Divestasi adalah sebuah konsep yang kian menjadi sorotan dalam dunia bisnis kontemporer, menggambarkan strategi perusahaan untuk melepaskan aset atau unit bisnis tertentu sebagai bagian dari transformasi atau restrukturisasi.
Langkah ini tidak hanya mencerminkan respons terhadap dinamika pasar yang terus berubah, tetapi juga merupakan langkah strategis yang dapat meningkatkan fokus dan efisiensi perusahaan. Sebab, divestasi bukan sekadar penjualan.
Tapi juga sebuah keputusan strategis yang memerlukan analisis mendalam terkait dampaknya terhadap pertumbuhan, profitabilitas, dan arah keseluruhan perusahaan. Berikut penjelasan lengkapnya!
Menurut Gole dan Hilger (2008) menjelaskan jika divestasi adalah penjualan aset/saham atau sebagian segmen bisnis kepada pihak lain, baik perusahaan, individu atau kombinasi keduanya.
Sedangkan menurut Gitman dan Zutter (2019) Pengertian divestasi adalah penjualan sebagian aset bisnis yang diyakini jika nilai perusahaan akan meningkat ketika mengubah suatu unit bisnis menjadi aset lain yang lebih menghasilkan dan produktif.
Dari dua penjelasan ini dapat disimpulkan jika divestasi adalah suatu strategi bisnis yang melibatkan penjualan aset, saham, atau sebagian segmen bisnis kepada pihak lain, seperti perusahaan atau individu.
Tujuan utama dari divestasi adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan mengubah suatu unit bisnis menjadi aset lain yang dianggap lebih menguntungkan dan produktif.
Berikut 3 perbedaan utama antara divestasi dan investasi:
Perbedaan pertama adalah dari aliran aset, dimana aliran aset divestasi bergerak ari pihak yang memiliki (perusahaan, investor) ke pihak lain dengan tujuan mendapatkan dana segar atau merubah strategi.
Sebaliknya, aliran aset investasi bergerak dari investor ke pihak lain (perusahaan, proyek, dll.) untuk mendapatkan keuntungan di masa depan.
Baca Juga: Aset Adalah: Jenis, Sifat dan Manfaatnya, Lengkap! - Bee.id
Berikutnya dari segi tujuan, dimana tujuan dari investasi secara garis besar adalah untuk meningkatkan kekayaan dan keuntungan melalui pertumbuhan nilai aset di masa depan.
Sedangkan divestasi bertujuan untuk mendapatkan dana segar untuk berbagai tujuan, seperti membiayai proyek lain, mengurangi risiko dengan diversifikasi portofolio, melepaskan aset yang tidak menguntungkan dan sejenisnya.
Terakhir, berdasarkan dampaknya. Bagi bisnis investasi dapat meningkatkan nilai portofolio dan potensi keuntungan di masa depan.
Sedangkan divestasi dapat mengurangi nilai portofolio, tetapi dapat memberikan keuntungan dalam jangka pendek dan meningkatkan fleksibilitas perusahaan.
Berikut ini beberapa tujuan dari dilakukannya divestasi:
Menurut Krag L, dkk (2009) dalam Bukunya The Value Creation, Motives and Drivers of Divestitures-An Event and Case Study of Danish Selloff The Value Creation, Motives and Drivers Behind divestitures-An Event and Case Study of Danish Sell-offs.
Cara melakukan divestasi bisa dilakukan dengan 3 jenis cara, yakni:
Cara divestasi jenis ini melibatkan penjualan aset perusahaan kepada pihak lain, seperti anak perusahaan, divisi, atau lini produk, secara langsung kepada perusahaan pengakuisisi.
Dimana proses ini melibatkan tiga pihak, yaitu perusahaan pengakuisisi, perusahaan divestasi, dan target (anak perusahaan atau divisi yang dijual).
Perusahaan pengakuisisi mengambil alih kontrol terhadap target atau anak perusahaan, sementara perusahaan penjual memberikan kendali atas anak perusahaan kepada perusahaan pengakuisisi.
Equity carve-out ini dilakukan dengan menawarkan penuh atau sebagian kepemilikan anak perusahaan kepada investor publik.
Dalam metode ini, diciptakan perusahaan baru yang diperdagangkan secara publik dengan sebagian atau seluruh kepemilikan oleh perusahaan induk.
Penting untuk dicatat bahwa equity carve-out bersifat tidak permanen, karena perusahaan induk memiliki kemampuan untuk menjual dan membeli kembali saham anak perusahaan sesuai kebutuhan.
Metode ini memberikan pemegang saham anak perusahaan otonomi sebagian atau sepenuhnya.
Berikutnya adalah divestasi tipe spin-off, yakni cara divestasi yang dilakukan dengan membagi saham secara proporsional kepada pemegang saham perusahaan induk.
Dalam proses ini, saham anak perusahaan diberikan kepada pemegang saham perusahaan induk yang eksis. Spin-off menghasilkan pembentukan perusahaan publik baru yang sepenuhnya terpisah dari perusahaan induk.
Tidak seperti sell-off, dalam spin-off tidak ada perusahaan yang mengakuisisi anak perusahaan, karena anak perusahaan tersebut menjadi entitas yang berdiri sendiri.
Aktivitas divestasi memiliki pengaruh yang cukup signifikan bagi kedua belah pihak, baik bagi investor maupun perusahaan, berikut rinciannya:
Baca Juga: Mengenal Investasi Jangka Panjang Kunci Bisnis Berkelanjutan
Beberapa contoh kasus divestasi pada perusahaan multinasional dan BUMN
Beberapa contoh divestasi BUMN (Badan Usaha Milik Negara):
Pada tahun 2022, Garuda Indonesia, maskapai penerbangan nasional, menjual 49% sahamnya di Citilink, maskapai penerbangan bertarif rendah, senilai Rp 2,47 triliun. Divestasi ini dilakukan untuk meningkatkan likuiditas dan mengurangi beban keuangan Garuda Indonesia.
Pada tahun 2023, Pertamina, perusahaan migas nasional, menjual 10% sahamnya di Elnusa, perusahaan jasa hulu migas, senilai Rp 4,3 triliun. Divestasi ini dilakukan untuk fokus pada bisnis inti Pertamina dan meningkatkan efisiensi.
Berikut beberapa contoh divestasi perusahaan multinasional:
Pada tahun 2019, Unilever PLC, perusahaan multinasional asal Inggris, menjual 19,3% sahamnya di PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), perusahaan mie instan terbesar di Indonesia, senilai Rp 33,7 triliun. Divestasi ini dilakukan untuk fokus pada bisnis inti Unilever dan meningkatkan fleksibilitas dalam portofolio investasinya.
Pada tahun 2017, GE, perusahaan multinasional asal Amerika Serikat, menjual sahamnya di Baker Hughes, perusahaan manufaktur dan jasa minyak dan gas bumi, senilai $32 miliar. Divestasi ini dilakukan untuk mengurangi portofolio GE dan fokus pada bisnis yang lebih menguntungkan.
Berikut beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan divestasi agar menghasilkan hasil yang efektif baik bagi perusahaan maupun investor:
Nah, itu dia beberapa informasi mengenai divestasi adalah, dampak, tujuan, jenis metode dan lainnya. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa pada artikel selanjutnya..