Apakah Anda pernah bertanya-tanya mengapa laporan keuangan perusahaan dari berbagai negara bisa dibaca dan dipahami dengan mudah? Jawabannya adalah karena ada sesuatu yang disebut "IFRS" atau International Financial Reporting Standards. IFRS adalah kunci rahasia di balik kecerdasan finansial perusahaan di seluruh dunia.
Mari kita simak bagaimana standar akuntansi ini mengubah cara perusahaan menjalankan bisnis dan memberikan gambaran lengkap tentang apa yang mereka lakukan dalam laporan keuangan.
IFRS adalah singkatan dari International Financial Reporting Standards. Ini adalah sekelompok standar akuntansi internasional yang digunakan secara luas di seluruh dunia untuk penyusunan laporan keuangan perusahaan publik.
IFRS diterbitkan oleh International Accounting Standards Board (IASB), sebuah badan yang independen dan berbasis di London. IASB bertanggung jawab untuk mengembangkan dan mengeluarkan standar-standar ini. Tujuan utama IASB adalah menciptakan kerangka kerja yang konsisten dan transparan untuk pelaporan keuangan global.
IFRS digunakan untuk menyusun laporan keuangan perusahaan publik di berbagai negara. Ini mencakup perusahaan yang terdaftar di bursa saham dan entitas lain yang diatur oleh otoritas keuangan.
Dengan kata lain, IFRS membantu dalam mengatur cara perusahaan menyusun dan menyajikan informasi keuangan mereka kepada pemegang saham, investor, dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya.
Perbedaan antara PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) dan IFRS (International Financial Reporting Standards) memiliki implikasi penting dalam konteks penyusunan laporan keuangan di Indonesia dan hubungannya dengan standar internasional.
Baca Juga: Akuntansi Keuangan: Pengertian, Fungsi dan Standarnya
Untuk lebih memahami perbedaan ini, mari kita jabarkan lebih rinci:
PSAK: PSAK dikembangkan oleh Badan Standar Akuntansi Keuangan (BSAK) yang beroperasi di Indonesia. Ini berarti PSAK adalah standar akuntansi yang bersifat nasional dan didasarkan pada kebijakan dan kebutuhan akuntansi di dalam negeri.
IFRS: IFRS, di sisi lain, adalah standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International Accounting Standards Board (IASB), sebuah badan yang beroperasi secara independen dan berbasis di London. IFRS adalah standar yang diterapkan di seluruh dunia dan tidak dibatasi oleh batas wilayah negara tertentu.
PSAK: PSAK digunakan di Indonesia untuk menyusun laporan keuangan oleh perusahaan-perusahaan yang beroperasi di dalam negeri. Standar ini ditujukan untuk mengakomodasi lingkungan bisnis dan peraturan pajak yang berlaku di Indonesia.
IFRS: IFRS digunakan oleh perusahaan di seluruh dunia, termasuk perusahaan Indonesia yang beroperasi di pasar global. Penggunaan IFRS membantu mempermudah perbandingan dan analisis lintas batas negara karena standar ini berlaku secara konsisten di banyak negara.
PSAK: Perusahaan di Indonesia harus mematuhi PSAK ketika menyusun laporan keuangannya. Ini termasuk mengikuti pedoman dan aturan yang ditetapkan oleh BSAK.
IFRS: Jika perusahaan di Indonesia ingin beroperasi di pasar internasional, mereka harus memahami dan menerapkan IFRS. Hal ini memungkinkan mereka untuk memenuhi persyaratan pelaporan internasional dan lebih mudah diakses oleh investor dan pemegang saham global.
PSAK: PSAK cenderung lebih terkait dengan peraturan dan pedoman yang khas Indonesia, yang dapat menjadi lebih kompleks dalam beberapa kasus. Standar ini mungkin kurang fleksibel dalam menangani situasi bisnis yang berbeda.
IFRS: IFRS didasarkan pada prinsip-prinsip umum yang lebih fleksibel dan cenderung lebih sederhana dalam konsepnya. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk lebih mudah mengadaptasi standar ini ke dalam berbagai konteks bisnis.
Dalam rangka persaingan global dan untuk meningkatkan transparansi serta aksesibilitas bagi pemegang saham global, banyak perusahaan di Indonesia memilih untuk mengadopsi IFRS meskipun mereka juga harus mematuhi PSAK.
