Salah satu kejadian yang sering ada dalam sebuah perjalanan di bidang ekonomi yaitu instabilitas atau fluktuasi. Instabilitas ini lawan katanya adalah tetap, stabil, atau tidak berubah.
Kegiatan perekonomian terkadang dapat mengalami perkembangan yang pesat atau juga bisa melambat. Hal ini bisa menyebabkan kenaikan serta penurunan pada harga barang di masyarakat.
Peristiwa ekonomi ini memiliki beberapa pengertian yang berdasarkan dari para ahli seperti Seng Hansen. Selain itu, ada juga beberapa ciri dan dampak dari munculnya instabilitas ini bagi masyarakat yang bisa Anda ketahui.
Ada beberapa pengertian instabilitas dari para ahli. Mulai dari versi Surya serta Yohanes (2007) hingga versi Serra serta Gil (2013).
Menurut Surya serta Yohanes (2007) peristiwa ekonomi ini berarti perubahan naik atau turunnya suatu variabel. Hal ini diduga diakibatkan oleh mekanisme pasar.
Sedangkan menurut Seng Hansen yaitu alokasi harga yang dibagikan ketika inflasi terjadi. Alokasi sendiri merupakan penentuan dari banyaknya produk yang disediakan untuk keperluan di suatu tempat atau penjatahan.
Fluktuasi adalah memiliki ketergantungan pada kesepakatan yang ada didalam kontrak. Ada kontrak yang menyetujui instabilitas harga tetapi ada juga yang tidak menyetujui adanya instabilitas pada harga.
Besarnya instabilitas pada harga dipengaruhi dari tingkat inflasi yang terjadi selama kontrak kesepakatan berjalan. Biasanya, jenis kontrak yang mengizinkan adanya instabilitas ini yakni jenis kontrak pekerjaan jangka panjang atau lebih dari 1 tahun.
Menurut Fahmi Gunawan serta Heksa Biopsi Puji Hastuti, instabilitas yaitu sesuatu yang ada didalam perekonomian yang menampilkan aktivitas ekonomi tidak berkembang secara teratur. Namun, mengalami kenaikan atau kemunduran yang berubah.
Selain Fahmi Gunawan serta Heksa Biopsi Puji Hastuti, ada juga pendapat lain dari Serra dan Gil. Menurut Serra serta Gil (2013), instabilitas ialah suatu peristiwa perubahan yang berupa naik turunnya variabel nilai tertentu. Ini disebabkan oleh perubahan dari mekanisme pasar.
Dari sisi ekonomi, munculnya instabilitas ini akan menyebabkan variabel nilai komoditas yang naik turun dari terdampaknya mekanisme pada pasar. Contohnya, kondisi inflasi serta deflasi hingga tidak stabilnya nilai kurs pada mata uang.
Dampak dari instabilitas ini ada dampak negatif dan positif. Untuk negatif, harga barang menjadi naik dan terjadi dalam kurun waktu tertentu. Dampak negatif lainnya, nilai tukar rupiah yang menurun serta inflasi pada bidang ekonomi.
Sedangkan dampak positifnya, terjadi kenaikan pada harga minyak pasar dunia selama 10 tahun yaitu mulai tahun 2000 sampai 2011. Di Indonesia, ekonomi menjadi bertumbuh serta laju inflasi domestik yang bisa ditekan.
Ada 4 faktor atau penyebab dari adanya instabilitas ini. Mulai dari kebijakan yang dibuat oleh pemerintah hingga ekspektasi yang berlebihan akan masa depan.
Kondisi perekonomia dari suatu negara sangat ditentukan oleh kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dari negara tersebut. Hal ini khususnya kebijakan fiskal yang memiliki keterkaitan dengan belanja serta pajak negara dan kebijakan moneter.
Moneter ini yang bertujuan memelihara nilai mata uang pada suatu negara. Kebijakan dari pemerintah kemudian akan memiliki pengaruh pada naik turunnya harga yang ada di pasar. Contohnya, saat perintah mengumumkan kenaikan harga BBM, harga sembako juga ikut naik.
Transaksi atau perdagangan internasional bisa menjadi salah satu alasan mengapa pengaruh instabilitas ekonomi di dunia terhadap perekonomian yang ada di Indonesia sangat besar. Misalnya, aktivitas ekspor impor dilaksanakan oleh beragam negara saat ini semakin gencar.
Oleh sebab itu, harga barang yang naik turun di pasar internasional berimbas juga pada kondisi perekenomian di Indonesia. Contohnya, saat negara Timur Tengah memutuskan untuk menaikkan harga pada minyak mentah.
