Indeks harga konsumen atau ihk adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat umum, indeks perhitungan ini kerap digunakan untuk mengukur tingkat inflasi negara.
Simak artikel di bawah ini untuk informasi lebih lengkap, mulai dari pengertian, fungsi dan beberapa lainnya.
Seperti yang sudah di bahas secara singkat di atas, indeks harga konsumen adalah indeks yang digunakan untuk mengukur rata-rata harga barang dan jasa yang dikonsumsi dan digunakan oleh rumah tangga.
Pengukuran ini digunakan untuk menghitung tingkat inflasi, hingga untuk mempertimbangkan hal-hal seperti penyesuaian gaji, uang pensiun, kontrak dan lain sebagainya.
Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik (BPS), indeks harga konsumen adalah indikator harga yang dibayar konsumen sebuah negara untuk mendapatkan barang dan jasa (komoditas) yang biasa digunakan dan dibutuhkan masyarakat secara umum.
Berikut 7 komoditas yang mempengaruhi indeks harga konsumen:
Baca Juga: Kenali Rumus Indeks Harga Jadi Tolak Ukur Perubahan Harga
Kegunaan perhitungan indeks harga bagi konsumen adalah sebagai berikut:
Kegunaan IHK yang pertama adalah untuk mengukur perubahan harga barang dan jasa seiring berjalannya waktu. Dengan membandingkan IHK pada periode yang berbeda, kita dapat menentukan sejauh mana harga-harga telah berubah.
Perhitungan indeks Ini akan membantu konsumen, produsen, dan pemerintah memahami tren harga dan mengambil keputusan ekonomi yang lebih baik.
Fungsi IHK selanjutnya adalah untuk mengukur tingkat inflasi dan deflasi, hal ini perubahan IHK dari waktu ke waktu.
Inflasi sendiri merupakan sebuah kenaikan umum harga barang dan jasa, sedangkan deflasi adalah penurunan umum harga. Dengan memonitor IHK, pemerintah dan bank sentral dapat mengambil tindakan kebijakan ekonomi yang sesuai untuk menjaga stabilitas harga.
Baca Juga: Apa itu Inflasi? Ini Arti, Penyebab, Dampak & Cara Ukurnya
Berikutnya adalah mempertimbangkan upah dan gaji pegawai, dimana dari indeks ini pemerintah dan perusahaan bisa menentukan berapa minimal upah yang perlu diberikan, yang mana upah dan gaji harus disesuaikan agar mencerminkan perubahan biaya hidup.
Selanjutnya adalah sebagai indikator target inflasi yang mana pemerintah dan bank sentral sering menetapkan target inflasi sebagai bagian dari kebijakan ekonomi mereka.
Dengan adanya perhitungan indeks harga ini akan membantu mereka memantau sejauh mana target ini tercapai, dan jika inflasi terlalu tinggi atau terlalu rendah, mereka dapat mengambil tindakan untuk mencapai tujuan tersebut.
Terakhir, IHK juga dapat berfungsi sebagai indikator dini untuk perubahan di pasar saham, valuta asing (forex), dan suku bunga. Kenaikan tajam dalam IHK dapat mengindikasikan tekanan inflasi yang mungkin mempengaruhi kebijakan bank sentral dan pasar keuangan.
Mengutip dari Buku Siswa Ekonomi Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial untuk Siswa SMA/MA Kelas XI Kurikulum 2013 oleh Basuki Darsono, indeks harga di bedakan menjadi beberapa jenis, yakni:
Jenis yang pertama ada Indeks Harga Konsumen, yakni alat statistik yang mencerminkan perubahan harga barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen dari waktu ke waktu.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumpulkan data dari berbagai sumber, termasuk konsumen, produsen, dan lembaga konsumen, untuk menyusun IHK. IHK ini dihitung dengan menggunakan tahun dasar sebagai referensi ketika ekonomi dianggap stabil.
Data kelompok makanan, perumahan, berbagai barang, dan jasa digunakan untuk menghasilkan IHK. Perubahan persentase dalam IHK mengindikasikan tingkat inflasi.
Berikutnya adalah Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB), atau dikenal juga sebagai Indeks Harga Produsen (IHP), berfokus pada inflasi dari perspektif produsen. IHPB mengukur perubahan harga barang yang dibeli oleh pedagang besar dalam jumlah besar.
Berbeda dengan IHK yang berfokus pada harga eceran, IHPB mengukur harga dalam kuantitas besar. Besarnya IHPB dipengaruhi oleh biaya produksi, kebijakan perdagangan pemerintah, kebijakan moneter, dan nilai mata uang.
Ketiga adalah Indeks Harga yang Diterima Petani mengukur harga pasar bagi produk pertanian, sedangkan Indeks Harga yang Dibayar Petani berkaitan dengan harga kebutuhan pertanian seperti pupuk dan benih.
Kedua indeks ini mencerminkan perubahan harga produk yang dijual dan dibeli oleh petani. Faktor-faktor seperti harga obat-obatan pertanian, hasil panen, musim, kebijakan pemerintah, dan nilai mata uang mempengaruhi angka-angka ini.
Kebijakan pemerintah yang mendukung petani penting untuk mengurangi selisih antara angka yang diterima dan dibayarkan petani.
Berikutnya adalah Indeks Harga Implisit, juga dikenal sebagai GNP deflator, digunakan untuk membandingkan pertumbuhan ekonomi nominal dengan pertumbuhan ekonomi riil.
Ini adalah rasio GNP nominal pada tahun tertentu terhadap GNP riil pada tahun tersebut. Indeks ini mencerminkan inflasi sejak harga digunakan untuk menghitung GNP riil hingga saat ini. Semua barang yang diproduksi dihitung dalam perhitungan ini.
Terakhir adalah Indeks Harga Saham adalah ukuran yang mengindikasikan perubahan harga saham di pasar modal. Ini membantu para pelaku pasar saham dalam membuat keputusan dalam aktivitas jual beli saham dengan melihat pergerakan harga saham secara keseluruhan.
Bisa disimpulkan jika Indeks Harga Konsumen (IHK) adalah indikator yang digunakan untuk mengukur perubahan harga barang dan jasa konsumen dari waktu ke waktu, membantu mengenali inflasi, memandu kebijakan ekonomi, dan mempengaruhi upah, gaji, serta keputusan konsumen.