Surat Perjanjian Konsinyasi adalah dokumen legal yang mengatur hubungan antara pihak yang menyediakan barang (konsinyor) dan pihak yang menjual barang (konsinyasi) dengan kesepakatan bahwa barang yang dijual tetap menjadi milik konsinyor hingga terjual.
Perjanjian ini tidak hanya memberikan kejelasan tentang hak dan kewajiban masing-masing pihak, tetapi juga membantu dalam mengurangi risiko dan memaksimalkan efisiensi distribusi produk.
Berikut contoh surat perjanjian konsinyasi, komponen dan cara membuatnya!
Menurut Utoyo Widayat, konsinyasi adalah kondisi dimna pemilik barang mengirim barang kepada orang lain yang dipercaya untuk menjualnya tanpa adanya perpindahan hak milik.
Dalam praktiknya, perjanjian konsinyasi merupakan bentuk kerjasama di mana konsinyor (pemilik barang) menyerahkan barangnya kepada konsinyasi (penjual) untuk dipasarkan.
Meskipun barang tersebut berada di tangan konsinyasi, hak milik atas barang tersebut tetap berada pada konsinyor hingga barang terjual kepada pihak ketiga.
Perjanjian ini memastikan bahwa konsinyor tetap memiliki kontrol atas barang-barangnya dan hanya akan mendapatkan pembayaran setelah barang berhasil dijual.
Dengan demikian, perjanjian konsinyasi memungkinkan konsinyor untuk memperluas jangkauan pasar tanpa harus mengelola penjualan secara langsung, sementara konsinyasi dapat menawarkan produk baru kepada pelanggan tanpa harus menanggung resiko kerugian akibat barang yang tidak terjual.
Baca Juga: Pengertian Sistem Konsinyasi dan Contoh Pencatatan Akuntansinya
Sistem konsinyasi memerlukan perjanjian antara kedua belah pihak karena beberapa alasan, yakni:
Komponen apa saja yang harus ada pada surat perjanjian konsinyasi? Berikut diantaranya:
Bagian ini mengidentifikasi masing-masing pihak yang terlibat dalam perjanjian, termasuk peran dan tanggung jawab mereka. Pengirim barang (konsinyor) didefinisikan sebagai pemasok barang, sementara penerima barang (konsinyasi) didefinisikan sebagai penjual barang.
Bagian ini memberikan penjelasan detail mengenai barang yang dikirimkan. Informasi yang harus disertakan meliputi jumlah barang, nomor model, nomor seri, dan kode pabrik untuk memastikan kejelasan dan kesesuaian barang.
Komponen berikutnya adalah jangka waktu antar pengiriman, bagian ini menyatakan batas waktu untuk penjualan barang dan durasi waktu antara pengiriman jika barang tidak terjual. Hal ini membantu dalam mengatur jadwal pengiriman ulang atau pengembalian barang yang tidak laku.
Kemudian, detail mengenai cara mengirim dan biayanya, mulai dari detail tentang tanggal pengiriman, harga pembelian eceran barang, serta pihak yang bertanggung jawab atas biaya pengiriman.
Selain itu, bagian ini juga mencantumkan komisi yang akan diterima oleh penjual (penerima barang) untuk setiap penjualan yang berhasil dilakukan.
Komponen isi surat perjanjian berikutnya adalah menguraikan kesepakatan antara pengirim dan penerima barang mengenai tanggung jawab atas barang yang rusak.
Baik selama pengangkutan maupun di lokasi penjualan, termasuk pencurian barang. Hal ini penting untuk mengatur siapa yang bertanggung jawab dan bagaimana mengatasi kerugian atau kerusakan yang terjadi.
Kemudian bagian perjanjian akhir, yang menggambarkan prosedur pengakhiran perjanjian, termasuk siapa yang berhak mengakhiri perjanjian dan berapa lama pemberitahuan harus diberikan sebelum pengakhiran. Ketentuan ini juga menguraikan bagaimana barang konsinyasi akan ditangani setelah perjanjian berakhir.
Isi surat perjanjian konsinyasi berikutnya adalah jaminan, berisi pernyataan mengenai jaminan yang ditawarkan oleh pengirim barang.
Bagian ini menyatakan apakah ada jaminan yang diberikan atau tidak ada jaminan yang ditawarkan, yang penting untuk memastikan hak-hak kedua belah pihak terkait kualitas barang.
Terakhir adalah klausul arbitrase, yakni bagian isi surat perjanjian yang menyatakan bahwa setiap perselisihan antara para pihak akan diselesaikan melalui arbitrase.
Kedua belah pihak harus menyetujui seorang arbiter. Klausul ini membantu dalam menyelesaikan sengketa secara efisien dan menghindari proses hukum yang panjang.
Ada dua pihak yang terlibat dalam surat perjanjian konsinyasi, berikut diantaranya:
Konsinyor adalah pihak yang memiliki barang dan menyerahkannya kepada konsinyasi untuk dijual. Konsinyor tetap memegang hak milik atas barang tersebut hingga terjual. Tanggung jawab konsinyor meliputi:
Konsinyasi adalah pihak yang menerima barang dari konsinyor untuk dijual kepada pihak ketiga. Konsinyasi bertindak sebagai penjual barang tanpa memegang hak milik atas barang tersebut hingga barang tersebut dijual. Tanggung jawab konsinyasi meliputi:
Secara umum, ada beberapa langkah dalam membuat surat perjanjian konsinyasi berikut diantaranya:
Pastikan semua komponen penting dalam perjanjian konsinyasi disertakan. Ini termasuk pendahuluan, deskripsi barang konsinyasi, jangka waktu antar pengiriman, cara pengiriman/biaya pengiriman.
