Diskon 12% + Bonus Private Business Coaching senilai Rp. 15 juta🎉
Logo Bee Web

10 Contoh Surat Perjanjian Konsinyasi dan Cara Membuatnya

berikut beberp contoh surat perjanjian konsinyasi lengkap dengan panduan cara membuatnya, mulai dari komponen hingga isinya!
Penulis: Lutfatul Malihah
Kategori:
Dipublish Tgl: Thursday, 22 August 2024

Surat Perjanjian Konsinyasi adalah dokumen legal yang mengatur hubungan antara pihak yang menyediakan barang (konsinyor) dan pihak yang menjual barang (konsinyasi) dengan kesepakatan bahwa barang yang dijual tetap menjadi milik konsinyor hingga terjual.

Perjanjian ini tidak hanya memberikan kejelasan tentang hak dan kewajiban masing-masing pihak, tetapi juga membantu dalam mengurangi risiko dan memaksimalkan efisiensi distribusi produk.

Berikut contoh surat perjanjian konsinyasi, komponen dan cara membuatnya!

Apa itu Perjanjian Konsinyasi?

Bisnis Konsinyasi

Konsinyasi adalah sebuah sistem bisnis di mana satu pihak menitipkan barangnya kepada pihak lain untuk dijual. (Credit: Freepik.com)

Menurut Utoyo Widayat, konsinyasi adalah kondisi dimna pemilik barang mengirim barang kepada orang lain yang dipercaya untuk menjualnya tanpa adanya perpindahan hak milik.

Dalam praktiknya, perjanjian konsinyasi merupakan bentuk kerjasama di mana konsinyor (pemilik barang) menyerahkan barangnya kepada konsinyasi (penjual) untuk dipasarkan.

Meskipun barang tersebut berada di tangan konsinyasi, hak milik atas barang tersebut tetap berada pada konsinyor hingga barang terjual kepada pihak ketiga.

Perjanjian ini memastikan bahwa konsinyor tetap memiliki kontrol atas barang-barangnya dan hanya akan mendapatkan pembayaran setelah barang berhasil dijual.

Dengan demikian, perjanjian konsinyasi memungkinkan konsinyor untuk memperluas jangkauan pasar tanpa harus mengelola penjualan secara langsung, sementara konsinyasi dapat menawarkan produk baru kepada pelanggan tanpa harus menanggung resiko kerugian akibat barang yang tidak terjual.

Baca Juga: Pengertian Sistem Konsinyasi dan Contoh Pencatatan Akuntansinya

Kenapa Sistem Konsinyasi Harus Ada Perjanjian Kedua Belah Pihak?

Sistem konsinyasi memerlukan perjanjian antara kedua belah pihak karena beberapa alasan, yakni:

  • Menetapkan Hak dan Kewajiban: Mengatur dengan jelas tanggung jawab konsinyor dan konsinyasi, termasuk harga jual dan cara pembayaran.
  • Mengurangi Risiko: Melindungi konsinyor dan konsinyasi dari kerugian, dengan aturan pengembalian barang yang tidak terjual.
  • Mengatur Kompensasi: Menentukan komisi dan pembayaran yang adil untuk konsinyasi dan konsinyor.
  • Meminimalkan Konflik: Mencegah perselisihan dengan menyediakan referensi resmi untuk menyelesaikan ketidaksepakatan.
  • Memastikan Kepatuhan Hukum: Mematuhi peraturan hukum terkait pajak dan tanggung jawab atas barang.
  • Menjamin Kejelasan Proses: Memudahkan pengelolaan konsinyasi, termasuk pelaporan penjualan dan pengembalian barang.

Komponen Surat Perjanjian Konsinyasi

Komponen apa saja yang harus ada pada surat perjanjian konsinyasi? Berikut diantaranya:

1. Pendahuluan

Bagian ini mengidentifikasi masing-masing pihak yang terlibat dalam perjanjian, termasuk peran dan tanggung jawab mereka. Pengirim barang (konsinyor) didefinisikan sebagai pemasok barang, sementara penerima barang (konsinyasi) didefinisikan sebagai penjual barang.

2. Deskripsi Barang Konsinyasi

Bagian ini memberikan penjelasan detail mengenai barang yang dikirimkan. Informasi yang harus disertakan meliputi jumlah barang, nomor model, nomor seri, dan kode pabrik untuk memastikan kejelasan dan kesesuaian barang.

