Apa itu disposable income? Sederhananya disposable income adalah sisa uang Anda setelah dipotong pajak dan kewajiban lainnya. Uang ini ibarat "uang bebas" yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan.
Istilah ini juga biasa disebut pendapatan yang dapat dipakai, dipakai untuk membeli kebutuhan pokok, menabung, berinvestasi, hingga memenuhi keinginan pribadi.
Pahami lebih lanjut apa yang dimaksud dengan disposable income, fungsi, cara hitung dan contohnya!
Menurut Case E. Karl, dkk (2007) dalam bukunya Prinsip-Prinsip Ekonomi, pengertian disposable income adalah pendapatan yang siap dibelanjakan.
Sedangkan pengertian disposabel menurut Dornbusch & Stanley (1997) dalam Elizabeth Lynn Mbithe Muthike (2020) menjelaskan jika disposable adalah jumlah uang yang dimiliki rumah tangga untuk dibelanjakan atau ditabung setelah dipotong pajak. Dimana pendapatan ini akan sangat mempengaruhi konsumsi dan tabungan.
Secara garis besar disposable income adalah selisih perhitungan personal income dikurangi pajak langsung. Sedangkan pengertian dari personal income adalah pendapatan yang diterima individu sebelum dipotong pajak.
Kemudian untuk pajak langsung yang dimaksud mencakup pajak penghasilan (PPh), pajak kendaraan bermotor (PKB), pajak bumi dan bangunan (PBB), dan pajak lainnya yang dipotong langsung dari penghasilan.
Dapat disimpulkan jika penjelasan disposable income yang paling tepat adalah pendapatan yang siap digunakan, dihitung dari selisih perhitungan personal income dan pajak langsung.
Dalam bisnis disposable income juga memiliki beberapa fungsi penting, diantaranya:
Fungsi pertama disposable income adalah sebagai tolak ukur daya beli konsumen. Dimana, semakin tinggi disposable income, semakin besar kemampuan konsumen untuk membeli barang dan jasa.
Artinya, semakin tinggi pula peluang meningkatnya permintaan produk dan layanan dan hal ini tentu saja akan menguntungkan bagi perusahaan.
Selain sebagai tolak ukur daya beli, disposable income ini juga digunakan untuk memprediksi permintaan dan merencanakan strategi bisnis.
Misalnya, jika disposable income diprediksikan akan meningkat, perusahaan dapat meluncurkan produk baru atau memperluas pasar mereka
Kedua sebagai indikator kesehatan ekonomi sebuah negara. Peningkatan disposable income umumnya menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang positif dan sebaliknya.
Jika kesehatan ekonomi sebuah negara bermasalah, maka akan mempengaruhi daya beli masyarakatnya. Kembali ke daya beli, hal ini dapat mempengaruhi jumlah permintaan dan pendapatan perusahaan.
Kemudian berfungsi sebagai salah satu dasar dari penetapan harga. Perusahaan biasanya mempertimbangkan kemampuan konsumen untuk membayar saat menentukan harga sesuai dengan target market mereka.
Jika, produk dan layanan yang ditargetkan untuk konsumen dengan disposable income tinggi maka umumnya memiliki harga yang lebih mahal dibandingkan dengan produk yang ditargetkan untuk konsumen dengan disposable income rendah.
Berikutnya dapat mempengaruhi kebijakan fiskal pemerintah, artinya naik turunnya disposable income dapat menimbulkan perubahan tarif pajak, yang secara tidak langsung mempengaruhi perilaku konsumen dan bisnis.
Kemudian berfungsi sebagai pendorong inovasi untuk mengembangkan produk dan layanan. Sebab, biasanya konsumen dengan disposable income tinggi umumnya lebih terbuka untuk mencoba produk dan layanan baru.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, untuk menghitung disposable income Anda perlu mengurangi pendapatan dengan pajak langsung.
