Data penjualan bukan sekedar angka yang menunjukkan berapa dan apa saja produk yang berhasil Anda jual, karena data ini juga bisa menjadi dasar pengambilan keputusan yang bisa Anda gunakan untuk memahami tren pasar, perilaku pelanggan hingga efektifitas strategi pemasaran yang telah Anda laksanakan selama ini.
Kurang lebihnya, dari data penjualan Anda bisa memaksimalkan strategi penjualan sekaligus pendapatan. Lantas bagaimana cara analisa dan prakteknya? Simak penjelasan lengkapnya pada artikel di bawah ini!
Sebelum kita bahas tentang bagaimana cara mengelola data penjualan, mari kita bahas dulu pengertiannya. Data penjualan adalah kumpulan informasi mengenai semua aktivitas transaksi penjualan produk atau layanan selama periode tertentu.
Data ini mencakup informasi tentang jenis barang yang terjual, jumlahnya, berapa pendapatan yang dihasilkan hingga dimana lokasi penjualan berlangsung. Dengan informasi tersebut, perusahaan dapat menganalisis mana produk yang paling diminati, mengelola stok sampai merancang strategi promosi yang tepat.
Berikut salah satu contoh format data penjualan produk excel yang umum digunakan:
Contoh format tabel penjualan produk (Credit: bee.id)
BACA JUGA: Contoh Data Penjualan, Analisis dan Laporannya
Data penjualan bisa Anda manfaatkan untuk banyak kepentingan usaha, diantaranya adalah sebagai berikut:
Salah satu fungsi data penjualan produk yang paling umum adalah untuk menganalisis trend penjualan produk dan pola pembelian pelanggan dari waktu ke waktu. Dengan menganalisis tren ini, perusahaan dapat mengidentifikasi musim puncak penjualan, pola musiman, atau produk yang paling laris.
Contohnya, data penjualan toko pakaian menunjukkan bahwa penjualan meningkat 30% selama musim liburan. Maka, perusahaan bisa meningkatkan stok dan strategi pemasarannya sebelum periode musim liburan berlangsung, untuk memaksimalkan keuntungan.
Selanjutnya, data ini juga bisa Anda digunakan untuk mengevaluasi apakah strategi pemasaran yang diterapkan sudah efektif dalam meningkatkan penjualan atau belum. Perusahaan bisa membandingkan hasil sebelum dan sesudah kampanye iklan untuk mengukur dampaknya terhadap performa bisnis.
Misalnya, perusahaan Anda sedang mengadakan promosi "Beli 2 Gratis 1" selama bulan X dan terbukti penjualan meningkat 50%, artinya strategi promosi yang Anda terapkan berhasil dan bisa Anda terapkan kembali untuk periode yang akan datang.
FUngsi berikutnya adalah dapat digunakan untuk mengelola stok secara lebih efisien untuk menghindari kelebihan atau kekurangan barang. Hal ini penting agar tidak kehilangan peluang penjualan atau mengalami kerugian akibat stok menumpuk.
Misalnya saja, sebuah toko gadget melihat bahwa dalam tiga bulan terakhir mereka menjual rata-rata 150 unit smartwatch per bulan. Berdasarkan data ini, Anda bisa menyesuaikan jumlah stok agar tetap tersedia dan menghindari kehilangan pelanggan akibat kehabisan barang.
Data penjualan membantu bisnis memahami produk apa yang paling diminati pelanggan, rentang harga yang paling laris, serta kebiasaan belanja mereka. Dengan mengetahui preferensi ini, perusahaan dapat menawarkan produk yang lebih sesuai dengan kebutuhan pasar.
Terakhir,berdasarkan data penjualan sebelumnya, Anda dapat menetapkan target yang lebih realistis serta merencanakan strategi pertumbuhan bisnis. Proyeksi ini membantu dalam pengambilan keputusan jangka panjang, seperti ekspansi pasar atau pengembangan produk baru.
Data penjualan berisi informasi tentang jenis barang dan jumlah barang yang dijual, harga jual, total pendapatan yang dihasilkan, lokasi penjualan dan informasi lainnya. Data ini bisa berubah-ubah dan beragam, karena setiap bisnis memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, ada yang menambahkan nama sales, kode faktur dan seterusnya.
