Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan barang atau jasa yang siap dijual kepada konsumen. Adapun komponen biaya produksi sendiri terdiri dari 5 unsur. Apa saja itu? Mari kita bahas lebih lanjut pada artikel di bawah ini.
Dimana, dengan mempelajari komponen biaya produksi, Anda dapat memahami faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi operasional, mengidentifikasi area yang memerlukan penghematan, serta merancang strategi untuk meningkatkan keuntungan.
Pemahaman ini juga dapat membantu Anda dalam menentukan harga jual yang tepat, memastikan bisnis tetap kompetitif di pasar, dan mengelola sumber daya secara optimal.
Dalam buku Akuntansi Manajemen (2018) karya Silalahi dkk, Production cost atau biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan selama proses produksi. Biaya ini termasuk dalam beban yang dibebankan ke persediaan barang dalam proses pada akhir periode, biaya ini juga sering dikenal dengan istilah biaya produk.
Kenapa disebut biaya produk? Menurut Khaddafi, dkk (2018), Biaya produksi disebut dengan biaya produk karena berkemungkinan untuk terkait dengan produk, termasuk dalam persediaan barang dagang.
Penjelasan lain terkait biaya produksi juga dijelaskan oleh Mulyadi (2019), dimana biaya produksi adalah seluruh biaya yang terjadi dan digunakan untuk mengelola bahan baku menjadi barang jadi yang siap dijual.
Contoh biaya produksi seperti biaya penyusutan mesin/ peralatan. biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya gaji karyawan baik yang bekerja langsung maupun tidak langsung, serta biaya-biaya lain yang berkaitan dengan proses produksi itu sendiri.
Biaya produksi perlu dihitung untuk memastikan efisiensi dan profitabilitas bisnis. Dengan mengetahui secara rinci jumlah biaya yang dikeluarkan, perusahaan dapat menetapkan harga jual yang kompetitif tanpa mengorbankan keuntungan.
Selain itu, perhitungan biaya produksi membantu dalam mengidentifikasi pemborosan, mengoptimalkan penggunaan sumber daya, serta merencanakan anggaran dengan lebih tepat.
Hal ini juga menjadi dasar pengambilan keputusan strategis, seperti meningkatkan kapasitas produksi, mengurangi biaya tertentu, atau mencari pemasok bahan baku yang lebih ekonomis. Dengan kata lain, perhitungan biaya produksi adalah langkah penting untuk menjaga stabilitas keuangan dan keberlanjutan usaha.
Secara umum. biaya produksi terdiri dari 5 komponen, diantaranya adalah sebagai berikut:
Komponen pertama biaya produksi adalah biaya tetap, biaya tetap sendiri merupakan jenis biaya yang konstan atau tetap nilainya. Artinya, biaya ini tidak akan mengalami penurunan atau kenaikan meskipun jumlah produksi berubah.
Kenapa biaya tetap bisa kontan nilainya? Sebab, biaya biaya ini sudah terikat dengan perjanjian sah dimata hukum sehingga nilainya tidak berubah tergantung dengan jumlah produksinya, contoh komponen biaya produksi tetap adalah seperti biaya upah tenaga kerja, asuransi kesehatan, sewa gedung dan sejenisnya.
Baca Juga: Pengertian Biaya Tetap, Contoh dan Perbedaannya dengan Biaya Lainnya
Kemudian ada biaya variabel. kebalikan dari biaya tetap, biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan selama proses produksi dengan nilai yang berubah-ubah sesuai dengan jumlah produk yang dihasilkan.
Sehingga, setiap periode akuntansi jumlah biaya variabel ini berbeda, bisa saja terjadi penurunan atau peningkatan, tergantung dengan jumlah produk yang diproduksi. Jika produk yang dihasilkan ditingkatkan maka biaya variabel juga akan meningkat, begitu juga sebaliknya.
Contohnya, biaya bahan baku, kebutuhan listrik untuk menunjang proses produksi, bahan bakar, dan sejenisnya.
Selanjutnya ada biaya rata-rata, yakni biaya produksi yang harus dikeluarkan perusahaan untuk satu unit barang yang dihasilkan. Gambaran sederhananya, perusahaan sepatu memproduksi 100 pasang sepatu sehari, maka biaya rata-rata ini adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan 1 buah sepatu.
Untuk menghitung biaya ini, Anda hanya perlu membagi jumlah biaya produksi dengan jumlah unit yang dihasilkan atau dengan rumus sebagai berikut:
Biaya Rata-Rata = (Biaya Tetap + Biaya Variabel) : Jumlah Unit Produksi
Dengan menghitung biaya ini, perusahaan dapat menentukan berapa persentase keuntungan yang diinginkan hingga harga jual yang akan ditetapkan nantinya.
Biaya marginal adalah biaya yang muncul dalam proses produksi karena adanya tambahan barang atau jasa yang dihasilkan. Contohnya, target produksi perusahaan A adalah 10 sepatu sehari dengan biaya 10 juta.
Ternyata ada pesanan tambahan 5 pasang sepatu untuk memenuhi pesanan pelanggan. Nah, biaya yang dibutuhkan untuk produksi 5 pasang sepatu inilah yang dinamakan biaya marginal.
Biaya marginal juga bersifat berubah-ubah. Oleh karena itu, biaya ini umumnya diturunkan dari variable cost seiring dengan perubahan output agar tidak ada tambahan fixed cost ketika memproduksi unit ekstra.
Terakhir, ada biaya total. Biaya total adalah total keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk kebutuhan produksi, mengoperasian atau pememperolah suatu barang atau layanan.
