Dalam kegiatan operasional sebuah perusahaan dibutuhkan berbagai jenis biaya. Salah satunya ada yang dikenal dengan istilah biaya depresiasi. Depresiasi adalah biaya yang selalu dibutuhkan dan pasti ada dalam setiap aset tetap usaha. Seperti mesin, gedung, alat transportasi dan lain-lain.
Itulah sebabnya pada akhir periode tutup buku biaya depresiasi selalu ditemukan dalam laporan keuangan. Untuk metode perhitungan dan faktor-faktornya sendiri ada beberapa macam dan semuanya akan dijelaskan pada ulasan berikut. Silakan disimak sampai akhir.
Pengertian depresiasi biasanya hanya dipandang dari sudut mata uang saja, padahal sebenarnya memiliki ruang lingkup yang lebih luas. Depresiasi sendiri bisa diartikan sebagai bentuk akibat dari adanya konsumsi biaya aktiva. Hal inilah kemudian menyebabkan penurunan nilai pada suatu aset.
Atau bisa dikatakan bahwa depresiasi merupakan biaya yang muncul akibat adanya penggunaan aset tetap perusahaan. Yaitu dari penggunaan yang dilakukan secara terus menerus sehingga terjadi penyusutan atau penurunan nilai aset.
Dalam dunia usaha, depresiasi juga sering digunakan dalam perhitungan akuntansi, salah satunya terkait dengan perhitungan usia aset. Dimana semakin lama usia serta penggunaan aset, maka kualitas maupun kuantitasnya akan mengalami penurunan.
Setelah mengetahui penjelasan tentang apa itu depresiasi, selanjutnya akan dibahas mengenai apa saja yang menjadi ciri-ciri depresiasi. Secara umum, proses penyusutan yang terjadi pada suatu aset akan terjadi secara bertahap, teratur dan berkesinambungan. Berikut ini adalah ciri-ciri depresiasi:
Digunakan atau tidak digunakannya aset akan tetap mengalami penurunan nilai karena perhitungannya didasarkan pada kegunaan dan usia ekonomisnya. Selama proses berlangsungnya depresiasi nilai aset tidak akan kembali pada nilai sebenarnya.
Hal ini terjadi karena depresiasi merupakan suatu penurunan yang berlaku pada nilai aset dalam usia ekonomi secara permanen. Sehingga nilai guna dari aset tersebut akan mengalami penurunan sampai di akhir masa pemanfaatan aset.
Depresiasi juga bisa dikatakan sebagai beban pendapatan atau laba yang didapatkan perusahaan pada periode akuntansi tertentu. Dalam hal ini depresiasi akan masuk pada alokasi biaya kadaluarsa.
Perhitungan depresiasi dilakukan secara rasional dan sistematis karena depresiasi bukanlah kerugian mendadak. Meski begitu jumlah dari nilai aset tidak bisa dipastikan dan hanya diperkirakan saja.
Depresiasi merupakan suatu kondisi yang pasti terjadi dan tidak bisa dihindari, bahkan meskipun aset tersebut dirawat dengan sangat baik dan tidak digunakan sama sekali. Untuk perhitungannya sendiri hanya berlaku pada aset tetap seperti mesin, pabrik, atau perabotan.
Meskipun nilai pasar pada suatu aset tetap bisa mengalami fluktuasi, namun untuk jumlah penyusutan pada aset tidak akan terpengaruh. Selain itu, nilai depresiasi tidak bisa melebihi biaya awal.
Pada depresiasi ada faktor-faktor tertentu yang bisa mempengaruhi, berikut ini adalah beberapa aktor yang dimaksud:
Acquisition Cost atau biaya perolehan merupakan harga dasar dari besar kecilnya perhitungan nilai depresiasi, yaitu yang dialokasikan pada satu periode tertentu. Yang termasuk dalam biaya ini adalah harga pembelian aset, biaya pemasangan, biaya transportasi, dan bea masuk.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, depresiasi adalah penyusutan aset tetap sehingga akan sangat dipengaruhi oleh perkiraan umur ekonomis dari aset tetap atau estimate economical lifetime of asset.
Faktor ini akan diukur menggunakan perkiraan durasi aset bisa digunakan seperti jangka waktu dalam minggu, bulan atau tahun. Selain itu juga bisa dinyatakan dalam bentuk jumlah unit yang mampu diproduksi.
Baca Juga: Pengertian Penyusutan Aset Tetap dan Cara Mencatat Penyusutan
Faktor lain yang mempengaruhi adalah perkiraan nilai residu. Nilai ini bisa direalisasikan ketika aset tidak digunakan lagi atau dijual kembali. Perhitungannya didasarkan pada nilai sisa aset yang berasal dari penjualan, hasil yang diputarkan atau disewakan.