3. Jangka Waktu Antar Pengiriman

Komponen berikutnya adalah jangka waktu antar pengiriman, bagian ini menyatakan batas waktu untuk penjualan barang dan durasi waktu antara pengiriman jika barang tidak terjual. Hal ini membantu dalam mengatur jadwal pengiriman ulang atau pengembalian barang yang tidak laku.

4. Cara Pengiriman/Biaya Pengiriman

Kemudian, detail mengenai cara mengirim dan biayanya, mulai dari detail tentang tanggal pengiriman, harga pembelian eceran barang, serta pihak yang bertanggung jawab atas biaya pengiriman.

Selain itu, bagian ini juga mencantumkan komisi yang akan diterima oleh penjual (penerima barang) untuk setiap penjualan yang berhasil dilakukan.

5. Potensi Kerugian dan Kerusakan

Komponen isi surat perjanjian berikutnya adalah menguraikan kesepakatan antara pengirim dan penerima barang mengenai tanggung jawab atas barang yang rusak.

Baik selama pengangkutan maupun di lokasi penjualan, termasuk pencurian barang. Hal ini penting untuk mengatur siapa yang bertanggung jawab dan bagaimana mengatasi kerugian atau kerusakan yang terjadi.

6. Pengakhiran Perjanjian

Kemudian bagian perjanjian akhir, yang menggambarkan prosedur pengakhiran perjanjian, termasuk siapa yang berhak mengakhiri perjanjian dan berapa lama pemberitahuan harus diberikan sebelum pengakhiran. Ketentuan ini juga menguraikan bagaimana barang konsinyasi akan ditangani setelah perjanjian berakhir.

7. Jaminan

Isi surat perjanjian konsinyasi berikutnya adalah jaminan, berisi pernyataan mengenai jaminan yang ditawarkan oleh pengirim barang.

Bagian ini menyatakan apakah ada jaminan yang diberikan atau tidak ada jaminan yang ditawarkan, yang penting untuk memastikan hak-hak kedua belah pihak terkait kualitas barang.

8. Klausul Arbitrase

Terakhir adalah klausul arbitrase, yakni bagian isi surat perjanjian yang menyatakan bahwa setiap perselisihan antara para pihak akan diselesaikan melalui arbitrase.

Kedua belah pihak harus menyetujui seorang arbiter. Klausul ini membantu dalam menyelesaikan sengketa secara efisien dan menghindari proses hukum yang panjang.

Pihak yang Terlibat dalam Perjanjian Konsinyasi

Warung Madura

Praktek konsinyasi biasa sering dilakukan di warung-warung sembako (Credit: Twitter/ @Husen_Jafar)

Ada dua pihak yang terlibat dalam surat perjanjian konsinyasi, berikut diantaranya:

1. Konsinyor/ Consignor (Pengirim Barang)

Konsinyor adalah pihak yang memiliki barang dan menyerahkannya kepada konsinyasi untuk dijual. Konsinyor tetap memegang hak milik atas barang tersebut hingga terjual. Tanggung jawab konsinyor meliputi:

  • Menyediakan barang sesuai dengan deskripsi yang telah disepakati.
  • Menyusun dan mengirim barang ke konsinyasi.
  • Menanggung biaya pengiriman, jika diatur demikian dalam perjanjian.
  • Menawarkan jaminan atas kualitas barang, jika ada.
  • Mengatur proses pengembalian barang yang tidak terjual.

2. Konsinyasi/ Consignee (Penerima Barang)

Konsinyasi adalah pihak yang menerima barang dari konsinyor untuk dijual kepada pihak ketiga. Konsinyasi bertindak sebagai penjual barang tanpa memegang hak milik atas barang tersebut hingga barang tersebut dijual. Tanggung jawab konsinyasi meliputi:

  • Menjual barang sesuai dengan harga dan ketentuan yang telah disepakati.
  • Menyimpan dan merawat barang selama berada di tangannya.
  • Melaporkan penjualan dan mengembalikan barang yang tidak terjual kepada konsinyor.
  • Menanggung biaya pengiriman kembali atau kerusakan barang selama penyimpanan, jika diatur demikian dalam perjanjian.
  • Menerima komisi atau bagian dari hasil penjualan sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati.

