Cara menghitung variabel cost merupakan hal yang perlu diketahui dan dipahami pemilik usaha sebab sangat penting bagi profitabilitas usaha. Meski terdengar sulit, tetapi Anda tidak perlu khawatir karena ini bukan hal yang sulit untuk dipelajari.
Karena itulah, kali ini kami akan membahas tentang pengertian sampai bagaimana cara menghitung variabel cost.
Variable cost merupakan sebuah istilah yang dipakai dalam dunia akuntansi untuk menghitung biaya produksi perusahaan. Bisa dikatakan kalau arti dari variabel cost adalah biaya yang akan berubah dengan masuk akal karena mengikuti perubahan yang terjadi pada barang atau jasa yang dibuat oleh perusahaan.
Anda mungkin ingin tahu apa fungsi dari variabel cost setelah tahu pengertiannya. Fungsi pertama dari variabel cost adalah untuk membantu perusahaan dalam membuat perencanaan ketika hendak membuat suatu produk. Selain itu, variabel cost juga membantu perusahaan untuk mengendalikan sejumlah biaya perusahaan sampai memutuskan laba jangka pendek.
Fungsi selanjutnya adalah membantu Anda untuk mengambil keputusan jangka pendek. Fungsi lainnya adalah membantu mengendalikan biaya operasional dari produksi yang tengah berjalan. Perusahaan akan terbantu dengan adanya variabel cost karena bisa memberi batasan kontribusi dan juga memutuskan sebuah penilaian.
Sebelum membahas tentang cara menghitungnya, ada baiknya kita kenali dulu apa saja yang masuk dalam kategori variable cost. Berikut beberapa contohnya.
Bahan yang dimaksud merupakan bahan langsung, yaitu persediaan bahan baku yang perusahaan beli untuk membuat sebuah produk.
Yang dimaksud dengan biaya bahan langsung adalah semua biaya yang dipakai dalam proses pembuatan sebuah produk. Bahan langsung ini harus berwujud agar dapat diukur dan diidentifikasi.
Sebagai informasi, bahan baku bisa saja berubah mengikuti target produksi. Apabila bahan bakunya berubah, otomatis biaya yang akan Anda keluarkan pun mengalami perubahan.
Variable cost yang berikutnya adalah tenaga kerja langsung. Artinya adalah upah yang diberikan kepada pekerja yang memiliki hubungan langsung dengan proses produksi yang tengah dikerjakan.
Perbedaan biaya ini dengan gaji adalah tidak dibayarkan per bulan melainkan setiap ada barang yang selesai dibuat atau berhasil dijual.
Biaya yang Anda gunakan untuk melakukan distribusi produk juga termasuk ke dalam variable cost. Karena biaya ini jumlahnya akan berubah sesuai dengan jumlah produk yang perusahaan Anda telah distribusi.
Baca Juga: Tugas, Jenis dan Kunci Sukses Distributor
Contoh biaya yang termasuk dalam jenis ini adalah biaya driver, bensin dan lainnya.
Upah tenaga kerja yang lembur dimasukkan ke dalam variable cost karena tidak setiap hari tenaga kerja akan lembur. Umumnya, tenaga kerja akan diminta lembur jika perusahaan sedang mengejar suatu target.
Komisi dari penjualan suatu produk juga akan dimasukkan ke dalam variable cost. Karena komisi hanya akan diberikan ketika terjadi penjualan atas jasa atau produk.
Jumlah dari komisi karyawan bisa sangat beragam, tergantung dari keuntungan yang telah diterima oleh perusahaan dan juga produktivitas karyawannya.
Bahkan selain bertambah, biaya ini bisa berkurang atau dipotong apabila perusahaan tidak berhasil memenuhi kuota keuntungan atau karyawan belum sanggup memenuhi kuota penjualan yang ditargetkan.
Selanjutnya, kita akan bahas bagaimana cara menghitung variable cost. Cara untuk menghitung variable cost sebenarnya cukup sederhana. Anda cukup dengan mengalikan biaya yang dipakai untuk membuat sebuah produk dengan jumlah total produk yang Anda buat. Berikut adalah langkah-langkah untuk menghitung biaya variabel:
Identifikasi semua biaya yang dapat diatribusikan langsung ke produksi atau penjualan produk atau jasa Anda. Contoh biaya variabel per unit bisa termasuk bahan baku, tenaga kerja langsung, biaya pengiriman, atau biaya perawatan. Jumlahkan semua biaya ini untuk mendapatkan biaya variabel total.
Tentukan jumlah unit yang diproduksi atau dijual dalam periode yang ingin Anda analisis. Jika Anda menghitung biaya variabel untuk suatu produk tertentu, gunakan jumlah unit yang dihasilkan dari produksi produk tersebut. Jika Anda menghitung biaya variabel untuk suatu periode tertentu tanpa mempertimbangkan produk yang spesifik, gunakan jumlah unit yang terjual selama periode tersebut.
Setelah Anda mengetahui biaya variabel per unit dan jumlah unit, kalikan biaya variabel per unit dengan jumlah unit yang diproduksi atau dijual. Misalnya, jika biaya variabel per unit adalah Rp.100.000 dan jumlah unit yang diproduksi adalah 100, biaya variabel total akan menjadi 100.000 x 100 = Rp10.000.000
Jadi, rumus untuk menghitung biaya variabel adalah:
Biaya Variabel = Biaya Variabel per Unit x Jumlah Unit
Perlu diingat bahwa biaya variabel hanya mencerminkan biaya yang berubah seiring perubahan tingkat produksi atau penjualan. Biaya tetap, seperti biaya overhead pabrik atau biaya administrasi, tidak termasuk dalam biaya variabel dan harus dianalisis secara terpisah.
Sebagai contoh, Anda membuat produk sebanyak 30 buah dengan biaya pembuatannya sebesar Rp 30.000, maka total variable costing perusahaan Anda adalah Rp 900.000.
Jika masih bingung, Anda bisa mencari software kasir minimarket yang akan mempermudah jalannya usaha Anda. Software ini bisa membantu menganalisa dan mengerjakan urusan keuangan dengan lebih cepat untuk Anda. Itulah informasi tentang variable costing termasuk bagaimana cara menghitung variable costi untuk Anda.