🎉 Grand Launching SOM! Dapatkan Diskon 10%
Logo Bee Web

5 Komponen Biaya Produksi, Contoh dan Cara Hitungnya

Untuk menghitung biaya produksi, Anda perlu memahami 5 komponen biaya produksi berikut, mulai dari biaya tetap, variabel hingga biaya overhead
Penulis: Lutfatul Malihah
Daftar Isi
Kategori:
Dipublish Tgl: Tuesday, 3 December 2024

Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan barang atau jasa yang siap dijual kepada konsumen. Adapun komponen biaya produksi sendiri terdiri dari 5 unsur. Apa saja itu? Mari kita bahas lebih lanjut pada artikel di bawah ini.

Dimana, dengan mempelajari komponen biaya produksi, Anda dapat memahami faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi operasional, mengidentifikasi area yang memerlukan penghematan, serta merancang strategi untuk meningkatkan keuntungan.

Pemahaman ini juga dapat membantu Anda dalam menentukan harga jual yang tepat, memastikan bisnis tetap kompetitif di pasar, dan mengelola sumber daya secara optimal.

Pengertian Biaya Produksi

Faktor Produksi Modal

Biaya produksi adalah total seluruh biaya yang dikeluarakan perusahaan selama proses produksi (Credit: Freepik.com)

Dalam buku Akuntansi Manajemen (2018) karya Silalahi dkk, Production cost atau biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan selama proses produksi. Biaya ini termasuk dalam beban yang dibebankan ke persediaan barang dalam proses pada akhir periode, biaya ini juga sering dikenal dengan istilah biaya produk.

Kenapa disebut biaya produk? Menurut Khaddafi, dkk (2018), Biaya produksi disebut dengan biaya produk karena berkemungkinan untuk terkait dengan produk, termasuk dalam persediaan barang dagang.

Penjelasan lain terkait biaya produksi juga dijelaskan oleh Mulyadi (2019), dimana biaya produksi adalah seluruh biaya yang terjadi dan digunakan untuk mengelola bahan baku menjadi barang jadi yang siap dijual.

Contoh biaya produksi seperti biaya penyusutan mesin/ peralatan. biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya gaji karyawan baik yang bekerja langsung maupun tidak langsung, serta biaya-biaya lain yang berkaitan dengan proses produksi itu sendiri.

Kenapa Biaya Produksi Perlu Dihitung?

Biaya produksi perlu dihitung untuk memastikan efisiensi dan profitabilitas bisnis. Dengan mengetahui secara rinci jumlah biaya yang dikeluarkan, perusahaan dapat menetapkan harga jual yang kompetitif tanpa mengorbankan keuntungan.

Selain itu, perhitungan biaya produksi membantu dalam mengidentifikasi pemborosan, mengoptimalkan penggunaan sumber daya, serta merencanakan anggaran dengan lebih tepat.

Hal ini juga menjadi dasar pengambilan keputusan strategis, seperti meningkatkan kapasitas produksi, mengurangi biaya tertentu, atau mencari pemasok bahan baku yang lebih ekonomis. Dengan kata lain, perhitungan biaya produksi adalah langkah penting untuk menjaga stabilitas keuangan dan keberlanjutan usaha.

Apa Saja Komponen Biaya Produksi?

Secara umum. biaya produksi terdiri dari 5 komponen, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Biaya Tetap

Komponen pertama biaya produksi adalah biaya tetap, biaya tetap sendiri merupakan jenis biaya yang konstan atau tetap nilainya. Artinya, biaya ini tidak akan mengalami penurunan atau kenaikan meskipun jumlah produksi berubah.

Kenapa biaya tetap bisa kontan nilainya? Sebab, biaya biaya ini sudah terikat dengan perjanjian sah dimata hukum sehingga nilainya tidak berubah tergantung dengan jumlah produksinya, contoh komponen biaya produksi tetap adalah seperti biaya upah tenaga kerja, asuransi kesehatan, sewa gedung dan sejenisnya.

Baca Juga: Pengertian Biaya Tetap, Contoh dan Perbedaannya dengan Biaya Lainnya

2. Biaya Variabel

Kemudian ada biaya variabel. kebalikan dari biaya tetap, biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan selama proses produksi dengan nilai yang berubah-ubah sesuai dengan jumlah produk yang dihasilkan.

