🚀 MOVE ON ke Bee, Nikmati Diskon 20% Sekarang!
Logo Bee Web

Pengertian Distribusi Pendapatan, Faktor & Cara Pengukurannya

Distribusi pendapatan menunjuk pada cara pendapatan didistribusikan diantara individu atau kelompok dalam suatu masyarakat atau negara.
Penulis: Lutfatul Malihah
Kategori:
Dipublish Tgl: Wednesday, 6 November 2024

Distribusi pendapatan merupakan salah satu aspek penting dalam ekonomi yang menggambarkan cara pendapatan dibagikan di antara individu, kelompok, atau wilayah dalam suatu masyarakat.

Proses ini memiliki dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan sosial dan ekonomi, serta mencerminkan tingkat keadilan dalam distribusi sumber daya. Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai jenis distribusi pendapatan, faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta metode pengukuran yang umum digunakan.

Dengan memahami pendistribusian pendapatan, pelaku usaha dapat mengidentifikasi segmen pasar yang tepat, merumuskan strategi pemasaran yang lebih efektif, dan mengoptimalkan pengelolaan sumber daya untuk mencapai keuntungan yang lebih baik.

Apa yang Dimaksud dengan Distribusi Pendapatan?

Distribusi Pendapatan

Jika distribusi pendapatan dilakukan secara adil dan merata maka negara dapat meminimalkan kesenjangan sosial (Credit: Freepik.com)

Dalam buku Pengantar Ilmu Ekonomi (2023) karya Maria Anita Titu, dkk. Atkinson (2015) menjelaskan jika distribusi pendapatan menunjuk pada cara pendapatan didistribusikan diantara individu atau kelompok dalam suatu masyarakat atau negara.

Jika distribusi pendapatan dilakukan secara adil dan merata maka negara dapat meminimalkan kesenjangan sosial dan kemiskinan dan sebaliknya. Adapun jika terjadi ketidakadilan dalam distribusi pendapatan bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti tingkat pendidikan, kesenjangan gender, ketidaksetaraan akses sumber daya dan lainnya.

Dalam Buku Ekonomi untuk Negara Berkembang, Terj. Agustinus Subekti karya Michael P. Todaro. Para ekonom sepakat, jika ada dua ukuran pokok distribusi pendapatan, baik untuk tujuan analisis maupun pengumpulan data, yakni distribusi ukuran dan distribusi fungsional.

# Distribusi Ukuran

Distribusi ukuran pendapatan pribadi berfokus pada pembagian total pendapatan di antara individu atau rumah tangga dalam suatu populasi. Pendekatan ini tidak mempertimbangkan sumber pendapatan, baik dari pekerjaan, bunga, laba usaha, sewa, hadiah, warisan, atau sumber lainnya. Beberapa karakteristik penting dari distribusi ukuran adalah:

  • Unit Analisis: Distribusi ini mengukur pendapatan per individu atau per rumah tangga, tanpa membedakan bagaimana pendapatan tersebut diperoleh.
  • Pengelompokan: Dalam analisis ini, individu atau rumah tangga biasanya dikelompokkan ke dalam kategori berdasarkan besarnya pendapatan yang diterima, sering kali menggunakan pembagian dalam lima kelompok (quintile) atau sepuluh kelompok (decile).

Dengan mengelompokkan penduduk berdasarkan tingkat pendapatan, para ekonom dapat menentukan proporsi pendapatan yang diterima oleh masing-masing kelompok dari total pendapatan nasional. Ini membantu dalam memahami ketimpangan pendapatan di masyarakat.

# Distribusi Fungsional

Distribusi fungsional, di sisi lain, fokus pada pembagian pendapatan berdasarkan faktor produksi. Dalam hal ini, pendapatan nasional dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan kontribusi dari masing-masing faktor produksi, yaitu tenaga kerja, tanah, dan modal. Beberapa aspek penting dari distribusi fungsional adalah:

  • Unit Analisis: Distribusi ini mempelajari bagaimana total pendapatan dibagikan di antara faktor-faktor produksi, seperti tenaga kerja (upah), tanah (sewa), dan modal (bunga dan laba).
  • Persentase Pendapatan: Ukuran ini menekankan pada proporsi penghasilan keseluruhan yang diterima oleh setiap faktor produksi, sehingga memberikan gambaran tentang kontribusi masing-masing faktor terhadap ekonomi.

