Distribusi pendapatan merupakan salah satu aspek penting dalam ekonomi yang menggambarkan cara pendapatan dibagikan di antara individu, kelompok, atau wilayah dalam suatu masyarakat.
Proses ini memiliki dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan sosial dan ekonomi, serta mencerminkan tingkat keadilan dalam distribusi sumber daya. Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai jenis distribusi pendapatan, faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta metode pengukuran yang umum digunakan.
Dengan memahami pendistribusian pendapatan, pelaku usaha dapat mengidentifikasi segmen pasar yang tepat, merumuskan strategi pemasaran yang lebih efektif, dan mengoptimalkan pengelolaan sumber daya untuk mencapai keuntungan yang lebih baik.
Dalam buku Pengantar Ilmu Ekonomi (2023) karya Maria Anita Titu, dkk. Atkinson (2015) menjelaskan jika distribusi pendapatan menunjuk pada cara pendapatan didistribusikan diantara individu atau kelompok dalam suatu masyarakat atau negara.
Jika distribusi pendapatan dilakukan secara adil dan merata maka negara dapat meminimalkan kesenjangan sosial dan kemiskinan dan sebaliknya. Adapun jika terjadi ketidakadilan dalam distribusi pendapatan bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti tingkat pendidikan, kesenjangan gender, ketidaksetaraan akses sumber daya dan lainnya.
Dalam Buku Ekonomi untuk Negara Berkembang, Terj. Agustinus Subekti karya Michael P. Todaro. Para ekonom sepakat, jika ada dua ukuran pokok distribusi pendapatan, baik untuk tujuan analisis maupun pengumpulan data, yakni distribusi ukuran dan distribusi fungsional.
Distribusi ukuran pendapatan pribadi berfokus pada pembagian total pendapatan di antara individu atau rumah tangga dalam suatu populasi. Pendekatan ini tidak mempertimbangkan sumber pendapatan, baik dari pekerjaan, bunga, laba usaha, sewa, hadiah, warisan, atau sumber lainnya. Beberapa karakteristik penting dari distribusi ukuran adalah:
Dengan mengelompokkan penduduk berdasarkan tingkat pendapatan, para ekonom dapat menentukan proporsi pendapatan yang diterima oleh masing-masing kelompok dari total pendapatan nasional. Ini membantu dalam memahami ketimpangan pendapatan di masyarakat.
Distribusi fungsional, di sisi lain, fokus pada pembagian pendapatan berdasarkan faktor produksi. Dalam hal ini, pendapatan nasional dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan kontribusi dari masing-masing faktor produksi, yaitu tenaga kerja, tanah, dan modal. Beberapa aspek penting dari distribusi fungsional adalah:
Dengan analisis ini, para ekonom dapat memahami struktur ekonomi dan bagaimana perubahan dalam penggunaan faktor produksi dapat mempengaruhi pendistribusian pendapatan. Ini juga berguna untuk mengevaluasi efisiensi dan keadilan dalam pengalokasian sumber daya.
Baca Juga: 5 Faktor Produksi Beserta Contoh Penerapannya
Bagaimana kriteria distribusi pendapatan nasional menurut bank dunia? mengutip dari jurnal Untag Cirebon, berjudul Distribusi Pendapatan di Indonesia karya Totok Harjanto dan R. Misriah ada beberapa kriteria yang digunakan untuk menilai indikator ketimpangan pendapatan di suatu negara, diantaranya:
Koefisien Gini adalah salah satu ukuran paling umum digunakan untuk mengukur ketimpangan distribusi pendapatan di suatu negara. Ukuran ini sering kali diperlihatkan melalui Kurva Lorenz, yang merupakan alat visualisasi yang menggambarkan pendistribusian pendapatan.
Pada Kurva Lorenz, garis diagonal (OE) menggambarkan kemerataan sempurna, di mana setiap persentase penduduk menerima persentase pendapatan yang sama. Misalnya, jika 20% penduduk menerima 20% dari total pendapatan, maka titik tersebut akan terletak di garis diagonal.
Koefisien Gini dihitung dengan membandingkan luas bidang A (area antara garis kemerataan sempurna dan Kurva Lorenz) dengan luas total segitiga OPE (luas A + B). Koefisien Gini diukur dari 0 hingga 1:
Semakin jauh Kurva Lorenz dari garis kemerataan sempurna, semakin tinggi ketidakmerataan pendistribusian pendapatan. Dengan demikian, nilai Koefisien Gini yang mendekati 0 menunjukkan distribusi pendapatan yang lebih merata, sedangkan nilai yang mendekati 1 menunjukkan ketimpangan yang lebih tinggi. Berikut kriteria ketimpangannya:
Bank Dunia mengelompokkan penduduk berdasarkan pendapatan mereka ke dalam tiga kategori utama untuk mengevaluasi ketimpangan distribusi pendapatan:
Kelompok Pendapatan:
Bank Dunia menggunakan pengeluaran untuk menilai ketimpangan pendapatan, terutama karena kesulitan dalam memperoleh data pendapatan langsung. Berikut adalah kriteria yang digunakan:
Penggunaan data pengeluaran rumah tangga sebagai proxy untuk pendapatan memungkinkan analisis yang lebih akurat mengenai ketimpangan pendapatan, serta memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kesejahteraan ekonomi masyarakat.
