Logo Bee Web

Contoh Laporan Posisi Keuangan (Neraca) dan Cara Membuatnya

Penulis: Lutfatul Malihah
Kategori:
Terbit: Monday, 3 February 2025
Diperbarui: Monday, 3 February 2025
Daftar Isi

Butuh contoh laporan posisi keuangan dan panduan cara membuatnya? Anda bisa baca selengkapnya pada artikel di bawah ini. Dimana, laporan ini digunakan sebagai media untuk mencerminkan kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu, termasuk aset, kewajiban, dan ekuitas.

Melalui laporan ini, Anda dapat mengevaluasi kinerja finansial dan posisi perusahaan secara keseluruhan. Laporan posisi keuangan umumnya terdiri dari dua sisi: sisi kiri yang berisi aset perusahaan, dan sisi kanan yang mencatat kewajiban serta modal yang dimiliki.

Dengan laporan posisi keuangan, pemilik bisnis dapat memahami kesehatan finansial usahanya serta mengambil keputusan yang lebih tepat. Simak penjelasan lengkapnya pada artikel di bawah ini!

Laporan Posisi Keuangan Adalah …..

Apa itu laporan posisi keuangan? Laporan posisi keuangan adalah laporan yang menggambarkan posisi atau keadaan keuangan perusahaan berdasarkan 3 faktor, yakni aktiva (aset). liabilitas (kewajiban) dan ekuitas (modal). Dengan demikian laporan ini juga memberikan gambaran tentang bagaimana kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban dan potensi pertumbuhannya.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), laporan posisi keuangan adalah laporan yang menggambarkan harta atau daya ekonomi yang dimiliki dan dikendalikan oleh perusahaan, seperti kas, bangunan, kendaraan, harta, dan lain sebagainya

Laporan posisi keuangan dan neraca apakah sama? Jawabannya IYA, Sebelumnya, laporan posisi keuangan dikenal dengan istilah 'neraca'. Namun, seiring dengan perkembangan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia, terutama penerapan SAK ETAP untuk entitas tanpa akuntabilitas publik.

istilah tersebut telah disesuaikan menjadi 'laporan posisi keuangan' guna mencerminkan penyajian informasi yang lebih komprehensif dan sesuai dengan standar internasional. Mulai  tahun 2025, dengan berlakunya SAK EP untuk entitas publik, penyajian laporan keuangan termasuk laporan posisi keuangan akan semakin disempurnakan untuk meningkatkan transparansi dan konsistensi informasi keuangan.

BACA JUGA: 10 Karakteristik Informasi Akuntansi dan Penjelasannya

Fungsi Laporan Posisi Keuangan

Kenapa setiap usaha membutuhkan laporan posisi keuangan atau laporan neraca ini? Sebab, dengan laporan posisi keuangan usaha Anda dapat:

1. Mengetahui Kondisi Keuangan Secara Keseluruhan

Fungsi pertama laporan posisi keuangan adalah memberikan gambaran jelas tentang aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan. Dengan informasi ini, pemilik usaha dapat memahami seberapa sehat kondisi keuangan bisnisnya.

2. Membantu dalam Pengambilan Keputusan

Data dalam laporan neraca juga dapat menjadi dasar bagi pemilik usaha dalam mengambil keputusan strategis, seperti ekspansi bisnis, investasi, atau efisiensi operasional.

3. Mempermudah Pengajuan Kredit atau Pendanaan

Laporan posisi keuangan seringkali menjadi syarat utama bagi bank atau investor sebelum memberikan pinjaman atau suntikan modal. Neraca yang sehat meningkatkan kepercayaan pihak eksternal terhadap bisnis Anda.

4. Mengukur Kemampuan Membayar Kewajiban

Dengan laporan ini, Anda juga dapat mengevaluasi apakah mereka memiliki cukup aset atau likuiditas untuk membayar utang dan kewajiban lain tepat waktu.

5. Membantu Evaluasi Kinerja Perusahaan

Terakhir, laporan neraca memungkinkan pemilik usaha membandingkan kondisi keuangan dari periode ke periode, sehingga dapat melihat tren keuangan dan melakukan perbaikan jika diperlukan.

Laporan Posisi Keuangan Isinya Apa?

