Analisis kinerja keuangan menjadi kegiatan penting untuk memantau kondisi finansial sebuah usaha. Seperti menggali informasi dari laporan laba rugi, neraca, dan arus kas, dan lain sebagainya. Dengan adanya analisa ini pelaku usaha dan pemangku kepentingan dapat memahami lebih dalam bagaimana kondisi keuangan.
Dari data ini mereka bisa lebih mudah dalam mengelola aset, memperoleh pendapatan, dan mengendalikan biaya, sehingga proses pengelolaan bisnis akan lebih mudah dikelola dari mulai proses identifikasi, perumusan strategi hingga praktekknya.
Kenali lebih dalam apa yang dimaksud dengan kinerja keuangan, faktor, cara, contoh dan tips optimasinya pada artikel di bawah ini:
Berikut beberapa pendapat pada ahli mengenai kinerja keuangan:
Pengertian kinerja keuangan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) kinerja keuangan adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan apa yang mereka miliki
Kemudian menurut Hery (2016) kinerja keuangan adalah sebuah usaha formal yang dilakukan perusahaan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektifitas kerja dalam menghasilkan keuntungan dan posisi kas tertentu.
Untuk mengukur kinerja keuangan ini Anda dapat melihat prospek pertumbuhan dan perkembangan keuangan sebuah usaha dengan mengandalkan sumber daya yang mereka miliki. Bisnis bisa dikatakan berhasil ketika mereka telah mencapai suatu kinerja tertentu yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Sedangkan menurut Rudianto (2013) kinerja keuangan adalah hasil dari apa yang telah diperoleh dan dicapai manajemen perusahaan dalam menjalankan fungsinya terkait pengelolaan aset bisnis yang efektif selama periode tertentu.
Baca Juga: Aset Adalah: Jenis, Sifat dan Manfaatnya, Lengkap!
Berikut adalah beberapa fungsi dasar analisis kinerja keuangan:
Ada dua faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan yakni faktor internal dan eksternal, berikut diantaranya:
Berikut adalah beberapa faktor internal yang mempengaruhi kinerja keuangan:
Faktor internal pertama yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan adalah strategi bisnis yang digunakan. Perencanaan ini mencakup penyusunan rencana, langkah-langkah dan praktek bisnis dalam mencapai tujuan bisnis.
Semakin optimal dalam menerapkan strategi bisnis maka semakin baik juga kinerja perusahaan dan sebaliknya. Dalam praktek bisnis, strategi ini menjadi salah satu cara bisnis dalam mencapai tujuannya.
Selanjutnya adalah manajemen bisnis, manajemen menjadi faktor internal yang sangat berpengaruh dalam analisis kinerja karena tanggung jawabnya yang mencakup banyak hal.
Seperti pengambilan keputusan finansial, perencanaan anggaran, pengelolaan risiko keuangan, transparansi, pengembangan strategi keuangan, dan pengelolaan hubungan dengan pemangku kepentingan.
Dimana keputusan yang diambil oleh manajemen dapat secara langsung mempengaruhi struktur biaya, pendapatan, dan stabilitas keuangan perusahaan.
Selain manajemen, unsur sumber daya manusia (SDM) juga memainkan peran kunci dalam menunjang kesuksesan kinerja keuangan sebuah bisnis.
SDM yang berkualitas tinggi dapat menjadi aset berharga dengan memberikan kontribusi positif terhadap efisiensi operasional, pengembangan produk, dan pelayanan pelanggan.
Karena dari manusia di dalam perusahaan inilah strategi bisnis dapat dijalankan, dan manajemen juga bisa dilaksanakan.
Berikut beberapa faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kualitas kinerja keuangan perusahaan
Faktor eksternal pertama yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan adalah kondisi ekonomi. Seperti Fluktuasi dalam pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, suku bunga, dan kestabilan mata uang dan lain sebagainya.
Kondisi ini dapat mempengaruhi daya beli konsumen, biaya produksi perusahaan dan akses perusahaan terhadap modal dan sumber daya keuangan, yang tentunya akan mempengaruhi kondisi keuangan.
Berikutnya adalah persaingan usaha, dimana dengan adanya persaingan usaha yang sengit makan akan mempengaruhi harga jual, pangsa pasar, dan margin keuntungan. Agar bisa terus bertahan dan berkelanjutan.
Dengan adanya perubahan ini, maka juga akan mempengaruhi jumlah penjualan bisnis dan pendapatan yang didapatkan oleh perusahaan itu sendiri dan tentunya akan mempengaruhi kinerja keuangan.
Selanjutnya adalah perubahan teknologi, dalam konteks perubahan ini pelaku usaha akan mendapatkan dua dampak sekaligus, baik dampak positif maupun negatif.
Dimana adanya perubahan teknologi dapat menciptakan peluang baru, menciptakan efisiensi operasional hingga promosi. Disisi lain, adanya teknologi juga dapat memperketat persaingan bisnis dan mempengaruhi jumlah penjualan.
Ada beberapa indikator dalam proses pengukuran kinerja keuangan perusahaan:
Indikator pertama dalam proses perhitungan kinerja keuangan perusahaan adalah laba bersih. Laba ini mencerminkan keuntungan bersih perusahaan setelah dikurangi semua biaya dan pajak.
Pertumbuhan laba bersih yang konsisten menunjukkan kesehatan keuangan perusahaan dan kemampuannya untuk menghasilkan nilai tambah.
Selanjutnya adalah Return on Assets (ROA), ini digunakan untuk mengukur efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset untuk menghasilkan laba.
