Defisit anggaran adalah kondisi di mana pengeluaran pemerintah melebihi pendapatan yang diperolehnya dalam suatu periode waktu tertentu. Hal ini sering terjadi ketika pemerintah menghadapi kebutuhan untuk membiayai berbagai program atau proyek tertentu.
Namun, pendapatan yang diperoleh, seperti dari pajak, tidak mencukupi untuk menutupi seluruh pengeluaran. Lantas apa pengaruhnya terhadap bisnis? Apa penyebabnya? Bagaimana cara mengatasinya?
Simak penjelasan lengkapnya pada artikel di bawah ini:
Secara umum, defisit anggaran adalah selisih antara penerimaan dan pengeluaran. Defisit anggaran ini bisa terjadi apabila pengeluaran pemerintah lebih besar dibandingkan dengan pendapatan pemerintah.
Dalam jurnal Administrasi Publik yang berjudul Analisis Dampak Defisit Anggaran terhadap Ekonomi Makro di Indonesia (2014), dijelaskan jika defisit anggaran adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran lebih besar daripada pemasukan negara, dengan tujuan untuk memberi stimulus pada perekonomian.
Dari dua penjelaskan di atas, dapat disimpulkan jika defisit anggaran adalah suatu kondisi dimana pengeluaran pemerintah melebihi pendapatan yang diperolehnya, dengan maksud untuk memberikan dorongan pada pertumbuhan ekonomi, terutama dalam situasi di mana pemerintah perlu melakukan intervensi guna memperbaiki kondisi ekonomi yang sedang lesu.
Defisit anggaran sering kali menjadi strategi yang diambil untuk mendorong pembangunan, investasi infrastruktur, atau program sosial, meskipun hal ini dapat menyebabkan peningkatan utang negara jika tidak diimbangi dengan perencanaan keuangan yang matang.
Baca Juga: Pengertian Defisit dan Penjelasan Lengkapnya
Defisit anggaran bisa dipicu oleh berbagai faktor yang saling berkaitan dan mempengaruhi perekonomian secara langsung maupun tidak langsung. Berikut beberapa faktor yang yang mempengaruhi defisit anggaran secara umum:
Mengutip dari artikel yang berjudul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Defisit Anggaran Indonesia Tahun 1998-2020 (2021), ada dua faktor yang signifikan dapat mempengaruhi defisit anggaran, yakni nilai tukar mata uang dan utang luar negeri.
Di mana nilai tukar ini berperan penting karena fluktuasi mata uang dapat berdampak langsung pada biaya impor dan pembayaran utang luar negeri.
Jika mata uang domestik melemah terhadap mata uang asing, biaya pembayaran utang luar negeri dan impor barang akan meningkat, yang pada akhirnya menambah beban keuangan pemerintah dan memperbesar defisit anggaran.
Sedangkan untuk utang luar negeri, tingginya jumlah pinjaman luar negeri yang diambil pemerintah juga dapat memicu defisit anggaran. Ketika utang luar negeri meningkat, kewajiban pembayaran bunga dan cicilan utang bertambah.
Sehingga anggaran negara terkuras untuk membayar kewajiban tersebut. Jika pinjaman ini tidak diimbangi dengan peningkatan penerimaan atau produktivitas ekonomi, maka defisit anggaran akan semakin membesar.
Selain dua faktor di atas, ada juga beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi adanya defisit anggaran, yakni rendahnya pendapatan negara.
Pendapatan negara yang berasal dari pajak, retribusi, dan sumber lainnya dapat menurun karena lemahnya aktivitas ekonomi. Jika pendapatan negara tidak mencukupi untuk menutupi pengeluaran, defisit anggaran pun akan terjadi.
Kemudian ada faktor pengeluaran publik yang meningkat, seperti belanja subsidi, investasi infrastruktur, dan program kesejahteraan sosial yang tidak diimbangi dengan peningkatan pendapatan. Pengeluaran yang tidak terkendali ini bisa memperbesar kesenjangan antara pendapatan dan pengeluaran, memperburuk kondisi defisit anggaran.
Terakhir, ketidakstabilan ekonomi global juga menjadi salah satu penyebab defisit anggaran. Krisis ekonomi, fluktuasi harga minyak, atau perang dagang antar negara dapat mengganggu perdagangan internasional dan mempengaruhi pendapatan negara dari ekspor.
