🚀 MOVE ON ke Bee, Nikmati Diskon 20% Sekarang!
Logo Bee Web

Dynamic Pricing Adalah: Jenis, Strategi dan Cara Penerapannya

dynamic pricing adalah strategi penetapan harga dinamis menyesuaikan harga produk atau layanan mereka berdasarkan permintaan pasar saat ini.
Penulis: Lutfatul Malihah
Kategori: ,
Dipublish Tgl: Monday, 15 April 2024

Dynamic pricing adalah salah satu strategi penetapan harga, dimana strategi ini dinilai lebih inovatif dan efektif dibandingkan dengan cara tradisional.

Sebab, dengan adanya strategi ini harga bisa disesuaikan secara realtime berdasarkan faktor yang mempengaruhi, seperti permintaan, kondisi persaingan hingga perilaku konsumen.

Bisa dikatakan strategi ini  menawarkan fleksibilitas dan peluang untuk memaksimalkan keuntungan, sekaligus memberikan pengalaman yang lebih personal bagi pelanggan.

Bagaimana cara kerja dynamic pricing ini? Mari kita bahas bersama secara mendalam mulai dari pengertian, manfaat, jenis, cara dan contoh penerapannya berikut ini.

Apa itu Dynamic Pricing? Dynamic Pricing Adalah ...

Dynamic pricing disebut juga dengan harga dinamis (Credit: Freepik.com)

Dalam jurnal Model Dynamic Pricing untuk Penetapan Harga Tiket Pesawat Terbang Berbasis Waktu dan Persediaan Kursi dengan Mempertimbangkan Keputusan Kompetitor (2013) karya Ahmad Rusdiansyah, dkk dijelaskan jika:

Secara umum, dynamic pricing adalah sebuah strategi dalam pengaturan penetapan harga yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan bisa diterapkan dalam berbagai jenis bisnis.

Bisa disimpulkan jika dynamic pricing adalah strategi penetapan harga dinamis dan fleksibel untuk produk dan jasa berdasarkan permintaan saat ini. Karena inilah, dynamic pricing populer digunakan karena kemampuannya dalam beradaptasi dan meningkatkan pendapatan perusahaan.

Faktor yang Mempengaruhi Dynamic Pricing Adalah

Dalam jurnal Dynamic Pricing and Its Forming Factor (2012) karya Indre Desknote dan Zigmas Lydeka, ada 6 faktor yang mempengaruhi dynamic pricing, yakni:

1. Perilaku dan Karakteristik Pelanggan

Faktor pertama yang dapat mempengaruhi dynamic pricing adalah perilaku dan karakteristik pelanggan, dimana tingkat pengetahuan pelanggan mempengaruhi cara mereka merespons harga.

Dimana pelanggan "miopi" cenderung membeli ketika harga turun di bawah keinginan mereka, sementara pelanggan "strategis" menyesuaikan perilaku pembelian mereka dengan strategi harga yang diterapkan.

2. Persepsi tentang Harga yang Adil

Selanjutnya adalah fairprice, dimana kesadaran konsumen akan keadilan harga didefinisikan sebagai evaluasi dan pemahaman konsumen apakah perbedaan antara harga penjual dan pihak lainnya adalah wajar, dapat diterima, atau dapat dipertanggungjawabkan.

Persepsi ketidakadilan harga dapat menyebabkan ketidakpuasan konsumen, penyebaran informasi negatif, yang merusak reputasi penjual dan mendorong kepercayaan pada mereka.

Oleh karena itu, penting bagi bisnis atau perusahaan untuk memastikan bahwa harga yang mereka tetapkan dirasakan adil oleh konsumen agar dynamic pricing dapat beroperasi secara efektif.

3. Struktur dan Persaingan Pasar

Ketiga adalah struktur pasar, yang terfokus pada tingkat persaingan yang dihadapi oleh sebuah perusahaan itu sendiri. Model penetapan harga ini umumnya digunakan dalam kondisi monopoli.

Dimana dalam asumsinya, permintaan produk hanya bergantung pada produk itu sendiri, bukan pada harga pesaing. Sebab, pada praktek pasar oligopoli, harga dinamis ini lebih rumit dipraktekan.

Bac Juga: Pasar Oligopoli: Definisi, Ciri, Contoh, dan Jenisnya

Meskipun demikian, model penetapan harga  yang tepat yang beroperasi dalam kondisi oligopoli dapat memberikan wawasan berharga tentang penetapan harga.

4. Permintaan Barang

Permintaan produk adalah faktor terpenting dalam penetapan harga dinamis. Perusahaan perlu memahami pola permintaan konsumen untuk menentukan harga yang tepat.

Dimana, model permintaan tradisional yang mengandalkan parameter tetap dianggap kurang akurat karena tidak bisa memperhitungkan perubahan permintaan secara real-time.