Kemudian cantumkan juga potensi kerugian dan kerusakan, pengakhiran perjanjian, jaminan, dan klausul arbitrase. Menyusun surat dengan komponen yang lengkap akan membantu mengatur dan memperjelas kesepakatan antara kedua belah pihak.
Karena surat konsinyasi adalah dokumen resmi, wajib menggunakan bahasa formal baik dalam bahasa Indonesia maupun asing. Penggunaan bahasa formal menunjukkan profesionalitas dan keseriusan dalam menjalankan bisnis.
Berikan judul yang jelas dan singkat, misalnya "SURAT PERJANJIAN KONSINYASI" dalam huruf kapital dan bercetak tebal untuk menegaskan fungsinya.
Jelaskan latar belakang dan tujuan perjanjian, serta peran masing-masing pihak (consignor dan consignee). Pendahuluan ini harus mencakup penjelasan tentang pihak-pihak yang terlibat dan alasan dibuatnya perjanjian.
Sebutkan identitas lengkap kedua belah pihak, yaitu 'pihak pertama' (produsen/consignor) dan 'pihak kedua' (penyalur/distributor/consignee). Identitas ini meliputi nama, alamat domisili, jabatan/posisi, serta kontak yang dapat dihubungi.
Berikan deskripsi rinci mengenai produk konsinyasi, termasuk nama barang, jumlah, harga, dan informasi terkait pengiriman. Mendeskripsikan barang dengan detail membantu menghindari kecurangan dan memastikan kejelasan.
Tentukan batas waktu pengiriman barang dan cara pengirimannya. Jelaskan juga siapa yang bertanggung jawab atas ongkos kirim serta komisi yang diterima oleh consignee dari setiap penjualan.
Sertakan mekanisme perjanjian yang jelas, mencakup bagaimana perjanjian dijalankan dan diakhiri, serta bagaimana barang konsinyasi ditangani dari awal hingga akhir perjanjian.
Jika perlu, buat mekanisme perjanjian dalam bentuk pasal-pasal yang dirundingkan terlebih dahulu oleh kedua pihak.
Sertakan klausul arbitrase yang menyatakan bahwa kedua pihak harus tunduk pada aturan yang dibuat dan bahwa perselisihan akan diselesaikan melalui arbitrase.
Pastikan dokumen ditandatangani oleh kedua belah pihak diatas materai untuk mengesahkannya secara hukum. Tanda tangan bisa dalam bentuk materai elektronik atau fisik. Gunakan layanan tanda tangan digital untuk keamanan dan praktisitas.
Berikut beberapa contoh surat perjanjian konsinyasi:
SURAT PERJANJIAN KONSINYASI Tanggal: 1 Agustus 2024 Latar Belakang: Surat perjanjian ini dibuat untuk mengatur kerjasama antara PT. ABC sebagai konsinyor (pihak pertama) dan Toko XYZ sebagai konsinyasi (pihak kedua), dengan tujuan untuk mendistribusikan produk sepatu olahraga secara konsinyasi. Identitas Pihak Pertama: Nama: PT. ABC Alamat: Jl. Mawar No. 123, Jakarta Jabatan: Pemasok Barang Kontak: (021) 1234567 Identitas Pihak Kedua: Nama: Toko XYZ Alamat: Jl. Melati No. 456, Jakarta Jabatan: Penjual Barang Kontak: (021) 7654321 Deskripsi Barang Konsinyasi:
- Jenis Barang: Sepatu Olahraga
- Jumlah: 100 pasang
- Harga: Rp 500,000 per pasang
- Informasi Pengiriman: Nomor Model SP123, Nomor Seri 456789, Kode Pabrik PQR
Batas Waktu dan Cara Pengiriman:
- Batas Waktu Penjualan: 60 hari
- Waktu Antar Pengiriman: 30 hari
- Tanggal Pengiriman: 5 Agustus 2024
- Ongkos Kirim: Ditanggung oleh Konsinyor
- Komisi Penjual: 10% dari harga jual
Mekanisme Perjanjian dan Jaminan:
Perjanjian ini dapat diakhiri oleh salah satu pihak dengan pemberitahuan 30 hari sebelumnya. Barang konsinyasi yang tidak terjual harus dikembalikan dalam kondisi baik. Konsinyor memberikan jaminan kualitas selama 90 hari setelah tanggal pengiriman.
Klausul Arbitrase: Setiap perselisihan akan diselesaikan melalui arbitrase. Kedua belah pihak harus menyetujui seorang arbiter. Penandatanganan: Konsinyor: (______________________) Nama: [Nama Pihak Konsinyor] Jabatan: [Jabatan] Tanggal: ______________________ Konsinyasi: (______________________) Nama: [Nama Pihak Konsinyi] Jabatan: [Jabatan] Tanggal: ______________________
Download contoh surat konsinyasi PDF di atas dengan klik button di bawah ini
Penggunaan software konsinyasi Beeaccounting akan semakin mempermudah Anda dalam mengelola bisnis dengan mencatat secara otomatis produk titipan yang laku dan tidak laku.
Dengan fitur-fitur yang canggih dan user-friendly, software ini memungkinkan penggunanya untuk melacak penjualan secara real-time, mengelola stok barang, dan menghasilkan laporan penjualan dengan akurat.
Hal ini tidak hanya menghemat waktu tetapi juga mengurangi risiko kesalahan pencatatan manual, sehingga pelaku bisnis dapat fokus pada strategi penjualan dan pengembangan usaha yang lebih efektif. Butuh software seperti Beeaccounting? Klik banner di atas dan dapatkan uji coba gratis sekarang juga!