Elastisitas permintaan ini biasanya akan muncul akibat adanya harga suatu barang yang berpengaruh terhadap permintaan para konsumen. Apabila harga turun sedikit, maka konsumen akan membeli lebih banyak.
Di sisi lain, apabila harga naik sedikit, maka konsumen berusaha mengurangi pembelian sebanyak mungkin. Hal ini karena akan menunggu harga kembali normal.
Elastisitas merupakan ukuran seberapa cepat permintaan suatu produk atau jasa. Hal ini tentunya guna merespon perubahan harga, sementara untuk semua faktor lainnya tetap konstan.
Secara formal, elastisitas ini juga termasuk persentase perubahan kuantitas yang dihasilkan dari perubahan 1% dalam harga produk atau jasa tertentu. Ketika suatu produk atau jasa sudah memiliki yang namanya elastisitas, maka permintaan sangat sensitif terhadap perubahan harga.
Artinya, saat harga produk sudah naik, maka jumlah yang dibeli juga berkurang secara signifikan. Sebaliknya, apabila harga suatu produk turun, maka permintaannya meningkat.
Pada saat yang sama, suatu produk atau jasa bisa saja memiliki elastisitas yang rendah. Hal ini tentunya akan membuat permintaan tidak terlalu mengalami perubahan harga.
Artinya, apabila harga produk meningkat, maka jumlah produk yang dibeli tidak akan berkurang secara signifikan. Apabila harga suatu produk kembali turun, maka permintaannya juga tidak akan meningkat secara signifikan.
Memahami elastisitas harga permintaan penting bagi produsen dan pemasar untuk menentukan produk dan strategi pemasaran yang lebih optimal.
Elastisitas ini sebenarnya menjadi ukuran seberapa besar sensitif kuantitas yang diminta terhadap harganya. Dalam hal ini, elastisitas harga permintaan akan langsung dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
Semakin banyak pengganti barang yang tersedia, maka akan semakin besar kemungkinan elastisitas. Hal ini tentunya karena apabila terjadi perubahan harga menjadi kecil, maka masyarakat lebih mudah berpindah dari satu produk ke produk lainnya.
Semakin luas sebuah produk, maka akan semakin rendah elastisitasnya. Contohnya saja, ada sebuah perusahaan makanan Barat diketahui sudah memiliki elastisitas harga permintaan yang relatif lebih tinggi. Hal ini terjadi ketika produk pengganti tersedia.
Pada saat yang sama, perusahaan makanan khas Indonesia tentunya sudah memiliki elastisitas harga permintaan yang sangat rendah. Hal ini karena tidak menawarkan produk pengganti.
Semakin tinggi harga sebuah produk sebagai persentase pendapatan konsumen, maka akan semakin besar elastisitasnya. Hal ini karena orang lebih memperhatikan harga saat membeli sebuah barang.
Secara umum, produk yang lebih mahal cenderung tidak terlalu fleksibel. Hal ini karena tidak dapat mewakili masyarakat secara luas.
Semakin dibutuhkan suatu barang, maka nantinya akan semakin rendah elastisitasnya. Hal ini karena orang juga akan mencoba membelinya berapapun harganya. Barang-barang tertentu yang bisa mempengaruhi kehidupan seseorang, seperti hormon insulin.
Untuk sebagian besar barang maupun produk, seperti bahan bakar atau makanan. Jika semakin lama perubahan harganya maka semakin besar kemungkinan elastisitasnya. Hal ini karena semakin banyak konsumen yang memiliki waktu untuk mencari barang pengganti.
Elastisitas permintaan ini memang didasari pada perbandingan persentase terhadap perubahan harga suatu barang dengan persentase jumlah yang diminta. Hal ini tentunya akan memberikan ukuran numerik dari respons permintaan terhadap perubahan harga.
Elastisitas harga permintaan ini juga dapat dinyatakan sebagai angka yang negatif karena ketika harga naik, maka permintaan ikut turun dan sebaliknya. Terdapat tiga kemungkinan tingkat elastisitas harga permintaan yang akan dijelaskan, antara lain:
Elastisitas harga permintaan ini sebenarnya juga dapat dikatakan elastis saat persentase perubahan kuantitas yang diminta jauh lebih besar daripada persentase perubahan harga. Dengan kata lain, permintaan ini akan lebih sensitif terhadap perubahan harga.
Dengan jenis elastisitas ini, tentunya kenaikan harga akan langsung mengurangi penjualan total. Hal ini tentunya karena jumlah permintaan menurun lebih besar dibandingkan dengan kenaikan harga.
