Salah satu cara paling praktis untuk menganalisis performa keuangan adalah melalui rasio keuangan. Jenis-jenis rasio keuangan ini akan membantu Anda untuk melihat gambaran kesehatan bisnis secara cepat dan objektif.
Mulai dari seberapa lancar arus kas hingga seberapa efisien operasional berjalan. Di artikel ini, kita akan membahas tentang pengertian rasio keuangan, berbagai jenis rasio yang umum digunakan, serta contoh penerapannya dalam analisis laporan keuangan.
Dengan memahami hal ini, Anda bisa lebih percaya diri dalam membaca data dan merancang strategi bisnis yang lebih baik..
Menurut Kasmir (2015) rasio keuangan adalah kegiatan membandingkan angka-angka yang terdapat dalam laporan keuangan, baik antara satu komponen dengan komponen lainnya dalam laporan yang sama, maupun antara laporan keuangan dari dua periode berbeda.
Tujuan dari perbandingan ini adalah untuk mengetahui kondisi atau kinerja keuangan perusahaan, sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi, baik oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan.
Sementara itu, analisis rasio keuangan adalah proses menelaah dan menginterpretasikan rasio-rasio yang telah dihitung untuk menilai posisi keuangan, kinerja, serta potensi perusahaan di masa depan.
Analisis ini sangat berguna untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan dalam aspek keuangan, serta membantu manajemen dalam menyusun strategi yang lebih tepat sasaran.
Dalam buku Pengantar Manajemen Keuangan (2016) karya Irham Fahmi, analisis rasio keuangan memiliki banyak manfaat, diantaranya adalah sebagai berikut:
Secara umum, manfaat dari analisis rasio keuangan adalah untuk …
Mengutip dari buku Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan (2015), karya Sofyan Syafri Harahap, ada jenis-jenis rasio keuangan yang umum digunakan, diantaranya sebagai berikut:
Rumus Rasio Likuiditas dan Standar Rasio Likuiditas Yang Baik (Credit: bee.id)
Jenis-jenis rasio keuangan pertama adalah rasio likuiditas, yakni analisis rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Artinya, apakah perusahaan punya cukup aset lancar untuk membayar utang yang jatuh tempo dalam waktu dekat. Jika iya, berarti kondisi keuangannya dikatakan likuid. Rasio likuiditas ini dibedakan menjadi 3 jenis, yakni:
Current ratio adalah ukuran kasar dari likuiditas, yaitu perbandingan antara aset lancar dan utang lancar. Semakin tinggi angkanya, semakin aman posisi keuangan perusahaan. Rata-rata industri menurut Kasmir (2018) adalah 200%.
Untuk menghitungnya, Anda bisa menggunakan rumus rasio keuangan berikut ini:
Rasio Lancar = Aktiva Lancar / Utang Lancar
Kemudian, cash ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar utang jangka pendek hanya dengan kas atau setara kas. Artinya, ini benar-benar mencerminkan kemampuan langsung membayar.
Standar industri cash ratio yang baik adalah 50%, untuk menghitungnya Anda bisa menggunakan rumus di bawah ini:
Rasio Cepat = (Aktiva Lancar - Persediaan) / Utang Lancar
Quick ratio disebut juga rasio cepat karena tidak memperhitungkan persediaan. Ini penting karena persediaan bisa butuh waktu untuk dicairkan jadi uang tunai. Rata-rata industri quick ratio yang baik adalah 150%. Dengan rumus sebagai berikut:
Rasio Kas = Kas dan Setara Kas / Utang Lancar
Berbeda dari likuiditas, rasio solvabilitas menilai kemampuan jangka panjang perusahaan dalam melunasi semua utangnya. Di sini, fokusnya bukan hanya utang lancar, tapi seluruh utang termasuk yang jangka panjang.
BACA JUGA: Pengertian Rasio Solvabilitas, Jenis, Rumus dan Manfaatnya
Rasio Solvabilitas dibedakan menjadi 2 jenis, dua rasio utama dalam solvabilitas adalah sebagai berikut:
Rasio debt to equity adalah rasio yang menunjukkan seberapa besar porsi utang dibandingkan dengan ekuitas (modal sendiri). Rasio ini membantu kreditur menilai seberapa jauh utang ditopang oleh modal pemilik.
Rata-rata industri debt to equity yang baik menurut Kasmir (2018) adalah 81%. Dengan rumus sebagai berikut:
Debt to Equity Ratio = Total Utang / Ekuitas Pemegang Saham
Mengukur proporsi total utang terhadap total aset perusahaan. Artinya, berapa persen dari aset perusahaan yang dibiayai oleh utang. Standar industrinya adalah 35%. Dengan rumus sebagai berikut:
Debt to Asset Ratio = Total Utang / Total Aset
Rasio aktivitas mengukur seberapa efisien perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan pendapatan. Activity Ratio ini juga bisa menunjukkan kecepatan perputaran aset. Jenis-jenis rasio aktivitas meliputi:
Mengukur seberapa cepat piutang dikumpulkan dalam satu periode, sekaligus mengukur seberapa efektivitas perusahaan dalam mengelola piutang. Untuk menghitungnya rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Receivables Turnover = Penjualan Kredit / Rata-rata Piutang
Menunjukkan seberapa sering persediaan barang dagang terjual dan diganti selama periode tertentu. Semakin tinggi, semakin baik. Rata-rata industri untuk inventory turnover adalah 20 kali per tahun.