Hal ini membantu mereka dalam memenuhi standar internasional sambil tetap mempertimbangkan kebijakan dan aturan yang berlaku di dalam negeri.
Seiring berjalannya waktu, dapat diharapkan bahwa keselarasan antara PSAK dan IFRS akan terus ditingkatkan untuk mengurangi perbedaan dan kerumitan yang mungkin timbul dalam penerapan kedua standar tersebut.
Baca Juga: Laporan Keuangan Sesuai PSAK dan Cara Cepat Membuatnya
Mari kita bahas lebih lengkap masing-masing karakteristik tersebut:
IFRS didasarkan pada prinsip-prinsip akuntansi yang bersifat umum. Hal ini berarti bahwa IFRS memberikan panduan tentang bagaimana laporan keuangan harus disusun berdasarkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang mengatur pengakuan, pengukuran, dan penyajian informasi keuangan.
Contoh prinsip-prinsip umum ini termasuk prinsip pengakuan pendapatan, prinsip pengakuan beban, dan prinsip konsistensi.
Pendekatan berbasis prinsip memberikan fleksibilitas kepada perusahaan dalam menerapkan standar tersebut. Ini berarti bahwa perusahaan memiliki kebebasan untuk menerapkan standar IFRS dengan cara yang paling sesuai dengan karakteristik dan kegiatan bisnis mereka.
Fleksibilitas ini memungkinkan perusahaan untuk lebih baik menyesuaikan laporan keuangannya dengan realitas operasional mereka.
IFRS lebih banyak menggunakan konsep "nilai wajar" sebagai dasar penilaian aset, kewajiban, dan instrumen keuangan. Nilai wajar adalah harga yang dapat diperoleh dalam transaksi pasar yang wajar antara pihak-pihak yang berkepentingan pada tanggal laporan keuangan.
Penggunaan nilai wajar memungkinkan laporan keuangan mencerminkan nilai aktual dan aktual aset, kewajiban, dan instrumen keuangan, yang dapat berfluktuasi seiring waktu.
Pendekatan ini memberikan fleksibilitas dalam penilaian, terutama untuk aset dan instrumen keuangan yang mungkin tidak memiliki harga pasar yang jelas.
Ini juga membantu menghindari penilaian yang ketinggalan zaman, karena nilai wajar mencerminkan kondisi pasar saat ini.
Baca Juga: Aset Adalah: Jenis, Sifat dan Manfaatnya, Lengkap!
IFRS mengharuskan perusahaan untuk memberikan pengungkapan informasi keuangan yang lebih banyak kepada pemegang saham.
Pengungkapan yang lebih luas ini mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi, estimasi yang digunakan dalam laporan keuangan, risiko dan ketidakpastian, serta peristiwa yang terjadi setelah tanggal laporan keuangan.
Tujuan dari pengungkapan yang lebih besar adalah meningkatkan transparansi laporan keuangan.
Dengan transparansi yang lebih tinggi, pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya dapat lebih memahami bagaimana perusahaan menyusun laporan keuangannya dan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil keuangan.
Hal ini membantu membangun kepercayaan dan memungkinkan pemangku kepentingan untuk membuat keputusan yang lebih baik.
Tujuan ini mengarah pada tujuan akhir dan esensi dari penggunaan IFRS dalam menyusun laporan keuangan perusahaan. Mari kita bahas lebih lanjut tentang masing-masing aspek dari tujuan IFRS:
Salah satu komponen penting dari tujuan IFRS adalah memberikan informasi keuangan yang relevan. Artinya, informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus memiliki nilai atau relevansi dalam pengambilan keputusan.
Informasi yang tidak relevan atau tidak berkaitan dengan kebutuhan pengguna laporan keuangan tidak akan memberikan manfaat yang signifikan.
Contoh informasi yang relevan dapat mencakup detail tentang aset, kewajiban, laba, dan arus kas, yang semuanya penting bagi pemegang saham, investor, kreditur, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Keandalan informasi dalam laporan keuangan adalah aspek kunci lain dari tujuan IFRS. Informasi yang disajikan harus dapat dipercaya, sehingga pengguna laporan keuangan memiliki keyakinan bahwa data yang tersedia memadai mencerminkan keadaan sebenarnya perusahaan.
Keandalan mencakup aspek seperti kualitas audit, pengukuran yang tepat, serta pematuhan terhadap standar akuntansi yang dikeluarkan oleh IFRS.