Oleh karena itu, perusahaan perlu menggunakan model yang lebih canggih, seperti demand learning, untuk memahami dan mengukur permintaan produk secara real-time.

5. Persepsi Nilai Produk

Faktor berikutnya adalah persepsi nilai produk, dimana konsumen seringkali menunda pembelian dengan harapan mendapatkan harga yang lebih baik di masa depan. Selain itu, keputusan pembelian juga bisa tertunda karena ketidakpuasan konsumen terhadap nilai suatu produk.

Dalam penetapan harga dinamis, persepsi nilai produk oleh konsumen menjadi faktor penting. Harga yang terlalu tinggi bisa membuat konsumen ragu membeli, sementara harga yang terlalu rendah bisa menurunkan persepsi kualitas produk.

Perusahaan perlu memahami bagaimana konsumen mempersepsikan nilai produknya dan bagaimana persepsi tersebut dapat berubah seiring waktu.

6. Musim

Selanjutnya adalah musim, seperti yang kita tahu permintaan terhadap suatu produk bisa berubah tergantung musim. Misalnya pada akhir musim, perusahaan fashion akan memberikan diskon besar untuk menghabiskan koleksi lama.

Harga produk makanan dan minuman juga kerap mengalami fluktuasi mengikuti musim dan hari tertentu. Secara umum, harga akan diturunkan pada saat permintaan sedang tinggi dan dinaikkan pada saat permintaan rendah.

Perusahaan perlu mempertimbangkan faktor musim ini dalam penetapan harga dinamis untuk memastikan bahwa mereka mendapatkan keuntungan maksimal.

Jenis Strategi Dynamic Pricing

Dynamic Pricing Strategy

Ada beberapa strategi dalam penerapan harga dinamis, yakni berasarkan waktu, permintaan, lokasi, segmentasi konsumen, dan persaingan (Credit: Freepik.com)

Strategi dynamic pricing dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yakni:

1. Berdasarkan Waktu (Time-Based Pricing)

Strategi penyesuaian harga pertama adalah berdasarkan waktu. Dimana harga barang atau layanan dapat berubah sesuai dengan waktu tertentu, seperti musim liburan, musim sibuk, atau waktu puncak lainnya.

Contohnya, harga tiket bioskop biasanya lebih mahal pada akhir pekan dan jam tayang utama dibandingkan dengan hari kerja atau siang hari.

2. Berdasarkan Permintaan (Demand-Based Pricing)

Berikutnya berdasarkan permintaan pasar, dimana harga disesuaikan berdasarkan tingkat permintaan pasar. Semakin tinggi permintaan, semakin tinggi pula harganya, sedangkan ketika permintaan rendah, harga dapat diturunkan.

Contoh pada penetapan harga pesawat, yang mana umumnya maskapai penerbangan menetapkan harga sesuai permintaan, dimana harga bisa berubah tergantung pada ketersediaan kursi dan kedekatan dengan tanggal keberangkatan.

3. Berdasarkan Lokasi (Location-Based Pricing)

Selanjutnya berdasarkan lokasi, beberapa produk biasanya memiliki harga yang berbeda sesuai dengan lokasi geografis produk atau pelanggannya. Contoh sederhananya, adanya perbedaan harga bahan makanan di pasar tradisional dan supermarket padahal di daerah yang sama.

4. Berdasarkan Segmentasi Konsumen (Segment-Based Pricing)

Strategi penerapan dynamic pricing berikutnya adalah berdasarkan segmentasi konsumen, dilakukan dengan membagi konsumen menjadi kelompok atau segmen berdasarkan karakteristik tertentu, seperti usia, preferensi, atau perilaku belanja.

Harga kemudian disesuaikan untuk setiap segmen berdasarkan analisis data. Contohnya, situs e-commerce terkadang memberikan harga khusus untuk pelanggan yang baru pertama kali berbelanja.

5. Berdasarkan Kompetisi (Competition-Based Pricing)

Berikutnya adalah berdasarkan kompetisi, yakni strategi penetapan harga dinamis yang melibatkan penyesuaian harga berdasarkan aktivitas pesaing.

Ketika pesaing menurunkan harga, sebuah perusahaan mungkin akan mengikuti dengan menyesuaikan harga mereka agar tetap kompetitif.

Strategi ini bertujuan untuk mempertahankan pangsa pasar dan mengikuti dinamika persaingan di pasar. Penetapan harga berdasarkan harga pesaing cenderung cocok di pasar oligopoli.

Cara Penerapan Dynamic Pricing

Penerapan dynamic pricing membutuhkan perencanaan dan persiapan yang matang. Berikut beberapa tahapan yang bisa diikuti:

1. Analisis Pasar

Tahap pertama adalah menganalisis pasar untuk memahami perilaku konsumen, tren penjualan, kekuatan pesaing, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi permintaan dan penawaran.