Dengan analisis ini, para ekonom dapat memahami struktur ekonomi dan bagaimana perubahan dalam penggunaan faktor produksi dapat mempengaruhi pendistribusian pendapatan. Ini juga berguna untuk mengevaluasi efisiensi dan keadilan dalam pengalokasian sumber daya.

Baca Juga: 5 Faktor Produksi Beserta Contoh Penerapannya

Cara Mengukur Distribusi Pendapatan Nasional Menurut Bank Dunia

Bagaimana Kriteria Distribusi Pendapatan Nasional Menurut Bank Dunia

Kriteria Bank Dunia Mengukur Ketimpangan Distribusi Pendapatan (Eko Yuli (2019) dalam Totok Harjanto dan R. Misriah)

Bagaimana kriteria distribusi pendapatan nasional menurut bank dunia? mengutip dari jurnal Untag Cirebon, berjudul Distribusi Pendapatan di Indonesia karya Totok Harjanto dan R. Misriah ada beberapa kriteria yang digunakan untuk menilai indikator ketimpangan pendapatan di suatu negara, diantaranya:

1. Koefisien Gini (Gini Ratio)

Koefisien Gini adalah salah satu ukuran paling umum digunakan untuk mengukur ketimpangan distribusi pendapatan di suatu negara. Ukuran ini sering kali diperlihatkan melalui Kurva Lorenz, yang merupakan alat visualisasi yang menggambarkan pendistribusian pendapatan.

Pada Kurva Lorenz, garis diagonal (OE) menggambarkan kemerataan sempurna, di mana setiap persentase penduduk menerima persentase pendapatan yang sama. Misalnya, jika 20% penduduk menerima 20% dari total pendapatan, maka titik tersebut akan terletak di garis diagonal.

Koefisien Gini dihitung dengan membandingkan luas bidang A (area antara garis kemerataan sempurna dan Kurva Lorenz) dengan luas total segitiga OPE (luas A + B). Koefisien Gini diukur dari 0 hingga 1:

  • 0: Menunjukkan pendistribusian pendapatan yang sempurna (semua individu memiliki pendapatan yang sama).
  • 1: Menunjukkan ketimpangan maksimum (satu individu menerima seluruh pendapatan).

Semakin jauh Kurva Lorenz dari garis kemerataan sempurna, semakin tinggi ketidakmerataan pendistribusian pendapatan. Dengan demikian, nilai Koefisien Gini yang mendekati 0 menunjukkan distribusi pendapatan yang lebih merata, sedangkan nilai yang mendekati 1 menunjukkan ketimpangan yang lebih tinggi. Berikut kriteria ketimpangannya:

  • Nilai di bawah 0,4: Tingkat ketimpangan rendah.
  • Nilai antara 0,4 sampai 0,5: Tingkat ketimpangan sedang.
  • Nilai lebih dari 0,5: Tingkat ketimpangan tinggi.

2. Indeks Kemiskinan

Bank Dunia mengelompokkan penduduk berdasarkan pendapatan mereka ke dalam tiga kategori utama untuk mengevaluasi ketimpangan distribusi pendapatan:

Kelompok Pendapatan:

  • 40% penduduk dengan pendapatan rendah: Ini mencakup individu dan rumah tangga yang memiliki pendapatan paling rendah.
  • 40% penduduk dengan pendapatan menengah: Ini mencakup kelompok yang berada di tengah pendistribusian pendapatan.
  • 20% penduduk dengan pendapatan tinggi: Ini mencakup individu dan rumah tangga yang memiliki pendapatan tertinggi.

