Dalam dunia bisnis, potensi suatu usaha mengalami gulung tikar itu pasti ada, entah itu pada usaha yang masih kecil maupun sudah besar. Wajar saja, berbisnis memang kegiatan yang amat sangat dinamis. Selalu ada saja hal baru, baik dari sisi tren, harga, inovasi pesaing, dan lainnya.
Jika kita bertanya ‘apa saja penyebab bisnis bisa gulung tikar’, jawabannya tentu saja banyak. Mulai dari sisi internal hingga eksternal. Itu sebabnya menjalankan bisnis tidak boleh sembarangan. Harus selalu berinovasi untuk pengembangan atau peluncuran strategi bisnis tertentu.
Kalau Anda sekarang adalah pebisnis pemula, atau sudah menjalankan usaha cukup lama, tapi sedang takut mengalami gulung tikar, artikel ini akan membantu Anda. Kita akan mengulas beberapa tipsnya, mulai dari cara mengatur keuangan yang sehat hingga strategi untuk mempertahankan pelanggan setia.
Sebelum membahas lebih dalam, ada baiknya kita sepakati sama-sama terkait pengertiannya. Kalau kita lihat KBBI, frasa ‘gulung tikar’ ini merupakan kiasan daripada ‘bangkrut’. Atau dalam dunia perdagangan, merujuk pada suatu bisnis yang kehabisan modal.
Tak jauh beda dengan itu, mengutip Suhanthi (2017), gulung tikar artinya gambaran tentang suatu perdagangan yang mengalami kegagalan. Karena gagal, kondisi ekonomi perdagangan merosot, dan akhirnya terpaksa harus tutup; bangkrut; atau gulung tikar.
Sementara itu dalam asal-usulnya, melansir laman resmi RRI.co.id, gulung tikar bermakna ‘melipat tikar’. Frasa itu dipakai untuk kiasan bangkrut karena dulunya orang-orang ketika berbisnis masih menggunakan tikar. Saat jualannya sudah tidak terjual, mereka kemudian melipat tikarnya dan pulang.
Dengan demikian, maka kita bisa memahami bahwa gulung tikar artinya istilah yang menggambarkan kegagalan suatu bisnis. Disebut ‘gulung’ dan ‘tikar’ karena hal itu merupakan metafora dari kondisi perdagangan zaman dulu, yang masih menggunakan tikar sebagai alas barang dagangannya.
Kendati definisi gulung tikar sangat sederhana, sebagian dari kita bisa jadi ada yang masih bingung ketika dihadapkan dengan istilah ‘pailit’. Mungkin ada yang menganggap kalau kedua frasa itu memiliki makna yang sama.
Jangan salah, meski maknanya memang serupa, tapi dalam dunia bisnis, antara gulung tikar dan pailit ini punya perbedaan yang cukup kentara. Agar lebih mudah memahami, silakan Anda simak tabel perbedaannya berikut ini:
Untuk lebih jelasnya lagi, di bawah adalah penjelasan deskriptifnya:
Gulung tikar adalah istilah yang merujuk pada bisnis yang berhenti beroperasi akibat kegagalan manajemen, yang memengaruhi kondisi keuangan. Sementara itu untuk pailit, sama-sama terkait dengan kekurangan finansial, namun sudah masuk ke dalam ranah hukum karena perusahaan tidak dapat membayar hutang.
Dalam proses gulung tikar tidak melibatkan pengadilan atau prosedur hukum formal.tutup, pemiliknya bersih dari campur tangan hukum. Sebaliknya, kalau untuk pailit justru melibatkan keputusan pengadilan, yang menetapkan prosedur agar membayar hutang dan pembagian aset.
Dari sisi penyebab, gulung tikar umumnya dipengaruhi oleh faktor internal, seperti kesalahan manajemen atau kekurangan modal. Namun kalau istilah pailit, seringkali terjadi akibat ketidakmampuan perusahaan dalam membayar hutang yang sudah jatuh tempo.
Gulung tikar tidak selalu menimbulkan dampak hukum yang serius, kecuali ada kewajiban yang belum diselesaikan. Biasanya, pemilik bisnis bertanggung jawab untuk membayar gaji karyawan. Sedang untuk pailit, harus melibatkan dampak hukum yang lebih besar, termasuk pembatasan kegiatan ekonomi bagi pihak yang terlibat.
Jika usaha yang gulung tikar masih mempunyai hutang, pemiliknya wajib bertanggung jawab untuk membayarnya. Sementara di sisi pailit, tanggung jawab melunasi hutang terbagi ke beberapa pihak yang terlibat sesuai dengan keputusan hukum, dengan pengawasan pengadilan.
Secara hukum, penyelesaian untuk bisnis yang gulung tikar tidak mengikuti prosedur hukum. Seperti yang telah disebut sebelumnya, pemilik berkewajiban memenuhi hak-hak dari pihak yang terlibat. Sedangkan dalam pailit, proses penyelesaian dilakukan melalui penjualan aset dan pembagian hutang yang diatur oleh pengadilan.
