Kewajiban Hutang Lancar dan Hutang Jangka Panjang - Kewajiban adalah hutang terhadap pihak lain yang harus dibayar, baik dalam jangka pendek maupun panjang.
Kewajiban akan bisa Anda temukan pada laporan neraca. Akun kewajiban biasanya meliputi, hutang, pendapatan diterima di muka, serta akrual (biaya yang jatuh tempo di kemudian hari).
Kewajiban terbagi dua jenis, yaitu kewajiban hutang lancar dan hutang jangka panjang.
Hutang lancar yaitu hutang yang harus dilunasi jangka waktu satu tahun atau kurang dari satu tahun. Sedangkan, hutang jangka panjang yaitu hutang yang harus dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu tahun.
Dalam dunia akuntansi pengertian hutang cukup kompleks, namun secara pokok, hutang merupakan suatu kewajiban dimana seseorang tersebut wajib melunasi hutangnya.
Jadi setelah mendapatkan hutang, maka yang melakukan hutang wajib membayarkannya sesuai dengan tempo yang telah ditentukan. Ada dua jenis hutang yang wajib diketahui yaitu hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang.
Hutang jangka pendek adalah segala pembiayaan yang akan dibayar kembali dalam 12 bulan berjalan. Jika Anda memasukkan pinjaman yang memiliki periode pelunasan pendek, biasanya memiliki jatuh tempo kurang dari 1 tahun.
Dalam akuntansi, hutang jangka pendek dan pelunasannya pasti tercatat di setiap periode laporan keuangan. Biasanya hutang jangka pendek dilakukan demi keperluan jual-beli perusahaan. Misalnya, beli bahan baku atau barang jadi yang akan dijual lagi. Hutang jangka pendek diambil perusahaan untuk mempercepat perputaran keuangan, sehingga saat pembayaran tiba, produk sudah terjual.
Jadi kalau barang sudah laku terjual, maka secara tidak langsung yang melunasi hutang adalah pelanggan (diambil dari profit), bukan perusahaan sendiri. Dengan begini, maka hutang tidak akan mengurangi modal atau keuntungan perusahaan pada laporan keuangan.
Baca Juga: Cara Menghitung Rasio Likuiditas, Pengertian dan Manfaatnya
Hutang yang berasal dari transaksi pembelian barang atau jasa. Jenis hutang yang satu ini terjadi jika sebuah perusahaan atau seseorang melakukan pinjaman atau kredit guna mendapatkan sebuah barang tertentu.
Jenis hutang yang satu ini adalah sebuah hutang yang terjadi atau dilakukan oleh seseorang yang menggunakan sebuah bukti secara tertulis. Di Dalam surat tersebut tidak diperlukan syarat serta jaminan yang akan digunakan.
Jenis hutang jangka waktu pendek yang satu ini merupakan hutang yang akan diberikan untuk investor yang dilakukan oleh perusahaan terbuka yang tercatat di bursa. Dividen ini dibagi setiap periode akuntansi dan masuk dalam laporan keuangan.
Kondisi dimana perusahaan telah menerima penghasilan namun barang atau jasa belum sampai ke tangan pelanggan.
Sebagai pengeluaran rutin bulanan seperti tarif listrik, air, telepon, dan internet.
Selanjutnya adalah hutang jangka panjang yaitu hutang yang pembayaran atau pelunasannya diberikan tenggat waktu yang cukup lama, atau bisa dibilang waktu pelunasan yang diberikan juga lumayan lebih lama bisa lebih dari satu tahun.
Untuk melunasi hutang jangka panjang, umumnya sebuah perusahaan akan menggunakan aktiva lancar atau dengan memperhitungkan sebuah pendapatan yang diluar hutang jangka waktu pendek.
Dengan begitu dana yang dipinjam mungkin bisa bernilai besar, tetap saja untuk waktu pelunasannya juga harus sesuai dengan perhitungan waktunya. Dengan melunasinya menggunakan aktiva lancar tentu saja yang digunakan berupa aset perusahaan dengan dana akses yang selalu berjalan.
Dengan hutang jangka panjang ini, maka perusahaan bisa lebih berkembang. Aktiva lancar pun cenderung bersifat permanen, jadi tidak akan hilang dan bisa jadi back up untuk perusahaan.
Baca Juga: Tips Mudah dalam Mengelola Hutang Usaha Agar Keuangan Tetap Terjaga
Hutang yang dananya sesuai dengan perjanjian awal, dan sebagai jaminan hutang ini akan menggunakan jaminan dari harta tetap si pengaju hutang.
Jika hutang tak bisa dilunasi, maka akan ada penyitaan terhadap barang menjadi jaminan dalam perjanjian sebelumnya. Hutang jenis ini tentu ada hitam di atas putih sebagai landasan hukumnya
Hutang terjadi akibat dari perjanjian yang telah ditentukan dengan adanya dana yang turun melalui surat obligasi. Surat surat obligasi tersebut merupakan surat surat yang memiliki jenis dan kesesuaian dalam pengajuan hutang piutang.
Sebelum terjadi hutang piutang maka akan dilihat terlebih dahulu nominal dari surat obligasi tersebut. Jika sudah sesuai maka dana hutang yang akan dipinjamkan adalah yang berupa nominal dai surat obligasi tersebut.
Kewajiban atau likuiditas kontinjensi bisa dikatakan kewajiban berdasarkan kejadian luar biasa. Maksudnya luar biasa adalah kewajiban yang berpotensi timbul akibat peristiwa masa lalu. Itu artinya, kewajiban tersebut tidak bersifat aktual.
Singkatnya, kewajiban bisa saja timbul tergantung terjadinya peristiwa saat ini atau mendatang. Dalam pencatatan, kewajiban jenis ini tidak dicatat dalam laporan keuangan secara aktual. Namun hanya sebagai lampiran.
Contoh liabilitas kontinjensi adalah gugatan atau garansi produk.
Baca Juga: Apa itu Dividen? Berikut Penjelasan Lengkanya
Pada dasarnya, hutang jangka panjang dan hutang jangka pendek merupakan sebuah hutang dimana harus dibayarkan tepat waktu jika jatuh tempo masa hutangnya. Sebuah perusahaan atau seseorang wajib menerapkan sebuah perhitungan yang tepat mengenai sistem keuangan agar selanjutnya tidak terjadi kesalahan yang menyebabkan kerugian yang signifikan.
Hindari pembukuan manual yang memakan waktu dan berpotensi pada kesalahan pencatatan yang dapat merugikan usaha. Anda bisa mencoba menggunakan software akuntansi Beecloud untuk optimalisasi proses pencatatan dan pembukuan usaha Anda.
Dengan menggunakan Beecloud, Anda dapat melakukan pencatatan pengeluaran dan pemasukan, memantau hutang dan piutang dalam bisnis, proses rekonsiliasi otomatis, pengelolaan perpajakan, payroll, dll
Coba gratis sekarang dengan klik banner di bawah ini.