Tujuan seseorang melakukan bisnis tidak lain adalah untuk mendapat keuntungan atau disebut profit. Sementara itu, ada kata lain yang tidak asing lagi di telinga pebisnis yaitu omzet. Lantas apa perbedaan omzet dan profit? Apakah keduaya sama?
Untuk mendapatkan profit, ada sejumlah uang yang diperoleh melalui penjualan produk atau barang untuk periode tertentu. Profit diperoleh dari omzet dikurangi modal yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang. Sementara omzet adalah jumlah total uang yang diperoleh dari penjualan item.
Sampai di sini Anda telah melihat perbedaan omzet dan profit. Beberapa pengusaha belum memahami penggunaan istilah ini, sehingga menyebabkan perbedaan persepsi.
Seperti dijelaskan di atas, omzet adalah serangkaian total nilai penjualan produk pada periode waktu tertentu. Ini dapat bertepatan dengan istilah lain yaitu pendapatan kotor karena pendapatan belum dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan atau sebutannya modal, seperti biaya produksi, gaji karyawan dan biaya operasi lainnya.
Sederhananya, Omzet adalah jumlah total pendapatan yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dari penjualan produk atau jasa selama periode waktu tertentu. Ini mencakup semua pendapatan yang diperoleh dari aktivitas bisnis inti perusahaan sebelum dikurangi dengan biaya dan beban lainnya. Omzet adalah ukuran kuantitatif dari seberapa banyak pendapatan yang dihasilkan oleh perusahaan sebelum mempertimbangkan elemen biaya.
Nilai omzet seringkali merupakan titik referensi untuk mengevaluasi perusahaan, baik skala kecil, sedang atau besar. Namun, jumlah yang muncul pada omzet tetap menjadi perkiraan jumlah, sehingga tidak mencerminkan laba bersih yang diperoleh oleh sebuah perusahaan.
Anda dapat memahami omzet melalui contoh ilustrasi berikut. Sebuah toko mainan dapat menjual ratusan produk pada 20xx Januari dan mendapatkan omzet seperti yang ditunjukkan dalam tabel berikut.
Tabel di atas menunjukkan, omzet total adalah Rp 12.500.000. Ini adalah penghasilan kotor dari toko mainan pada Januari 20xx.
Rumus perhitungan omzet itu sangat mudah, yaitu
omzet = harga jual x kuantiti produk.
Contohnya jika sebuah perusahaan menjual 1.000 kaos polos seharga 20.000, maka omzet yang didapatnya adalah 20.000 X 1.000 = 20.000.000 (20 juta)
Anda dapat menghitung langsung dengan banyak uang yang masuk, tetapi metode ini dianggap kurang efektif. Karena Anda tidak tahu apakah jumlah uang sama dengan hasil jumlah item yang dijual. Dengan menghitung per produk, Anda akan tahu apakah uang masuk sama dengan item yang dijual.
Omzet hanya sebatas menghitung total penjualan dikalikan dengan harga. Pada laporan neraca, omzet diposisikan di paling atas sebab masih termasuk penjualan yang kredit ataupun piutang.
Seperti yang telah disebutkan di atas, omzet memiliki peran yang penting dalam sebuah bisnis. Jumlah perolehan omzet, berfungsi untuk melihat kemampuan perusahaan dalam menjual produk. Hal ini bermanfaat dalam merencanakan strategi penjualan selanjutnya di masa depan.
Tak hanya itu, omzet juga memiliki peran dalam laporan keuangan. Apabila omzet tidak ditulis dalam pembukuan keuangan, maka perusahaan tidak dapat melihat kondisi penjualan yang sedang dijalani.
Apakah dengan memiliki omzet besar maka perusahaan dapat dinyatakan sukses? Belum tentu. Karena biar omzet yang diperoleh hasilnya fantastis, hal itu percuma apabila biaya yang dikeluarkan juga banyak jumlahnya. Karena omzet hanyalah pendapatan kotor, maka perhitungan biaya juga perlu dilakukan.
Sehingga kesuksesan perusahaan dapat dihitung apabila omzet yang diperoleh jumlahnya banyak, begitu pula biaya yang dikeluarkan hanyalah sedikit.
Lalu, apa yang terjadi jika bisnis hanya mengejar omzet? Terdapat sebuah studi kasus yang menyatakan beberapa perusahaan hanya fokus pada jumlah omzet besar tanpa memperhitungkan jumlah biaya yang dikeluarkan. Maka dinyatakan sebuah kesalahat fatal apabila perusahaan hanya mengejar omzet yang besar. Sedangkan seharusnya perhitungan biaya yang dikeluarkan sangatlah penting.
Anda bisa mendapatkan omzet yang besar ketika Anda menjalankan bisnis yang menjual produk dengan persediaan barang yang cepat. Produk-produk ini umumnya memiliki tanggal kedaluwarsa singkat, seperti kue, roti atau produk kuliner lainnya. Anda harus melakukan penjualan cepat karena jika produk tidak dijual, Anda benar-benar kehilangan, bukan malah menambah omzet.
Selain itu, Anda harus dapat mengukur arus kas dan mendapatkan keuntungan dengan cermat sehingga bisnis Anda tidak kalah langsung karena angka penjualannya lambat. Misalnya, ketika Anda memulai bisnis kuliner, Anda dapat membuka pesanan yang diantisipasi untuk menjaga kualitas makanan yang dijual. Kemudian, sesuaikan dengan pesanan sehingga tidak ada makanan yang kadaluarsa karena tidak dijual.