Komponen Laporan Neraca (laporan Posisi Keuangan)

3 komponen neraca keuangan, yakni: aset, kewajiban dan modal (Credit: bee.id)

Laporan posisi keuangan berisi informasi terkait beberapa pos. Pos apa saja yang masuk dalam laporan posisi keuangan? Yakni aktiva (aset), liabilitas (kewajiban) dan ekuitas (modal).

Berikut adalah penjelasan lengkapnya:

1. Aktiva (Aset)

Isi laporan keuangan yang pertama adalah aset, yakni segala sumber daya ekonomi yang dimiliki atau dikendalikan oleh perusahaan dan diharapkan memberikan manfaat di masa depan. Aset ini juga yang akan mencerminkan bagaimana dana perusahaan dialokasikan.

Aset atau aktiva ini dibedakan menjadi dua jenis, yakni aset lancar dan tidak lancar. Apa yang dimaksud dengan aset lancar dan tidak lancar:

  • Aset lancar adalah aset yang dapat segera dikonversikan menjadi kas dalam waktu kurang dari satu tahun, contohnya: kas dan setara kas, surat berharga, piutang dagang, persediaan, biaya dibayar dimuka dan lainnya:
  • Aset Tetap atau aset tidak lancar, yakni aset yang digunakan untuk operasional bisnis dalam jangka panjang dan biasanya tidak untuk dijual kembali. Contohnya: tanah, banguunan, kendaraan, mesin, peralatan dan lain sebagainya.

2. Liabilitas (Kewajiban)

Selanjutnya ada liabilitas atau kewajiban, yakni hutang atau beban yang harus dibayarkan perusahaan ke pihak lain, kewajiban ini juga dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan jangka waktu pembayarannya, yakni kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.

  • Kewajiban jangka pendek adalah utang yang harus dibayarkan dalam waktu kurang dari 1 tahun. Misalnya, utang dagang, utang wesel, utang pajak dan lain sebagainya.
  • Sedangkan kewajiban jangka panjang adalah kewajiban yang jatuh tempo dalam jangka waktu lebih dari satu tahun, seperti utang obligasi yang harus dilunasi pada waktu tertentu di masa depan.

3. Ekuitas (Modal)

Terakhir ada ekuitas atau modal, yakni selisih antara total aset dengan total kewajiban perusahaan. Ini mencerminkan kepemilikan pemilik usaha terhadap perusahaan, yang termasuk dalam ekuitas atau modal biasanya adalah sebagai berikut:

  • Modal pemilik, yakni modal yang disetorkan pemilik usaha untuk kebutuhan bisnisnya.
  • Prive, penarikan dana modal yang dilakukan pemilik usaha untuk keperluan diluar operasional.
  • Modal Saham (Capital Stock), Investasi yang diberikan oleh pemegang saham ke dalam perusahaan.
  • Agio Saham (Paid-in Capital in Excess of Par), selisih antara harga jual saham dengan nilai nominalnya.
  • Laba Ditahan (Retained Earnings), keuntungan yang diperoleh perusahaan tetapi belum dibagikan sebagai dividen.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan jika kolom laporan posisi keuangan dalam kertas kerja berisi akun-akun yang mencerminkan posisi keuangan perusahaan pada suatu titik waktu, yaitu akun-akun yang berkaitan dengan aset (baik aset lancar maupun aset tidak lancar), kewajiban (jangka pendek dan jangka panjang), serta ekuitas.

Sedangkan akun yang tidak dilaporkan dalam laporan posisi keuangan adalah akun-akun pendapatan dan beban, karena akun-akun tersebut bersifat nominal yang hanya digunakan untuk mengukur kinerja operasional selama periode tertentu dan dicatat dalam laporan laba rugi, sehingga tidak langsung mempengaruhi posisi keuangan pada tanggal neraca.

Bentuk-Bentuk Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

Menurut Kasmir (2008), dalam penyusunan laporan posisi keuangan, perusahaan bisa menggunakan beberapa bentuk sesuai dengan tujuan dan kebutuhannya. Bentuk yang dimaksud adalah bentuk yang sesuai dengan aturan yang berlaku.

Dalam prakteknya, laporan posisi keuangan dapat disusun dengan dua format, yakni format skontro (T) dan format staffel (L).

