laba bruto memberikan gambaran tentang efisiensi operasional perusahaan dalam menghasilkan barang atau jasa.
Semakin tinggi laba bruto, semakin efisien perusahaan dalam mengelola biaya produksi dan semakin tinggi margin yang bisa diperoleh. Oleh karena itu, laba bruto merupakan salah satu indikator kunci yang digunakan untuk menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan. Lantas apakah semua jenis usaha akan menghasilkan laba bruto? Jawabannya TIDAK.
Berikut ini adalah beberapa contoh usaha atau jenis perusahaan yang akan menghasilkan laba bruto:
Baca Juga: Bruto: Perbedaannya dengan Netto dan Tara
Berikut penjelasan beberapa perbedaan ketiga laba tersebut:
Laba Bruto adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan setelah mengurangi pendapatan dari penjualan dengan harga pokok penjualan (HPP) atau biaya langsung yang terkait dengan produksi barang atau jasa.
Laba ini menggambarkan seberapa efisien perusahaan dalam memproduksi atau menjual barang sebelum biaya operasional lain, seperti biaya yang mencakup gaji, biaya sewa, dan utilitas, diperhitungkan, menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari aktivitas utamanya.
Disisi lain, laba bersih adalah jumlah keuntungan akhir yang diperoleh setelah mengurangi semua biaya, termasuk biaya operasional, pajak, bunga, serta pengeluaran non-operasional lainnya.
Laba bersih memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang kesehatan finansial perusahaan karena mencakup semua aspek biaya yang harus ditanggung perusahaan. Laba bersih juga menjadi dasar untuk perhitungan rasio keuangan penting, seperti Return on Investment (ROI) atau Earnings per Share (EPS).
Sementara itu, Laba Kotor sering kali disalahartikan sebagai laba bruto. Namun, istilah ini jarang digunakan secara formal dalam laporan keuangan. Secara teknis, laba kotor merujuk pada hal yang sama dengan laba bruto, yaitu keuntungan yang didapat sebelum biaya operasional dan lainnya dipotong.
Namun, dalam beberapa konteks, laba kotor bisa digunakan secara umum untuk menggambarkan total keuntungan sebelum biaya apa pun dikurangi, tergantung pada cara istilah ini dipakai dalam pembicaraan sehari-hari. Oleh karena itu, penting untuk memahami konteks ketika istilah "laba kotor" digunakan.
Sedangkan menurut Wikipedia, laba kotor (gross profit) adalah keuntungan yang diperoleh dari aktivitas penjualan dikurangi dengan harga pokok penjualan (HPP), tetapi sebelum dikurangi biaya-biaya operasional, pajak, dan lainnya. Laba kotor mencerminkan seberapa efisien perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dari barang atau jasa yang dijual, setelah memperhitungkan biaya langsung yang terlibat dalam produksi, seperti bahan baku dan tenaga kerja langsung.
Dengan kata lain, perbedaan laba laba bruto, laba bersih, dan laba kotor terletak pada tahap perhitungan hasil penjualan/ keuntungan serta biaya yang diperhitungkan di setiap tahapnya.
Laba bruto sangat penting bagi perusahaan karena laba bruto merupakan salah satu indikator keuangan yang menunjukkan seberapa efektif perusahaan dalam mengelola biaya produksi atau biaya operasional.
Semakin tinggi laba bruto, semakin efektif perusahaan dalam mengelola biaya produksi atau biaya operasional. Dengan demikian, laba bruto dapat menjadi acuan bagi perusahaan untuk mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan.
Selain itu, laba bruto juga dapat digunakan sebagai dasar untuk menghitung laba bersih atau keuntungan bersih perusahaan. Laba bersih atau keuntungan bersih perusahaan merupakan selisih antara pendapatan total perusahaan dengan biaya produksi atau biaya operasional.
Ditambah dengan biaya-biaya lain seperti biaya bunga, pajak, dan lain sebagainya. Dengan demikian, laba bruto dapat menjadi dasar untuk menghitung laba bersih atau keuntungan bersih perusahaan.