Sementara itu, elastisitas dikatakan tidak elastis apabila perubahan kuantitas yang diminta sama seperti persentase perubahan harga. Artinya, perubahan harga ini tidak akan mempengaruhi pendapatan total.
Elastisitas ini sebenarnya bisa dikatakan sebagai inelastis saat persentase perubahan permintaan jauh lebih kecil dari persentase perubahan harga. Dengan kata lain, permintaan dipastikan kurang responsif terhadap perubahan suatu harga.
Jadi dapat dikatakan kenaikan harga akan meningkatkan total penjualan karena penurunan permintaan tidak signifikan. Oleh karena itu, ketika memahami rumus elastisitas, sebenarnya permintaan ini akan dipengaruhi oleh faktor-faktor selain harga.
Elastisitas permintaan biasanya akan dihitung dengan menggunakan rumus elastisitas yang sudah ada di atas. Caranya cukup dengan membagi persentase perubahan kuantitas dengan persentase perubahan harga saja.
Untuk bisa membantu Anda memahaminya, berikut ini adalah contoh penghitungan elastisitas harga permintaan rokok untuk kelompok tertentu. Contohnya saja seperti remaja.
Dapat dikatakan, bahwa remaja cenderung berpenghasilan rendah, tetapi merokok dilakukan secara teratur. Jadi akan sensitif terhadap perubahan harga.
Setiap kenaikan 10 persen harga dari sebungkus rokok dapat mengurangi tingkat merokok di kalangan anak muda sekitar 9 persen. Maka elastisitas akan dijelaskan di bawah ini:
Elastisitas dari Harga Permintaan dijumlahkan seperti = -9%/ 10% = -0,9.
Dalam hal ini, tanda negatif sebenarnya mencerminkan hukum permintaan, dimana ketika harga tampak tinggi, maka kuantitas yang diminta justru menurun.
Sementara itu, hasil kurang dari satu di sini jauh lebih penting dibandingkan dengan tanda negatif. Hal ini berarti tingkat perubahan kuantitas akan lebih kecil dibandingkan dengan tingkat perubahan harga.
Oleh karena itu, diperlukan sekali perubahan harga yang relatif besar untuk bisa menyebabkan perubahan jumlah permintaan relatif kecil. Secara umum, kemampuan pelanggan untuk bisa bereaksi terhadap perubahan harga juga relatif rendah.
Oleh karena itu, apabila nilai elastisitasnya kurang dari 1 maka permintaan tersebut bisa dinyatakan inelastis. Jadi dapat dikatakan, elastisitas harga permintaan ini termasuk konsep ekonomi yang penting untuk memahami respon konsumen terhadap perubahan harga produk
Ketika elastisitas harga permintaan produk semakin tinggi, maka perubahan harga memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap permintaan produk tersebut. Namun, saat elastisitas ini lebih rendah, maka perubahan harga tidak berpengaruh secara signifikan.
Untuk bisa menghitung elastisitas harga permintaan, bisa digunakan rumus yang membandingkan persentase perubahan kuantitas dengan persentase perubahan harga.
Faktor-faktor yang biasanya mempengaruhi elastisitas harga permintaan yaitu ketersediaan alternatif produk, jumlah yang dikonsumsi, tingkat harga produk, jenis produk, serta waktu.
Memahami elastisitas permintaan penting sekali bagi produsen untuk bisa menetapkan strategi yang terbaik agar harga lebih efektif. Hal ini tentunya dengan membuat keputusan bisnis lain yang berhubungan pada permintaan pasar.
Inilah alasan mengapa penting mengetahui siapa saja yang terlibat dalam ekonomi. Hal ini tentunya untuk bisa memahami elastisitas harga permintaan.
Bagi perusahaan, memahami konsep fungsi permintaan dengan baik sangatlah penting. Sebab, hal tersebut bermanfaat untuk menganalisis harga produk dan perilaku konsumen. Tujuannya tentu untuk memaksimalkan keuntungan dan menekan kerugian.
Untuk memenuhi permintaan, analisa lah produk atau barang apa saja yang laku keras di pasaran atau yang sering kita sebut dengan fast moving. Karena jika Anda tidak benar-benar pahami betul manajemen inventory akan sangat menghambat perkembangan bisnis Anda. Apalagi jika Anda tidak bisa memenuhi permintaan pasar.
Untuk membuat analisa stok gunakan software akuntansi untuk mengelola stok barang untuk menghindari selisih dan hilang. Gunakan Aplikasi Beecloud agar bisnis Anda lancar dan berkembang.