Dalam hal ini bisa dirumuskan menjadi berikut:
Rumus Disposable Income (DI) = Pendapatan (P) - Pajak Langsung
Berikut langkah-langkah dalam menghitung disposable income:
Langkah pertama dalam menghitung disposable income adalah dengan menentukan berapa jumlah penghasilan total, mulai dari penghasilan kotor dan penghasilan bersih.
Penghasilan kotor sendiri merupakan total jumlah uang yang diperoleh sebelum dipotong pajak, biasanya berasal dari gaji, bonus, sampingan dan lainnya.
Sedangkan penghasilan bersih merupakan total jumlah uang yang diterima setelah dipotong pajak penghasilan (PPh).
Jika total penghasilan sudah ditemukan, langkah selanjutnya adalah menghitung pajak langsung seperti pajak penghasilan dan pajak lainnya.
Pajak lainnya ini biasa berupa pajak kendaraan bermotor (PKB), pajak bumi dan bangunan (PBB), pajak penghasilan final (PPh Final) untuk usaha sampingan, dan seterusnya.
Terakhir adalah kurangi total pendapatan dengan pajak langsung seperti rumus di atas:
Rumus Disposable Income (DI) = Pendapatan (P) - Pajak Langsung
Contohnya: Diketahui: - Penghasilan bersih Ibu Rami: Rp 5.000.000 - Total pajak langsung (PPh dan PKB): Rp 1.000.000 Disposable Income = Rp 5.000.000 - Rp 1.000.000 = Rp 4.000.000
Maka, disposable income Ibu Rami adalah senilai Rp4.000.000
Untuk lebih memahami bagaimana cara menghitung disposable income, berikut beberapa contoh soalnya:
Budi bekerja sebagai karyawan dengan gaji bulanan Rp 5.000.000. Setiap bulan, dia dipotong pajak penghasilan (PPh) sebesar Rp 500.000 dan iuran BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan sebesar Rp 200.000. Berapa disposable income Budi setiap bulan?
Diketahui:
Total Pajak Langsung Budi = Rp500.000 + Rp200.000 = Rp700.000
Disposable income = Penghasilan - Pajak = Rp5.000.000 - Rp700.000 = Rp4.300.000
Maka, disposable income Budi adalah 4.300.000
Tania memiliki usaha sampingan yang menghasilkan penghasilan Rp 2.000.000 per bulan. Dia dikenakan pajak penghasilan final (PPh Final) sebesar 15% dari penghasilannya. Tania juga memiliki tagihan bulanan untuk cicilan rumah sebesar Rp 1.000.000. Berapa disposable income Tania setiap bulan?
Diket:
Maka dihitung:
Artinya, disposable income Tania adalah Rp700.000
Bayu dan Ani adalah pasangan suami istri yang bekerja sama untuk menghidupi keluarga. Bayu memiliki gaji bulanan Rp 7.000.000 dan Ani memiliki penghasilan dari usaha sampingan sebesar Rp 3.000.000 per bulan.
Mereka memiliki dua anak dan tinggal di rumah yang mereka cicil dengan angsuran bulanan Rp 1.500.000. Bayu dan Ani juga memiliki tagihan bulanan lainnya untuk kebutuhan hidup keluarga sebesar Rp 2.500.000. Berapa disposable income Bayu dan Ani setiap bulan?
Diketahui:
Maka, disposibel Bayu dan Ani adalah Rp 10.000.000 - Rp 4.000.000 = Rp 6.000.000
Dari seluruh penjelasan di atas dapat disimpulkan jika, disposable income adalah pendapatan bersih yang Anda miliki setelah dipotong pajak langsung. Selain itu, disposable income juga memiliki fungsi penting bagi bisnis.
Seperti menjadi tolak ukur daya beli konsumen, indikator kesehatan ekonomi, dasar penetapan harga, dan faktor pendorong inovasi untuk membuat produk dan layanan baru.
Dengan menghitung dan memahami disposable income, Anda dan bisnis Anda dapat mengambil keputusan yang lebih tepat dan strategis. Sampai jumpa di informasi selanjutnya!