Untuk menghitungnya, Anda bisa menggunakan rumus berikut ini:
Inventory Turnover = Harga Pokok Penjualan / Rata-rata Persediaan
Selanjutnya ada total asset turnover, mengukur seberapa optimal total aset digunakan untuk menghasilkan penjualan. Rata-rata industri biasanya adalah 2 kali per tahun.
Rasio ini digunakan untuk menilai imbal hasil yang diperoleh investor dari investasinya di perusahaan. Contoh rasio investasi meliputi:
Meskipun sering dianggap mirip dengan rentabilitas, profitabilitas lebih fokus pada hasil akhirnya: laba. Rasio ini menilai apakah perusahaan benar-benar menghasilkan keuntungan atau tidak.
Ukuran yang sering digunakan adalah:
Jenis jenis rasio selanjutnya adalah rasio rentabilitas, yakni rasio yang bertujuan untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio rentabilitas ini penting karena berhubungan langsung dengan efisiensi dan kinerja perusahaan.
Beberapa indikatornya antara lain:
BACA JUGA: Rumus ROI (Return On Invesment) dan Cara Menghitungnya
Rasio berikutnya adalah rasio pertumbuhan, yakni rasio yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu tumbuh secara finansial dari waktu ke waktu. Growth Ratio ini penting bagi investor yang ingin melihat prospek jangka panjang suatu perusahaan.
Apakah pendapatannya meningkat, labanya naik, atau ekuitasnya bertambah? Beberapa jenis rasio pertumbuhan yang sering digunakan antara lain:
Rumus growth sales atau pertumbuhan bisnis (Credit: bee.id)
Mengukur peningkatan penjualan dari tahun ke tahun. Jika penjualan terus meningkat secara konsisten, ini menunjukkan adanya ekspansi usaha atau peningkatan permintaan pasar.
Untuk menghitungnya, Anda bisa menggunakan rumus sebagai berikut:
Pertumbuhan Penjualan = (Penjualan Tahun Ini - Penjualan Tahun Lalu) / Penjualan Tahun Lalu x 100%
Rasio ini menunjukkan apakah perusahaan mampu meningkatkan laba bersihnya secara berkelanjutan, yang tentunya sangat menarik bagi pemegang saham. Dengan rumus sebagai berikut:
Pertumbuhan Laba = (Laba Bersih Tahun Ini - Laba Tahun Lalu) / Laba Tahun Lalu x 100%
Rasio pertumbuhan ekuitas ini menunjukkan seberapa besar kenaikan modal pemilik dalam jangka waktu tertentu. Biasanya dikaitkan dengan akumulasi laba ditahan.
Sederhananya, rasio pertumbuhan ini bersifat dinamis, dan idealnya dianalisis dengan melihat tren dari beberapa tahun terakhir.
Rasio ini cocok digunakan bagi Anda yang ingin melihat bagaimana pasar atau investor menilai kinerja keuangan perusahaan. Rasio ini umum dipakai dalam dunia investasi dan pasar modal karena berfokus pada data harga saham.
Beberapa contoh rasio pasar yang penting:
Perhitungan rasio pasar ini hanya relevan untuk perusahaan yang sudah go public atau memiliki saham yang diperjualbelikan secara publik.
Jenis-jenis rasio keuangan terakhir adalah rasio produktivitas, yakni rasio produktivitas yang menggambarkan efisiensi kinerja perusahaan dalam mengubah input menjadi output. Rasio ini sering digunakan dalam analisis internal untuk mengukur keberhasilan operasional atau efisiensi penggunaan sumber daya.
Beberapa contoh rasio produktivitas:
Analisis keuangan kini bisa dilakukan lebih mudah dan efisien dengan bantuan aplikasi pembukuan keuangan Beecloud. Dengan data keuangan yang tercatat secara akurat dan real-time, Anda dapat menghitung berbagai rasio keuangan seperti likuiditas, profitabilitas, hingga solvabilitas.
Tanpa harus repot mengolah laporan secara manual. Beecloud membantu Anda menyajikan data yang rapi dan siap pakai, sehingga proses evaluasi kinerja bisnis menjadi lebih cepat dan tepat sasaran.
Tak hanya itu, fitur laporan otomatis di Beecloud juga memudahkan Anda mengambil keputusan strategis berbasis data yang valid. Klik banner di atas dan dapatkan gratis uji coba sekarang juga!