EV atau Enterprise Value adalah salah satu indikator penting dalam dunia keuangan yang digunakan untuk menilai nilai total sebuah perusahaan. EV memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang nilai perusahaan dibandingkan dengan hanya melihat kapitalisasi pasarnya.
Hal ini karena EV mempertimbangkan berbagai elemen penting, seperti utang dan kas, yang bisa mempengaruhi kinerja finansial perusahaan secara keseluruhan. Dengan memahami EV, investor dan analis dapat membuat keputusan yang lebih tepat terkait investasi, akuisisi, atau restrukturisasi perusahaan.
Bagaimana cara menghitungnya? Simak selengkapnya pada artikel di bawah ini!
Menurut Barth dan Vannet (2009) Enterprise value dikenal juga dengan firm value atau nilai perusahaan. Dimana, secara pengertian enterprise value adalah indikator bagi pasar untuk menilai perusahaan secara keseluruhan, konsep ini penting dipahami oleh investor sebelum melakukan investasi.
Jika mengutip dari Wikipedia, Enterprise Value (EV), atau dikenal juga sebagai Total Enterprise Value (TEV) atau Firm Value (FV), adalah ukuran ekonomi yang mencerminkan nilai pasar sebuah perusahaan, berbeda dengan harga pasar. EV merupakan penjumlahan dari semua klaim terhadap perusahaan, baik dari kreditor (terjamin dan tidak terjamin) maupun pemegang saham (preferen dan biasa). EV menjadi salah satu metrik dasar yang sering digunakan dalam penilaian bisnis, analisis keuangan, akuntansi, analisis portofolio, dan analisis risiko.
Sedangkan Philippou (2004), Enterprise Value adalah nilai perusahaan yang merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli andai perusahaan tersebut dijual. EV ini tidak hanya mencakup ekuitas pasar, tetapi juga total utang perusahaan dikurangi kas yang tersedia. Dengan kata lain, EV ini memperhitungkan seluruh sumber daya keuangan yang ada di perusahaan, baik yang berasal dari ekuitas maupun utang.
Baca Juga: Ekuitas: Pengertian, Unsur, Jenis dan Contonya, Lengkap!
Hal ini membuat EV menjadi ukuran yang lebih holistik dalam menggambarkan nilai riil sebuah perusahaan dibandingkan hanya dengan menggunakan kapitalisasi pasar semata.
Adapun fungsi dari enterprise value adalah sebagai berikut:
Enterprise Value memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang nilai keseluruhan sebuah perusahaan. Tidak hanya memperhitungkan ekuitas pasar (market capitalization), tetapi juga memperhitungkan total utang dan aset likuid seperti kas.
Salah satu keunggulan EV adalah memperhitungkan utang dan kas perusahaan. Hal ini penting karena perusahaan yang memiliki banyak utang akan memiliki EV yang lebih tinggi, sedangkan perusahaan dengan kas yang besar dapat menurunkan EV.
Dengan demikian, EV membantu mengidentifikasi struktur keuangan perusahaan, memberikan pandangan yang lebih mendalam mengenai posisi keuangan perusahaan daripada hanya melihat kapitalisasi pasar.
Dalam konteks akuisisi atau merger, EV sering digunakan untuk menentukan berapa nilai yang harus dibayarkan untuk membeli seluruh aset perusahaan, termasuk ekuitas dan hutangnya.
Dengan mempertimbangkan baik utang maupun kas, EV dapat menetralkan risiko yang mungkin tidak terlihat hanya dari kapitalisasi pasar.
Misalnya, perusahaan dengan utang yang tinggi mungkin memiliki risiko yang lebih besar, tetapi EV mencerminkan risiko ini dengan memperhitungkan utang dalam nilainya.
Berikut beberapa komponen dan faktor yang mempengaruhi enterprise value (EV):
Nilai ekuitas (market capitalization) adalah komponen pertama dalam perhitungan EV, yang mencerminkan nilai perusahaan dilihat dari saham yang beredar. Ini dihitung dengan mengalikan harga saham saat ini dengan jumlah saham yang beredar.
Meskipun kapitalisasi pasar menunjukkan nilai saham perusahaan, ini bukan indikator yang cukup untuk menilai keseluruhan nilai perusahaan karena tidak memperhitungkan utang atau aset lainnya.
Utang juga merupakan bagian integral dari perhitungan EV, karena perusahaan sering menggunakan utang untuk membiayai operasionalnya.
Total utang mencakup utang jangka pendek dan jangka panjang. Utang ini harus diperhitungkan karena pihak yang mengakuisisi perusahaan juga perlu menanggung kewajiban utang yang ada.