Anda dapat menghitung ROA bisnis dengan rumus sebagai berikut:
Rumus ROA = Laba Bersih : Total Aset
Dimana dengan ROA yang tinggi menunjukkan efisiensi penggunaan aset perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Sebaliknya nilai ROA yang rendah menunjukkan jika penggunaan aset perusahaan perlu dievaluasi lagi
Berikutnya adalah Return on Equity (ROE), digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian investasi pemegang saham.
Untuk menghitung ROE ini Anda bisa menggunakan rumus berikut ini:
Rumus ROE = (Laba Bersih setelah Pajak / Ekuitas) x 100
Dimana jika ROE yang tinggi mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memberikan pengembalian yang baik kepada pemegang saham dan sebaliknya.
Indikator selanjutnya dalam mengukur kinerja keuangan adalah current ratio, dimana ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek dengan aset lancar.
Untuk menghitung Current Ratio bisa menggunakan rumus sebagai berikut:
Rumus Current Ratio = Aset Lancar / Utang Lancar
Dimana jika current ratio yang tinggi maka dapat dikatakan jika perusahaan tersebut memiliki kemampuan pembayaran yang lebih baik dan sebaliknya.
Baca Juga: Rumus Current Ratio, Contoh dan Cara Menghitungnya
Selanjutnya adalah Quick Ratio, yakni digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek tanpa mengandalkan stok.
Rumus Quick Rasio adalah (Aset Lancar - Persediaan)/ Kewajiban Lancar
Jika hasil quick ratio semakin tinggi maka kinerja perusahaan tersebut dalam kondisi baik karena memiliki kemampuan dalam membayar kewajiban dalam waktu lebih cepat, dan sebaliknya.
Indikator keuangan selanjutnya adalah Debt to Equity Ratio, digunakan untuk mengukur proporsi utang perusahaan terhadap ekuitasnya.
Rumus Debt to Equity Ratio = Total Utang / Total Ekuitas
Dari hasil perhitungan ini bisa disimpulkan, jika hasil rasio rendah maka dianggap positif karena menunjukkan risiko keuangan yang lebih rendah, dan sebaliknya.
Terakhir adalah Interest Coverage Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar bunga pada utangnya.
Rumus Interest Coverage Ratio: Laba Operasi (EBIT) / Beban Bunga atau Biaya keuangan.
Jika rasio yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan memiliki cukup laba operasional untuk menutupi bunga utangnya.
Berikut adalah beberapa tips untuk meningkatkan kinerja perusahaan:
Strategi utama dalam mengoptimalkan kinerja keuangan adalah dengan meningkatkan pendapatan perusahaan. Caranya bagaimana? Anda bisa fokus pada pengembangan strategi pemasaran, perluasan pangsa pasar.
Kemudian juga mengenai pemahaman mendalam terhadap kebutuhan pelanggan dapat memberikan dorongan signifikan terhadap kinerja bisnis. Penetapan harga yang tepat dan promosi yang efektif juga dapat mendorong pertumbuhan penjualan.
Berikutnya adalah pengelolaan biaya yang efisien sangat penting untuk meningkatkan profitabilitas. Audit biaya secara rutin, negosiasi kontrak dengan pemasok, dan implementasi teknologi untuk otomatisasi proses adalah beberapa cara untuk mengidentifikasi dan mengurangi biaya yang tidak perlu.
Selanjutnya adalah meningkatkan efisiensi operasional dapat membantu perusahaan menghasilkan lebih banyak dengan menggunakan lebih sedikit sumber daya.
Seperti melakukan rekayasa ulang proses bisnis, pelatihan karyawan untuk meningkatkan keterampilan, dan penerapan teknologi yang mendukung efisiensi operasional dapat menjadi kunci keberhasilan.
Tips meningkatkan kinerja perusahaan adalah dengan mengoptimalkan produktivitas, dimana produktivitas karyawan dan aset perusahaan dapat ditingkatkan melalui pengelolaan waktu yang efektif.
Kemudian pemilihan teknologi yang tepat, dan perhatian terhadap kepuasan karyawan. Karyawan yang produktif dapat memberikan kontribusi lebih besar terhadap pencapaian tujuan perusahaan.
Fokus pada peningkatan kualitas produk dan layanan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan, membangun loyalitas, dan menciptakan keunggulan kompetitif.
Umpan balik pelanggan dan analisis pasar dapat membantu perusahaan memahami harapan konsumen dan melakukan peningkatan yang diperlukan.
Selanjutnya adalah Inovasi bisnis, hal ini memainkan peran penting dalam menjaga daya saing jangka panjang. Perusahaan harus mendorong budaya inovasi, menginvestasikan dalam penelitian dan pengembangan, dan terus memantau tren industri.
Inovasi dapat menciptakan produk atau layanan baru, membuka pasar baru, dan memberikan keunggulan yang berkelanjutan.
terakhir adalah menggunakan software akuntansi, software ini dapat menjadi langkah strategis untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.
Dimana akan membantu otomatisasi proses akuntansi, pembuatan laporan keuangan yang akurat dan cepat, serta pengelolaan data keuangan dengan efisien.
Salah satunya adalah dengan menggunakan software akuntansi online Beecloud. Dengan Beecloud Anda bisa mengelola keuangan secara real-time, pemantauan transaksi, dan pembuatan laporan keuangan dengan cepat dan akurat.
Dengan akses online, perusahaan dapat memantau kinerja keuangan dari mana saja dan kapan saja. Sehingga bisa memantau kinerja bisnis secara lebih optimal. Klik banner di bawah ini untuk informasi selengkapnya!