Sehingga, setiap periode akuntansi jumlah biaya variabel ini berbeda, bisa saja terjadi penurunan atau peningkatan, tergantung dengan jumlah produk yang diproduksi. Jika produk yang dihasilkan ditingkatkan maka biaya variabel juga akan meningkat, begitu juga sebaliknya.

Contohnya, biaya bahan baku, kebutuhan listrik untuk menunjang proses produksi, bahan bakar, dan sejenisnya.

3. Biaya Rata-Rata

Selanjutnya ada biaya rata-rata, yakni biaya produksi yang harus dikeluarkan perusahaan untuk satu unit barang yang dihasilkan. Gambaran sederhananya, perusahaan sepatu memproduksi 100 pasang sepatu sehari, maka biaya rata-rata ini adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan 1 buah sepatu.

Untuk menghitung biaya ini, Anda hanya perlu membagi jumlah biaya produksi dengan jumlah unit yang dihasilkan atau dengan rumus sebagai berikut:

Biaya Rata-Rata = (Biaya Tetap + Biaya Variabel) : Jumlah Unit Produksi

Dengan menghitung biaya ini, perusahaan dapat menentukan berapa persentase keuntungan yang diinginkan hingga harga jual yang akan ditetapkan nantinya.

4. Biaya Marginal

Biaya marginal adalah biaya yang muncul dalam proses produksi karena adanya tambahan barang atau jasa yang dihasilkan. Contohnya, target produksi perusahaan A adalah 10 sepatu sehari dengan biaya 10 juta.

Ternyata ada pesanan tambahan 5 pasang sepatu untuk memenuhi pesanan pelanggan. Nah, biaya yang dibutuhkan untuk produksi 5 pasang sepatu inilah yang dinamakan biaya marginal.

Biaya marginal juga bersifat berubah-ubah. Oleh karena itu, biaya ini umumnya diturunkan dari variable cost seiring dengan perubahan output agar tidak ada tambahan fixed cost ketika memproduksi unit ekstra.

5. Biaya Total

Terakhir, ada biaya total. Biaya total adalah total keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk kebutuhan produksi, mengoperasian atau pememperolah suatu barang atau layanan.

Untuk mengetahui berapa nilai dari biaya total, Anda perlu menjumlahkan seluruh komponen biaya diatas. Dengan mengetahui biaya total, perusahaan dapat memahami besarnya pengeluaran secara keseluruhan dan membandingkannya dengan pendapatan untuk mengevaluasi tingkat keuntungan atau kerugian.

Unsur-Unsur Biaya Produksi

Contoh Raw Material

Ilustrasi bahan baku mentah dalam proses produksi (Credit: Freepik.com)

Selain memiliki 5 komponen di atas, biaya produksi juga memiliki 3 unsur utama, yakni biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Berikut penjelasannya:

1. Biaya Bahan Baku (Raw Material Cost)

Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membeli dan mengelola seluruh bahan utama yang diperoleh dalam proses produksi suatu barang atau jasa. Menurut Mulyadi (2016), biaya bahan baku adalah bahan baku utama yang merupakan bagian dari seluruh produk jadi, hingga dapat diidentifikasi langsung kepada produk jadi.

Adapun yang termasuk biaya produksi adalah harga pembelian bahan baku, biaya pengangkutan atau pengiriman bahan baku dari pemasok ke lokasi produksi, hingga biaya penyimpanan bahan baku di gudang, sebelum akhirnya digunakan.

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Cost)

Kemudian ada biaya tenaga kerja langsung, biaya tenaga langsung adalah total harga yang dibebankan untuk tenaga kerja yang melakukan produksi, biaya ini bisa diartikan sebagai upah dan dapat diamati secara fisik untuk mengukur kuantitas tenaga kerja dalam menghasilkan produk.

Menurut Henry Simamora (2006) yang termasuk tenaga kerja langsung adalah semua pekerja yang ikut serta secara langsung dalam memproduksi produk dari bahan baku sampai menjadi barang jadi, yang jasanya dapat diusut secara langsung pada produk yang dihasilkan.

