Pengendalian biaya atau cost control adalah salah satu kunci utama dalam meraih keuntungan dalam menjalankan sebuah bisnis. Secara pengertian cost control adalah serangkaian strategi dan metode yang diterapkan untuk mengawasi, menganalisis, dan mengoptimalkan pengeluaran dalam berbagai aspek operasional perusahaan.
Dengan menerapkan cost control yang efektif, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi, mengurangi pemborosan, hingga mengarahkan sumber daya ke area yang lebih produktif.
Mari kita pahami secara lebih mendalam tentang pengertian, manfaat, elemen penting, dan langkah-langkah penerapan cost control yang efektif pada artikel di bawah ini:
Menurut Sondang. S. Giagian (1999) dalam Helda Yusita (2019) pengendalian biaya atau cost control adalah suatu proses sistematis yang dilakukan dalam menetapkan standar pelaksanaan.
Bertujuan untuk perencanaan, sistem informasi umpan balik, perbandingan pelaksanaan dan perencanaan, menentukan dan mengatur, penyimpangan dan koreksi perbaikan rencana dengan tujuan mencapai efisiensi dalam penggunaan biaya.
Biaya sendiri menurut Carter dan Usry (2004) diartikan sebagai nilai tukar, pengorbanan untuk transaksi atau memperoleh manfaat dari suatu transaksi pembelian. Dalam akuntansi keuangan, biaya-biaya ini dicatat sebagai penyusutan aset saat ini atau di masa depan dalam bentuk kas atau aset lainnya. (Anton Yulinto, dkk, 2021)
Sederhananya, cost control adalah bentuk upaya dalam menedlikan biaya dan pengeluaran bisnis untuk meningkatkan efisiensi biaya operasional perusahaan. Dalam prakteknya pengendalian biaya ini mencakup perencanaan, pelaksanaan, pengendalian hingga evaluasi.
Kenapa usaha perlu menerapkan cost control? Apa saja fungsinya? Berikut diantaranya:
Berikut adalah 3 elemen cost control yang perlu diketahui sebelum mempraktekannya:
Dalam implementasi cost control yang efektif, penting bagi manajemen untuk memiliki pemahaman yang mendalam tentang tujuan dan target perusahaan, serta bagaimana cost control dapat mendukung pencapaian tujuan tersebut.
Selain itu, pemahaman tentang proses dan aktivitas yang menghasilkan biaya, serta faktor-faktor yang mempengaruhi biaya, akan membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik.
Pengembangan sistem pencatatan dan pelaporan yang akurat juga diperlukan untuk memastikan bahwa data yang diperlukan tersedia untuk analisis dan pengambilan keputusan.
Salah satunya software akuntansi Beeaccounting, bantu catat dan analisis pemasukan dan pengeluaran biaya yang terjadi pada bisnis Anda secara efektif dan akurat. Klik banner di bawah ini untuk uji coba gratis!
Elemen kedua dalam cost control adalah kemampuan untuk mengetahui perbandingan kinerja. Ini melibatkan perbandingan antara kinerja aktual dengan standar atau target yang telah ditetapkan.
Menetapkan standar biaya yang realistis dan memantau kinerja aktual secara berkala akan membantu dalam mengidentifikasi deviasi dari standar dan mengambil tindakan korektif yang sesuai.
Selain itu, melakukan benchmarking dengan perusahaan lain dalam industri yang sama akan memberikan wawasan tambahan dan membantu mengidentifikasi area dimana perusahaan dapat meningkatkan kinerjanya.
Baca Juga: Benchmarking adalah: Pengertian, Dampak, dan Penerapannya
Terakhir adalah mengidentifikasi area-area di mana biaya dapat dioptimalkan tanpa mengorbankan kualitas atau produktivitas. Melibatkan negosiasi ulang dengan pemasok, perubahan dalam proses atau prosedur, atau penggunaan teknologi baru yang lebih efisien.
Selain itu, pengawasan yang ketat terhadap pengeluaran diperlukan untuk memastikan bahwa semua pengeluaran sesuai dengan anggaran dan prosedur yang telah ditetapkan.
Dalam proses perhitungan cost control akan melibatkan beberapa unsur yang sangat mempengaruhi bagaimana proses cost control dilakukan, berikut diantaranya.
Fluktuasi harga bahan baku merupakan faktor yang signifikan dalam pengendalian biaya. Perubahan harga bahan baku, seperti kenaikan harga logam atau bahan kimia, dapat mempengaruhi biaya produksi secara langsung.
Contohnya, jika harga baja meningkat secara tiba-tiba, biaya pembuatan mobil juga akan meningkat. Untuk mengendalikan dampak fluktuasi harga bahan baku, produsen dapat alternatif cara untuk menstabilkan harga.
Berikutnya adalah biaya tenaga kerja, seperti kenaikan upah, biaya pelatihan, dan manajemen kinerja yang tidak efektif dapat meningkatkan biaya tenaga kerja secara signifikan.
