Membangun brand bukan sekadar membuat logo yang menarik atau memilih nama yang terdengar keren. Lebih dari itu. Oleh karena itu, Anda harus benar-benar bijak dan menghindari kesalahan branding produk yang akan berakibat fatal pada bisnis Anda.
Karena branding adalah anji Anda kepada konsumen yang akan menciptakan kesan pertama dan menentukan apakah mereka akan kembali membeli atau justru beralih ke pesaing.
Merek yang kuat tidak tercipta dalam semalam, tetapi dibentuk dari strategi yang tepat dan konsistensi dalam komunikasi. Apa saja kesalahan branding yang perlu Anda hindari? Berikut adalah beberapa poin penting kesalahan branding produk:
Salah satu kesalahan yang sering dilakukan UMKM adalah tidak melakukan riset pasar yang tepat. Padahal, meneliti kompetitor merupakan langkah penting yang akan membantu Anda menemukan ceruk pasar yang belum tergarap.
Tanpa pemahaman tentang apa yang telah dilakukan pesaing, Anda mungkin akan meniru strategi mereka secara mentah, yang berujung pada brand yang terlalu biasa dan tidak memiliki keunikan.
Untuk itu, pelajari produk yang mereka jual, pesan yang mereka sampaikan, dan audiens yang mereka tuju. Dengan begitu, Anda akan dapat membangun merek yang kuat dan memiliki keunggulan kompetitif yang jelas.
Kesalahan berikutnya adalah gagal mengenali siapa konsumen yang akan dituju. Anda mungkin memiliki produk yang bagus, tapi jika tidak tahu siapa yang membutuhkan produk tersebut, maka seluruh upaya branding Anda bisa sia-sia.
Merek yang kuat dibangun menggunakan pemahaman yang mendalam tentang harapan, kebutuhan, dan kebiasaan audiens. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang apa yang dicari calon pelanggan, Anda dapat membuat pesan yang lebih tepat sasaran dan mudah diingat.
BACA JUGA: 6 Cara Branding Produk Perkuat Bisnis dengan yang Tepat
Tidak hanya itu saja, kesalahan dalam branding juga bisa muncul ketika Anda terlalu bergantung pada opini teman atau keluarga, bukan dari konsumen yang sebenarnya. Memang, masukan dari orang terdekat bisa menjadi bahan pertimbangan, tapi tidak cukup kuat sebagai dasar keputusan branding.
Untuk itu, manfaatkan media sosial dan situs ulasan untuk mendengar langsung dari konsumen yang mengalami produk Anda secara nyata. Dengan mendengarkan dan memahami masukan mereka, Anda akan lebih mudah memperbaiki apa yang tidak sesuai.
Sepele tapi efeknya luar biasa, menganggap brand cuma sekedar logi saja. Banyak pebisnis yang menganggap bahwa branding adalah urusan desain visual semata, bukan pada nilai brand. Padahal branding jauh lebih luas dari itu.
Branding yang kuat mencakup komunikasi yang konsisten, kualitas layanan yang baik, dan pengalaman konsumen yang menyeluruh. Contoh nyata adalah saat Yahoo mengganti logonya namun tidak diikuti dengan pembaruan strategi branding optimal, hasilnya?
Tidak ada peningkatan yang signifikan. Oleh karena itu, jangan hanya fokus pada tampilan, tapi juga konten yang Anda sampaikan, layanan yang Anda berikan, dan komitmen yang Anda pegang.
BACA JUGA: 10 Tahapan Rebranding Produk dan yang Perlu Dipertimbangkan
Inkonsistensi adalah musuh utama dalam branding. Konsumen adalah makhluk yang terbiasa, mereka mengingat apa yang sering mereka lihat dan dengar. Jika sedari awal tidak konsisten dalam pesan, tone, atau tampilan visual, maka konsumen akan kesulitan mengenali dan mengingat merek Anda.
Bandingkan dengan Coca-Cola yang selalu menjaga identitas visualnya tetap konsisten, bahkan selama lebih dari 130 tahun. Dengan strategi yang konsisten, merek Anda akan semakin kuat dan melekat di ingatan konsumen.
First impression adalah hal penting yang tidak boleh dianggap remeh dalam dunia branding. Salah satu contoh nyata yang bisa Anda pelajari adalah gagalnya desain ulang kemasan Tropicana.
Kemasan baru yang terlalu biasa dan membingungkan menyebabkan kebingungan di kalangan konsumen hingga menimbulkan kerugian besar. Pastikan desain visual produk yang Anda miliki cukup menarik, relevan, dan tetap selaras dengan identitas merek Anda.
Dengan begitu, calon konsumen lebih mudah mengenali dan mengingat produk Anda. Beberapa contoh strategi termasuk kampanye yang mampu menarik perhatian sejak pandangan pertama, pemilihan pesan yang konsisten, serta brand voice yang mencerminkan karakter bisnis Anda.
Tidak semua strategi branding akan berhasil di percobaan pertama, dan itu wajar. Namun, kesalahan yang tidak bisa dimaafkan adalah tidak punya cadangan rencana. Jika kamu tidak menyiapkan Plan B, bisnis Anda akan rentan terhadap kegagalan yang bisa dihindari.
Merek yang kuat adalah merek yang adaptif, yang bisa menyesuaikan diri dengan perubahan pasar, tren, atau kebutuhan konsumen. Oleh karena itu, selalu siapkan alternatif strategi untuk memastikan keberlangsungan brand Anda, bahkan saat situasi berubah dengan cepat.
Branding yang kuat dan tepat bukan hanya soal desain, tapi juga soal komitmen untuk terus memahami konsumen, beradaptasi dengan kebutuhan mereka, dan menjaga konsistensi dalam setiap aspek komunikasi.
Anda harus memahami bahwa merek adalah janji, bukan sekadar tampilan. Dengan strategi yang matang dan pendekatan yang menyeluruh, Anda akan mampu menciptakan identitas merek yang tidak hanya kuat, tapi juga tahan lama di benak konsumen.