Perdagangan internasional telah menjadi salah satu pilar utama dalam perkembangan ekonomi global. Melalui pertukaran barang dan jasa antar negara. Namun, dalam prakteknya hambatan perdagangan internasional ada dan dapat mempengaruhi arus barang serta jasa antar negara.
Apa saja hambatannya? Mari kita bahas lebih lengkap pada artikel di bawah ini, lengkap dengan faktor pendorongnya.
Sebelum kita membahas tentang apa saja faktor pendorong dan hambatan perdagangan Internasional, mari kita bahas terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan perdagangan Internasional.
Pengertian perdagangan internasional menurut Huala Adolf adalah aktivitas tukar menukar atau jual beli yang terjadi antar negara sebagai upaya untuk mendapatkan manfaat maupun keuntungan dari manfaat tersebut.
Bagaimana bisa terjadi perdagangan internasional? Menurut David Ricardo, perdagangan internasional bisa terjadi karena adanya perbedaan keunggulan komparatif antar negara. Dalam pendapatnya, ia juga menambahkan jika keunggulan ini akan tercapai jika sebuah negara mampu memproduksi barang atau jasa tersebut dengan jumlah tinggi namun biaya rendah.
Contohnya, Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam produksi komoditas kelapa sawit karena kondisi iklim tropis dan tanah yang subur, yang memungkinkan Indonesia memproduksi kelapa sawit dalam jumlah besar dengan biaya produksi yang lebih rendah dibandingkan negara lain.
Baca Juga: 10 Contoh Perdagangan Internasional dan Dampaknya
Setelah mengenal dan mengetahui pengertian perdagangan internasional, mari kita kenali juga apa saja hambatan perdagangan internasional dan contohnya sebagai berikut:
Hambatan perdagangan internasional pertama adalah kebijakan negara, beberapa negara menerapkan kebijakan proteksionisme untuk melindungi industri dalam negeri, seperti menerapkan tarif tinggi pada barang impor atau membatasi kuota impor.
Meskipun dari segi potensi menguntungkan tapi kebijakan proteksi perlindungan yang tinggi membuat beberapa negara 'ogah' untuk bekerja sama, karena proses administrasinya rumit dan menghabiskan anggaran untuk pajaknya.
Contohnya, Amerika Serikat pernah memberlakukan tarif tinggi pada baja impor untuk melindungi produsen baja domestiknya.
Kedua adalah peraturan dan kebijakan dari perdagangan internasional itu sendiri. Perbedaan standar produk, keamanan, dan lingkungan di setiap negara dapat menghambat perdagangan internasional.
Sebagai contoh, produk makanan dari negara tertentu mungkin tidak diizinkan masuk ke Uni Eropa karena tidak memenuhi standar kesehatan dan keselamatan yang ketat.
Kemudian hambatan perdagangan internasional berikutnya adalah dari perbedaan nilai mata uang. Perbedaan nilai mata uang ini menjadi pertimbanga beberapa negara karena fluktuasi nilai tukar dapat mempengaruhi harga barang dan jasa dalam perdagangan antar negara.
Ketika nilai tukar mata uang suatu negara melemah, biaya impor barang dari negara lain akan meningkat, membuat produk menjadi lebih mahal dan kurang kompetitif, dan sebaliknya.
Contohnya, pelemahan mata uang negara tertentu dapat membuat produk impor menjadi lebih mahal, menghambat perdagangan dengan negara lain.
Selanjutnya adalah adanya konflik pada negara tertentu, instabilitas politik atau konflik militer di suatu negara dapat mengganggu perdagangan internasional. Misalnya, konflik di Suriah telah menghentikan banyak aktivitas perdagangan dengan negara-negara lain karena kondisi keamanan yang tidak stabil.
Hambatan perdagangan internasional berikutnya adalah rumitnya proses transaksi, terutama dalam hal pembayaran internasional, dapat menjadi hambatan perdagangan. Selain prosesnya yang rumit, transaksi yang dinilai berisiko juga menjadi hambatan perdagangan internasional.
Misalnya, beberapa negara menghadapi kesulitan dalam mengakses sistem perbankan global atau terkena sanksi ekonomi, seperti Iran, yang membuat pembayaran antar negara menjadi lebih sulit dan berisiko.