1. Laporan Posisi Keuangan Bentuk Skontro (T)

Format Laporan Posisi Keuangan (neraca) Usaha Jasa Bentuk T

Format Laporan Posisi Keuangan (neraca) Usaha Jasa Bentuk T (Credit: bee.id)

Bentuk skontro atau T-Form menampilkan neraca dalam format horizontal, di mana aktiva atau aset perusahaan disajikan di sisi kiri, sementara kewajiban dan ekuitas ditampilkan di sisi kanan. Format ini menyerupai huruf “T” dan memungkinkan perbandingan langsung antara total aset dengan sumber pendanaannya, baik dari utang maupun modal.

Bentuk skontro sering digunakan untuk analisis internal perusahaan karena mempermudah pembacaan keseimbangan keuangan dalam satu tampilan yang sejajar. Seperti format di atas!

2. Laporan Posisi Keuangan Bentuk Staffel (L)

Format Laporan Posisi Keuangan Bentuk Stuffel

Format Laporan Posisi Keuangan Bentuk Stuffel (Credit: bee.id)

Sedangkan bentuk staffel atau vertical form adalah laporan posisi keuangan yang disusun secara berurutan dari atas ke bawah. neraca dimulai dengan aktiva, yang mencakup aset lancar seperti kas, piutang, dan persediaan, diikuti oleh aset tetap seperti tanah dan bangunan. Selanjutnya, bagian kewajiban disusun mulai dari kewajiban jangka pendek hingga kewajiban jangka panjang.

Di bagian akhir, laporan menyajikan ekuitas atau modal pemilik. Bentuk laporan lebih sering digunakan dalam penyajian laporan keuangan eksternal karena lebih sistematis dan lebih mudah dipahami oleh investor, kreditor, atau pihak luar lainnya.

Meskipun kedua bentuk ini memiliki format yang berbeda, prinsip utama yang digunakan tetap sama, yaitu Total Aset harus selalu sama dengan Total Kewajiban dan Ekuitas. Pemilihan bentuk neraca biasanya tergantung pada kebiasaan perusahaan dan kebutuhan pelaporan, baik untuk keperluan internal maupun eksternal.

Cara Membuat Laporan Posisi Keuangan

Berikut adalah contoh cara membuat laporan posisi keuangan lengkap dengan contohnya:

1. Mengidentifikasi Transaksi dan Bukti Transaksi

Langkah pertama adalah mengidentifikasi dan mengumpulkan bukti transaksi lebih dahulu, Setiap transaksi harus didukung oleh bukti transaksi seperti faktur, kwitansi, nota, cek, dan dokumen lainnya. Identifikasi ini penting untuk memastikan bahwa setiap transaksi yang dicatat adalah benar dan sah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.

2. Menyusun Jurnal Umum

Setelah mengidentifikasi transaksi, langkah selanjutnya adalah pencatatannya dalam jurnal umum. Jurnal umum berisi pencatatan transaksi keuangan berdasarkan prinsip debit dan kredit.

Setiap transaksi dicatat sesuai dengan akun yang terpengaruh, seperti kas, piutang, persediaan, utang, atau modal. Penyusunan jurnal ini menjadi dasar dalam penyusunan laporan keuangan yang akurat.

Sebagai contoh, perusahaan memiliki transaksi sebagai berikut:

  • 1 Januari: Pemilik menyetor modal awal sebesar Rp50.000.000 ke rekening perusahaan.
  • 3 Januari: Menerima pesanan jasa secara tunai sebesar Rp4.000.000
  • 5 Januari: Membeli peralatan kantor secara tunai sebesar Rp8.000.000.
  • 10 Januari: Perusahaan menerima pendapatan jasa konsultasi sebesar Rp15.000.000 (tunai).
  • 15 Januari: Membayar gaji karyawan sebesar Rp5.000.000.
  • 20 Januari: Membayar listrik dan air sebesar Rp1.000.000.
  • 25 Januari: Menerima pendapatan jasa dari klien sebesar Rp8.000.000 (piutang).
  • 30 Januari: Melakukan pembayaran utang usaha sebesar Rp3.000.000.

Maka, jurnal umumnya adalah sebagai berikut:

Jurnal Umum

Contoh Penyusunan Transaksi ke Dalam Jurnal Umum (Credit: bee.id)

3. Posting ke Buku Besar

Setelah semua transaksi dicatat dalam jurnal umum, langkah berikutnya adalah memindahkan atau memposting transaksi ke dalam buku besar. Buku besar merupakan kumpulan akun yang menunjukkan saldo setiap akun keuangan secara rinci.