Untuk menghitung laba bruto, perlu diketahui terlebih dahulu pendapatan total perusahaan dan biaya produksi atau biaya operasional yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Pendapatan total perusahaan dapat diperoleh dari penjualan produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.Sedangkan biaya produksi atau biaya operasional dapat diperoleh dari biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi produk atau jasa tersebut.
Setelah diketahui pendapatan total perusahaan dan biaya produksi atau biaya operasional, maka laba bruto dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Laba Bruto = Pendapatan Total Perusahaan - Biaya Produksi atau Biaya Operasional.
Untuk memudahkan proses perhitungan laba rugi bisnis, Anda bisa menggunakan software akuntansi Beeaccounting. Hanya perlu memasukkan setiap transaksi pembelian dan penjualan maka laporan keuangan akan langsung jadi secara real time. Buat cek dan melaporkan laba rugi tidak ribet lagi. Yuk, dapatkan akses seumur hidup dengan hanya satu kali pembelian, jadikan bisnis lebih mudah dan menguntungkan.
Berikut ini beberapa contoh kasus perhitungan laba bruto perusahaan:
Pendapatan total perusahaan = Rp 1.000.000.000,- Biaya produksi atau biaya operasional = Rp 800.000.000,- Rumus: Pendapatan Total -Biaya Operasional Laba Bruto = Rp 1.000.000.000 - Rp 800.000.000 Laba Bruto = Rp 200.000.000,-
Dari contoh perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa laba bruto perusahaan sebesar Rp 200.000.000.
Sebuah perusahaan menjual produk dengan harga jual per unit sebesar Rp 10.000. Selama periode tertentu, perusahaan berhasil menjual 2.000 unit produk. Biaya produksi langsung per unit adalah Rp 4.000, yang mencakup biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang terkait langsung dengan produksi.
Langkah-langkah perhitungan laba bruto:
a. Menghitung pendapatan kotor:
Pendapatan kotor = Harga jual per unit × Jumlah unit terjual Pendapatan kotor = Rp 10.000 × 2.000 = Rp 20.000.000
b. Menghitung biaya produksi langsung total:
Biaya produksi langsung total = Biaya produksi langsung per unit × Jumlah unit terjual Biaya produksi langsung total = Rp 4.000 × 2.000 = Rp 8.000.000
c. Menghitung laba bruto:
Laba bruto = Pendapatan kotor - Biaya produksi langsung total Laba bruto = Rp 20.000.000 - Rp 8.000.000 = Rp 12.000.000
Jadi, dalam contoh ini, perusahaan menghasilkan laba bruto sebesar Rp 12.000.000 dari penjualan 2.000 unit produk dengan harga jual per unit Rp 10.000 dan biaya produksi langsung per unit Rp 4.000.
Untuk memudahkan pemahaman kita terkait apa itu laba bruto, Bee memberikan beberapa rangkuman singkat mengenai poin-poin perbedaan antara laba bersih, laba kotor dan laba bruto berikut ini:
Berikut adalah rangkuman singkat perbedaan antara laba bersih, laba kotor, dan laba bruto:
Baca Juga: Begini Rumus Laba Bersih Sederhana untuk UMKM
Laba bruto merupakan salah satu indikator keuangan yang penting bagi perusahaan. Laba bruto menunjukkan seberapa efektif perusahaan dalam mengelola biaya produksi atau biaya operasional.
Semakin tinggi laba bruto, semakin efektif perusahaan dalam mengelola biaya produksi atau biaya operasional. Laba bruto juga dapat digunakan sebagai dasar untuk menghitung laba bersih atau keuntungan bersih perusahaan.
Untuk menghitung laba bruto, perlu diketahui terlebih dahulu pendapatan total perusahaan dan biaya produksi atau biaya operasional yang dikeluarkan oleh perusahaan. Sekian, semoga bermanfaat dan sampai jumpa di artikel berikutnya.