Bank Dunia menggunakan pengeluaran untuk menilai ketimpangan pendapatan, terutama karena kesulitan dalam memperoleh data pendapatan langsung. Berikut adalah kriteria yang digunakan:

  • Kelompok 40% termiskin dengan pengeluaran < 12% dari keseluruhan pengeluaran: Tingkat ketimpangan tinggi.
  • Kelompok 40% termiskin dengan pengeluaran 12%–17% dari keseluruhan pengeluaran: Tingkat ketimpangan sedang.Kelompok 40% termiskin dengan pengeluaran > 17% dari keseluruhan pengeluaran: Tingkat ketimpangan rendah.

Penggunaan data pengeluaran rumah tangga sebagai proxy untuk pendapatan memungkinkan analisis yang lebih akurat mengenai ketimpangan pendapatan, serta memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kesejahteraan ekonomi masyarakat.

Tujuan Distribusi Pendapatan

Berikut beberapa tujuan dari adanya pendistribusian pendapatan:

1. Mengurangi Kesenjangan Ekonomi

Distribusi pendapatan membantu mengurangi ketimpangan ekonomi antara kelompok masyarakat yang kaya dan miskin. Dengan redistribusi yang tepat, diharapkan terjadi peningkatan kesejahteraan di semua lapisan masyarakat.

2. Meningkatkan Kesejahteraan Sosial

Dengan pendapatan yang lebih merata, masyarakat dapat mengakses kebutuhan dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan tempat tinggal yang layak. Hal ini berkontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup secara umum.

3. Menstimulasi Pertumbuhan Ekonomi

Ketika pendapatan didistribusikan secara merata, konsumsi masyarakat meningkat, yang pada akhirnya mendorong permintaan terhadap barang dan jasa. Hal ini bisa merangsang produksi dan membuka lapangan kerja baru.

4. Mencapai Keadilan Sosial

Tujuan utama pendistribusian pendapatan adalah mencapai keadilan sosial. Hal ini berarti bahwa semua orang berhak atas kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendapatan, terlepas dari latar belakang sosial ekonomi mereka.

5. Meningkatkan Stabilitas Ekonomi

Distribusi pendapatan yang merata dapat mencegah ketidakpuasan sosial dan ketegangan ekonomi, yang seringkali menjadi pemicu ketidakstabilan ekonomi dan politik.

Jenis-Jenis Distribusi Pendapatan

Distribusi Pendapatan Adalah

Ada 4 jenis pendistribusian pendapatan, yakni merata, tidak merata, bentuk piramida dan adil (Credit: Freepik.com)

Melansir dari beberapa sumber, distribusi pendapatan dibedakan menjadi beberapa jenis, diantaranya:

1. Distribusi Pendapatan yang Merata (Seragam)

Pada distribusi ini, setiap individu atau bagian organisasi menerima bagian yang sama dari pendapatan atau keuntungan, tanpa mempertimbangkan kontribusi atau hasil yang berbeda.

Misalnya, dalam tim dengan tiga anggota, jika keuntungan bulanan adalah Rp 3.000.000, maka setiap anggota akan menerima Rp 1.000.000. Tujuan distribusi ini adalah untuk menunjukkan bahwa setiap individu dianggap memiliki kontribusi yang setara.

2. Distribusi Pendapatan yang Tidak Merata (Tidak Seragam)

Selanjutnya pada jenis ini, pendapatan atau keuntungan didistribusikan secara tidak merata, seringkali didasarkan pada kontribusi atau peran masing-masing bagian atau individu dalam organisasi.

Sebagai contoh, jika Departemen A menghasilkan lebih banyak pendapatan daripada Departemen B, maka Departemen A mungkin akan menerima bagian pendapatan yang lebih besar, sesuai dengan kontribusi yang dihasilkan.

3. Distribusi Pendapatan yang Berbentuk Piramida

Distribusi ini terjadi ketika sebagian besar pendapatan atau keuntungan hanya diterima oleh sekelompok kecil individu, biasanya manajemen atau pimpinan, sedangkan bagian terbesar dari karyawan menerima bagian yang lebih kecil.

Dalam organisasi dengan struktur hierarkis, kompensasi yang diberikan kepada manajemen puncak sering jauh lebih tinggi daripada kepada karyawan tingkat bawah.