Berikut beberapa tujuan dari adanya pendistribusian pendapatan:
Distribusi pendapatan membantu mengurangi ketimpangan ekonomi antara kelompok masyarakat yang kaya dan miskin. Dengan redistribusi yang tepat, diharapkan terjadi peningkatan kesejahteraan di semua lapisan masyarakat.
Dengan pendapatan yang lebih merata, masyarakat dapat mengakses kebutuhan dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan tempat tinggal yang layak. Hal ini berkontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup secara umum.
Ketika pendapatan didistribusikan secara merata, konsumsi masyarakat meningkat, yang pada akhirnya mendorong permintaan terhadap barang dan jasa. Hal ini bisa merangsang produksi dan membuka lapangan kerja baru.
Tujuan utama pendistribusian pendapatan adalah mencapai keadilan sosial. Hal ini berarti bahwa semua orang berhak atas kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendapatan, terlepas dari latar belakang sosial ekonomi mereka.
Distribusi pendapatan yang merata dapat mencegah ketidakpuasan sosial dan ketegangan ekonomi, yang seringkali menjadi pemicu ketidakstabilan ekonomi dan politik.
Melansir dari beberapa sumber, distribusi pendapatan dibedakan menjadi beberapa jenis, diantaranya:
Pada distribusi ini, setiap individu atau bagian organisasi menerima bagian yang sama dari pendapatan atau keuntungan, tanpa mempertimbangkan kontribusi atau hasil yang berbeda.
Misalnya, dalam tim dengan tiga anggota, jika keuntungan bulanan adalah Rp 3.000.000, maka setiap anggota akan menerima Rp 1.000.000. Tujuan distribusi ini adalah untuk menunjukkan bahwa setiap individu dianggap memiliki kontribusi yang setara.
Selanjutnya pada jenis ini, pendapatan atau keuntungan didistribusikan secara tidak merata, seringkali didasarkan pada kontribusi atau peran masing-masing bagian atau individu dalam organisasi.
Sebagai contoh, jika Departemen A menghasilkan lebih banyak pendapatan daripada Departemen B, maka Departemen A mungkin akan menerima bagian pendapatan yang lebih besar, sesuai dengan kontribusi yang dihasilkan.
Distribusi ini terjadi ketika sebagian besar pendapatan atau keuntungan hanya diterima oleh sekelompok kecil individu, biasanya manajemen atau pimpinan, sedangkan bagian terbesar dari karyawan menerima bagian yang lebih kecil.
Dalam organisasi dengan struktur hierarkis, kompensasi yang diberikan kepada manajemen puncak sering jauh lebih tinggi daripada kepada karyawan tingkat bawah.
Distribusi pendapatan yang adil mengacu pada pembagian berdasarkan nilai kontribusi setiap individu atau bagian dalam organisasi. Mereka yang memberikan kontribusi lebih besar atau memiliki hasil yang signifikan mendapatkan bagian keuntungan yang lebih besar.
Pendekatan ini bertujuan untuk memberikan insentif bagi individu atau tim yang berprestasi lebih baik, memastikan setiap bagian mendapatkan bagian yang sesuai dengan kontribusinya.
Ada 3 faktor yang mempengaruhi distribusi pendapatan dalam bisnis, diantaranya:
Faktor pertama adalah struktur organisasi dan sistem pengambilan keputusan sangat memengaruhi cara pendapatan didistribusikan.
Dalam organisasi dengan struktur hierarki yang kuat, biasanya pendapatan lebih banyak dialokasikan ke manajemen puncak atau pemimpin tim. Sementara karyawan tingkat bawah mungkin menerima bagian yang lebih kecil. Sebaliknya, dalam struktur yang lebih datar, distribusi cenderung lebih merata.
Faktor kedua adalah pendistribusian pendapatan juga dipengaruhi oleh peran serta kontribusi individu atau bagian tertentu dalam mencapai tujuan bisnis.
Individu atau tim yang memberikan kontribusi besar atau menghasilkan hasil yang signifikan sering kali menerima bagian yang lebih besar. Hal ini bertujuan untuk memberikan insentif dan penghargaan kepada mereka yang berprestasi tinggi, yang juga bisa memotivasi karyawan lain.
Terakhir adalah faktor ekonomi, yang termasuk dalam bagian faktor eksternal seperti kondisi pasar, ketidakstabilan ekonomi, atau persaingan yang ketat dapat berdampak pada pendistribusian pendapatan.
Dalam situasi ekonomi yang tidak stabil, perusahaan mungkin memilih untuk menahan pendistribusian pendapatan atau membaginya secara lebih konservatif. Sebaliknya, dalam kondisi ekonomi yang baik, pendapatan mungkin didistribusikan lebih merata atau bahkan ditingkatkan sebagai insentif untuk semua karyawan.
Lantas bagaimana upaya yang bisa dilakukan agar bisa menyeimbangkan distribusi pendapatan? Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan agar pendistribusian pendapatan seimbang:
Gunakan aplikasi pembukuan keuangan Beecloud untuk mendukung transparansi informasi keuangan. Dengan Beecloud, perusahaan dapat mencatat dan melacak pendapatan serta alokasi biaya secara akurat dan real-time. Klik banner di atas dan dapatkan gratis uji coba sekarang juga!