Apabila sebuah perusahaan menggunakan aset yang dimiliki sampai kondisinya usang dan tidak bisa memberikan manfaat lagi maka bisa dikatakan bahwa aset tersebut sudah tidak mempunyai residu atau nilai sisa.
Sebaliknya, jika perusahaan mengganti aset dalam periode waktu yang singkat sementara aset masih bisa memberikan manfaat, maka nilai residu tetap tinggi. Nantinya nilai ini akan berpengaruh pada perhitungan depresiasi.
Faktor terakhir yang mempengaruhi depresiasi adalah estimasi masa manfaat yang merupakan ekspektasi terhadap aset yang dalam jangka waktu tertentu terdepresiasi. Bisa dalam jangka waktu bulan atau tahun tergantung pada kebijakan masing-masing perusahaan.
Biaya depresiasi merupakan biaya yang muncul akibat adanya penggunaan aset tetap yang dimanfaatkan secara terus menerus sehingga nilai manfaat dan kualitasnya menyusut atau menurun.
Sedangkan akumulasi depresiasi adalah kumpulan atau jumlah beban penyusutan yang terjadi selama periode pertama hingga tahun selanjutnya sampai batas penyusutan ditentukan. Adapun untuk metode dan cara perhitungannya adalah seperti berikut:
Metode perhitungan ini didasarkan pada fungsi waktu dan bukan fungsi pemakaian. Metode ini sering dianggap kurang akurat karena hasil dari konsumsi aset akan memiliki nilai sama pada setiap periode. Adapun rumusnya adalah seperti berikut:
Nilai Depresiasi = Harga Pendapatan – Nilai Residu : Usia Ekonomis
Metode berikutnya yang bisa digunakan untuk menghitung biaya depresiasi adalah metode beban menurun. Caranya adalah dengan mengacu pada total pendapatan tahunan serta penurunan saldo.
Dengan demikian beban penyusutan akan lebih besar di awal kemudian mengalami penurunan pada periode selanjutnya. Berikut ini rumusnya:
Nilai Depresiasi = Harga Pembelian Aset x Persentase Penyusutan
Metode ini akan menghitung biaya depresiasi dengan didasarkan pada pemanfaatan aset. Selain itu juga dihitung berdasarkan hasil dari produktivitas aset. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah rumus yang bisa diterapkan
Nilai Depresiasi = [(Biaya Perolehan – Nilai Residu) x Estimasi Usia Penggunaan] : Usia Produktif
Pada metode ini nilai depresiasi akan dihitung berdasarkan biaya depresiasi garis lurus namun tanpa residu, baru kemudian dikalikan dengan 2. Melalui metode ini maka nilai depresiasi tersebut bisa dihitung dengan nilai buku aset pada setiap awal waktu. Berikut adalah rumusnya:
Nilai Depresiasi = (Harga Perolehan : Usia Ekonomis) x 2
Yang terakhir ada metode unit produksi yang akan melakukan perhitungan nilai depresiasi dengan cara merinci perhitungan aset dengan menggunakan satuan waktu serta berat aset. Berikut ini rumusnya:
Nilai Depresiasi = (Harga Pendapatan – Nilai Residu) x (Pemanfaatan Aset : Estimasi Usia)
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penyusutan atau depresiasi merupakan penyusutan nilai yang ada pada suatu aset tetap milik perusahaan yang terjadi akibat pemakaian. Penyusutan ini tidak bisa dihindarkan dan pasti terjadi meskipun aset dirawat atau tidak digunakan.
Jadi depresiasi adalah beban atau biaya yang ditimbulkan akibat adanya pemakaian aset tetap perusahaan. Sementara untuk menghitung nilai depresiasi, Anda bisa menggunakan 5 metode perhitungan yang telah dijelaskan sebelumnya.
Menghitung depresiasi aset dapat menjadi tugas yang memakan waktu dan melelahkan jika dilakukan secara manual. Solusinya dalam hal ini, software akuntansi Beecloud dapat memudahkan proses ini dengan cara menyusun laporan secara otomatis dan mengakumulasi penyusutan aset secara akurat.
Dengan demikian, pengguna dapat melacak depresiasi aset dengan lebih mudah dan menghindari kesalahan perhitungan yang mungkin terjadi. Pengusaha juga dapat memantau nilai aset secara real-time dan dengan mudah memutuskan kapan harus melakukan penggantian atau perbaikan pada aset. Dengan menggunakan Beecloud, pengguna dapat menghemat waktu dan tenaga dalam mengelola aset bisnis dan memastikan bahwa keuangan bisnis terkelola dengan baik dan akurat.