Dengan memindahkan transaksi ke buku besar, perusahaan dapat mengetahui saldo akhir dari setiap akun yang nantinya digunakan dalam penyusunan laporan keuangan. Dari transaksi di atas, kita bisa membuat buku besar sebagai berikut:

Posting Ke Buku Besar

Contoh Transaksi jurnal umum yang sudah diposting di buku besar (credit: bee.id)

4. Membuat Neraca Saldo

Kemudian lanjutkan dengan mencatat dan menyesuaikan ke neraca saldo, yaitu daftar yang menunjukkan saldo dari masing-masing akun dalam buku besar. Neraca saldo dibuat untuk memastikan keseimbangan antara total debit dan total kredit.

Jika terdapat perbedaan, kemungkinan ada kesalahan dalam pencatatan transaksi yang perlu diperbaiki sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya. Sebagai contoh:

Menyusun Neraca Saldo

Menyusun neraca saldo untuk memastikan transaksi yang dicatat sudah balance (Credit: bee.id)

5. Membuat Jurnal Penyesuaian dan Neraca Saldo Setelah Penyesuaian (Jika Ada)

Dalam praktik akuntansi, beberapa transaksi mungkin belum dicatat atau memerlukan penyesuaian, seperti penyusutan aset tetap, biaya yang masih harus dibayar, atau pendapatan yang belum diterima.

Oleh karena itu, perlu dibuat jurnal penyesuaian untuk mencatat transaksi tersebut. Setelah jurnal penyesuaian dibuat, neraca saldo diperbarui menjadi neraca saldo setelah penyesuaian, yang akan menjadi dasar dalam penyusunan laporan keuangan.

Transaksi apa saja yang perlu disesuaikan? Ada 5 transaksi yang perlu disesuaikan, yakni:

  • Beban dibayar di muka (prepaid expense)
  • Pendapatan diterima di muka (prepaid revenue)
  • Biaya penyusutan (depreciation)
  • Pendapatan terutang (accrued revenue)
  • Beban terutang (accrued expense)

BACA JUGA: Cara Membuat Jurnal Penyesuaian dan Contohnya Lengkap

6. Membuat Laporan Laba Rugi

Sebelum membuat laporan posisi keuangan, Anda perlu menyusun laporan laba rugi terlebih dahulu. Kenapa? karena dari laporan laba rugi ini perusahaan akan tahu berapa data laba atau rugi perusahaan, yang nantinya akan dimasukkan ke dalam bagian ekuitas/ modal. Berikut contohnya:

Membuat Laporan Laba Rugi (2)

Contoh laporan laba rugi yang akan digunakan untuk membuat laporan posisi keuangan (Credit: bee.id)

7. Membuat Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

Tahap terakhir adalah menyusun laporan posisi keuangan atau neraca, yang terdiri dari tiga bagian utama:

  • Aset: Semua sumber daya ekonomi yang dimiliki perusahaan, seperti kas, piutang, persediaan, aset tetap, dan aset tidak berwujud.
  • Kewajiban: Semua utang atau kewajiban yang harus dibayar oleh perusahaan, termasuk utang dagang, utang pajak, dan pinjaman jangka panjang.
  • Ekuitas: Hak pemilik atas aset perusahaan, yang mencakup modal awal, laba ditahan, dan tambahan modal dari pemegang saham.

Laporan posisi keuangan disusun berdasarkan prinsip keseimbangan, di mana total aset harus sama dengan total kewajiban dan ekuitas (Aset = Kewajiban + Ekuitas). Dari contoh transaksi di atas, kita bisa membuat laporan posisi keuangan sebagai berikut:

a. Contoh Laporan Posisi Keuangan Single Step

Contoh Laporan Posisi Keuangan Bentuk Skontro

Contoh Laporan Posisi Keuangan Bentuk Skontro (Credit: bee.id)

b. Contoh Laporan Posisi Keuangan Multiple Step

Contoh Laporan Posisi Keuangan Staffel

Contoh Laporan Posisi Keuangan Bentuk Staffel (Credit: bee.id)

Setelah laporan ini selesai, perusahaan dapat menggunakannya untuk analisis keuangan, pengambilan keputusan, dan pelaporan kepada pemangku kepentingan.