Negara dengan kualitas sumber daya manusia yang rendah seringkali menghadapi kendala dalam bersaing di pasar global. Kurangnya tenaga kerja terampil dapat menurunkan produktivitas dan kualitas produk yang diekspor. Misalnya, beberapa negara di Afrika mengalami kesulitan mengembangkan industri manufaktur karena kekurangan tenaga kerja yang terlatih.
Hambatan perdagangan internasional berikutnya adalah tingginya tarif pajak/ bea cukai yang tinggi. Contohnya, beberapa negara berkembang mengenakan bea impor tinggi untuk melindungi pasar dalam negeri mereka, sehingga produk luar negeri menjadi sangat mahal dan kurang kompetitif.
Selain memiliki beberapa hambatan di atas, perdagangan internasional juga memiliki banyak faktor pendukung yang menunjang kelancaran praktek perdagangan internasional, berikut diantaranya:
Setiap negara memiliki sumber daya alam yang berbeda, sehingga perdagangan internasional menjadi cara untuk memenuhi kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi di dalam negeri. Misalnya, Indonesia yang kaya akan sumber daya alam seperti minyak kelapa sawit dan karet dapat mengekspor komoditas tersebut ke negara yang membutuhkannya, sementara Indonesia mengimpor teknologi canggih dari negara lain yang memiliki keunggulan di bidang tersebut.
Faktor pendukung perdagangan internasional berikutnya adalah kemajuan teknologi, dengan inovasi di bidang teknologi dan transportasi memudahkan dan mempercepat proses perdagangan internasional. Contohnya, perkembangan teknologi komunikasi seperti internet memungkinkan perusahaan untuk menjangkau pasar global dengan mudah.
Sedangkan kemajuan di bidang transportasi, seperti kapal kontainer dan pesawat kargo, mempercepat pengiriman barang ke seluruh dunia. Hal ini meningkatkan efisiensi, menurunkan biaya, dan memperluas akses pasar bagi pelaku usaha di berbagai negara.
Faktor pendukung berikutnya adalah adanya perbedaan biaya produksi antar negara, seperti biaya tenaga kerja, bahan baku, dan teknologi, mendorong terjadinya perdagangan internasional. Negara dengan biaya produksi yang lebih rendah dapat menghasilkan barang dengan harga yang lebih kompetitif.
Misalnya, Tiongkok dikenal dengan biaya tenaga kerja yang relatif rendah, sehingga banyak negara mengimpor produk-produk dari Tiongkok karena harganya lebih murah.
Selanjutnya, faktor pendorong perdagangan internasional berikutnya adalah adanya keikutsertaan suatu negara dalam organisasi perdagangan internasional seperti WTO (World Trade Organization), ASEAN, atau NAFTA memberikan manfaat berupa pengurangan hambatan perdagangan seperti tarif dan kuota. Hal ini mendorong kerja sama ekonomi antar negara, mempermudah akses ke pasar luar negeri, dan mempercepat arus perdagangan antar negara.
Berikut beberapa manfaat perdagangan internasional dalam beberapa konteks:
Secara umum, perdagangan internasional memberikan banyak manfaat bagi negara yang terlibat, seperti:
Baca Juga: Manfaat Perdagangan Internasional bagi Pelaku Usaha
Kemudian, manfaat perdagangan internasional dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas barang adalah meningkatkan kegiatan produksi dalam negeri.
Dengan adanya perdagangan internasional, permintaan pasar global semakin luas, sehingga produsen dalam negeri terdorong untuk meningkatkan kapasitas produksi guna memenuhi kebutuhan pasar internasional.
Peningkatan produksi ini tidak hanya berdampak pada peningkatan jumlah barang yang dihasilkan, tetapi juga mendorong perbaikan dalam kualitas produk karena adanya persaingan dengan produsen dari negara lain.
Sedangkan manfaat perdagangan internasional bagi perekonomian Indonesia adalah berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, peningkatan lapangan kerja, dan penerimaan devisa negara.
Melalui ekspor barang dan jasa ke berbagai negara, Indonesia dapat menghasilkan devisa yang memperkuat cadangan devisa dan stabilitas ekonomi nasional. Selain itu, perdagangan internasional juga membuka peluang bagi investasi asing dan mendorong pengembangan industri dalam negeri yang berorientasi ekspor.