Baca Juga: Mengenal dan Mengetahui Sejarah Akuntansi
Sementara itu, profit mengacu pada nilai jual suatu produk setelah dikurangi biaya modal. Suatu nilai disebut profit jika bersih atau telah dikurangi dengan berbagai biaya yang dikeluarkan oleh Perusahaan dalam memproduksi atau memasarkan produk. Beberapa biaya ini termasuk biaya produksi, gaji karyawan, biaya pengiriman barang, dan biaya pemasaran.
Bisa disimpulkan jika profit adalah jumlah uang yang tersisa setelah mengurangi semua biaya dan beban dari omzet. Ini adalah hasil akhir atau keuntungan sebenarnya yang diperoleh oleh perusahaan setelah mengelola semua aspek keuangan bisnisnya, juga dikenal sebagai laba bersih. Dapat diartikan profit menjadi ukuran kuantitatif dari efisiensi dan keberhasilan operasional perusahaan.
Profit menyatakan nilai sebenarnya dari keuntungan yang diperoleh perusahaan, sehingga juga disebut laba bersih. Sekarang mari kita terapkan pada ilustrasi toko mainan di atas. Toko mainan mengambil produk mainan yang dijual dari penjual grosir dengan detail harga berikut.
Selanjutnya, kita dapat menyimpulkan profit yang diperoleh toko mainan tersebut pada bulan Januari 2020 adalah Rp1.500.000 yang didapat melalui perhitungan berikut:
Total omzet – total modal pembelian – biaya operasional = Rp12.500.000 – Rp9.000.000 – Rp2.000.000 = Rp1.500.000
Seperti yang telah disebutkan, untuk cara menghitung profit yang benar adalah dengan menggunakan rumus:
Profit = Total omzet – total modal pembelian – biaya operasional
Sederhananya, Anda hanya perlu menjumlah omzet yang diterima, lalu mengitung segala biaya yang dikeluarkan perusahaan. Lalu hitunglah selisih dari kedua hasil tersebut maka Anda berhasil menghitung profit perusahaan.
Berbeda dengan omzet, posisi profit dalam laporan keuangan adalah terletak di paling bawah karena sudah perhitungan murni yang memasukkan total biaya yang di keluarkan.
Tak hanya omzet yang memiliki peran penting, profit juga memiliki peran dalam kelangsungan perusahaan yang berjalan. Profit berperan sebagai acuan kemampuan usaha Anda dalam menghasilkan laba guna menarik perhatian investor.
Selain itu, sebuah perusahaan dinyatakan sukses apabila dapat menghasilkan profit yang diinginkan. Contohnya ketika memulai sebuah usaha, pastinya menentukan target profit yang ingin dicapai dalam kurun waktu yang ditentukan. Jika profit mencukupi target yang diinginkan sesuai dengan waktu yang ditentukan, maka perusahaan berhasil meraih kesuksesan.
Lantas bagaimana jika sebuah perusahaan hanya mengejar omzet, maka akan menjadi kesalahan karena omzet hanyalah penghasilan kotor. Sementara apabila mengejar profit, maka itu sudah menjadi hal yang wajar.
Jika Anda mengincar profit besar, maka Anda bisa menjalankan bisnis dengan produk pasar ritel yang dapat dilirik. Pilih produk yang tidak memiliki waktu kedaluwarsa, sehingga Anda dapat membuat item untuk jangka waktu tertentu. Selanjutnya, pebisnis dengan orientasi keuntungan besar akan bertarung dalam persaingan yang ketat. Anda harus bekerja keras dalam pemasaran sehingga produk Anda dapat bersaing dengan produk serupa di pasaran.
Meski begitu, omzet dan profit dapat diperoleh bersama jika angka penjualan bisnis terus meningkat dan perusahaan memiliki arus kas yang sehat. Namun, ini membutuhkan ketelitian dan akurasi dalam mengelola keuangan perusahaan.
Dari penjelasan di atas terkait mulai dari apa itu omzet dan apa itu profit, memudahkan Anda dalam memahami pengertian dan cara menghitung keduanya, sehingga akan memberikan pemahaman jika omzet dan profit adalah dua hal yang berbeda.
Perbedaan utama antara omzet dan profit adalah bahwa omzet mencerminkan total pendapatan yang dihasilkan oleh perusahaan sebelum mempertimbangkan biaya dan beban, sedangkan profit adalah hasil akhir setelah mengurangi semua biaya dan beban dari omzet. Jadi, omzet menunjukkan jumlah uang yang masuk ke perusahaan, sedangkan profit menunjukkan seberapa sukses perusahaan menghasilkan keuntungan setelah mempertimbangkan semua pengeluaran.
Penting untuk diingat bahwa meskipun omzet yang tinggi dapat menjadi indikator positif, itu belum tentu berarti perusahaan tersebut menghasilkan profit yang tinggi. Sebaliknya, perusahaan dengan omzet yang rendah masih dapat menghasilkan keuntungan yang baik jika biaya dan beban mereka efisien dikelola.
Dalam bisnis, penting untuk memantau kedua metrik ini secara bersamaan. Omzet yang tinggi dapat menunjukkan pertumbuhan bisnis yang baik, sementara profit yang positif adalah indikator keberhasilan jangka panjang dan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang berkelanjutan.
Berikut Perbedaan lainnya antara omzet dan profit adalah:
Secara keseluruhan, omzet mencerminkan pendapatan perusahaan sebelum biaya dan beban, sedangkan profit mencerminkan hasil akhir setelah mengurangi semua pengeluaran.
Setelah memahami perbedaan omzet dan profit, Jika Anda mengalami kesulitan dalam menghitung omzet dan profit, Anda bisa menggunakan Software Akuntansi Online Beeacloud. Beecloud memiliki fitur pencatatan keuangan otomatis sehingga Anda tidak perlu kehabisan waktu untuk menghitung omzet dan profit.