LRA adalah laporan realisasi anggaran, mendengar namanya saja membuat kita berpikir membuat contoh laporan realisasi anggaran seperti tugas yang berat, ya? Tapi sebenarnya, kalau sudah paham formatnya dan tahu langkah-langkahnya, semuanya jadi lebih mudah!
Laporan memiliki fungsi penting banget buat Anda yang ingin tahu seberapa efektif anggaran yang sudah disusun dan dipakai, baik untuk bisnis, organisasi, atau bahkan keperluan pribadi.
Nah, agar kita lebih paham bagaimana cara menyusun laporan realisasi anggaran, mari kita bahas tuntas dalam artikel ini mulai dari contoh formatnya, hingga cara menyusunnya dengan praktis.
Seperti yang sudah dijelaskan pada paragraf pembuka, jika LRA adalah kepanjangan dari laporan realisasi anggaran. Jadi, apa sebenarnya laporan realisasi anggaran itu? Laporan realisasi anggaran adalah dokumen yang menunjukkan perbandingan antara anggaran yang telah direncanakan dengan realisasi penggunaannya dalam suatu periode tertentu.
Laporan ini membantu kita untuk melihat apakah alokasi anggaran sudah digunakan sesuai rencana atau justru ada penyimpangan, baik kelebihan maupun kekurangan. Dengan begitu, LRA menjadi alat penting untuk mengevaluasi kinerja keuangan dan memastikan semua berjalan sesuai target yang sudah ditetapkan.
Lebih lanjut, dalam dokumen yang diterbitkan oleh peraturan.bpk.id, yang menjelaskan jika laporan realisasi anggaran adalah laporan yang menyajikan informasi terkait realisasi pendapatan, belanja, transfer, laba atau rugi, pembiayaan, dan sisa lebih atau kurang dari pembiayaan anggaran, yang masing-masing dibandingkan dengan anggarannya dalam satu periode.
Kapan laporan laporan ini sebaiknya dilaporkan? Berdasarkan sumber sebelumnya, laporan realisasi anggaran ini sebaiknya disajikan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun. Dalam situasi tertentu tanggal pelaporan entitas berubah dan LRA tahunan disajikan dalam satu periode yang lebih panjang atau pendek dari satu tahun
Dengan mencantumkan informasi tambahan sebagai berikut:
TENTU SAJA, pelaku usaha juga membutuhkan laporan realisasi anggaran (LRA). Laporan ini tidak hanya penting bagi organisasi pemerintah, tetapi juga relevan bagi bisnis untuk memastikan pengelolaan keuangan berjalan efisien dan sesuai rencana.
Melalui LRA, pelaku usaha bisa membandingkan anggaran yang telah disusun dengan realisasi penggunaannya. Hal ini membantu mengidentifikasi apakah ada pengeluaran yang berlebihan, pendapatan yang belum tercapai, atau efisiensi yang bisa ditingkatkan.
Selain itu, laporan ini juga mempermudah proses evaluasi kinerja keuangan, sehingga keputusan bisnis bisa diambil berdasarkan data yang akurat. Seperti:
Apa yang harus dilaporkan dalam laporan realisasi anggaran? Berdasarkan definisinya, yang harus dilaporkan dalam laporan realisasi anggaran adalah pendapatan, belanja, surplus/defisit, penerimaan pembiayaan, pengeluaran pembiayaan, pembiayaan neto dan kelebihan atau kekurangan dari selisih anggaran dan realisasinya.
Berikut penjelasan isi laporan realisasi anggaran:
pendapatan yang dimaksud adalah semua pemasukan yang berhasil diraih oleh bisnis selama periode tertentu, seperti hasil penjualan produk/jasa, pendapatan sewa, atau sumber pemasukan lainnya.
Belanja mencakup semua pengeluaran yang digunakan untuk operasional bisnis, seperti pembelian bahan baku, gaji karyawan, biaya pemasaran, atau investasi alat produksi.
Isi laporan realisasi anggaran berikutnya adalah informasi terkait apakah kondisi keuangan perusahaan sedang untung atau rugi, berdasarkan selisih antara pendapatan dan belanja, dalam hal ini:
Dalam konteks usaha, ini adalah dana tambahan yang diterima untuk mendukung kebutuhan modal kerja atau investasi, seperti pinjaman dari bank, modal dari investor, atau hasil penjualan aset. Laporan ini membantu pelaku usaha mengetahui seberapa besar pembiayaan tambahan yang sudah diterima.