Cara Membuat Surat Perjanjian Konsinyasi

Secara umum, ada beberapa langkah dalam membuat surat perjanjian konsinyasi berikut diantaranya:

1. Menyusun Surat Sesuai dengan Komponennya

Pastikan semua komponen penting dalam perjanjian konsinyasi disertakan. Ini termasuk pendahuluan, deskripsi barang konsinyasi, jangka waktu antar pengiriman, cara pengiriman/biaya pengiriman.

Kemudian cantumkan juga potensi kerugian dan kerusakan, pengakhiran perjanjian, jaminan, dan klausul arbitrase. Menyusun surat dengan komponen yang lengkap akan membantu mengatur dan memperjelas kesepakatan antara kedua belah pihak.

2. Menggunakan Bahasa Formal

Karena surat konsinyasi adalah dokumen resmi, wajib menggunakan bahasa formal baik dalam bahasa Indonesia maupun asing. Penggunaan bahasa formal menunjukkan profesionalitas dan keseriusan dalam menjalankan bisnis.

3. Tuliskan Judul Kontrak

Berikan judul yang jelas dan singkat, misalnya "SURAT PERJANJIAN KONSINYASI" dalam huruf kapital dan bercetak tebal untuk menegaskan fungsinya.

4. Latar Belakang Pembuatan Perjanjian Konsinyasi

Jelaskan latar belakang dan tujuan perjanjian, serta peran masing-masing pihak (consignor dan consignee). Pendahuluan ini harus mencakup penjelasan tentang pihak-pihak yang terlibat dan alasan dibuatnya perjanjian.

5. Cantumkan Identitas Kedua Pihak

Sebutkan identitas lengkap kedua belah pihak, yaitu 'pihak pertama' (produsen/consignor) dan 'pihak kedua' (penyalur/distributor/consignee). Identitas ini meliputi nama, alamat domisili, jabatan/posisi, serta kontak yang dapat dihubungi.

6. Buat Deskripsi Produk Konsinyasi Lengkap

Berikan deskripsi rinci mengenai produk konsinyasi, termasuk nama barang, jumlah, harga, dan informasi terkait pengiriman. Mendeskripsikan barang dengan detail membantu menghindari kecurangan dan memastikan kejelasan.

7. Tentukan Batas Waktu Pengiriman dan Mekanisme yang Jelas

Tentukan batas waktu pengiriman barang dan cara pengirimannya. Jelaskan juga siapa yang bertanggung jawab atas ongkos kirim serta komisi yang diterima oleh consignee dari setiap penjualan.

Sertakan mekanisme perjanjian yang jelas, mencakup bagaimana perjanjian dijalankan dan diakhiri, serta bagaimana barang konsinyasi ditangani dari awal hingga akhir perjanjian.

Jika perlu, buat mekanisme perjanjian dalam bentuk pasal-pasal yang dirundingkan terlebih dahulu oleh kedua pihak.

8. Tambahkan Klausul Arbitrase sebagai Pengikat

Sertakan klausul arbitrase yang menyatakan bahwa kedua pihak harus tunduk pada aturan yang dibuat dan bahwa perselisihan akan diselesaikan melalui arbitrase.

9. Tambahkan Tanda Tangan dan Nama di Atas Materai

Pastikan dokumen ditandatangani oleh kedua belah pihak diatas materai untuk mengesahkannya secara hukum. Tanda tangan bisa dalam bentuk materai elektronik atau fisik. Gunakan layanan tanda tangan digital untuk keamanan dan praktisitas.

Contoh Surat Perjanjian Konsinyasi

Berikut beberapa contoh surat perjanjian konsinyasi:

1. Surat Perjanjian Konsinyasi Barang

Contoh Surat Perjanjian Konsinyasi Barang

Contoh Surat Perjanjian Konsinyasi Barang

2. Surat Perjanjian Konsinyasi Produk Makanan

Contoh Surat Perjanjian Konsinyasi Makanan

Contoh Surat Perjanjian Konsunyasi Makanan (Credit: Sribd.com)

3. Contoh Surat Perjanjian Konsinyasi Produk Kerajinan

Contoh Surat Perjanjian Konsinyasi Produk Kerajinan

Contoh Surat Perjanjian Konsinyasi Produk Kerajinan (Credit: Scribd.com)

