Siklus akuntansi sangatlah penting bagi sebuah perusahaan. Dengan mengikuti siklus secara benar, pembuatan laporan keuangan pun akan menjadi semakin mudah. Contoh siklus akuntansi perusahaan berikut bisa menjadi referensi bagi para akuntan.
Biasanya, siklus akuntansi dapat meminimalisir terjadinya fraud pada sebuah laporan keuangan. Oleh sebab itu, ada baiknya untuk mengetahui apa saja tahapan yang ada di dalam sebuah siklus akuntansi tersebut.
Pada umumnya, sebuah siklus akuntansi dimulai dari transaksi hingga pembuatan laporannya. Lantas, berikut contoh tahapan yang harus dilakukan seorang akuntan dalam membuat sebuah laporan keuangan perusahaan dagang.
Langkah pertama di dalam sebuah siklus akuntansi ialah pencatatan transaksi yang telah dilakukan. Dalam tahap ini, akuntan mengumpulkan semua bukti transaksi keuangan tersebut. Kemudian, akuntan akan mencatatnya dalam sebuah jurnal umum perusahaan.
Transaksi yang dicatat meliputi pembelian, kas, utang, piutang dagang, beban sewa, dividen, pemberian gaji, biaya angkut pembelian, hingga retur penjualan. Semua transaksi wajib dicatat secara rinci agar tidak terjadi kesalahan dalam pembuatan laporan keuangan.
Dalam sebuah siklus akuntansi sederhana, tahapan kedua yang wajib dilakukan ialah melakukan pemindahan jurnal umum ke buku besar. Proses pemindahan data ini akan mengkategorikan perubahan debet dan kredit dari semua transaksi sebelumnya ke dalam akun tertentu.
Buku besar menjadi sangat penting karena memberikan informasi keadaan keuangan perusahaan tersebut. Selain itu, dari sebuah buku besar, penganggaran, dan penilaian kinerja keuangan pun dapat dilakukan.
Setelah semua pemindahan jurnal ke buku besar selesai dilakukan, perusahaan tersebut kemudian menyusun neraca saldo menggunakan pendekatan beban pokok penjualan. Neraca saldo dibuat untuk memastikan jika tidak ada entri jurnal transaksi yang tidak seimbang.
Perusahaan akan menggunakan laporan neraca saldo untuk melihat apakah semua debit sesuai dengan total kredit dari buku besar. Jika terlihat adanya ketidakseimbangan antara debit dan kredit, maka perusahaan wajib mengecek ulang buku besar atau jurnal transaksi yang telah dibuat.
Dalam contoh siklus akuntansi ini, langkah keempat yang harus dilakukan ialah pembuatan jurnal penyesuaian. Untuk perusahaan yang menjual sebuah produk, maka jurnal ini akan terkait dengan pembelian, persedian produk yang dijual, retur pembelian, biaya transportasi, dan diskon pembelian.
Jurnal penyesuaian dilakukan dengan cara mencocokkan pendapatan atau profit dan pengeluaran perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Jadi jika perusahaan akan membuat laporan tahunan, maka pendapatan dan pengeluaran dalam satu tahun tersebut harus dicocokkan.
Setelah pembuatan jurnal penyesuaian selesai, maka perusahaan tersebut harus melakukan pemindahbukuan semua data dari jurnal penyesuaian ke buku besar. Hal ini dilakukan untuk memudahkan para akuntan dalam penyusunan neraca lajur selanjutnya.
Neraca lajur dibuat dengan menggunakan pendekatan laba rugi. Dengan pembuatan neraca ini, perusahaan bisa mengetahui berapa laba perusahaan, laba ditahan, dan arus kas. Neraca lajur nantinya akan digunakan untuk melengkapi sebuah laporan keuangan perusahaan.
Baca Juga: Contoh Neraca Lajur untuk Memudahkan Penyusunan Laporan Keuangan
Pada tahap selanjutnya, akuntan perusahaan akan menyusun laporan keuangan. Dalam laporan tersebut, beberapa informasi yang dimuat ialah laporan laba rugi, laporan beban pokok penjualan, laporan neraca, dan laporan perubahan ekuitas.
Jurnal penutup dilakukan sebagai pencatatan akhir periode akuntansi. Dalam penyusunannya, akutan membuat sebuah laporan yang terdiri dari biaya angkut pembelian, potongan pembelian, retur pembelian, and penutupan akun pembelian. Setelah laporan selesai, jurnal penutupan dipindah ke buku besar.
Tahap terakhir dalam siklus akuntansi perusahaan ialah penyusunan neraca saldo setelah tutup buku. Jika penyusunan neraca saldo telah selesai, maka laporan keuangan pun selesai dibuat. Pengecekan ulang neraca saldo setelah tutup buku penting dilakukan untuk menghindari kesalahan laporan.
Baca Juga: Karakteristik Perusahaan Jasa dan Siklus Akuntansi Jasa
Itu adalah contoh siklus akuntansi dari sebuah perusahaan yang menjual sebuah produk. Setiap tahap siklus akuntansi di atas wajib dilakukan secara teliti agar tidak ada kesalahan dalam laporan keuangan yang dibuat. Dari laporan keuangan, perusahaan dapat menentukan strategi penjualan selanjutnya.
Jika dirasa membuat siklus akuntansi adalah hal yang ribet dan membingungkan, Anda bisa mempercayakan pada software akuntansi. Software Akuntansi Beeaccounting yang akan membantu segala kegiatan laporan keuangan yang terjadi pada perusahaan Anda. Coba gratis klik di sini atau klik banner di bawah ini!