Contoh Laporan Posisi Keuangan

Berikut beberapa contoh laporan posisi keuangan perusahaan dari berbagai bidang usaha:

1. Contoh Laporan Posisi Keuangan Perusahaan Dagang

Contoh laporan arus kas perusahaan dagang (Credit: bee.id)

Contoh laporan arus kas perusahaan dagang (Credit: bee.id)

2. Contoh Laporan Posisi Keuangan Perusahaan Jasa

Contoh Laporan Posisi Keuangan Perusahaan Jasa

Contoh Laporan Posisi Keuangan Perusahaan Jasa (Credit: bee.id)

3. Contoh Laporan Posisi Keuangan Beecloud

Laporan Neraca Beecloud

Contoh Laporan Neraca Beecloud (Credit: bee.id)

Tips Membuat Laporan Posisi Keuangan Langsung Balance Pakai Beecloud!

Membuat laporan posisi keuangan yang langsung balance kini semakin mudah dengan Beecloud! Pastikan setiap transaksi bisnis tercatat dengan rapi, mulai dari pemasukan, pengeluaran, hingga pencatatan aset dan kewajiban.

Dengan fitur otomatis, Anda tidak perlu repot melakukan perhitungan manual karena sistem akan langsung menyusun laporan neraca secara akurat. Pastikan juga akun-akun seperti kas, piutang, utang, dan modal telah dicatat dengan benar agar keseimbangan neraca tetap terjaga.

Raih Work Life Balance Impian Anda Dengan Beecloud. Bisnis Jalan, Bosnya Jalan Jalan

Dengan aplikasi pembukuan keuangan Beecloud, proses pembukuan jadi lebih cepat, minim kesalahan, dan siap digunakan untuk pengambilan keputusan bisnis yang lebih baik! Klik banner di atas dan dapatkan akses gratis uji coba sekarang juga!

Artikel Populer

Jenis dan Contoh Pelayanan Prima di Berbagai Bidang Usaha
Pelayanan prima atau service excellent merupakan rangkaian tindakan yang diberikan untuk memberikan layanan kepada pelanggan secara maksimal agar mereka mendapat
Baca Juga
[DOWNLOAD] Contoh Cash Flow Excel dan Template Membuatnya Gratis
Contoh cash flow excel berfungsi untuk mengonversi data-data akuntansi pada laporan laba rugi dan neraca menjadi suatu informasi mengenai pergerakan
Baca Juga
Download File Excel Laporan Laba Rugi dan Lainnya, GRATIS!
Butuh download file excel laporan keuangan mulai dari laba rugi, neraca, arus kas dan lainnya? Anda bisa mengecek para artikel
Baca Juga
Harga Pokok Produksi: Unsur, Metode, dan Cara Membuatnya
Untuk Usaha Kecil Menengah (UKM) menentukan harga pokok produksi sangat penting di mana salah satu manfaatnya yaitu untuk menentukan harga
Baca Juga
Ciri-Ciri Pasar Modern, Contoh & Perbedaan Pasar Tradisional
Pasar modern menjadi suatu fenomena yang semakin mendominasi pemandangan ekonomi di berbagai negara. Bagi mereka yang terbiasa dengan istilah ini,
Baca Juga
9 Tips Manajemen Kontrol Stok dan Inventaris
Kontrol stok atau dikenal sebagai kontrol inventaris, digunakan untuk menunjukkan berapa banyak stok yang Anda miliki pada satu waktu. Berlaku
Baca Juga
Customer Service Bee

148rb+ Pengusaha Sudah Pakai Bee

"Operasional makin lancar, bisnis terkontrol dan mudah discale-up"
Hubungi Tim Bee sekarang untuk konsultasi GRATIS
Logo Bee Web
Software Akuntansi & Kasir No. 2 di Indonesia. Memudahkan Pemilik Bisnis dan Akuntan untuk mengerjakan dan menganalisa keuangan lebih cepat, mudah, dan akurat. Gratis Trial atau Demo Gratis dengan Tim Bee.
Jam Operasional
Senin - Jumat, 09:00 - 16:00 WIB
Sabtu, Minggu dan Tgl Merah LIBUR
Chat via WA
Alamat Kantor
Surabaya: Jl. Klampis Jaya 29J, SurabayaBandung: Aer Space - Jl. Karang Tinggal No.41B, Cipedes, Bandung
Jakarta: Jl. Mampang Prapatan VIII No. 3B, Jakarta Selatan (Sementara Tutup)
Copyright © 2025 Bee.id
magnifiercrossmenu