Tanpa keandalan, laporan keuangan dapat menyebabkan pemahaman yang salah dan keputusan yang salah oleh para pemangku kepentingan.
Aspek terakhir dari tujuan IFRS adalah kemampuan untuk membandingkan informasi keuangan antara perusahaan yang berbeda. Hal ini sangat penting dalam konteks globalisasi dan investasi lintas batas.
Dengan adopsi IFRS oleh banyak negara di seluruh dunia, perusahaan yang menggunakan standar ini dapat memastikan bahwa laporan keuangannya dapat dengan mudah dibandingkan dengan perusahaan dari negara lain yang juga mengikuti IFRS.
Dapat dibandingkan artinya bahwa pemakai laporan keuangan dapat mengidentifikasi perbedaan dan kesamaan antara perusahaan-perusahaan tersebut, sehingga mereka dapat membuat keputusan investasi yang lebih baik.
Penerapan International Financial Reporting Standards (IFRS) membawa sejumlah dampak positif yang signifikan bagi pelaku bisnis di seluruh dunia.
Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang dampak-dampak tersebut:
Salah satu dampak paling mencolok dari penerapan IFRS adalah peningkatan transparansi dalam laporan keuangan perusahaan.
IFRS menetapkan standar yang jelas dan konsisten dalam penyusunan laporan keuangan, sehingga pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya dapat dengan lebih mudah memahami informasi yang disajikan.
Hal ini menciptakan kepercayaan yang lebih besar terhadap perusahaan dan mengurangi risiko terjadinya manipulasi atau penyembunyian informasi keuangan yang penting.
Penerapan IFRS juga memberikan dampak positif dalam hal efisiensi proses akuntansi dan pelaporan keuangan. Seiring dengan adopsi praktik terbaik internasional, perusahaan dapat menghilangkan kerumitan yang terkadang muncul ketika harus mengikuti berbagai standar akuntansi regional atau nasional yang berbeda.
Standarisasi melalui IFRS memungkinkan perusahaan untuk memiliki sistem pelaporan keuangan yang lebih terpadu, mengurangi biaya administrasi, dan menghemat waktu dalam persiapan laporan keuangan.
Perusahaan yang menerapkan IFRS mendapatkan keuntungan daya saing yang signifikan di pasar global. Ini karena laporan keuangan yang disusun berdasarkan IFRS dapat dengan mudah dibandingkan dengan laporan dari perusahaan-perusahaan di negara lain.
Pemegang saham dan investor internasional cenderung lebih percaya pada laporan yang dibuat dengan standar yang diterima secara global.
Seiring dengan itu, perusahaan yang menerapkan IFRS lebih menarik bagi investor asing, yang dapat membantu mereka mengakses modal tambahan dan memperluas cakupan pasar mereka.
Dampak positif lainnya adalah kemampuan perusahaan untuk mengakses pasar modal global dengan lebih mudah.
Investor internasional lebih nyaman berinvestasi di perusahaan yang menerapkan IFRS karena informasi keuangan yang disajikan lebih familiar dan dapat dipercaya.
Hal ini membuka pintu bagi perusahaan untuk mendapatkan pendanaan dari berbagai sumber dan meningkatkan kemampuan mereka untuk pertumbuhan dan ekspansi.
Dengan laporan keuangan yang lebih transparan dan konsisten, manajemen perusahaan juga dapat memiliki pemahaman yang lebih baik tentang risiko dan kinerja mereka.
Ini memungkinkan mereka untuk mengambil keputusan yang lebih baik dan lebih terinformasi, serta merespons perubahan pasar dengan lebih cepat.
Secara keseluruhan, penerapan IFRS bukan hanya menjadi kewajiban hukum di banyak negara, tetapi juga merupakan langkah strategis yang membawa sejumlah manfaat positif bagi pelaku bisnis.
Dengan demikian, IFRS adalah standar akuntansi internasional yang memberikan kerangka kerja yang konsisten dan transparan untuk penyusunan laporan keuangan perusahaan publik di seluruh dunia.
Dalam era globalisasi ini, pemahaman dan penerapan IFRS sangat penting bagi perusahaan yang ingin bersaing dan menjalankan operasi lintas batas. IFRS membantu menciptakan lingkungan bisnis yang lebih terbuka dan dapat dipercaya bagi semua pihak yang terlibat.