2. Identifikasi Variabel

Selanjutnya, identifikasi variabel-variabel yang dapat memengaruhi harga, seperti waktu, musim, permintaan, ketersediaan stok, profil pelanggan, dan lain-lain.

3. Pengumpulan Data

Kemudian, kumpulkan data historis dan real-time yang relevan, termasuk data tentang harga pesaing, aktivitas pesanan, tren permintaan, dan lain-lain.

Beecloud Permintaan Dan Penjualan Barang Laporan Saling Terintegrasi

4. Pengembangan Model

Berikutnya, gunakan data yang terkumpul untuk mengembangkan model peramalan yang dapat memprediksi permintaan di masa depan berdasarkan variabel-variabel yang telah diidentifikasi.

5. Penyesuaian Harga

Lalu, berdasarkan hasil dari model peramalan, sesuaikan harga secara dinamis untuk mencerminkan kondisi pasar saat ini dan memaksimalkan pendapatan.

Harga dapat ditingkatkan saat permintaan tinggi atau stok rendah, dan dapat diturunkan saat permintaan rendah atau untuk mendorong penjualan.

6. Pemantauan dan Evaluasi

Lakukan pemantauan secara terus-menerus terhadap kinerja dynamic pricing. Evaluasi hasilnya, identifikasi pola, dan rekomendasikan penyesuaian jika diperlukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi.

7. Penyesuaian Strategi

Berdasarkan evaluasi dan pemantauan yang berkelanjutan, sesuaikan strategi dynamic pricing secara berkala untuk mempertahankan daya saing dan memaksimalkan profitabilitas.

Baca Juga: Profitabilitas Adalah: Pengertian, Jenis & Cara Menghitungnya

Contoh Dynamic Pricing

Berikut beberapa contoh penerapan dynamic pricing dalam kehidupan sehari-hari:

1. E-commerce

Situs web e-commerce seperti Amazon menggunakan dynamic pricing untuk menyesuaikan harga produk berdasarkan faktor-faktor seperti permintaan saat ini, persediaan stok, dan aktivitas pesaing.

Misalnya, harga produk elektronik dapat naik selama periode liburan saat permintaan meningkat.

2. Transportasi

Maskapai penerbangan dan penyedia layanan transportasi lainnya menggunakan dynamic pricing untuk menyesuaikan harga tiket berdasarkan permintaan, waktu pemesanan, dan faktor-faktor lainnya.

Harga tiket pesawat bisa lebih tinggi pada waktu-waktu tertentu seperti akhir pekan atau liburan.

3. Hotel dan Akomodasi

Industri perhotelan sering menggunakan dynamic pricing untuk menyesuaikan harga kamar hotel berdasarkan tingkat permintaan, musim, dan acara khusus di daerah tersebut.

Harga kamar hotel dapat meningkat secara signifikan selama acara besar seperti festival atau konser.

4. Hiburan

Penyedia layanan streaming seperti Netflix menerapkan dynamic pricing dengan menyesuaikan harga langganan berdasarkan faktor-faktor seperti lokasi geografis, paket layanan, dan periode penawaran khusus.

Mereka juga dapat menyesuaikan harga berdasarkan data pengguna, seperti seberapa sering mereka menggunakan layanan.

5. Tiket Acara

Penjual tiket untuk konser, pertandingan olahraga, atau acara lainnya dapat menggunakan dynamic pricing untuk menyesuaikan harga tiket berdasarkan permintaan, jarak waktu hingga acara, dan ketersediaan kursi. Harga tiket bisa lebih tinggi jika acara mendekati waktu atau jika permintaan tinggi.

Kekurangan dan Kelebihan Strategi Dynamic Pricing

Permintaan Efektif

Salah satu keunggulan dari penerapan dynamic pricing adalah mampu meningkatkan keuntungan *Credit: Freepik.com)

Apa keunggulan dan kekurangan dalam penerapan dynamic pricing pada bisnis:

#Keunggulan Strategi Dynamic Pricing

  • Memaksimalkan keuntungan dengan menyesuaikan harga berdasarkan permintaan pasar dan faktor lainnya.
  • Membantu perusahaan mengoptimalkan persediaan dan meminimalkan biaya operasional.
  • Memungkinkan perusahaan menawarkan harga yang lebih personal dan kompetitif kepada pelanggan.
  • Membantu perusahaan tetap kompetitif di pasar yang dinamis.

#Kekurangan Strategi Dynamic Pricing

  • Penerapan dynamic pricing membutuhkan teknologi dan keahlian yang memadai.
  • Konsumen mungkin merasa tidak nyaman dengan harga yang sering berubah-ubah.
  • Konsumen mungkin merasa diperlakukan tidak adil jika mereka membayar harga yang berbeda untuk produk yang sama.
  • Penerapan dynamic pricing yang tidak tepat dapat merusak reputasi perusahaan.

