Dalam akuntansi, istilah ekuitas sering kali menjadi salah satu komponen yang penting namun kurang dipahami oleh banyak orang. Ekuitas, yang juga dikenal sebagai modal atau kekayaan bersih, mencerminkan hak pemilik atas aset perusahaan setelah dikurangi dengan kewajiban atau utangnya.
Dalam konteks bisnis, pemahaman yang mendalam tentang ekuitas sangat krusial, tidak hanya untuk manajemen keuangan, tetapi juga bagi investor dan pemangku kepentingan lainnya yang ingin menilai kinerja serta kesehatan finansial sebuah perusahaan.
Pengertian Ekuitas menurut Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no. 21 ayat 2 tahun 2007, dijelaskan jika ekuitas adalah bagian dari hak pemilik dalam perusahaan, yang berupa selisih antara aset dan kewajiban yang ada dan tidak merupakan ukuran nilai jual perusahaan tersebut.
Sedangkan menurut Financial Accounting Standards Boards (FASB), Ekuitas dalam akuntansi merupakan kepentingan residual dalam aktiva sebuah entitas yang tersisa dan dikurangi dengan kewajiban.
Disisi lain, ekuitas dalam bisnis adalah kepentingan penempa hak minoritas dalam neraca konsolidasi yang dikemukakan dalam 3 variasi, yakni kewajiban (liability), disajikan terpisah antara kewajiban dengan ekuitas, dan diungkapkan sebagai bagian dari ekuitas (stockholder's equity).
Sederhananya, ekuitas dalam akuntansi adalah representasi dari hak pemilik atau pemegang saham atas aset perusahaan setelah semua kewajiban dilunasi.
Ekuitas dapat dilihat sebagai modal yang diinvestasikan oleh pemilik, ditambah dengan laba ditahan yang dihasilkan oleh perusahaan. Dalam hal ini, ekuitas berfungsi sebagai penyangga bagi perusahaan dalam menghadapi fluktuasi finansial dan sebagai indikator kesehatan finansial jangka panjang.
Ekuitas terdiri dari beberapa unsur, diantaranya adalah sebagai berikut:
Unsur ekuitas pertama adalah modal disetor, yakni jumlah uang yang diinvestasikan oleh pemilik atau pemegang saham untuk mendukung operasi bisnis.
Investasi ini adalah sumber modal utama dari pemegang saham dan sering kali berasal dari penerbitan saham, yang dikenal sebagai modal saham. Modal disetor terbagi menjadi dua jenis:
Kedua ada modal sumbangan, yakni aktiva yang diterima dari sumber luar perusahaan tanpa ada kewajiban untuk dibayar kembali. Ketika perusahaan menerima modal sumbangan, pencatatannya biasanya dilakukan secara memorial.
Modal ini dapat diakui sebagai ekuitas jika tujuannya untuk menutup risiko kerugian. Dengan demikian, modal sumbangan dapat menambah modal perusahaan tanpa mengeluarkan biaya tambahan untuk memperoleh aset baru.
Unsur ketiga ada modal penilaian kembali, yakni modal yang mencerminkan selisih antara nilai buku lama dan nilai buku baru dari aset perusahaan.
Penilaian kembali dilakukan untuk memastikan bahwa nilai aset mencerminkan keadaan wajar dan untuk memenuhi prinsip keadilan dalam perusahaan.
Proses ini membantu menjaga agar aset tetap diperbarui sesuai dengan fluktuasi nilai pasar, dan dapat meningkatkan nilai ekuitas perusahaan ketika aset seperti tanah atau bangunan mengalami kenaikan nilai.
Kemudian ada laba ditahan, yakni kumulatif dari operasional perusahaan yang tidak dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen. Laba ini tetap berada dalam perusahaan dan digunakan untuk reinvestasi atau sebagai cadangan untuk kebutuhan masa depan.
Meskipun laba ditahan biasanya tidak dibayarkan sebagai dividen, pemegang saham memiliki wewenang untuk memutuskan seberapa banyak yang akan ditahan dan seberapa banyak yang akan dibagikan.
Baca Juga: Laba Ditahan Adalah: Ciri, Contoh dan Cara Menghitungnya
Terakhir adalah modal lain, modal lain ini mencakup berbagai sumber modal tambahan yang tidak termasuk dalam kategori sebelumnya.
