Logo Bee Web

Pengertian Deplesi dalam Akuntansi, Contoh dan Cara Hitungnya

deplesi dalam akuntansi diartikan sebagai penyusutan yang digunakan untuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Begini caranya
Penulis: Lutfatul Malihah
Kategori:
Dipublish Tgl: Wednesday, 5 June 2024

Istilah deplesi merujuk pada pengurangan nilai dari sumber daya alam yang dieksploitasi oleh suatu entitas bisnis, seperti perusahaan pertambangan atau minyak dan gas. Konsep ini serupa dengan depresiasi, namun berbeda dalam objek yang dikenakan.

Jika depresiasi digunakan untuk aset tetap seperti bangunan dan peralatan, deplesi lebih fokus pada sumber daya alam yang secara bertahap habis seiring dengan penggunaannya.

Mari kita pelajari lebih dalam perbedaannya, pengertian, faktor, hingga cara menghitungnya secara lengkap pada artikel berikut ini!

Apa itu Deplesi?

Ilustrasi Pekerja Proyek Tambang

Deplesi adalah penyusutan yang digunakan dalam sumber daya alam, termasuk hasil tambang (Credit: Freepik.com)

Menurut Kieso dan Weygandt (2002) dalam Meta Ardiana dan Rachma Agustina (2022), deplesi dalam akuntansi diartikan sebagai penyusutan yang digunakan untuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui.

Deplesi juga merupakan salah satu istilah ekonomi geografi yang digunakan untuk menggambarkan penyusutan pada sumber daya yang tidak dapat diperbarui dalam dunia pertambangan.

Selain itu, istilah ini juga kadang digunakan dalam ilmu biologi sebagai pengganti dari istilah penyusutan yang menggambarkan berkurangnya jumlah senyawa organik yang ada dalam sel.

Dapat disimpulkan jika deplesi adalah istilah penyusutan untuk sumber daya alam, baik sumber daya alam yang dapat diperbarui atau tidak dapat diperbarui.

Tujuan Perhitungan Deplesi dalam Akuntansi

Berikut beberapa tujuan perhitungan deplesi dalam akuntansi bisnis:

  • Membantu perusahaan mencocokkan biaya ekstraksi sumber daya alam dengan pendapatan yang dihasilkan dari penjualan produk yang diolah dari sumber daya tersebut.
  • Memastikan bahwa laporan keuangan perusahaan mencerminkan nilai aset sumber daya alam secara akurat.
  • Membantu perusahaan dalam mengambil keputusan terkait investasi, eksplorasi, dan eksploitasi sumber daya alam di masa depan.
  • Mendorong perusahaan untuk mengelola sumber daya alam secara lebih berkelanjutan.
  • Di beberapa negara, perhitungan deplesi digunakan sebagai dasar untuk menghitung pajak penghasilan atas eksploitasi sumber daya alam.

Perbedaan antara Depresiasi, Deplesi dan Amortisasi

Dalam dunia akuntansi, kita mengenal tiga istilah yang berkaitan dengan penyusutan nilai aset, yaitu depresiasi, deplesi, dan amortisasi.

Meskipun memiliki kesamaan dalam konsep penyusutan, kedua istilah ini memiliki perbedaan mendasar dalam hal objek dan tujuannya. Berikut penjelasannya:

Perbedaan Antara Depresiasi, Deplesi Dan Amortisasi

# Objek Penyusutan

  • Depresiasi: Diterapkan pada aset tetap berwujud yang memiliki bentuk fisik dan akan mengalami keausan seiring waktu, seperti mesin, kendaraan, dan bangunan.
  • Deplesi: Diterapkan pada aset sumber daya alam yang bersifat tidak tergantikan dan akan berkurang nilainya seiring dengan proses eksploitasi, seperti minyak bumi, batubara, dan mineral.
  • Amortisasi: Diterapkan pada aset tidak berwujud yang tidak memiliki bentuk fisik, seperti hak paten, hak cipta, merek dagang, dan goodwill.