4. Contoh Surat Perjanjian Konsinyasi Secara Singkat

SURAT PERJANJIAN KONSINYASI Tanggal: 1 Agustus 2024 Latar Belakang: Surat perjanjian ini dibuat untuk mengatur kerjasama antara PT. ABC sebagai konsinyor (pihak pertama) dan Toko XYZ sebagai konsinyasi (pihak kedua), dengan tujuan untuk mendistribusikan produk sepatu olahraga secara konsinyasi. Identitas Pihak Pertama: Nama: PT. ABC Alamat: Jl. Mawar No. 123, Jakarta Jabatan: Pemasok Barang Kontak: (021) 1234567 Identitas Pihak Kedua: Nama: Toko XYZ Alamat: Jl. Melati No. 456, Jakarta Jabatan: Penjual Barang Kontak: (021) 7654321 Deskripsi Barang Konsinyasi:

  • Jenis Barang: Sepatu Olahraga
  • Jumlah: 100 pasang
  • Harga: Rp 500,000 per pasang
  • Informasi Pengiriman: Nomor Model SP123, Nomor Seri 456789, Kode Pabrik PQR

Batas Waktu dan Cara Pengiriman:

  • Batas Waktu Penjualan: 60 hari
  • Waktu Antar Pengiriman: 30 hari
  • Tanggal Pengiriman: 5 Agustus 2024
  • Ongkos Kirim: Ditanggung oleh Konsinyor
  • Komisi Penjual: 10% dari harga jual

Mekanisme Perjanjian dan Jaminan:

Perjanjian ini dapat diakhiri oleh salah satu pihak dengan pemberitahuan 30 hari sebelumnya. Barang konsinyasi yang tidak terjual harus dikembalikan dalam kondisi baik. Konsinyor memberikan jaminan kualitas selama 90 hari setelah tanggal pengiriman.

Klausul Arbitrase: Setiap perselisihan akan diselesaikan melalui arbitrase. Kedua belah pihak harus menyetujui seorang arbiter. Penandatanganan: Konsinyor: (______________________) Nama: [Nama Pihak Konsinyor] Jabatan: [Jabatan] Tanggal: ______________________ Konsinyasi: (______________________) Nama: [Nama Pihak Konsinyi] Jabatan: [Jabatan] Tanggal: ______________________

5. Contoh Surat Perjanjian Titip Jual

Contoh Surat Perjanjian Konsinyasi

Contoh Surat Perjanjian Konsinyasi (Credit: Scribd.com)

6. Contoh Surat Konsinyasi bagi Hasil

Contoh Surat Konsinyasi Bagi Hasil

Contoh surat konsinyasi bagi hasil (Credit: RomaDecade)

7. Contoh Surat Konsinyasi Makanan Ringan dan Siap Saji

Contoh Surat Konsinyasi Makanan Ringan Dan Siap Saji

Contoh Surat Konsinyasi Makanan Ringan Dan Siap Saji (Credit: RomaDecade)

8. Contoh Surat Konsinyasi Produk

Contoh Surat Perjanjian Konsinyasi Produk

Contoh Surat Perjanjian Konsinyasi Produk (Credit: Scribd.com)

9. Contoh Surat Konsinyasi Produk Kesehatan

Contoh Surat Perjanjian Konsinyasi Produk Kesehatan

Contoh Surat Perjanjian Konsinyasi Produk Kesehatan (Credit: Scribd.com)

10. Contoh Surat Konsinyasi PDF

Download contoh surat konsinyasi PDF di atas dengan klik button di bawah ini

Tombol Download Contoh Pdf

Software Konsinyasi Beeaccounting, Solusi Mudah untuk Mencatat Produk Titipan

Beeaccounting Laba Rugi Bisnis Konsinyasi

Penggunaan software konsinyasi Beeaccounting akan semakin mempermudah Anda dalam mengelola bisnis dengan mencatat secara otomatis produk titipan yang laku dan tidak laku.

Dengan fitur-fitur yang canggih dan user-friendly, software ini memungkinkan penggunanya untuk melacak penjualan secara real-time, mengelola stok barang, dan menghasilkan laporan penjualan dengan akurat.

Hal ini tidak hanya menghemat waktu tetapi juga mengurangi risiko kesalahan pencatatan manual, sehingga pelaku bisnis dapat fokus pada strategi penjualan dan pengembangan usaha yang lebih efektif. Butuh software seperti Beeaccounting? Klik banner di atas dan dapatkan uji coba gratis sekarang juga!

