Tahukah Anda mengapa banyak tempat usaha kecil bisa berkembang menjadi kelas menengah hingga besar tetapi perusahaan besar berbalik pailit atau bangkrut?
Jawabannya, tergantung dari manajemen tempat usaha tersebut. Ketika manajemen usahanya bagus maka sebuah usaha kecil bisa lekas membesar. Faktor yang mempengaruhinya yakni general ledger atau buku besar keuangan perusahaan.
Yuk, cari lebih detil tentang general ledger!
Merupakan catatan sebuah perjalanan keuangan perusahaan secara detil, terinci dan terakumulasi dari dasar awal pembukaan usaha. Sedikit berbeda dengan neraca keuangan ya, karena general ledger berperan detil tetapi untuk neraca hanya gambaran umum saja.
Baca Juga: General Ledger: Pengertian, Fungsi, Cara Membuatnya
Contoh, general ledger terdiri dari setiap biaya harian yang dikeluarkan oleh tempat usaha dengan modal yang masuk. Jika dalam sehari ada 4 biaya yang keluar (listrik, bensin, servis motor dan jasa minuman) total Rp. 230.000 maka diambil dari kas kecil perusahaan. Nah, rincian detil tersebut dituliskan di buku besar atau general ledger. Untuk hari kedua, jika ada pengeluaran lagi maka tinggal Anda catat dan kemudian dikalkulasi selama 7 hari atau 30 hari.
Ketika mendekati masa akhir bulan maka Anda tinggal hitung semua biaya yang masuk, biaya keluar dan modal. Inilah nantinya terbentuk neraca keuangan matang.
Secara umum, general ledger memiliki manfaat:
Setiap tempat usaha memiliki bagan atau skema lingkup kerja mulai dari modal awal masuk, pembelanjaan, produksi, pengemasan, dan sebagainya. Ketika bagan tersebut Anda kuasai maka tinggal menata alur keuangan yang masuk dan keluar. Jadi, setiap aktivitas terdapat plot – plot khusus untuk menghitung.
Yang berisikan detail transaksi usaha yang terjadi. Komponen tersebut antara lain tanggal, jumlah yang keluar, jumlah yang masuk, jumlah dikreditkan, dan gambaran setiap transaksi.
Klasifikasikan untuk setiap transaksi seperti penjualan, kas kecil, kas besar, biaya operasional dan sebagainya. Untuk tiap data entri harus diletakkan bawah skema tempat usaha dan diklasifikasikan. Bagian bawah jenis buku besar, antara lain aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, atau biaya.
Membuat pembukuan wajib ada neraca percobaan guna memastikan jumlah masuk sama dengan jumlah kredit, cicilan atau pengeluaran. Apabila jumlahnya tak sama, akuntan harus merevisi, menemukan penyakit selisih tersebut. Agar neraca saldo sesuai, misalnya modal pertama Rp.10 juta dengan rincian pengeluaran Rp. 6 juta maka sisanya Rp. 4 juta. Ketika sisanya berkurang maka ada kesalahan hitungan atau ada rincian lain yang belum dimasukkan.
Usai Anda melakukan pengecekan atau kroscek antara jumlah masuk sama dengan jumlah keluar maka, langkah lanjutan yaitu mengaplikasikan data entri jurnal ke buku general ledger.
Baca Juga: Contoh Jurnal Umum Akuntansi Perusahaan
Jika Anda ingin detail dan akurasi tinggi dari semua pemasukan dan pengeluaran bisa melalui software kasir minimarket Dari dasar tersebut Anda bisa juga menganalisa manual sehingga ada 2 kroscek yaitu buku fisik dan buku aplikasi keuangan. Jika sama, maka Anda teliti dan jeli dalam menghitung semua anggaran.
Jangan Anda sepelekan buku besar general ledger karena dengan adanya detil anggaran akan nampak jika terjadi kecurangan selama usaha berjalan. Sistem kroscek 2 plot, manual dan aplikasi menjadikan pengawasan terhadap kinerja pegawai.