Untuk mengelola biaya tenaga kerja, perusahaan dapat mengoptimalkan produktivitas tenaga kerja melalui pelatihan dan pengembangan karyawan, menggunakan teknologi yang memungkinkan otomatisasi proses, dan mengalihdayakan pekerjaan rutin ke pihak ketiga jika lebih ekonomis.
Kemudian, perbedaan antara biaya aktual dan biaya standar dapat mengindikasikan adanya inefisiensi atau pemborosan dalam proses produksi.
Misalnya, jika biaya produksi aktual lebih tinggi dari biaya standar yang telah ditetapkan, hal ini dapat menunjukkan adanya pemborosan bahan baku atau tenaga kerja.
ROI (Return of Investment) adalah faktor penting dalam mengevaluasi efektivitas suatu investasi. Investasi yang menghasilkan ROI tinggi umumnya dianggap lebih efisien dan efektif.
Misalnya, jika sebuah perusahaan menginvestasikan dana dalam teknologi yang mempercepat proses produksi dan menghasilkan penghematan biaya yang signifikan, ROI dari investasi tersebut akan tinggi.
Faktor yang dapat mempengaruhi cost control adalah total biaya sebenarnya, secara pengertian total biaya sebenarnya adalah jumlah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan suatu proyek atau produksi. Hal ini meliputi biaya bahan baku, tenaga kerja, overhead, dan lain-lain.
Menurut Mulyadi (2001) dalam pelaksanaan pengendalian biaya dilakukan berdasarkan besar dan kecilnya perusahaan, yang secara umum melalui 5 tahapan yakni:
Pada tahap ini, pengendalian biaya dilakukan secara langsung oleh pimpinan perusahaan dengan memantau secara fisik pelaksanaan kegiatan.
Khususnya dalam konteks perusahaan kecil di mana pemilik perusahaan memiliki kemampuan untuk mengamati dan mengendalikan kegiatan secara langsung.
Pimpinan perusahaan terlibat langsung dalam perencanaan dan pengendalian kegiatan sehari-hari, memastikan bahwa semua langkah yang diambil sesuai dengan tujuan perusahaan dan meminimalkan pemborosan serta penyalahgunaan sumber daya.
Baca Juga: 6 Sumber Daya Usaha, Pengertian, Kelompok dan Perannya
Ketika perusahaan berkembang dan skala operasinya meningkat, pimpinan perusahaan tidak lagi dapat secara langsung memantau setiap aspek kegiatan.
Dalam tahap ini, pengendalian biaya bergeser ke penggunaan akuntansi historis. Pimpinan perusahaan mengandalkan catatan historis untuk menganalisis kinerja keuangan perusahaan dari waktu ke waktu.
Dengan mempelajari data historis, mereka dapat merencanakan dan mengendalikan kegiatan dengan lebih efisien, mengidentifikasi tren biaya, dan mengambil tindakan yang sesuai untuk memperbaiki kinerja di masa depan.
Pada tahap selanjutnya, perusahaan yang semakin berkembang membutuhkan alat yang lebih formal untuk merencanakan dan mengendalikan kegiatan.
Pengendalian biaya dilakukan dengan menggunakan anggaran statis dan biaya standar. Pimpinan perusahaan menetapkan anggaran untuk berbagai aspek operasional dan menetapkan standar biaya untuk berbagai aktivitas.
Caranya dengan membandingkan kinerja aktual dengan anggaran dan standar yang telah ditetapkan, mereka dapat mengevaluasi kinerja perusahaan dan mengidentifikasi area dimana perbaikan diperlukan.
Selanjutnya adalah melakukan pengendalian anggaran fleksibel dengan biaya standar. Kenapa ini dilakukan? Sebab biasanya dalam kenyataannya, kapasitas yang direalisasikan seringkali tidak sesuai dengan yang direncanakan.
Oleh karena itu, perusahaan kemudian mengembangkan anggaran fleksibel dengan biaya standar. Dengan memperhitungkan fluktuasi dalam kapasitas produksi atau layanan, anggaran fleksibel memberikan pandangan yang lebih akurat tentang kinerja perusahaan.
Ini memungkinkan manajemen untuk mengambil tindakan yang tepat untuk mengelola biaya dan meningkatkan efisiensi operasional sesuai dengan kondisi yang berubah.
Terakhir, dalam perusahaan besar, pengendalian biaya dilakukan melalui pembuatan pusat-pusat pertanggungjawaban dan penerapan sistem akuntansi pertanggungjawaban.
Setiap pusat pertanggungjawaban bertanggung jawab atas sebagian kegiatan perusahaan dan memiliki anggaran sendiri. Manajer pusat pertanggungjawaban dinilai berdasarkan kinerja mereka dalam mencapai target anggaran yang telah ditetapkan.
Dengan demikian, pengendalian biaya menjadi lebih terfokus dan efektif karena manajer dinilai berdasarkan hal-hal yang mereka kendalikan secara langsung. Semoga bermanfaat.