Modal ini bisa berasal dari cadangan potongan harga, modal ekspansi, cadangan obligasi, dan lainnya, yang juga sering kali tidak dapat dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen, tetapi dapat digunakan untuk memperkuat posisi finansial perusahaan atau untuk keperluan investasi di masa depan.
Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK), ada beberapa tujuan dari ditunjukkannya ekuitas, yakni:
Salah satu tujuan utama dari laporan ekuitas adalah untuk berfungsi sebagai nota kesepahaman antara pemilik perusahaan dan pemangku kepentingan lainnya. Ekuitas harus dilaporkan secara rinci, menjelaskan sumber dan penggunaan modal yang dimiliki perusahaan.
Ekuitas juga berfungsi sebagai faktor penentu harga saham perusahaan. Kesehatan dan kinerja ekuitas dapat mencerminkan nilai buku perusahaan. Jika ekuitas menunjukkan kinerja yang baik, hal ini cenderung berdampak positif pada harga saham dan sebaliknya.
Tujuan lain dari ekuitas dalam akuntansi lainnya adalah untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai nilai buku perusahaan. Nilai buku dihitung dengan mengurangkan total kewajiban dari total aset, dan menunjukkan seberapa banyak aset yang dimiliki perusahaan setelah semua hutang dibayarkan.
Meskipun nilai ekuitas per saham tidak selalu lebih tinggi dari harga saham, pemahaman tentang ekuitas tetap penting. Ketika investor melihat prospek baik di masa depan untuk perusahaan, harga saham bisa saja lebih tinggi dari nilai ekuitasnya.
Dengan memahami dasar-dasar ekuitas, pengusaha dapat menganalisis kesehatan keuangan perusahaan secara lebih akurat. Informasi mengenai ekuitas memungkinkan pemilik untuk menilai seberapa besar nilai aset bersih setelah mengurangi utang dan kewajiban.
Ekuitas dalam akuntansi juga dibedakan menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah sebagai berikut:
Jenis ekuitas yang pertama ada ekuitas pemilik perusahaan, ekuitas pemilik peruahaan ini mencerminkan besarnya kepemilikan bisnis yang dimiliki oleh pemilik.
Dalam konteks ini, ekuitas pemilik merupakan modal yang dimiliki oleh pemilik usaha, di mana seluruh laba akan langsung menjadi hak pemilik tanpa melibatkan pihak ketiga seperti bursa efek.
Ekuitas ini biasanya berlaku untuk bisnis kecil atau perusahaan privat yang tidak terdaftar di pasar saham. Perhitungan ekuitas pemilik dilakukan dengan mengurangi total kewajiban dari total aset yang dimiliki.
Kemudian ada ekuitas pemegang saham, yakni jumlah dana yang akan dikembalikan kepada pemegang saham ketika perusahaan melakukan likuidasi setelah membayar semua utang.
Jenis ekuitas ini sering dijadikan sebagai indikator untuk menilai kondisi keuangan perusahaan. Ekuitas pemegang saham terdiri dari modal disetor (yang meliputi modal yuridis, dividen saham, dan revaluasi aset) serta laba ditahan.
Laba ditahan sendiri merupakan keuntungan yang tidak dibagikan sebagai dividen, dan dapat digunakan untuk keperluan operasional perusahaan di masa depan.
Selanjutnya ada ekuitas rumah, yakni nilai yang dimiliki seseorang dalam bentuk properti, yang dihitung sebagai selisih antara nilai pasar rumah dan sisa utang yang masih harus dibayar (misalnya, sisa KPR).
Ekuitas rumah dapat menjadi sumber dana tunai yang signifikan dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Nilai ekuitas rumah dapat meningkat seiring dengan pelunasan utang atau peningkatan harga jual properti, namun juga dapat berkurang jika nilai pasar rumah turun.
Kemudian ada ekuitas merek, ialah nilai yang terkait dengan reputasi dan pengenalan suatu merek di pasar. ekuitas ini mencakup tingkat brand awareness, asosiasi merek, dan kualitas yang dirasakan oleh konsumen.
Merek yang kuat dan memiliki loyalitas pelanggan tinggi akan memiliki ekuitas yang lebih besar. Semakin banyak konsumen yang setia terhadap suatu merek, semakin tinggi nilai ekuitas merek tersebut.