Namun, dari sekian banyak komponenya, data penjualan produk harus penjelasan 4 komponen berikut, yakni sales volume (volume penjualan), sales quantity (kuantitas penjualan). sales revenue (pendapatan penjualan) dan data market share (pangsa pasar)
Komponen pertama adalah jumlah total transaksi penjualan yang terjadi dalam periode tertentu. Komponen ini membantu bisnis memahami seberapa sering produk atau layanan mereka terjual dan bagaimana tren penjualannya dari waktu ke waktu.
Untuk menghitungnya, Anda bisa menggunakan rumus berikut ini:
Rumus Sales Valume dan Cara Menghitungnya (Credit: bee.id)
Dengan rincian:
Sales Volume = Jumlah Penjualan per Bulan × Lama Periode
Sebagai contohnya, sebuah toko A memiliki rata-rata penjualan 500 unit per bulannya, jika dihitung selama satu tahun maka, sales volumenya adalah:
Sales Volume = Jumlah Penjualan per Bulan × Lama Periode = 500 x 12 = 6000
Artinya, sales volume toko A selama satu tahun adalah 6000 unit.
Sales quantity mengacu pada jumlah produk yang berhasil dijual dalam kategori atau periode tertentu. Komponen ini bisa digunakan untuk menganalisis tren penjualan dan membandingkan performa produk dengan kompetitor. Misalnya, dalam waktu satu bulan toko A berhasil menjual produk X sebanyak 1200 unit, produk Y sebanyak 800 unit dan produk Z sebanyak 453 unit.
Maka dari data sales quantity kita akan tahu jika penjualan produk X lah yang paling laris selama satu bulan, sehingga Anda bisa menyesuaikan stoknya, dan mencoba untuk menerapkan promo pada produk yang kurang laris agar penjualannya juga meningkat.
Sales revenue adalah total pendapatan yang diperoleh dari penjualan barang atau jasa dalam periode tertentu. Pendapatan ini bisa berbentuk kas maupun piutang. Anda bisa menghitung total pendapatan penjualan ini dengan rumus sebagai berikut:
Cara Menghitung Sales Ravenue (Credit: bee.id)
Dengan rincian:
Sales Revenue = Sales Quantity x Harga Jual per Unit
Sebagai contoh, toko A menjual produk X sebanyak 120 unit per bulan dengan harga per unitnya adalah Rp1.000.000, maka sales revenuenya adalah…
Sales Revenue = Sales Quantity x Harga Jual per Unit = 120 x 1.000.000 = 120.000.000
Maka, diketahui jika pendapatan penjualan toko A dari produk X selama satu bulan adalah sebesar Rp120.000.000
Terakhir adalah market share atau pangsa pasar, yakni persentase penjualan suatu perusahaan dibandingkan dengan total penjualan di industri yang sama. Dengan memahami market share, perusahaan dapat mengevaluasi posisi mereka di pasar, mengukur daya saing, serta menentukan strategi pertumbuhan untuk meningkatkan dominasi pasar.
BACA JUGA: Pengertian Market Share, Fungsi hingga Cara Menghitungnya
Bagaimana cara menghitungnya? Untuk menghitungnya Anda bisa menggunakan rumus berikut ini:
Cara Menghitung Market Share (Credit: bee.id)
Dengan rincian:
Market Share = (Sales Revenue/ Total Sales Revenue Industri) x 100%
Misalkan perusahaan A memiliki sales revenue sebesar Rp500 juta, sementara total sales revenue di industri yang sama adalah Rp2 miliar. Maka market share perusahaan A adalah:
Market Share = (Sales Revenue/ Total Sales Revenue Industri) x 100% = (500.000.000/2.000.000.000) x 100% = 25%
Artinya, perusahaan A menguasai 25% pangsa pasar di industri tersebut.
Ada dua jenis market share yang bisa Anda jadikan sebagai tolak ukur pangsa pasar usaha Anda, yakni berdasarkan nilai dan volume.
Bagaimana cara mengelola data penjualan produk agar bisa meningkatkan omset penjualan? Anda bisa mengikuti beberapa tipsnya berikut ini!