3. Biaya Overhead (Manufacture Overhead Cost)

Biaya overhead pabrik adalah total seluruh biaya dalam proses produksi yang tidak termasuk dalam biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Oleh karena itu, biaya ini juga sering disebut dengan biaya produksi tidak langsung dan sulit diidentifikasi secara fisik.

Dalam bukunya, Mulyadi (2019), mengelompokkan biaya overhead pabrik menjadi 6 kelompok, diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Biaya bahan penolong, yakni bahan yang tidak menjadi bagian dari produk jadi, tetapi menjadi bagian dari produksi dengan nilai yang relatif kecil jika dibandingkan harga pokok produksi, contohnya plastik kemasan produk.
  • Biaya reparasi atau pemeliharaan. yakni biaya yang dikeluarkan untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan aset tetap perusahaan yang digunakan selama proses produksi, contohnya biaya suku cadang dan harga perolehan jasa dari pihak luar lainnya.
  • Biaya tenaga tidak langsung, yakni upah tenaga kerja yang tidak dapat dihubungkan langsung dengan produk. Contohnya adalah gaji pekerja gudang, cleaning service dan sejenisnya.
  • Biaya yang ditimbulkan dari akibat nilai aktiva tetap, contohnya biaya depresiasi dari mesin produksi dan sejenisnya.
  • Biaya yang ditimbulkan akibat dari berlalunya waktu, contohnya biaya asuransi aktiva tetap yang digunakan di pabrik.
  • Biaya overhead pabrik lainnya yang memerlukan pembayaran tunai, seperti seperti listrik, air, dan gas untuk operasional pabrik, serta biaya reparasi yang dilakukan oleh pihak eksternal.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Biaya Produksi

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi biaya produksi, diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Demand atau Permintaan: Permintaan yang tinggi bisa meningkatkan biaya karena perluasan kapasitas produksi, sementara permintaan rendah dapat menyebabkan pemborosan.
  • Teknologi: Teknologi yang lebih efisien dapat menurunkan biaya produksi, sedangkan teknologi yang usang bisa meningkatkan biaya.
  • Kurs: Fluktuasi nilai tukar dapat mempengaruhi biaya bahan baku impor, yang pada gilirannya mempengaruhi biaya produksi.
  • Pajak: Pajak yang tinggi meningkatkan biaya produksi, sedangkan insentif pajak bisa mengurangi biaya.
  • Suku Bunga: Suku bunga tinggi meningkatkan biaya pinjaman untuk modal kerja atau investasi, sementara suku bunga rendah menurunkan biaya pembiayaan.
  • Biaya Material: Kenaikan harga bahan baku langsung meningkatkan biaya produksi.
  • Jumlah Modal: Modal yang cukup memungkinkan investasi dalam peralatan efisien, menurunkan biaya per unit.
  • Jumlah Barang yang Akan Diproduksi: Produksi dalam jumlah besar biasanya menurunkan biaya per unit berkat economies of scale.

Cara Menghitung Biaya Produksi

Cara menghitung biaya produksi

Untuk menghitung berapa total biaya produksi, Anda harus mengetahui total masing-masing komponen biayanya (Credit: Freepik.com)

Berikut beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk menghitung biaya produksi:

1. Menghitung Biaya Bahan Baku

Langkah pertama adalah menghitung total biaya bahan baku yang digunakan selama proses produksi. Untuk menghitungnya, Anda bisa menggunakan rumus berikut ini:

Biaya bahan baku = Saldo di awal + Pembelian bahan baku yang baru - Saldo di akhir periode

Contohnya:

  • Saldo awal bahan baku: Rp5.000.000
  • Pembelian bahan baku: Rp8.000.000
  • Saldo akhir bahan baku: Rp4.000.000

Maka, penyelesaiannya adalah…

Biaya bahan baku = Saldo di awal + Pembelian bahan baku yang baru - Saldo di akhir periode
                 = 5.000.000 + 8.000.000 − 4.000.000 = 9.000.000

Dari sini diketahui jika perusahaan tersebut mengeluarkan biaya Rp9.000.000 untuk bahan bakunya.