Indonesia yang sebagai salah satu negara importir akan terkena efeknya. Tidak hanya harga BBM yang naik tetapi juga harga kebutuhan pokok secara menyeluruh.
Ketika penawaran sedikit tetapi permintaan melebihi batas. Ini menyebabkan harga pada barang akan terjadi kenaikan secara signifikan. Sebaliknya, saat barang yang tersedia cukup banyak dan permintaannya sedikit menyebabkan harga akan mengalami penurunan.
Adanya keinginan tentang sesuatu di masa depan membuat pemerintah menciptakan kebijakan tertentu dengan harapan ekspektasi-ekspektasi tersebut bisa tercapai. Namun, apabila realitanya tidak sesuai, saat itulah instabilitas terjadi pada ekonomi negara tersebut.
Jenis-jenis instabilitas pada bidang ekonomi ada 2. Diantaranya instabilitas yang berjangka pendek serta jangka panjang. Masing-masing jenis memiliki pengertian serta contohnya sendiri.
Jenis jangka pendek ini merupakan naik turunnya suatu mata uang luar negeri secara sehari-hari. Pada umumnya, nilai mata uang mengalami perubahan setiap harinya serta bisa menjadi menggambarkan suatu tren yang positif atau negatif.
Contoh mata uang yang ada didalam transaksi perdagangan internasional yaitu US Dollar. Jika nilai dolar ini mengalami kenaikan, nilai mata uang rupiah akan melemah. Hal ini bisa menyebabkan terjadinya kenaikan pada harga barang.
Jenis jangka panjang ini merupakan naik turunnya harga dalam jangka waktu yang lama. Contohnya pada saat pandemi. Munculnya pandemi membuat pemerinth membuat kebijakan-kebijakan yang baru untuk diterapkan agar menghindari kerugian.
Ada banyak situasi yang diciptakan dari kebijakan-kebijakan tersebut. Contohnya, ditutupnya bursa pencarian kerja karena adanya kebijakan lockdown, kurangnya daya beli masyarakat, tingkat pengangguran yang naik, hingga nilai transaksi impor serta ekspor yang menurun.
Ada 2 contoh utama dari instabilitas. Diantaranya instabilitas pada harga minyak serta pada nilai mata uang.
Menurut Nugrahini Susantinah Winujati dkk, harga minyak dunia bisa menjadi pemicu yang besar bagi krisis ekonomi global. Ini dikarenakan naik turunnya harga pada minyak akan menentukan jumlah dari penerimaan atau pengeluaran untuk pemerintah.
Tidak hanya itu, instabilitas harga minyak juga menjadi penentuan total subsidi yang akan diberikan pemerintah untuk proses produksi serta konsumsi perusahaan serta masyarakat. Invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina menjadi salah satu penyebab instabilitas harga.
Perang akan menghalangi proses aktivitas ekspor dari negara pemasok utama. Ini akan membuat negara-negara yang berstatus importir harus mencari alternatif yang lain.
Contoh dari instabilitas bisa Anda lihat dari nilai tukar mata uang yang asing. Jika dideskripsikan, instabilitas nilai mata uang merupakan naik turunnya harga mata uang suatu negara daripada mata uang negara yang lain.
Perubahan pada harga ini disebabkan oleh penawaran serta permintaan di pasar. Misalnya, naik turunnya nilai tukar dari mata uang Dollar Amerika Serikat terhadap Rupiah Indonesia yang instabilitas di waktu tertentu.
Ada beragam faktor yang bisa menyebabkan terjadinya instabilitas terhadap nilai mata uang. Diantaranya, faktor bencana alam, kondisi ekonomi suatu negara, kerusuhan, perang, kondisi politik, serta kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.
Instabilitas, khususnya pada sektor ekonomi merupakan naik turunnya harga yang ada pada suatu barang. Naiknya harga tersebut jika barang banyak diperlukan oleh konsumen. Sebaliknya, jika barang tersebut peminatnya kurang, harganya menjadi turun.
Instabilitas ini merupakan peristiwa yang dapat menimbulkan goncangan terhadap bisnis serta ekonomi. Hal ini membuat anggaran pemerintah bisa terpengaruh.
Anda yang biasa membuat akuntansi dengan bantuan software akuntansi online seperti Beecloud akan mengetahui total harga sebelum dan sesudah instabilitas yang memiliki perbedaan yang cukup jauh. Oleh sebab itu, mempelajari penyebab, jenis dan contoh fluktuasi agar bisa mengurangi sedikit kerugian.