Current asset adalah bagian penting dari neraca perusahaan yang mencerminkan kesehatan keuangan dan likuiditasnya. Merupakan kelompok aset yang dapat dengan cepat diubah menjadi uang tunai atau digunakan dalam operasi sehari-hari dalam jangka waktu singkat, biasanya kurang dari satu tahun.
Termasuk dalam kategori ini adalah kas, piutang usaha, persediaan barang, serta investasi jangka pendek lainnya. Aset ini memberikan gambaran tentang sejauh mana perusahaan dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya, mengindikasikan tingkat kesiapan dalam menghadapi kewajiban yang akan jatuh tempo.
Menurut Kasmir (2010) pengertian aktiva lancar atau current asset adalah harta perusahaan yang dapat dicairkan menjadi uang tunai dalam waktu kurang dari satu tahun.
Komponen dari current asset terdiri dari kas, bank, piutang dagang, persediaan, surat berharga, biaya dibayar dimuka, pinjaman yang diberikan, pendapatan yang harus diterima dan lain sebagainya.
Selain itu, current Asset adalah bagian penting dari neraca perusahaan yang mencerminkan kesehatan keuangan dan likuiditasnya. Dan merupakan kelompok aset yang dapat dengan cepat diubah menjadi uang tunai atau digunakan dalam operasi sehari-hari dalam jangka waktu singkat, kurang dari satu periode akuntansi yang biasanya kurang dari satu tahun.
Baca Juga: Apa itu Periode Akuntansi? Ini Jenis dan Penjelasannya
Secara garis besar current asset dan non current asset hampir sama, hal utama yang membedakan keduanya adalah jangka waktunya, berikut rincian lengkapnya:
Perbedaan current asset dan non current asset pertama adalah jangka waktu, current asset memiliki jangka waktu lebih singkat dibanding non current asset. Dimana non-current asset memiliki jangka waktu lebih dari satu tahun dan umumnya digunakan dalam jangka panjang.
Berikutnya, adalah dari segi likuiditas dimana current asset adalah antitesis dari aset lancar, karena aset lancar mencakup aset yang dapat dengan mudah dikonversi menjadi uang tunai dalam waktu singkat.
Sedangkan non current asset adalah aset jangka panjang yang tidak dapat dengan mudah dikonversi menjadi uang tunai. Aset ini biasanya diperoleh oleh perusahaan tanpa rencana untuk menjualnya di masa depan.
Perbedaan selanjutnya adalah dari segi nilai, dimana current asset memiliki nilai lebih lebih fluktuatif karena ketergantungan pada perubahan dalam siklus operasional dan likuiditas perusahaan.
Sedangkan non-current asset memiliki nilai yang cenderung lebih stabil dalam jangka panjang, meskipun dapat mengalami penurunan nilai seiring waktu.
Kemudian dari segi perputaran, current asset mengalami perputaran lebih cepat karena cenderung berubah menjadi uang atau digunakan dalam operasi bisnis lebih sering.
Sebaliknya, non-current asset mengalami perputaran relatif lebih lambat karena sifatnya yang lebih permanen dan digunakan untuk jangka waktu yang lebih lama.
Selanjutnya dari segi resiko, yang mana current asset memiliki risiko likuiditas karena nilainya tergantung pada sejauh mana aset dapat dengan cepat diubah menjadi uang tunai.
Sedangkan non-current asset memiliki resiko lebih terkait dengan perubahan nilai aset jangka panjang, seperti depresiasi.
Baca Juga: Cara Menghitung Depresiasi dan Penjelasannya Dalam Akuntansi
Berikut beberapa karakteristik current asset:
Berikut yang termasuk current asset:
Berikut gambaran contoh current asset dalam neraca:
Current asset adalah kategori aset dalam laporan keuangan yang mencakup semua sumber daya ekonomi yang mudah dikonversi menjadi uang tunai. Selain itu juga diharapkan habis dalam satu siklus operasional, biasanya dalam kurun waktu satu tahun.
Dengan memahami dengan baik jenis dan nilai aset lancar, pebisnis dapat mengukur sejauh mana perusahaan dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Selain itu, analisis terhadap aset ini dapat membantu dalam merencanakan kebijakan manajemen piutang, persediaan barang, dan kas. Dimana nantinya dihgunakan untuk meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi risiko likuiditas. Mau kelola aset lebih praktis dan mudah? Gunakan aplikasi pembukuan keuangan Beecloud sekarang juga!