Dalam beberapa kasus, kas perusahaan dapat digunakan untuk melunasi sebagian dari utang tersebut.
Komponen berikutnya adalah kas dan setara kas, dimana kas dan setara kas adalah aset yang paling likuid dan biasanya dikurangkan dalam perhitungan EV. Ini dilakukan karena kas dapat digunakan untuk melunasi sebagian utang, sehingga mengurangi biaya akuisisi. Dengan demikian, mengurangi kas dari EV membantu memberikan gambaran lebih realistis tentang biaya akuisisi perusahaan.
Baca Juga: Setara Kas Adalah: Pengertian dan Fungsinya dalam Akuntansi
Kemudian ada saham preferen, yakni sekuritas hibrida yang memiliki karakteristik ekuitas dan utang. Dalam konteks akuisisi, saham preferen lebih sering diperlakukan seperti utang karena dividen tetap yang harus dibayarkan,.
Serta prioritas klaim atas aset perusahaan sebelum saham biasa. Oleh karena itu, saham preferen harus dilunasi oleh pengakuisisi, dan ini ditambahkan ke perhitungan EV.
Terakhir adalah komponen berikutnya adalah kepentingan minoritas, komponen ini mencerminkan bagian dari anak perusahaan yang tidak dimiliki oleh perusahaan induk, tetapi tetap dikonsolidasikan dalam laporan keuangan perusahaan induk.
Hal ini penting dalam menghitung EV karena meskipun perusahaan induk tidak memiliki 100% saham, seluruh arus kas dan keuntungan dari anak perusahaan tersebut dilaporkan secara konsolidasi. Oleh karena itu, kepentingan minoritas ini ditambahkan ke dalam perhitungan EV.
Untuk menghitung enterprise value sebuah perusahaan bisa menggunakan rumus di bawah ini:
Rumus Enterprise Value = Kapitalisasi + Utang - Kas dan Setara Kas
Ket:
Jika diperluas lagi, enterprise value juga bisa dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Enterprise Value = Saham Preferen + Utang + Saham Biasa + Bunga Minoritas - Kas dan Setara Kas
Ket:
Berikut langkah-langkah yang bisa Anda lakukan untuk menghitung enterprise value dan contohnya:
Langkah pertama yang perlu Anda lakukan ketika akan menghitung enterprise value adalah dengan menentukan nilai kapitalisasi pasar terlebih dahulu. Kapitalisasi pasar sendiri adalah nilai total saham perusahaan yang beredar. Untuk menghitungnya Anda bisa menggunakan rumus berikut:
Rumus Kapitalisasi Pasar = Harga Saham Saat ini x Jumlah Saham yang Beredar.
Contohnya: PT Sukses Selalu, memiliki memiliki harga saham Rp10.000 dan jumlah saham beredar sebanyak 50 juta lembar. Maka kapitalisasi pasarnya adalah:
Kapitalisasi pasar = 10.000 x 50.000.000 = Rp500.000.000.000
Kemudian, dilanjut dengan menghitung total hutang perusahaan, atau jumlah dari seluruh kewajiban perusahaan, termasuk utang jangka pendek dan jangka panjang, pinjaman bank, dan obligasi.
Misalnya, total utang perusahaan adalah Rp100.000.000.000.
Kemudian, menentukan hak minoritas. Hak minoritas adalah porsi saham yang dimiliki oleh investor luar pada anak perusahaan atau usaha patungan.
Misalnya, hak minoritas perusahaan bernilai Rp25.000.000.000.
Selanjutnya adalah kas dan setara kas, yakni total kas atau setara kas yang mencerminkan jumlah uang tunai yang dimiliki perusahaan serta aset likuid. Misalnya, perusahaan memiliki kas dan setara kas sebesar Rp50.000.000.000.
Setelah mengetahui setiap nilai dari komponennya, langkah selanjutnya adalah menghitung enterprise value, sesuai dengan rumus di atas:
Enterprise Value = Kapitalisasi + Utang - Kas dan Setara Kas = (Rp500.000.000.000 + Rp25.000.000.000) - Rp50.000.000.000. = Rp525.000.000.000 - 50.000.000.000. EV = 475.000.000.000
Maka, Enterprise Value (EV) perusahaan tersebut adalah Rp475.000.000.000. Angka ini mencerminkan total nilai perusahaan setelah memperhitungkan kapitalisasi pasar, total utang, dan dikurangi kas serta setara kas.
Semoga bermanfaat!