Baca Juga: Apa itu Amortisasi? Perhatikan Perbedaannya dengan Depresiasi

# Tujuan Penyusutan

  • Depresiasi: Membagi biaya aset selama masa manfaatnya, pencocokan biaya dengan pendapatan, dan menyajikan nilai aset yang wajar di neraca.
  • Deplesi: Mengalokasikan biaya perolehan aset sumber daya alam ke periode akuntansi selama masa manfaatnya, pencocokan biaya dengan pendapatan, dan menyajikan nilai aset yang wajar di neraca.
  • Amortisasi: Mengalokasikan biaya perolehan aset tidak berwujud ke periode akuntansi selama masa manfaatnya, pencocokan biaya dengan pendapatan, dan menyajikan nilai aset yang wajar di neraca.

Pakai Beeaccounting Bisa Hitung Depresiasi (penyusutan Aset) Cepat, Tepat Dan Akurat

Faktor yang Mempengaruhi Deplesi

Dalam menghitung deplesi, ada beberapa faktor yang mempengaruhi basis perhitungannya, berikut diantaranya:

1. Pengembangan

Pertama ada faktor pengembangan, mencakup biaya yang dikeluarkan untuk mempersiapkan dan mengembangkan sumber daya alam agar siap dieksploitasi. Biaya pengembangan terbagi menjadi dua kategori:

  • Biaya Pengembangan Berwujud: Biaya ini mencakup aset fisik seperti bor, rig minyak, dan alat berat lainnya yang digunakan dalam proses ekstraksi.
  • Biaya Pengembangan Tidak Berwujud: Biaya ini terkait dengan kebutuhan akses dan eksplorasi, seperti pembuatan terowongan dan pengeboran. Keduanya merupakan komponen penting dalam menentukan total biaya pengembangan yang kemudian dialokasikan dalam perhitungan penyusutan.

2. Akuisisi

Berikutnya faktor akuisisi, yakni mencakup biaya yang dikeluarkan untuk menyewa atau membeli tanah serta mendapatkan hak kepemilikan sumber daya alam.

Biaya ini sangat dipengaruhi oleh luas tanah dan nilai kandungan sumber daya alam di dalamnya. Umumnya, biaya akuisisi dicatat sebagai aset dan kemudian diubah menjadi biaya eksplorasi.

Jika hasil eksplorasi tidak sesuai harapan, biaya ini dapat berubah menjadi kerugian.

3. Eksplorasi

Kemudian dari faktor eksplorasi, yakni proses penggalian di tanah yang telah disewa atau dibeli. Biaya eksplorasi dapat dikelompokkan menjadi dua pendekatan, yakni:

  • Pendekatan Biaya Penuh: Semua biaya eksplorasi, baik berhasil maupun tidak, dicatat.
  • Pendekatan Eksplorasi yang Berhasil: Hanya biaya eksplorasi yang berhasil yang dicatat, sementara upaya yang gagal dibebankan sebagai kerugian.

3. Restorasi

Faktor terakhir adalah restorasi, yakni seluruh biaya yang dikeluarkan untuk mengembalikan kondisi tanah setelah ekstraksi selesai. Proses ini bertujuan untuk mengembalikan tanah ke keadaan semula.

Seperti penutupan lubang terowongan atau pengembalian tanah kepada pemiliknya. Biaya restorasi ini juga harus diperhitungkan dalam menentukan basis penyusutan.

Rumus Deplesi

Mengutip dari e-book 'Modul Ajar Akuntansi Keuangan dan Keuangan Lembaga (2022) karya Harsono, dkk. Untuk menghitung biaya deplesi Anda bisa menggunakan rumus berikut:

  • Beban Deplesi Per Tahun

Beban Deplesi Per Tahun = (Total Harga Perolehan - Nilai Residu)/  Tafsiran Jumlah Satuan Hasil
  • Biaya Deplesi

Biaya Deplesi = Biaya Deplesi Persatuan x Jumlah satuan Ditambang Jual

Cara Menghitung Deplesi

apa itu deplesi

Langkah awal untuk menghitung penyusutan sumber daya alam adalah mengidentifikasi data yang diperlukan (Credit: Freepik.com)

Berikut beberapa tahapan dalam menghitung penyusutan sumber daya alam:

1. Mengidentifikasi Data yang Diperlukan

Sebelum memulai perhitungan penyusutan, langkah pertama yang perlu Anda lakukan adalah mengidentifikasi data yang diperlukan, seperti:

  • Total Harga Perolehan: Biaya yang dikeluarkan untuk membeli atau menyewa tanah, termasuk biaya pengembangan, eksplorasi, dan restorasi.
  • Nilai Residu: Taksiran nilai tanah setelah sumber daya alamnya habis dieksploitasi.
  • Tafsiran Jumlah Satuan Hasil: Perkiraan jumlah unit sumber daya alam yang dapat diekstraksi dari tanah.
  • Jumlah Satuan Ditambang Jual: Jumlah unit sumber daya alam yang diekstraksi dan dijual pada periode tertentu.

