Harga perolehan adalah total biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan menyajikan aset tetap agar siap digunakan. Harga ini memiliki peran yang krusial dalam menentukan efisiensi dan profitabilitas sebuah perusahaan.
Dimana dengan harga perolehan dapat berfungsi sebagai indikator utama dalam evaluasi investasi. Mari kita pahami lebih detail pada penjelasan di bawah ini.
Menurut Hartonojusup (2005) mrngutip dari laman staffnew.uny.ac.id , harga perlehan adalah seluruh pengeluaran yang diperlukan untuk mendapatkan aktiva tetap dan pengeluaran lainnya agar aktiva tersebut siap digunakan.
Penjelasan yang sama juga dijelaskan oleh Wit & Erhans (2005) jika harga perolehan adalah total harga beli ditambah dengan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan menyajikan aktiva tetap sampai siap digunakan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan jika harga perolehan adalah istilah yang mengacu pada total biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan mempersiapkan aset tetap agar siap digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan.
Adapun prinsip harga perolehan melibatkan penentuan nilai aset, kewajiban, dan pendapatan berdasarkan kesepakatan antara pihak-pihak yang terlibat dalam suatu transaksi. Harga ini ditentukan secara obyektif sesuai dengan nilai yang dipertukarkan secara tunai atau bank.
Harga perolehan ini mencakup beberapa biaya berikut ini:
Apa saja fungsi harga perolehan dalam akuntansi dan pengelolaan keuangan usaha? Berikut diantaranya:
Secara pengertian, harga perolehan adalah total biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan menyiapkan suatu aset tetap hingga siap digunakan.
Dimana komponen harga perolehan juga lebih beragam asal terkait dengan perolehan aset tetap, tidak hanya sebatas nilai barang.
Komponen biaya lainnya ini meliputi:
Ini merupakan komponen utama yang meliputi harga pokok pembelian aset tetap, seperti harga yang tertera di faktur pembelian, ongkos kirim, bea masuk, dan pajak pembelian.
Berikutnya biaya pemasangan dan perakitan, mencakup biaya yang dikeluarkan untuk memasang, merakit, dan menguji aset tetap hingga siap digunakan. Contohnya, biaya tenaga kerja teknisi, suku cadang, dan alat-alat yang digunakan.
Selanjutnya, pengeluaran yang terkait dengan persiapan dan persiapan aset tetap sebelum digunakan. Contohnya, biaya pelatihan karyawan untuk mengoperasikan aset, biaya pengujian dan kalibrasi, dan biaya persiapan infrastruktur pendukung.
Kemudian ada juga biaya pengeluaran untuk mengirimkan aset tetap dari tempat pembelian ke lokasi perusahaan. Contohnya, biaya sewa truk, biaya asuransi pengangkutan, dan biaya bongkar muat.
Selanjutnya biaya yang dikeluarkan untuk jasa profesional yang terkait dengan perolehan aset tetap. Contohnya, biaya jasa akuntan untuk mengaudit aset, biaya jasa notaris untuk pembuatan akta perolehan aset, dan biaya jasa konsultan untuk merancang dan mengawasi pemasangan aset.
Komponen harga perolehan berikutnya adalah biaya yang dikeluarkan untuk suku cadang dan perlengkapan yang diperlukan untuk mengoperasikan aset tetap.
Contohnya, biaya pembelian suku cadang cadangan, biaya pembelian pelumas dan bahan bakar, dan biaya pembelian alat-alat bantu.
Biaya ini hanya berlaku untuk aset tetap yang memerlukan persiapan lahan atau bangunan khusus.
Contohnya, biaya pengurukan dan pemasakan lahan, biaya pembangunan pondasi, dan biaya pemasangan instalasi listrik dan udara.
Biaya ini mencakup pengeluaran lain yang terkait dengan perolehan aset tetap, seperti biaya administrasi, biaya percetakan, dan biaya legalitas.
Mengutip dari laman Kumparan.com, ada beberapa langkah dalam menghitung harga perolehan, yakni:
Langkah pertama adalah mengidentifikasi pengumpulan semua biaya yang terkait dengan transaksi, termasuk harga pembelian barang atau jasa, pajak yang dibebankan, biaya pengiriman, biaya asuransi, biaya pengepakan, dan biaya lainnya yang terkait.