Seperti yang sudah disinggung di awal, penyebab suatu bisnis mengalami gulung tikar ada banyak, mulai dari sisi internal hingga eksternal. Merangkum penelitian yang dilakukan Jannah (2015) dan Ashira (2023), ada sekurang-kurangnya sepuluh hal yang kerap menyebabkan perusahaan mengalami kebangkrutan. Berikut di antaranya:
Penyebab pertama dari sisi eksternal, yaitu situasi ekonomi yang tidak stabil, seperti inflasi atau resesi. Misalnya pada masa pandemi tempo hari, bisnis retail tentu terpaksa tutup karena masyarakat memprioritaskan kebutuhan primer ketimbang sekunder. Nah, jika kondisi seperti itu terus menerus ada, bisnis jelas kesulitan mempertahankan pendapatan.
Beban utang sering kali menjadi kendala bagi kelangsungan bisnis, apalagi jika bunga utang terus bertambah. Sebagai contoh, sebuah restoran kecil yang meminjam dana besar untuk renovasi, bisa kesulitan membayar cicilan jika pengunjung tidak meningkat sesuai harapan. Akibatnya, aliran kas terganggu, dan bisnis pun terancam tutup.
Penyebab ketiga adalah manajemen yang buruk. Ini sudah menjadi satu paket ketika bisnis bangkrut. Misalnya, jika pebisnis tidak membagi tanggung jawab secara jelas kepada karyawannya, umumnya akan mengalami keterlambatan pengiriman produk. Jika ini terus dibiarkan, tentu pelanggan setia perlahan akan menghilang.
Kurangnya strategi bisnis yang jelas juga bisa menjadi penyebabnya. Contoh saja, ada sebuah toko pakaian yang membuka cabang baru. Tapi sebelumnya, pemilik tidak melakukan analisis pasar yang baik. Dilihat dalam kajian bisnis, usaha seperti itu bisa merugi dan tutup usia karena pemborosan biaya dan waktu.
Di sisi eksternal lagi, ada faktor perubahan pasar. Maksudnya, jika gaya hidup di kalangan anak muda berubah, sementara produk Anda, misalnya, masih dengan tren yang lama, otomatis omset bisnis Anda terjun bebas. Ini sudah menjadi semacam hukum dalam bisnis bahwa yang tidak mengikuti tren, maka akan rentan kehilangan pasar.
Kebijakan pemerintah juga termasuk penyebab dari bisnis gulung tikar. Seperti kenaikan pajak atau perubahan regulasi, itu dapat berdampak langsung pada kelangsungan bisnis. Sebagai contoh, UMKM akan kesulitan bertahan jika dipaksa mengikuti aturan wajib sertifikasi halal karena keterbatasan biaya.
Pengelolaan keuangan yang buruk, seperti pencatatan yang tidak rapi atau penggunaan dana tanpa perencanaan, dapat mengancam stabilitas bisnis. Misalnya, jika sebuah kafe terus menambah menu tanpa menghitung biaya operasional, ia perlahan akan tutup usia karena tidak mampu menutupi pengeluaran bulanan.
Baca Juga: Cara Pengelolaan Keuangan Usaha yang Efektif dan Efisien
Keterbatasan modal termasuk yang sering menghambat pengembangan bisnis. Misalnya, sebuah bengkel kendaraan kecil tidak mampu membeli peralatan baru saat alat lama rusak. Akibatnya, pelanggan setianya pun mau tidak mau, perlahan akan pindah bengkel lain.
Menjalankan bisnis sangat butuh yang namanya komitmen. Jik tidak, atau kurang kuat memegang prinsipnya, sudah pasti akan gagal. Pemilik warung makan yang sering tutup, tanpa pemberitahuan, misalnya, ia jelas tidak disukai oleh para pelanggannya.
Saat ini, teknologi tidak bisa lepas, termasuk dalam mengembangkan bisnis. Misalnya ada toko buku yang menolak beralih ke platform digital. dia akan kesulitan menjangkau konsumen yang lebih memilih belanja online. Jika terus begitu, lambat laun tentu akan bangkrut dengan sendirinya.
Kebangkrutan bisnis memang menakutkan, terutama bagi pemilik usaha yang masih baru. Namun, dalam dunia bisnis, semuanya tidak ada yang tidak mungkin. Ada cara-cara tertentu yang dapat mencegah bisnis gulung tikar.
Ada beberapa penelitian tentang bisnis yang bisa kita bahas dan ambil manfaatnya, yaitu dari Modjo (2024), dan buku berjudul “Kegagalan dan Keberhasilan dalam Berwirausaha” karya Fourqoniah dan Aransyah (2020). Kedua karya ilmiah tersebut menawarkan beberapa cara agar bisnis tidak gulung tikar. Berikut penjelasan lengkapnya:
Menjalankan bisnis, apalagi masih baru, melakukan riset pasar tak boleh dilupakan. Ia membantu memahami kebutuhan dan preferensi pelanggan, sehingga produk atau layanan perusahaan sesuai dengan permintaan pasar.
