Dalam dunia akuntansi, biaya historis atau historical cost adalah salah satu landasan penting dalam penilaian aset dan kewajiban perusahaan.
Konsep ini mengacu pada konsep fundamental dalam akuntansi yang merujuk pada nilai aset saat pertama kali diperoleh atau dibuat.
Nilai ini dicatat dalam neraca perusahaan dan menjadi dasar untuk menghitung depresiasi, keuntungan, dan kerugian atas aset tersebut. Yuk, kenali lebih dalam apa itu historical cost dalam artikel berikut ini.
Menurut PSAK 16 par. 30, Historical cost adalah salah satu jenis prinsip pengukuran aset, yang mana setelah diakui sebagai aset, maka aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan aset.
Bisa dikatakan historical cost adalah harga yang dibayarkan untuk sebuah aset ketika pertama kali diperoleh perusahaan.
Hal ini merupakan nilai awal yang dicatat pada laporan keuangan perusahaan, dan menjadi dasar untuk menghitung hal-hal seperti depresiasi, keuntungan, dan kerugian di masa depan terkait aset tersebut.
Pendekatan ini memberikan kestabilan dan kejelasan dalam pelaporan keuangan, memungkinkan perbandingan yang lebih mudah dari periode ke periode.
Baca Juga: Apa itu Periode Akuntansi? Ini Jenis dan Penjelasannya
Namun, kritikus menyoroti bahwa historical cost dalam akuntansi mungkin tidak selalu mencerminkan nilai aktual aset atau kewajiban karena tidak memperhitungkan perubahan nilai pasar atau nilai aktual saat ini.
Meskipun demikian standar akuntansi ini masing dipertahankan oleh standar akuntansi. Kieso (2008) menjelaskan hal ini terjadi karena dalam GAAP (Generally Accepted Accounting Principles) masih mewajibkan sebagian besar aktiva dan kewajiban diperlakukan dan dilaporkan berdasarkan historical cost nya.
Berikut beberapa hal yang bisa mewakili perbedaan biaya historis dan fair value:
Historical cost merupakan prinsip pengukuran aset di mana aset dicatat pada biaya perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan aset, yang tidak dipengaruhi oleh kondisi pasar.
Sementara itu, fair value mengacu pada nilai pasar saat ini dari aset atau kewajiban, yang mencerminkan harga yang akan diterima atau dibayar dalam suatu transaksi yang wajar antara pihak yang tidak berelasi.
Perbedaan selanjutnya adalah dari latar belakang konsep, dimana historical cost merupakan prinsip dasar akuntansi yang telah lama digunakan, karena memberikan tolak ukur yang dapat dipercaya dan diandalkan.
Di sisi lain, fair value muncul sebagai respons terhadap kritik terhadap relevansi laporan keuangan berbasis historical cost, terutama dalam konteks ketidakpastian ekonomi yang tinggi.
Historical cost memberikan stabilitas dalam pelaporan keuangan karena tidak terpengaruh oleh fluktuasi pasar.
Sementara fair value menekankan relevansi informasi dengan mencerminkan nilai aktual aset dalam kondisi pasar yang berubah-ubah.
Perbedaan selanjutnya adalh dari ketergantungan pada pasar, yang mana historical cost tidak bergantung pada kondisi pasar karena menggunakan biaya perolehan aset.
Sementara fair value secara langsung mencerminkan kondisi pasar saat ini dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti penilaian independen dan mediator dalam transaksi.
Meskipun historical cost tetap menjadi dasar penilaian utama dalam akuntansi. Fair value semakin dianggap penting terutama dalam situasi di mana nilai aset atau kewajiban mungkin tidak mencerminkan nilai aktualnya.
Seperti dalam kondisi inflasi atau ketidakpastian ekonomi tinggi. Oleh karena itu, fair value menjadi pilihan yang lebih disukai dalam situasi di mana relevansi informasi pasar saat ini lebih diutamakan.
Berikut beberapa fungsi historical cost dalam akuntansi:
Dalam jurnal perbandingan biaya historis dan nilai wajar (2010) karya Yolinda Yanti Sonbay, menjelaskan jika prinsip historical cost menghendaki pendekatan dalam penggunaan harga perolehan dalam mencatat aset, utang, modal, dan biaya.
Harga perolehan merujuk pada harga pertukaran yang disetujui oleh kedua belah pihak yang terlibat dalam transaksi. Transaksi ini harus terjadi secara bebas antara kedua belah pihak, baik itu dengan pihak eksternal maupun internal.
Dengan kata lain, prinsip historical cost mengharuskan agar nilai aset atau kewajiban dicatat berdasarkan harga yang terjadi pada saat transaksi dilakukan. Tanpa memperhitungkan perubahan nilai pasar atau faktor-faktor lain yang terjadi setelah transaksi tersebut.
Dengan demikian, prinsip ini memberikan kestabilan dan kejelasan dalam pelaporan keuangan dengan menekankan nilai yang tercatat pada saat perolehan terjadi.
Berikut beberapa poin penting pencatatan historical cost:
Untuk menyesuaikan biaya historis dalam akuntansi, ada beberapa cara yang dapat diterapkan:
Cara pertama adalah menyesuaikan harga jual, perusahaan dapat menyesuaikan harga jual produk atau jasa untuk memastikan bahwa mereka memperoleh margin laba yang diinginkan.
Penyesuaian ini dapat dilakukan dengan menaikkan atau menurunkan harga jual, yang akan mempengaruhi biaya historis karena harga jual yang lebih rendah akan mengurangi pendapatan dan harga jual yang lebih tinggi akan meningkatkan pendapatan.
Berikutnya adalah melakukan penyesuaian biaya produksi, dimana perusahaan dapat mengurangi biaya produksi dengan mengubah metode manufaktur atau menggunakan bahan baku yang lebih murah.
Ini dapat dilakukan dengan mencari alternatif yang lebih efisien atau menggunakan teknologi yang lebih canggih untuk mengurangi biaya produksi per unit.
Selanjutnya menyesuaikan biaya overheadnya, biaya overhead ini dapat disesuaikan dengan mengurangi jumlah pekerja yang tidak diperlukan, mengubah struktur biaya, atau mengurangi biaya sewa.
Dengan mengurangi biaya overhead, perusahaan dapat mengurangi biaya per unit produk atau jasa, yang pada gilirannya dapat meningkatkan margin laba.
Baca Juga: Pengertian Biaya Overhead Serta Jenis dan Fungsinya
Berikut beberapa pertanyaan terkait historical cost:
Sebab, historical cost dianggap tidak relevan dalam beberapa situasi. Seperti, nilai historical cost tidak selalu mencerminkan nilai pasar aset saat ini. Kemudian, tidak selalu mencerminkan biaya penggantian, tidak selalu menunjukkan nilai ekonomi aset bagi perusahaan dan lainnya.
Historical cost memiliki pengaruh yang signifikan terhadap analisis laporan keuangan, seperti memudahkan penilaian kinerja, meningkatkan konsistensi dan lain sebagainya.