Langkah pertama yang bisa Anda lakukan dalam mengelola data penjualan produk adalah dengan memanfaatkan software kasir online integrasi dengan pembukuan akuntansi seperti Beepos. Karena dengan manajemen data penjualan yang manual sering kali menyebabkan kesalahan pencatatan, kehilangan data, atau bahkan kesulitan dalam menganalisis tren penjualan.
Oleh karena itu, Anda perlu menggunakan software kasir yang tidak hanya untuk pelayanan pelanggan saja, tapi juga yang mampu yang mampu mencatat transaksi secara otomatis sampai laporan keuangan seperti Beepos.
Sehingga, Anda tidak perlu lagi mencatat secara manual, sehingga mengurangi risiko kesalahan, Anda juga bisa langsung melihat laporan laba rugi, omset, serta pengeluaran bisnis. Dengan sistem yang terintegrasi, Anda dapat lebih mudah mengambil keputusan yang tepat untuk meningkatkan efisiensi bisnis.
Mau coba-coba dulu? Klik banner di atas dan dapatkan gratis uji coba khusus Anda pengguna pertama!
Selanjutnya adalah Anda bisa mulai mencatat transaksi dan merekap transaksi ke dalam laporan penjualan secara rutin setiap hari. Jika Anda menggunakan Beepos, data penjualan ini akan langsung tersinkron secara otomatis dengan penjualan kasirnya, sehingga Anda sudah tidak perlu mencatat manual lagi.
Dari data yang Anda catat inilah yang akan membantu Anda dalam membuat keputusan bisnis yang lebih baik dan tepat berdasarkan data. Misalnya dengan meningkatkan persediaan saat permintaan sedang tinggi atau memberikan promosi ketika penjualan sedang menurun.
Selanjutnya adalah menganalisis data produk terlaris dan kurang laku, bagaimana cara untuk mengetahui produk terlaris dan yang kurang laku? Pakai Beepos Anda hanya perlu melihat menunya saja, Namun, jika Anda menggunakan cara manual, Anda bisa menjumlahkan seluruh penjualan dari masing-masing penjualan produk untuk mengetahui mana produk yang paling banyak dibeli pada periode tersebut.
Untuk produk terlaris, Anda bisa menambahkan stok agar tidak kehabisan, membuat strategi up selling untuk menawarkan produk pelengkap atau mengoptimalkan promosinya. Sedangkan untuk produk kurang laku, Anda bisa menawarkan diskon atau promo bundling untuk meningkatkan penjualan dan strategi promosi lainnya.
Setiap pelanggan memiliki kebiasaan belanja yang berbeda-beda. Dengan menganalisis data penjualan, Anda bisa melakukan segmentasi pelanggan berdasarkan pola pembelian mereka.
Beberapa segmentasi pelanggan yang bisa diterapkan:
Dengan memahami kebutuhan setiap segmen pelanggan, Anda bisa menawarkan produk dan promosi yang lebih relevan, sehingga meningkatkan peluang konversi penjualan.
Tips selanjutnya adalah selalu memonitor stok secara berkala, karena kesalahan dalam pengelolaan stok dapat menyebabkan kehilangan peluang penjualan jika barang yang diminati pelanggan justru habis. Sebaliknya, memiliki stok yang berlebihan juga bisa menyebabkan kerugian karena produk tidak terjual.
Menentukan harga produk yang tepat sangat penting dalam meningkatkan keuntungan. Dengan melihat data penjualan, Anda bisa menyesuaikan harga berdasarkan permintaan pasar.
Apa saja strategi optimasi harga yang bisa diterapkan? Berikut diantaranya:
Menyesuaikan harga berdasarkan analisis penjualan akan membantu Anda mendapatkan keuntungan optimal tanpa kehilangan pelanggan.
Dari seluruh penjelasan di atas, bisa kita simpulkan jika mengelola data penjualan produk dengan baik dapat memberikan banyak manfaat bagi bisnis, mulai dari meningkatkan efisiensi operasional hingga meningkatkan omset penjualan.
Dengan menggunakan aplikasi kasir integrasi pembukuan akunting seperti Beepos, membuat laporan penjualan rutin, menganalisis tren produk, serta menerapkan strategi pemasaran berbasis data, Anda bisa mengambil keputusan bisnis yang lebih cerdas dan tepat sasaran.