4. Distribusi Pendapatan yang Adil (Equitable)

Distribusi pendapatan yang adil mengacu pada pembagian berdasarkan nilai kontribusi setiap individu atau bagian dalam organisasi. Mereka yang memberikan kontribusi lebih besar atau memiliki hasil yang signifikan mendapatkan bagian keuntungan yang lebih besar.

Pendekatan ini bertujuan untuk memberikan insentif bagi individu atau tim yang berprestasi lebih baik, memastikan setiap bagian mendapatkan bagian yang sesuai dengan kontribusinya.

Faktor yang Mempengaruhi Distribusi Pendapatan

Ada 3 faktor yang mempengaruhi distribusi pendapatan dalam bisnis, diantaranya:

1. Struktur Organisasi dan Hirarki Pengambilan Keputusan

Faktor pertama adalah struktur organisasi dan sistem pengambilan keputusan sangat memengaruhi cara pendapatan didistribusikan.

Dalam organisasi dengan struktur hierarki yang kuat, biasanya pendapatan lebih banyak dialokasikan ke manajemen puncak atau pemimpin tim. Sementara karyawan tingkat bawah mungkin menerima bagian yang lebih kecil. Sebaliknya, dalam struktur yang lebih datar, distribusi cenderung lebih merata.

2. Peran dan Kontribusi Individu atau Bagian

Faktor kedua adalah pendistribusian pendapatan juga dipengaruhi oleh peran serta kontribusi individu atau bagian tertentu dalam mencapai tujuan bisnis.

Individu atau tim yang memberikan kontribusi besar atau menghasilkan hasil yang signifikan sering kali menerima bagian yang lebih besar. Hal ini bertujuan untuk memberikan insentif dan penghargaan kepada mereka yang berprestasi tinggi, yang juga bisa memotivasi karyawan lain.

3. Faktor Ekonomi

Terakhir adalah faktor ekonomi, yang termasuk dalam bagian faktor eksternal seperti kondisi pasar, ketidakstabilan ekonomi, atau persaingan yang ketat dapat berdampak pada pendistribusian pendapatan.

Dalam situasi ekonomi yang tidak stabil, perusahaan mungkin memilih untuk menahan pendistribusian pendapatan atau membaginya secara lebih konservatif. Sebaliknya, dalam kondisi ekonomi yang baik, pendapatan mungkin didistribusikan lebih merata atau bahkan ditingkatkan sebagai insentif untuk semua karyawan.

Upaya Menyeimbangkan Distribusi Pendapatan

Lantas bagaimana upaya yang bisa dilakukan agar bisa menyeimbangkan distribusi pendapatan? Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan agar pendistribusian pendapatan seimbang:

  • Membuat kriteria yang transparan dalam pembagian pendapatan, berdasarkan peran, tanggung jawab, dan kontribusi.
  • Menerapkan sistem insentif berbasis kinerja atau hasil. Misalnya, memberikan bonus atau komisi kepada karyawan yang mencapai target tertentu.
  • Melakukan evaluasi kinerja secara rutin dan memberikan feedback yang konstruktif dapat membantu karyawan memahami area yang perlu ditingkatkan.
  • Memberikan pelatihan dan program pengembangan untuk meningkatkan keterampilan karyawan dapat meningkatkan kontribusi mereka terhadap bisnis.
  • Transparansi dalam informasi keuangan, termasuk bagaimana dan mengapa pendapatan didistribusikan, dapat meningkatkan kepercayaan antar anggota tim.

Beecloud, Solusi Akuntansi Praktis Sesuai Standar Akuntansi Keuangan (sak)

Gunakan aplikasi pembukuan keuangan Beecloud untuk mendukung transparansi informasi keuangan. Dengan Beecloud, perusahaan dapat mencatat dan melacak pendapatan serta alokasi biaya secara akurat dan real-time. Klik banner di atas dan dapatkan gratis uji coba sekarang juga!