Artikel Terkait

Contoh Invoice Jasa untuk Perkembangan Usaha Jasa
Untuk menulis invoice untuk layanan yang disediakan, usaha kecil harus dikembangkan dan mengikuti template invoice untuk mengenali cara mengadakan contoh
Baca Juga
Ramai Social Distancing, Banyak Usaha Pakai Aplikasi Order Online
Mungkin masih saat ini masih ada yang menganggap bahwa menjalankan bisnis ditengah pandemi seperti akan sangat sulit, kita diharuskan survive
Baca Juga
7 Karakteristik Perusahaan Dagang dan Perbedaannya
Perusahaan dagang adalah perusahaan yang fokus dalam melakukan transaksi jual beli barang. Karakteristik perusahaan dagang juga berbeda dengan perusahaan jasa
Baca Juga
Ciri-Ciri Pasar Persaingan Sempurna Beserta Contohnya
Setiap jenis pasar memiliki karakteristiknya sendiri yang membedakannya dari jenis pasar lainnya. Salah satu jenis pasar yang cukup menarik untuk
Baca Juga
7 Tips Strategi Penjualan Efektif Tingkatkan Omset 2x Lipat
Dalam dunia bisnis yang kompetitif, strategi penjualan yang tepat menjadi faktor penting dalam mencapai kesuksesan. Setiap perusahaan perlu mengembangkan pendekatan
Baca Juga
Pengertian Digital Marketing Agency, Peran dan Rekomendasinya
Saat ini banyak perusahaan yang menggunakan pihak ketiga, yaitu digital marketing agency untuk membantu mereka dalam berbagai rancangan atau proyek
Baca Juga

Artikel Populer

Model AIDA: Pengertian, Kelebihan dan Contohnya
Apakah Anda pernah mendengar tentang konsep Marketing AIDA dalam pemasaran? Dengan menggunakan model ini, Anda dapat meningkatkan perhatian, minat, keinginan,
Baca Juga
Berbagai Contoh Proposal Bisnis Lengkap dengan Rinciannya
Proposal bisnis merupakan suatu rencana bisnis yang ditulis dalam bentuk dokumen. Pelaku bisnis perlu membuat proposal bisnis sebelum memulai suatu
Baca Juga
10 Contoh Makanan Khas Daerah yang Dimodifikasi
Mengulik kekayaan kuliner nusantara tidak pernah ada habisnya. Setiap daerah di Indonesia memiliki makanan khas yang mencerminkan budaya dan tradisi
Baca Juga
13 Contoh Analisis SWOT Makanan dan Cara Menyusunnya
Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) telah menjadi alat yang sangat penting dalam merinci strategi bisnis, salah satunya adalah analisis
Baca Juga
Mengenal Sejarah Akuntansi Secara Singkat
Sejarah awal akuntansi ini ada dengan seiring manusia mengenal hitungan uang serta cara pencatatanya. Oleh karena itu akuntansi juga dikenal
Baca Juga
Lingkungan Bisnis: Pengertian, Ciri, Faktor & Contohnya
Apa itu lingkungan bisnis? Lingkungan bisnis adalah seluruh faktor yang mempengaruhi operasi dan keberhasilan usaha, baik faktor internal maupun eksternal.
Baca Juga
Customer Service Bee

148rb+ Pengusaha Sudah Pakai Bee

"Operasional makin lancar, bisnis terkontrol dan mudah discale-up"
Hubungi Tim Bee sekarang untuk konsultasi GRATIS
Logo Bee Web
Software Akuntansi & Kasir No. 2 di Indonesia. Memudahkan Pemilik Bisnis dan Akuntan untuk mengerjakan dan menganalisa keuangan lebih cepat, mudah, dan akurat. Gratis Trial atau Demo Gratis dengan Tim Bee.
Jam Operasional
Senin - Jumat, 09:00 - 16:00 WIB
Sabtu, Minggu dan Tgl Merah LIBUR
Chat via WA
Alamat Kantor
Surabaya: Jl. Klampis Jaya 29J, SurabayaBandung: Aer Space - Jl. Karang Tinggal No.41B, Cipedes, Bandung
Jakarta: Jl. Mampang Prapatan VIII No. 3B, Jakarta Selatan (Sementara Tutup)
Copyright © 2024 Bee.id
magnifiercrossmenu