Defisit anggaran memiliki dampak yang bervariasi terhadap UMKM, tergantung pada sektor dan ketergantungan bisnis terhadap faktor-faktor eksternal seperti impor bahan baku. Berikut beberapa hasil penelitian yang menjelaskan apa saja pengaruh defisit anggaran terhadap UMKM di Indonesia:
Dalam artikel Analisis Imbas Defist Anggaran terhadap Perekonomian di Indonesia (2024) karya Nuraisah, dkk, dijelaskan jika:
Defisit anggaran dapat berdampak ganda bagi UMKM di Indonesia. Di satu sisi, ini bisa meningkatkan permintaan dan lapangan kerja melalui stimulus ekonomi, yang menguntungkan UMKM. Namun, defisit juga bisa menyebabkan inflasi dan melemahnya rupiah, yang meningkatkan biaya operasional UMKM.
Pernyataan yang hampir sama juga dijelaskan dalam jurnal artikel berjudul Dampak Defisit Anggaran terhadap Pertumbuhan Ekonomi (2006) karya Hendri H. Sawintri,
Jika, defisit anggaran berpengaruh signifikan terhadap UMKM di Indonesia, terutama melalui dampaknya terhadap inflasi, nilai tukar rupiah, dan kebijakan fiskal.
Defisit anggaran yang membesar, didorong oleh tingginya subsidi BBM dan pembayaran utang, memperburuk inflasi dan menaikkan biaya impor bahan baku, yang merugikan UMKM karena biaya produksi meningkat.
Namun, peluang tetap ada bagi UMKM dengan kandungan lokal yang tinggi dan berorientasi ekspor, karena permintaan global dapat membantu mengatasi dampak negatif defisit anggaran.
Dari dua penelitian di atas, kita dapat menyimpulkan jika:
Defisit anggaran memiliki dampak ganda bagi UMKM. Di satu sisi, defisit anggaran dapat memberikan stimulus ekonomi yang meningkatkan permintaan dan menciptakan lapangan kerja, yang menguntungkan UMKM.
Namun, disisi lain, defisit anggaran dapat memicu inflasi dan melemahkan nilai tukar rupiah, yang pada akhirnya meningkatkan biaya operasional UMKM, terutama yang bergantung pada impor bahan baku.
Untuk mengatasi defisit anggaran, pemerintah perlu menerapkan strategi yang seimbang antara meningkatkan pendapatan dan menekan pengeluaran. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi defisit anggaran:
Cara pertama yang bisa dilakukan pemerintah agar dapat mengatasi defisit anggaran adalah dengan meningkatkan pendapatan negara, seperti melalui optimalisasi pajak, memperluas basis pajak, meningkatkan efisiensi pengumpulan pajak, serta memanfaatkan sumber pendapatan lain seperti retribusi dan dividen dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Baca Juga: Jenis Badan Usaha dan 3 Kategorinya, Apa Saja?
Kemudian, pemerintah juga dapat melakukan penghematan dengan menekan pengeluaran yang kurang produktif. Misalnya, dengan mengurangi belanja subsidi yang tidak tepat sasaran, mengefisienkan pengeluaran operasional, dan memastikan bahwa setiap anggaran dialokasikan pada program yang memiliki dampak langsung terhadap kesejahteraan rakyat dan pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, pengelolaan utang yang baik, seperti refinancing utang dengan bunga yang lebih rendah atau memperpanjang jatuh tempo utang, juga bisa membantu meringankan beban anggaran. Pemerintah juga dapat meminimalkan ketergantungan pada utang luar negeri.
Selanjutnya, defisit anggaran juga bisa diatasi dengan mendorong pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Peningkatan investasi dalam sektor-sektor produktif seperti, UMKM, infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan bisa memperkuat basis ekonomi, meningkatkan pendapatan negara, dan menekan defisit.
Tips terakhir adalah pemerintah dapat menciptakan iklim investasi yang lebih menarik dengan memberikan insentif kepada investor asing dan domestik, menyederhanakan regulasi, dan memperbaiki infrastruktur. Investasi yang masuk akan meningkatkan aktivitas ekonomi, memperluas basis pajak, dan menambah pendapatan negara.
Defisit anggaran sering kali memunculkan banyak pertanyaan, terutama terkait dampaknya pada perekonomian dan cara-cara terbaik untuk mengatasinya. Ada beberapa pertanyaan terkait yang umum ditanyakan ketika membahas tentang defisit anggaran, yakni:
Jika terjadi anggaran defisit, pemerintah harus mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi dan mengelola situasi tersebut. Seperti mengendalikan pengeluaran, meningkatkan pendapatan negara, menerapkan kebijakan fiskal, mengurangi subsidi dan lain sebagainya.
Meskipun anggaran yang dibelanjakan lebih besar dari pemasukan, defisit anggaran juga memiliki dampak baik. Kebaikan dari anggaran pembelanjaan yang defisit adalah dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menanggulangi krisis ekonomi, dan lain sebagainya.