Sedangkan pengeluaran pembiayaan ini mencakup pengeluaran untuk membayar kewajiban pembiayaan, seperti angsuran pinjaman, bunga utang, atau pengembalian modal ke investor. Data ini penting untuk memastikan keuangan usaha tetap sehat dan tidak terlalu terbebani oleh kewajiban pembiayaan.
Komponen selanjutnya LRA adalah selisih antara penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Jika positif, berarti masih ada sisa dana pembiayaan yang dapat dimanfaatkan. Jika negatif, pelaku usaha perlu mengevaluasi kembali strategi pendanaan.
Terakhir, adalah laporan terkait sisa kelebihan atau kekurangan dari pembiayaan anggaran dari periode tersebut. Bagaimana cara menghitung SilPA dan SiKPA? Bisa dengan rumus berikut “SiLPA/SiKPA = Surplus/Defisit Anggaran + Pembiayaan Neto”
Dengan memahami isi LRA dari sudut pandang pelaku usaha, laporan ini menjadi alat strategis untuk memastikan bisnis tetap efisien, mengidentifikasi peluang, dan mengantisipasi risiko keuangan.
BACA JUGA: Manajemen Resiko, Prinsip, Jenis dan Prosedurnya
Penjelasan:
Menyusun Laporan Realisasi Anggaran (LRA) tidak harus sulit jika Anda sudah memahami langkah-langkah dasarnya. Berikut cara menyusun LRA yang efektif untuk pelaku usaha atau organisasi:
Sebelum menyusun LRA, Anda harus punya anggaran awal yang sudah direncanakan. Rencana anggaran ini mencakup pendapatan dan belanja atau biaya yang diharapkan selama periode tertentu. Pastikan rencana anggaran ini detail dan mencakup semua aspek operasional usaha.
BACA JUGA: Cara Mudah Membuat Rencana Anggaran Biaya Usaha Kecil-Kecilan
Langkah berikutnya adalah mengumpulkan semua data keuangan aktual yang sudah terjadi selama periode pelaporan. Data ini mencakup:
Anda bisa mendapatkan data dari laporan keuangan usaha Anda, jika Anda merasa terlalu repot untuk menyusun laporan keuangan tapi anda butuh, Anda bisa menggunakan aplikasi pembukuan keuangan Beecloud. Mulai dari mencatat, merangkum hingga laporan keuangan akuntansi bisa langsung jadi otomatis.
Mudahkan Anda lacak transaksi untuk membuat LRA, laba rugi sampai stok barang kapan saja dan dimana saja. Mau mencoba? klik banner di atas sekarang juga!
Buat tabel dengan kolom-kolom yang membandingkan antara anggaran yang telah disusun dengan realisasinya. Untuk formatnya, Anda bisa mencontoh pada gambar format laporan realisasi anggaran di atas, atau download template excelnya pada bagian bawah artikel ini.
Setelah data diisi, hitung selisih antara pendapatan dan belanja. Jika pendapatan lebih besar dari pengeluaran, itu berarti Anda mengalami surplus. Jika sebaliknya, terjadi defisit. Hasil ini akan menunjukkan apakah bisnis atau organisasi mampu mengelola anggaran dengan baik atau perlu melakukan penyesuaian.
Jika ada pembiayaan tambahan yang diterima atau pengeluaran pembiayaan (seperti pembayaran utang), masukkan juga data ini. Pastikan Anda menghitung pembiayaan neto (penerimaan pembiayaan dikurangi pengeluaran pembiayaan). Ini membantu mengevaluasi bagaimana sumber pembiayaan tambahan digunakan dan apakah efektif.
Berikut adalah beberapa contoh laporan realisasi anggaran yang bisa Anda jadikan sebagai referensi:
DOWNLOAD DI SINI!
Kesimpulannya, Laporan Realisasi Anggaran bukan hanya sebuah dokumen administrasi, tetapi juga alat strategis untuk memastikan pengelolaan keuangan yang lebih terencana, efisien, dan bertanggung jawab. Dengan memanfaatkan LRA secara optimal, pelaku usaha atau organisasi dapat memaksimalkan potensi keuangannya untuk mendukung keberlangsungan dan pertumbuhan bisnis.