2. Menentukan Total Biaya Tenaga Kerja

Setelah mengetahui berapa biaya bahan baku yang dikeluarkan, selanjutnya adalah menghitung total biaya tenaga kerja. Biaya tenaga kerja dapat Anda hitung dengan cara sebagai berikut:

  • Menghitung upah kotor, dengan rumus “jam kerja tahunan x upah kotor per jam”
  • Kemudian, jam kerja dihitung dengan rumus “jam kerja tahunan - jam tidak bekerja”
  • Terakhir, tambahkan semua biaya lainnya yang dikeluarkan untuk upah, seperti bonus, tunjangan, pajak dan lain sebagainya.

Contohnya:

Diketahui:

  • Jam kerja tahunan: 2.000 jam
  • Upah per jam: Rp50.000
  • Bonus dan tunjangan: Rp10.000.000

Maka:

Upah Kotor = Jam Kerja Tahunan × Upah Per Jam
           = 2.000 × 50.000 = 100.000.000

Untuk mengetahui total biaya tenaga kerjanya, lanjutkan dengan menjumlahkan total bonus dan tunjangannya.

Total Biaya Tenaga Kerja = Total Upah Kotor + Gaji Tambahan (Bonus dan Tunjangan)
                         = 100.000.000 + 10.000.000 = 110.000.000

3. Menghitung Biaya Overhead Pabrik

Setelah itu, hitung berapa total biaya overhead pabrik yang dikeluarkan selama proses produksi, dalam hal ini Anda bisa menggunakan rumus sebagai berikut:

Biaya overhead = biaya listrik + biaya gaji + biaya persediaan + biaya asuransi + biaya kebersihan

Contohnya:

Diketahui:

  • Biaya listrik: Rp2.000.000
  • Biaya gaji: Rp3.000.000
  • Biaya persediaan: Rp1.000.000
  • Biaya asuransi: Rp500.000
  • Biaya kebersihan: Rp1.000.000

Maka:

Biaya overhead = biaya listrik + biaya gaji + biaya persediaan + biaya asuransi 
               = 2.000.000 + 3.000.000 + 1.000.000 + 500.000 + 1.000.000 = 7.500.000

4. Menghitung Biaya Produksi

Setelah menghitung biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead, jumlahkan semuanya untuk mendapatkan biaya produksi, atau dengan rumus berikut:

Biaya Produksi = Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja + Biaya Overhead

Contohnya, diketahui:

  • Biaya bahan baku: Rp9.000.000
  • Biaya tenaga kerja: Rp110.000.000
  • Biaya overhead: Rp7.500.000

Maka:

Biaya Produksi = Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja + Biaya Overhead
               = 9.000.000 + 110.000.000 + 7.500.000 = 126.500.000

5. Menghitung Biaya Produksi per Unit

Agar bisa ditentukan harga jualnya, Anda juga perlu menghitung berapa total biaya per unit setiap produk yang dihasilkan, caranya bisa menggunakan rumus berikut ini:

Biaya Produksi per Unit = Total Biaya Produksi/ Jumlah Produk

Dari penyelesaian di atas, diketahui:

  • Total biaya produksi: Rp 126.500.000
  • Jumlah produk: 10.000 unit

Maka, biaya produksi per unitnya adalah:

Biaya Produksi per Unit = Total Biaya Produksi/ Jumlah Produk
                        =  Rp 126.500.000/10.000 = 12.650.

Nah dari total biaya per unit ini, Anda bisa menentukan harga jual produk Anda, Bagaimana caranya? Cek artikel di bawah ini!

Baca Juga: 8 Cara Menentukan Harga Jual Produk Anda

Selain itu, untuk cara simplenya Anda bisa menghitung biaya produksi hingga menentukan harga jual jauh lebih mudah dengan menggunakan software akuntansi Beeaccounting, Dengan Beeaccounting Anda hanya perlu memasukkan data transaksi dan sistem akan secara otomatis menghitung biaya produksi, biaya per unit, serta harga jual yang sesuai berdasarkan margin yang Anda tentukan. Mau? Klik banner di bawah sekarang juga!