Nah, dari seluruh penjelasan di atas, dynamic pricing adalah strategi penetapan harga dimana bisnis secara terus menerus menyesuaikan harga produk atau layanan mereka berdasarkan permintaan pasar saat ini. Semoga bermanfaat!

Artikel Terkait

Pengertian Sistem Konsinyasi dan Contoh Pencatatan Akuntansinya
Salah satu perjanjian tak bernama yang populer di dunia kerjasama dan bisnis adalah perjanjian konsinyasi atau biasa disebut perjanjian bagi
Baca Juga
Rahasia Usaha Bengkel Biar Ramai Seperti AHASS
Membahas mengenai usaha tentu tidak lepas dengan tips agar ramai dan bisa berkembang. Usaha pun banyak sekali jenisnya termasuk ada
Baca Juga
Flash Sale: Strategi Jitu Meningkatkan Konversi Penjualan
Flash sale adalah strategi pemasaran yang sering digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan penjualan produk mereka dalam waktu singkat. Hal ini
Baca Juga
Pengertian Buku Besar, Fungsi, Manfaat dan Bentuknya
Buku besar adalah salah satu aspek yang cukup penting dalam kegiatan akuntansi. Penggunaannya untuk memudahkan akuntan untuk meringkas transaksi menjadi
Baca Juga
PO Adalah Purchase Order: Arti, Format dan Prosedurnya
PO adalah singkatan dari purchase order atau yang lebih sering disebut dengan pre order. Dan kini praktek transaksi PO terus
Baca Juga
Software Cetak Struk Integrasi dengan POS Android Makin Sat Set
Berkat sifat terbuka dari teknologi Android, tersedia berbagai macam tablet dan perangkat genggam yang diadopsi sebagai hardware pilihan oleh pengembang
Baca Juga

Artikel Populer

Pengertian Perpetual Adalah, Jenis, Keuntungan, dan Kelemahan
Dalam dunia bisnis, perpetual adalah salah satu istilah sering kali menjadi perhatian karena mengacu pada konsep yang berkelanjutan dan berkesinambungan.
Baca Juga
Fakta Michelin Star dan Resto Indonesia yang Pernah Meraihnya
Michelin Star, atau Bintang Michelin, adalah salah satu penghargaan kuliner paling bergengsi di dunia, yang diberikan oleh Michelin Guide kepada
Baca Juga
Model AIDA: Pengertian, Kelebihan dan Contohnya
Apakah Anda pernah mendengar tentang konsep Marketing AIDA dalam pemasaran? Dengan menggunakan model ini, Anda dapat meningkatkan perhatian, minat, keinginan,
Baca Juga
Berbagai Contoh Proposal Bisnis Lengkap dengan Rinciannya
Proposal bisnis merupakan suatu rencana bisnis yang ditulis dalam bentuk dokumen. Pelaku bisnis perlu membuat proposal bisnis sebelum memulai suatu
Baca Juga
Mengenal Siklus Hidup Produk, Tahapan, Contoh dan Strateginya
Menurut Levitt melalui artikel berjudul "Exploit the Product Life Cycle" pada tahun 1965 menjelaskan jika  konsep Siklus Hidup Produk  atau
Baca Juga
Jenis dan Contoh Pelayanan Prima di Berbagai Bidang Usaha
Pelayanan prima atau service excellent merupakan rangkaian tindakan yang diberikan untuk memberikan layanan kepada pelanggan secara maksimal agar mereka mendapat
Baca Juga
Customer Service Bee

148rb+ Pengusaha Sudah Pakai Bee

"Operasional makin lancar, bisnis terkontrol dan mudah discale-up"
Hubungi Tim Bee sekarang untuk konsultasi GRATIS
Logo Bee Web
Software Akuntansi & Kasir No. 2 di Indonesia. Memudahkan Pemilik Bisnis dan Akuntan untuk mengerjakan dan menganalisa keuangan lebih cepat, mudah, dan akurat. Gratis Trial atau Demo Gratis dengan Tim Bee.
Jam Operasional
Senin - Jumat, 09:00 - 16:00 WIB
Sabtu, Minggu dan Tgl Merah LIBUR
Chat via WA
Alamat Kantor
Surabaya: Jl. Klampis Jaya 29J, SurabayaBandung: Aer Space - Jl. Karang Tinggal No.41B, Cipedes, Bandung
Jakarta: Jl. Mampang Prapatan VIII No. 3B, Jakarta Selatan (Sementara Tutup)
Copyright © 2024 Bee.id
magnifiercrossmenu