2. Menghitung Beban Deplesi Per Tahun

Selanjutnya, hitung beban penyusutan per tahun dengan rumus:

Beban Deplesi Per Tahun = (Total Harga Perolehan - Nilai Residu)/ Tafsiran Jumlah Satuan Hasil

Rumus ini menunjukkan total biaya yang dialokasikan untuk penyusutan aset sumber daya alam selama masa manfaatnya. Beban Deplesi Per Tahun akan menjadi dasar untuk menghitung biaya penyusutan pada periode-periode selanjutnya.

3. Menghitung Biaya Deplesi

Terakhir adalah menghitung biaya deplesi, dalam hal ini Anda bisa menggunakan rumus:

Biaya Deplesi = Biaya Deplesi Persatuan x Jumlah satuan Ditambang Jual

Dengan demikian, Anda akan tahu berapa biaya yang Anda aplikasikan pada beban penyusutan per tahun ke periode akuntansi berdasarkan jumlah unit sumber daya alam yang diekstraksi dan dijual pada periode tersebut.

Baca Juga: 3 Metode Penyusutan, Contoh dan Cara Menghitungnya

Contoh Soal Deplesi dan Jawabannya

Berikut beberapa contoh soal deplesi dan jawabannya:

# Contoh I

Misalkan PT. Sumber Daya Alam membeli sebidang tanah untuk penambangan batubara dengan total harga perolehan Rp 100.000.000.000. Nilai residu tanah ditaksir Rp 10.000.000.000, dan tafsiran jumlah satuan hasil batubara adalah 100.000.000 ton. Pada tahun pertama, PT. Sumber Daya Alam menambang dan menjual 10.000.000 ton batubara.

Data yang Diperlukan

  • Total Harga Perolehan = Rp 100.000.000.000
  • Nilai Residu = Rp 10.000.000.000
  • Tafsiran Jumlah Satuan Hasil = 100.000.000 ton

Menghitung Beban Deplesi Per-Unit

Beban Deplesi Pertahun = (Rp 100.000.000.000 - Rp 10.000.000.000) / 100.000.000 ton
                       = Rp 90.000.000.000 / 100.000.000 ton
                       = Rp 900 per ton

Menghitung Biaya Deplesi

Biaya Deplesi = Biaya Deplesi Persatuan x Jumlah satuan Ditambang Jual
              = Rp 900 per ton x 10.000.000 ton
              = Rp 9.000.000.000

Maka dapat disimpulkan jika, pada tahun pertama, PT. Sumber Daya Alam mencatat beban penyusutan sebesar Rp 9.000.000.000. Hal ini berarti nilai aset tanahnya telah berkurang sebesar Rp 9.000.000.000 karena batubara yang diekstraksi dan dijual

#Contoh II

PT Sukses Selalu baru saja berinvestasi kepada tambang minyak mentah sebesar Rp100.000.000, yang diperkirakan akan memproduksi 10.000.000 Ton tanpa adanya nilai sisa. Pada tahun pertama PT Sukses Selalu telah menambah 1.000.000 Ton minyak mentah, berapa beban penyusutannya:

Beban Deplesi = ((Harga Perolehan - Nilai Sisa) / Taksiran Total Hasil) x Jumlah Hasil yang Diperoleh
              = ((Rp100.000.000 - Rp0) / 10.000.000) x 1.000.000.000
              = 10.000.0000

Untuk mencatat beban penyusutan ke jurnal, dilakukan dengan mendapatkan beban deplesi dan mengkreditkan akumulasi deplesi. Maka jurnal deplesi dicatat dengan:

Jurnal Deplesi

Kesimpulan

Dapat disimpulkan jika, deplesi adalah penyusutan nilai aset sumber daya alam seperti minyak bumi, batubara, dan mineral.

Berbeda dengan depresiasi pada aset tetap berwujud, penyusutan sumber daya alam ini mencerminkan berkurangnya nilai aset sumber daya alam seiring dengan proses eksploitasi.

Perhitungan penyusutan melibatkan beberapa faktor seperti total harga perolehan, nilai residu, tafsiran jumlah satuan hasil, dan jumlah satuan ditambang jual.