Buat Catatan Biaya Produksi Dan Laporan Keuangan Mudah Dan Akurat Dengan Beeaccounting

Artikel Terkait

Cycle Time Adalah Strategi Efisiensi Produksi, Ini Caranya!
Dalam bahasa Indonesia cycle time adalah waktu siklus, sebuah metrik penting yang mengukur durasi rata-rata untuk menyelesaikan satu siklus dalam
Baca Juga
Laporan Harga Pokok Produksi: Cara Membuat dan Contohnya
Dalam dunia bisnis, terutama pada perusahaan manufaktur, pemahaman yang mendalam tentang laporan harga pokok produksi (HPP) menjadi kunci utama untuk
Baca Juga
Perusahaan Manufaktur Adalah: Ciri, Produk dan Contohnya
Perusahaan manufaktur adalah jenis perusahaan yang memulai bisnisnya dari mengolah bahan mentah hingga menjadi produk jadi dan siap digunakan. Keberadaan
Baca Juga
Contoh Perusahaan Manufaktur yang Beroperasi di Indonesia
Perusahaan manufaktur merupakan salah satu jenis perusahaan yang memiliki kontribusi besar dalam mengembangkan perekonomian. Beberapa contoh perusahaan manufaktur telah mampu
Baca Juga
Pengertian dan Cara Menghitung Biaya Overhead Pabrik
Menghitung biaya overhead pabrik adalah suatu keharusan bagi Anda yang bergerak dibidang bisnis produksi/ pabrik. Karena dengan menghitung BOP maka
Baca Juga
Apa Itu Lean Manufacturing? Ini Penjelasan Lengkapnya
Konsep Lean Manufacturing muncul sebagai pendekatan yang sangat relevan dan strategis untuk meningkatkan efisiensi operasional perusahaan. Lean Manufacturing, yang pertama
Baca Juga

Artikel Populer

Contoh Pasar Oligopoli Potret Pasar Persaingan Tidak Sempurna
Ragam contoh pasar oligopoli yang Anda ketahui bisa menambah wawasan dalam memahami jenis market ini. pasar jenis ini merupakan salah
Baca Juga
Apa Itu Brand Positioning? Begini Penjelasan Lengkapnya
Salah satu strategi pemasaran yang efektif adalah melakukan brand positioning. Kegiatan ini berkaitan dengan upaya menempatkan brand, agar memiliki tempat
Baca Juga
25 Ide Jualan Makanan yang laku Setiap Hari Minim Modal
Bisnis jualan makanan bisa menjadi pilihan menjanjikan untuk dijalankan. Terlebih, dengan permintaan masyarakat yang selalu meningkat terhadap makanan. Namun, untuk
Baca Juga
Pengertian, Format dan Contoh Jurnal Penerimaan Kas
Dalam akuntansi, jurnal penerimaan kas adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan yang masuk secara tunai. Contoh jurnal penerimaan
Baca Juga
10 Tahapan Rebranding Produk dan yang Perlu Dipertimbangkan
Rebranding adalah istilah yang diambil dari Bahasa Inggris, re berarti kembali dan ‘Branding´ bisa diartikan sebagai merek atau sebuah identitas
Baca Juga
Fakta Michelin Star dan Resto Indonesia yang Pernah Meraihnya
Michelin Star, atau Bintang Michelin, adalah salah satu penghargaan kuliner paling bergengsi di dunia, yang diberikan oleh Michelin Guide kepada
Baca Juga
Customer Service Bee

148rb+ Pengusaha Sudah Pakai Bee

"Operasional makin lancar, bisnis terkontrol dan mudah discale-up"
Hubungi Tim Bee sekarang untuk konsultasi GRATIS
Logo Bee Web
Software Akuntansi & Kasir No. 2 di Indonesia. Memudahkan Pemilik Bisnis dan Akuntan untuk mengerjakan dan menganalisa keuangan lebih cepat, mudah, dan akurat. Gratis Trial atau Demo Gratis dengan Tim Bee.
Jam Operasional
Senin - Jumat, 09:00 - 16:00 WIB
Sabtu, Minggu dan Tgl Merah LIBUR
Chat via WA
Alamat Kantor
Surabaya: Jl. Klampis Jaya 29J, SurabayaBandung: Aer Space - Jl. Karang Tinggal No.41B, Cipedes, Bandung
Jakarta: Jl. Mampang Prapatan VIII No. 3B, Jakarta Selatan (Sementara Tutup)
Copyright © 2024 Bee.id
magnifiercrossmenu