Untuk mengetahui berapa nilai dari biaya total, Anda perlu menjumlahkan seluruh komponen biaya diatas. Dengan mengetahui biaya total, perusahaan dapat memahami besarnya pengeluaran secara keseluruhan dan membandingkannya dengan pendapatan untuk mengevaluasi tingkat keuntungan atau kerugian.
Selain memiliki 5 komponen di atas, biaya produksi juga memiliki 3 unsur utama, yakni biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Berikut penjelasannya:
Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membeli dan mengelola seluruh bahan utama yang diperoleh dalam proses produksi suatu barang atau jasa. Menurut Mulyadi (2016), biaya bahan baku adalah bahan baku utama yang merupakan bagian dari seluruh produk jadi, hingga dapat diidentifikasi langsung kepada produk jadi.
Adapun yang termasuk biaya produksi adalah harga pembelian bahan baku, biaya pengangkutan atau pengiriman bahan baku dari pemasok ke lokasi produksi, hingga biaya penyimpanan bahan baku di gudang, sebelum akhirnya digunakan.
Kemudian ada biaya tenaga kerja langsung, biaya tenaga langsung adalah total harga yang dibebankan untuk tenaga kerja yang melakukan produksi, biaya ini bisa diartikan sebagai upah dan dapat diamati secara fisik untuk mengukur kuantitas tenaga kerja dalam menghasilkan produk.
Menurut Henry Simamora (2006) yang termasuk tenaga kerja langsung adalah semua pekerja yang ikut serta secara langsung dalam memproduksi produk dari bahan baku sampai menjadi barang jadi, yang jasanya dapat diusut secara langsung pada produk yang dihasilkan.
Biaya overhead pabrik adalah total seluruh biaya dalam proses produksi yang tidak termasuk dalam biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Oleh karena itu, biaya ini juga sering disebut dengan biaya produksi tidak langsung dan sulit diidentifikasi secara fisik.
Dalam bukunya, Mulyadi (2019), mengelompokkan biaya overhead pabrik menjadi 6 kelompok, diantaranya adalah sebagai berikut:
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi biaya produksi, diantaranya adalah sebagai berikut:
Berikut beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk menghitung biaya produksi:
Langkah pertama adalah menghitung total biaya bahan baku yang digunakan selama proses produksi. Untuk menghitungnya, Anda bisa menggunakan rumus berikut ini:
Biaya bahan baku = Saldo di awal + Pembelian bahan baku yang baru - Saldo di akhir periode
Contohnya:
Maka, penyelesaiannya adalah…
Biaya bahan baku = Saldo di awal + Pembelian bahan baku yang baru - Saldo di akhir periode = 5.000.000 + 8.000.000 − 4.000.000 = 9.000.000
Dari sini diketahui jika perusahaan tersebut mengeluarkan biaya Rp9.000.000 untuk bahan bakunya.
Setelah mengetahui berapa biaya bahan baku yang dikeluarkan, selanjutnya adalah menghitung total biaya tenaga kerja. Biaya tenaga kerja dapat Anda hitung dengan cara sebagai berikut:
Contohnya:
Diketahui:
Maka:
Upah Kotor = Jam Kerja Tahunan × Upah Per Jam = 2.000 × 50.000 = 100.000.000
Untuk mengetahui total biaya tenaga kerjanya, lanjutkan dengan menjumlahkan total bonus dan tunjangannya.
Total Biaya Tenaga Kerja = Total Upah Kotor + Gaji Tambahan (Bonus dan Tunjangan) = 100.000.000 + 10.000.000 = 110.000.000
Setelah itu, hitung berapa total biaya overhead pabrik yang dikeluarkan selama proses produksi, dalam hal ini Anda bisa menggunakan rumus sebagai berikut:
Biaya overhead = biaya listrik + biaya gaji + biaya persediaan + biaya asuransi + biaya kebersihan
Contohnya:
Diketahui:
Maka:
Biaya overhead = biaya listrik + biaya gaji + biaya persediaan + biaya asuransi = 2.000.000 + 3.000.000 + 1.000.000 + 500.000 + 1.000.000 = 7.500.000
Setelah menghitung biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead, jumlahkan semuanya untuk mendapatkan biaya produksi, atau dengan rumus berikut:
Biaya Produksi = Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja + Biaya Overhead
Contohnya, diketahui:
Maka:
Biaya Produksi = Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja + Biaya Overhead = 9.000.000 + 110.000.000 + 7.500.000 = 126.500.000
Agar bisa ditentukan harga jualnya, Anda juga perlu menghitung berapa total biaya per unit setiap produk yang dihasilkan, caranya bisa menggunakan rumus berikut ini:
Biaya Produksi per Unit = Total Biaya Produksi/ Jumlah Produk
Dari penyelesaian di atas, diketahui:
Maka, biaya produksi per unitnya adalah:
Biaya Produksi per Unit = Total Biaya Produksi/ Jumlah Produk = Rp 126.500.000/10.000 = 12.650.
Nah dari total biaya per unit ini, Anda bisa menentukan harga jual produk Anda, Bagaimana caranya? Cek artikel di bawah ini!
Baca Juga: 8 Cara Menentukan Harga Jual Produk Anda
Selain itu, untuk cara simplenya Anda bisa menghitung biaya produksi hingga menentukan harga jual jauh lebih mudah dengan menggunakan software akuntansi Beeaccounting, Dengan Beeaccounting Anda hanya perlu memasukkan data transaksi dan sistem akan secara otomatis menghitung biaya produksi, biaya per unit, serta harga jual yang sesuai berdasarkan margin yang Anda tentukan. Mau? Klik banner di bawah sekarang juga!