Artikel Terkait

Cara Menghitung Biaya Jabatan PPh 21 Paling Mudah dan Praktis
Bingung kenapa slip gaji karyawan dipotong biaya jabatan PPh 21? Bagi karyawan yang baru memasuki dunia kerja, tentu masih bertanya-tanya
Baca Juga
3 Aplikasi untuk Membuat Purchase Order Lebih Mudah
Seiring dengan meningkatnya permintaan produk, maka proses purchase order menjadi semakin berkembang sekaligus kompleks tanpa adanya aplikasi purchase order. Jika
Baca Juga
Apakah Nota Kontan adalah Bukti Transaksi Pembayaran Sah?
Nota kontan adalah bukti transaksi pembayaran yang disediakan oleh pemilik bisnis kepada pelanggan mereka. Nota wajib hukumnya dalam melakukan transaksi
Baca Juga
9 Tahapan Siklus Akuntansi Pengertian dan Contohnya
Siklus Akuntansi - Akuntansi memiliki tujuan sebagai penyedia informasi untuk manajemen sebuah perusahaan. Berdasarkan data akuntansi yang dikumpulkan dan diproses
Baca Juga
5 Aplikasi Penjualan Online Terbaik 2023 untuk UMKM
Kehadiran aplikasi penjualan online dapat membantu mempercepat transaksi penjualan yang sebelumnya dilakukan secara manual, kini bahkan dapat diperoleh secara real-time.
Baca Juga
Pelatihan Software Akuntansi beserta Program Aplikasinya
Banyaknya program pelatihan software akuntansi yang ada, baik langsung atau pun secara virtual, adalah bukti nyata ekonomi global sedang berada
Baca Juga

Artikel Populer

Model AIDA: Pengertian, Kelebihan dan Contohnya
Apakah Anda pernah mendengar tentang konsep Marketing AIDA dalam pemasaran? Dengan menggunakan model ini, Anda dapat meningkatkan perhatian, minat, keinginan,
Baca Juga
Berbagai Contoh Proposal Bisnis Lengkap dengan Rinciannya
Proposal bisnis merupakan suatu rencana bisnis yang ditulis dalam bentuk dokumen. Pelaku bisnis perlu membuat proposal bisnis sebelum memulai suatu
Baca Juga
Bagaimana Cara Agar Jualan Laris Manis? Ini Dia Tipsnya
Punya bisnis apa saja pastinya ingin jualannya laris manis, hingga tidak dipungkiri lagi jika setiap pelaku usaha mencari cara terbaik
Baca Juga
13 Contoh Analisis SWOT Makanan dan Cara Menyusunnya
Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) telah menjadi alat yang sangat penting dalam merinci strategi bisnis, salah satunya adalah analisis
Baca Juga
Mengenal Sejarah Akuntansi Secara Singkat
Sejarah awal akuntansi ini ada dengan seiring manusia mengenal hitungan uang serta cara pencatatanya. Oleh karena itu akuntansi juga dikenal
Baca Juga
10 Contoh Makanan Khas Daerah yang Dimodifikasi
Mengulik kekayaan kuliner nusantara tidak pernah ada habisnya. Setiap daerah di Indonesia memiliki makanan khas yang mencerminkan budaya dan tradisi
Baca Juga
Customer Service Bee

148rb+ Pengusaha Sudah Pakai Bee

"Operasional makin lancar, bisnis terkontrol dan mudah discale-up"
Hubungi Tim Bee sekarang untuk konsultasi GRATIS
Logo Bee Web
Software Akuntansi & Kasir No. 2 di Indonesia. Memudahkan Pemilik Bisnis dan Akuntan untuk mengerjakan dan menganalisa keuangan lebih cepat, mudah, dan akurat. Gratis Trial atau Demo Gratis dengan Tim Bee.
Jam Operasional
Senin - Jumat, 09:00 - 16:00 WIB
Sabtu, Minggu dan Tgl Merah LIBUR
Chat via WA
Alamat Kantor
Surabaya: Jl. Klampis Jaya 29J, SurabayaBandung: Aer Space - Jl. Karang Tinggal No.41B, Cipedes, Bandung
Jakarta: Jl. Mampang Prapatan VIII No. 3B, Jakarta Selatan (Sementara Tutup)
Copyright © 2024 Bee.id
magnifiercrossmenu