Setelah mengumpulkan semua biaya, kemudian menambahkan biaya-biaya tersebut untuk mendapatkan total biaya perolehan. Total biaya perolehan mencerminkan jumlah uang yang telah dikeluarkan dalam transaksi.
Selanjutnya bagi total biaya perolehan dengan jumlah unit barang atau jasa yang diperoleh. Ini akan memberikan harga perolehan per unit, yang merupakan angka rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk setiap unit yang diperoleh.
Untuk memudahkan Anda dalam memahami harga perolehan, berikut beberapa contoh perhitungannya:
Perusahaan PT Bee Sukses, membeli sebuah mesin produksi seharga Rp420.000.000, dengan biaya layanan pemakaian seharga Rp5.000.000.
Maka, harga perolehan mesin produksi tersebut sebesar:
Harga Perolehan = Harga mesin produksi + Harga service = 420.000.000 + 5.000.0000 = 425.000.000
Sebuah komputer merk Asus dibeli dengan harga Rp. 10.000.000 dengan potongan tunai 15% dan biaya pemasangan Rp. 300.000. Maka harga perolehan komputer tersebut dapat dihitung sebagai berikut:
Harga beli komputer = Rp. 10.000.000 Potongan Tunai 15% = Rp. 1.500.000 (15% dari Rp.10.000.000) Harga potongan tunai: Rp. 8.500.000 (Rp. 10.000.000 - Rp. 1.500.000) Biaya pemasangan: Rp. 300.000 Maka, Total harga perolehan: Rp8.500.000 + Rp300.000 = Rp. 8.800.000
Menurut Haryono Jusup, metode dalam memperoleh aktiva tetap juga dapat mempengaruhi harga perolehan, metode ini diantaranya:
Harga perolehan aktiva tetap dalam pembelian tunai adalah harga beli bersih setelah dikurangi potongan tunai ditambah dengan pengeluaran-pengeluaran terkait.
Misalnya, jika membeli mesin pabrik seharga Rp. 100.000.000 dengan PPN Rp. 10.00.000, premi asuransi Rp. 1.000.000, dan biaya pemasangan Rp. 3.000.000.
Maka harga perolehannya adalah Rp.114.000.000
Bunga dalam pembelian kredit tidak dimasukkan ke dalam perhitungan harga perolehan.
Karena bunga bukan merupakan pengorbanan untuk memperoleh aktivitas tetap, tetapi untuk menggunakan dana pihak lain.
Harga perolehan aktivitas dalam pembelian dengan wesel berbunga adalah jumlah uang muka ditambah nilai nominal wesel. Biaya bunga merupakan biaya pendanaan yang dicatat secara terpisah.
Contohnya, jika membeli persediaan barang dagang seharga Rp. 120.000.000 dengan uang muka Rp. 20.000.000 dan sisanya dibayar dengan wesel berbunga 10% selama 1 tahun.
Maka jurnalnya adalah:
Barang dagangan = Rp. 120.000.000 Kas Rp. 20.000.000 Utang Wesel Rp. 100.000.000
Pada saat jatuh tempo wesel, pembayaran dicatat sebagai berikut:
Utang Wesel Rp. 100.000.000 Biaya Bunga Rp. 10.000.000 Kas Rp. 110.000.000
Harga paket berdasarkan harga perolehan masing-masing aktivitas tetap ditentukan dengan harga pasar. Misalnya, jika PT ABC tanah membeli, gedung, dan peralatan dengan harga total Rp. 150.000.000 dengan alokasi harga perolehan masing-masing aktiva.
Maka jurnalnya adalah jurnal untuk mencatat alokasi harga perolehan masing-masing aktivitas:
Tanah Rp. 90.000.000 Gedung Rp. 50.000.000 Peralatan Rp. 10.000.000 Tanah, Gedung & Peralatan Rp. 150.000.000
Selanjutnya, harga perolehan aktiva yang dibangun sendiri oleh perusahaan terdiri dari harga material atau bahan bangunan, upah tenaga kerja, dan biaya lainnya.
Jika harga perolehan lebih rendah dari harga aktivitas sejenis, perusahaan tidak diperkenankan mengakui keuntungan.
Aktiva tetap dari sumbangan dicatat dengan nilai yang wajar pada saat sumbangan diterima. Semoga bermanfaat!