Artikel Terkait

Pengertian Konsumtif Adalah, Contoh, Ciri-Ciri dan Dampaknya
Ditunjang dengan kemudahan dalam melakukan transaksi jual beli, perilaku konsumtif sudah menjadi fenomena sosial yang tak terelakkan lagi. Dimana secara
Baca Juga
4 Contoh Ekonomi Deskriptif yang Nyata
Jika sebelumnya Anda pernah mempelajari tentang ilmu ini, sepertinya pembahasan mengenai ekonomi deskriptif tidak akan begitu asing untuk Anda. Namun
Baca Juga
Sistem Ekonomi Pasar: Pengertian, Kelebihan dan Contoh
Sistem ekonomi pasar adalah salah satu jenis sistem ekonomi yang digunakan di seluruh dunia. Sistem ini memiliki ciri-ciri khusus, kelebihan,
Baca Juga
Akuntansi Sektor Publik: Arti, Karakteristik, Jenis dan Manfaat
Membahas tentang akuntansi sektor publik sangatlah menarik. Berbeda dengan akuntansi biasa, untuk sektor publik ranahnya di seputar lembaga pemerintah. Masuk
Baca Juga
5 Prinsip Ekonomi Islam dan Bedanya dari Ekonomi Konvensional
Ekonomi Islam hadir sebagai panduan komprehensif bagi umat muslim dalam menjalani kehidupan ekonomi yang sejalan dengan syariat Islam yang dijalankan
Baca Juga
Contoh Faktor Produksi Alam dan Penjelasannya
Faktor produksi alam merupakan sumber daya yang disediakan oleh alam dan dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk menghasilkan barang dan jasa.
Baca Juga

Artikel Populer

Pengertian Perpetual Adalah, Jenis, Keuntungan, dan Kelemahan
Dalam dunia bisnis, perpetual adalah salah satu istilah sering kali menjadi perhatian karena mengacu pada konsep yang berkelanjutan dan berkesinambungan.
Baca Juga
Fakta Michelin Star dan Resto Indonesia yang Pernah Meraihnya
Michelin Star, atau Bintang Michelin, adalah salah satu penghargaan kuliner paling bergengsi di dunia, yang diberikan oleh Michelin Guide kepada
Baca Juga
Model AIDA: Pengertian, Kelebihan dan Contohnya
Apakah Anda pernah mendengar tentang konsep Marketing AIDA dalam pemasaran? Dengan menggunakan model ini, Anda dapat meningkatkan perhatian, minat, keinginan,
Baca Juga
Berbagai Contoh Proposal Bisnis Lengkap dengan Rinciannya
Proposal bisnis merupakan suatu rencana bisnis yang ditulis dalam bentuk dokumen. Pelaku bisnis perlu membuat proposal bisnis sebelum memulai suatu
Baca Juga
Contoh Matriks SWOT, Pengertian dan Strategi Penerapannya
Matriks SWOT berfungsi sebagai alat atau metode analisa peluang atau ancaman dalam bisnis, dengan analisis ini pebisnis lebih waspada dan
Baca Juga
Mengenal Siklus Hidup Produk, Tahapan, Contoh dan Strateginya
Menurut Levitt melalui artikel berjudul "Exploit the Product Life Cycle" pada tahun 1965 menjelaskan jika  konsep Siklus Hidup Produk  atau
Baca Juga
Customer Service Bee

148rb+ Pengusaha Sudah Pakai Bee

"Operasional makin lancar, bisnis terkontrol dan mudah discale-up"
Hubungi Tim Bee sekarang untuk konsultasi GRATIS
Logo Bee Web
Software Akuntansi & Kasir No. 2 di Indonesia. Memudahkan Pemilik Bisnis dan Akuntan untuk mengerjakan dan menganalisa keuangan lebih cepat, mudah, dan akurat. Gratis Trial atau Demo Gratis dengan Tim Bee.
Jam Operasional
Senin - Jumat, 09:00 - 16:00 WIB
Sabtu, Minggu dan Tgl Merah LIBUR
Chat via WA
Alamat Kantor
Surabaya: Jl. Klampis Jaya 29J, SurabayaBandung: Aer Space - Jl. Karang Tinggal No.41B, Cipedes, Bandung
Jakarta: Jl. Mampang Prapatan VIII No. 3B, Jakarta Selatan (Sementara Tutup)
Copyright © 2024 Bee.id
magnifiercrossmenu