Terakhir adalah pembiayaan ekuitas, pembiayaan ekuitas adalah metode yang digunakan oleh perusahaan untuk mendapatkan dana dengan menjual saham kepada publik. Ini bisa dilakukan melalui penawaran umum perdana (IPO) atau skema crowdfunding ekuitas.
Pembiayaan ekuitas memungkinkan perusahaan untuk mengumpulkan modal yang diperlukan untuk ekspansi atau pengembangan usaha. Dengan mendapatkan dana tambahan ini, diharapkan perusahaan dapat meningkatkan kinerja dan profitabilitasnya.
Berikut beberapa contoh ekuitas yang umum ditemukan dalam sebuah bisnis:
Berikut langkah-langkah yang harus Anda lakukan ketika ingin menghitung berapa ekuitas nilai perusahaan Anda!
Langkah pertama adalah mengidentifikasi dan menghitung total aset yang dimiliki perusahaan dalam periode akuntansi yang relevan. Total aset mencakup semua bentuk kekayaan yang dimiliki perusahaan, seperti kas, piutang, persediaan, properti, peralatan, dan investasi.
Selanjutnya, hitung total liabilitas perusahaan untuk periode yang sama. Liabilitas mencakup semua utang dan kewajiban yang harus dibayar oleh perusahaan, termasuk utang jangka pendek dan jangka panjang, seperti utang dagang, pinjaman bank, dan kewajiban lainnya.
Setelah mengetahui jumlah total aset dan liabilitas, lakukan pengurangan antara total aset dengan total liabilitas menggunakan rumus berikut:
Rumus Ekuitas = Aset − Liabilitas
Hasil dari pengurangan ini akan memberikan nilai ekuitas perusahaan.
Pastikan bahwa semua data yang digunakan untuk menghitung ekuitas (baik aset maupun liabilitas) diambil dari laporan keuangan untuk periode akuntansi yang sama. Ini penting untuk memastikan akurasi dan konsistensi dalam laporan keuangan.
Perlu dicatat, bahwa dalam beberapa situasi, hasil perhitungan ekuitas bisa menjadi negatif. Ini terjadi ketika total liabilitas lebih besar daripada total aset perusahaan.
Baca Juga: Apa itu Periode Akuntansi? Ini Jenis dan Penjelasannya
Ekuitas dipahami dalam bentuk laporan, mengutip dari mpm-insurance.com pelaporan ekuitas dibedakan menjadi beberapa jenis sesuai dengan tujuan pembuatannya, berikut diantaranya:
Pelaporan ekuitas saham merujuk pada penyajian informasi tentang modal yang dikumpulkan dari pemegang saham melalui penerbitan saham. Dalam laporan ini, perusahaan akan mencantumkan jumlah modal yang disetor oleh pemegang saham serta informasi terkait jenis saham yang diterbitkan, seperti saham biasa dan saham preferen
Pelaporan ekuitas ditahan berkaitan dengan laba ditahan yang dihasilkan dari operasi perusahaan yang tidak dibagikan sebagai dividen kepada pemegang saham.
Pelaporan ekuitas yang dibagikan berfokus pada pembagian laba kepada pemegang saham, yang biasanya dilakukan dalam bentuk dividen. Laporan ini mencakup informasi mengenai jumlah dividen yang dibayarkan, tanggal pembayaran, dan rasio pembayaran dividen.
Laporan perubahan ekuitas ini disusun sebagai laporan yang memberikan gambaran lengkap mengenai perubahan yang terjadi pada ekuitas perusahaan, termasuk kontribusi modal dari pemegang saham, laba ditahan, dan pembagian dividen selama periode akuntansi tertentu.
Anda bisa membuat laporan perubahan ekuitas ini dengan menggunakan aplikasi pembukuan keuangan Beecloud. Aplikasi yang memudahkan pengguna dalam mencatat dan mengelola berbagai transaksi keuangan secara efisien.
Dengan fitur yang intuitif, Beecloud memungkinkan perusahaan untuk secara otomatis menghasilkan laporan perubahan ekuitas berdasarkan data yang telah dimasukkan, seperti modal disetor, laba bersih, dan dividen yang dibayarkan. Klik banner di bawah dan dapatkan gratis uji coba sekarang juga!
Dari seluruh penjelasan di atas, dapat disimpulkan jika ekuitas dalam akuntansi adalah selisih antara total aset dan total liabilitas suatu perusahaan, yang mencerminkan hak pemilik atau pemegang saham atas aset perusahaan setelah semua kewajiban dipenuhi.