Misalnya, sebelum membuka toko pakaian, analisis tren fashion lokal dapat menentukan jenis barang yang diminati. Termasuk juga mengidentifikasi kira-kira siapa yang akan menjadi pelanggan dari pakaian tersebut.
Baca Juga: Tujuan Riset Pasar Adalah: Pengertian dan Tipsnya
Baik usaha jasa atau produk, memilih lokasi strategis amat sangat krusial untuk visibilitas bisnis. Jika misalnya Anda membuka kafe di dekat kampus, itu jelas jauh lebih berpeluang sukses ketimbang membuka di daerah persawahan. Kenapa? Karena umumnya mahasiswa membutuhkan tempat nongkrong untuk kerja kelompok atau nugas sendirian. Kalau di persawahan? Tentu saja tidak ada pasarnya.
Membuat rencana bisnis pun demikian, tidak bisa dilakukan asal-asalan. Sebab itu akan jadi pemandu arah dan prioritas daripada usaha. Jika misalnya ada bisnis katering yang menentukan target pasar dan anggaran sejak awal, maka kecil kemungkinannya bisnis tersebut mengalami pemborosan.
Tips yang keempat adalah mengidentifikasi kemungkinan adanya penyebab kegagalan. Meski katakanlah sebuah bisnis tidak berstatus potensi gagal, upaya ini tetap perlu dilakukan sebagai antisipasi. Siapa tahu bisnis Anda, misalnya, ternyata dalam beberapa waktu ke depan akan menghadapi persaingan ketat.
Tips selanjutnya, mengadakan pengembangan SDM untuk anggota tim untuk memastikan perusahaan memiliki karyawan yang masih relevan dengan kebutuhan persaingan bisnis. Misalnya di era digital sekarang, pelatihan digital marketing bagi tim pemasaran sangat penting untuk meningkatkan efektivitas kampanye online. Tanpa pelatihan semacam itu, dapat dipastikan tim pemasaran akan kesulitan menjangkau calon pelanggan.
Menjalankan bisnis itu sama halnya dengan mengikuti tren gaya hidup. Karenanya, ketika tren lifestyle sedang mengalami perubahan, maka perusahaan harus bisa beradaptasi dengan itu. Apalagi di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, kemampuan berinovasi, baik dari sisi produk atau pemasaran perlu diciptakan agar bisnis tetap unggul.
Sebesar apapun bisnisnya, sudah pasti di dalamnya ada kekurangan. Di titik ini, monitoring kinerja secara rutin menjadi salah satu upaya untuk mencegah terjadinya gulung tikar. Sebab jika tidak, kekurangan yang sebelumnya sudah ada tapi tidak disadari, bisa-bisa menjadi bom waktu bagi perusahaan di masa yang tidak pernah diduga-duga.
Bersambung dengan sebelumnya, jika monitoring kinerja dimaksimalkan, salah satu hal yang tak boleh diabaikan adalah strategi pemasaran. Sebagus apapun produknya, tapi jika tidak dipasarkan dengan tepat, sudah barang tentu tidak akan terjual. Misalnya, perusahaan XYZ punya produk kecantikan dengan pengguna anak muda, dia tidak akan efektif apabila mempromosikan dengan gaya konvensional ala-ala orang tua.
Tips berikutnya, jangan terbuai dengan mengejar profit jangka pendek. Fokuslah pada keuntungan jangka panjang demi keberlanjutan bisnis. Sebab kalau tidak, kemungkinan meruginya di masa mendatang akan sangat besar. Memberikan diskon besar tanpa menghitung margin, misalnya, itu amat berbahaya bagi kondisi keuangan perusahaan di periode berikutnya.
Lalu yang terakhir, penting untuk mengelola keuangan bisnis dengan baik, apalagi ketika dalam situasi sulit. Misalnya saat kondisi profit perusahaan lagi turun-turunnya, kebutuhan operasional tetap bisa terpenuhi apabila sebelumnya sudah menyiapkan dana darurat.
Meski demikian, mengelola keuangan bisnis ini bukan perkara mudah, terutama jika masih dilakukan secara manual. Selain karena memakan banyak waktu, proses manual cukup rentan terhadap kesalahan pencatatan. Perusahaan bisa-bisa mengambil keputusan finansial yang keliru, apalagi ketika profit sedang turun.
Sebagai solusinya, Anda bisa mempertimbangkan aplikasi pembukuan keuangan Beecloud. Aplikasi ini hadir untuk membantu Anda dalam mengelola keuangan bisnis dengan cepat dan akurat. Dengan berbagai fitur seperti pencatatan transaksi otomatis, laporan keuangan real-time, dan manajemen arus kas yang terintegrasi, setiap aspek keuangan dalam bisnis Anda akan dengan sendirinya aman dan terkendali.
Tunggu apalagi, silakan klik banner di bawah untuk informasi lengkapnya!