Pada dasarnya setiap pelaku usaha wajib memahami apa itu kemasan primer?. Dimana elemen ini berperan sebagai pelindung pertama produk dari berbagai faktor eksternal yang dapat merusaknya. Contoh kemasan primer umumnya terbuat dari plastik, kertas hingga logam.
Selain dirancang untuk menjaga keutuhan dan kualitas produk sejak awal produksi hingga sampai ke tangan konsumen, kemasan premier juga memiliki nilai estetika visual, tetapi juga tentang kepraktisan, fungsionalitas, dan keamanan produk.
Dengan memahami peran penting kemasan primer, produsen dapat menciptakan pengalaman pengguna yang positif dan meningkatkan daya tarik produk di pasaran.
Apa itu kemasan primer? Kemasan primer adalah sebagai kemasan yang bersentuhan langsung dengan produk. Bisa dikatakan jika aplikasi primer adalah lapisan pertama yang diterapkan kepada produk untuk melindungi kualitas dan kuantitasnya.
Kemasan ini umumnya digunakan pada produk yang akan dijual eceran atau berukuran kecil. Contohnya seperti produk mie instan yang disusun rapi dalam kardus sesuai dengan kuantitas mienya. Nah, deretan produk dalam kardus tersebut menggunakan laporan kemasan primer.
Jenis kemasan primer bervariasi tergantung pada sifat dan karakteristik produk, termasuk bahan seperti plastik, kertas, kaca, atau logam. Selain melibatkan aspek protektif, kemasan primer juga menjadi wadah pertama yang menciptakan kesan visual.
Dimana pada sisi luar kemasan biasanya akan memberikan informasi awal kepada konsumen tentang produk di dalamnya. Dengan demikian, peran kemasan primer sangat strategis dalam menjaga kualitas produk dan menciptakan daya tarik yang memikat konsumen di pasar.
Baca Juga: 7 Hal yang Perlu Diperhatikan pada Desain Kemasan Makanan
Berikut adalah beberapa fungsi umum dari kemasan primer:
Fungsi utama kemasan primer adalah memberikan perlindungan kepada produk dari faktor-faktor eksternal yang dapat merusaknya. Ini melibatkan perlindungan terhadap kelembaban, udara, cahaya, suhu ekstrem, dan kontaminan yang dapat mempengaruhi kualitas dan integritas produk.
Selain itu, kemasan primer juga dirancang untuk memudahkan penyimpanan produk selama proses distribusi dan di toko. Desain yang efisien dapat membantu pengaturan dan pengelompokan produk dengan baik di gudang atau rak penyimpanan, memungkinkan manajemen stok yang lebih efektif.
Baca Juga: 10 Tips Manajemen Stok Barang Toko Ritel
Selanjutnya kemasan primer memiliki peran penting dalam melindungi produk selama proses pengiriman. Melalui desain yang kokoh dan aman, kemasan ini dapat mencegah kerusakan atau kehilangan produk selama perjalanan dari produsen ke konsumen.
Kemudian, berkontribusi pada proses pemasaran dan penjualan dengan memberikan informasi yang relevan tentang produk.
Label, logo, dan informasi lainnya di kemasan primer dapat memikat konsumen, membantu pengenalan merek, dan memberikan kesan positif sebelum pembelian.
Terakhir, melalui kemasan primer pelaku usaha dapat menciptakan kesan visual pertama kepada pelanggannya tentang produk. Desain yang menarik dan kreatif dapat meningkatkan daya tarik konsumen di rak toko dan menciptakan identitas merek yang kuat.
Kemasan yang baik juga memudahkan konsumen untuk mengenali dan memilih produk di antara banyak opsi yang tersedia
Selain kemasan primer, ada beberapa jenis kemasan lainnya yakni kemasan sekunder dan tersier. Berikut penjelasan lengkapnya.
Jenis kemasan pertama adalah kemasan primer, seperti yang sudah dijelaskan jika kemasan primer adalah kemasan pertama dan langsung bersentuhan dengan produk.
Kemasan ini berperan langsung untuk melindungi produk dari faktor-faktor eksternal seperti kelembaban, udara, cahaya, dan kontaminan. Juga berperan dalam memberikan identitas visual dan informasi produk kepada konsumen.
Berikutnya adalah kemasan sekunder, adalah lapisan kedua yang membungkus kemasan primer. Ini biasanya berupa kotak atau wadah yang digunakan untuk mengelompokkan atau menyatukan beberapa unit produk primer.
Jika kemasan primer digunakan untuk melindungi produk, maka kemasan sekunder ini digunakan untuk melindungi kemasan primer selama penyimpanan dan pengiriman barang. Biasanya, kemasan sekunder ini juga dilengkapi dengan informasi produk.
Terakhir, kemasan tersier adalah lapisan ketiga atau tingkat berikutnya yang melibatkan pembungkusan lebih lanjut, seringkali untuk pengangkutan lebih besar atau distribusi dalam jumlah besar.
Kemasan ini berfungsi sebagai perlindungan ekstra selama transportasi massal, seperti pengiriman dalam jumlah besar ke gudang atau toko besar. Secara umum, kemasan ini fokus untuk melindungi produk selama distribusi/ pengiriman.
Berikut beberapa contoh kemasan primer berdasarkan bahan bakunya:
Contoh kemasan primer plastik sering kita temukan sehari-hari baik produk makanan atau lainnya. Seperti botol air mineral, bungkus makanan ringan, dan produk lainnya yang menggunakan lapisan plastik sebagai kemasan primer.
Kemudian ada kemasan primer dari bahan kertas, bisa kardus karton, paper bag dan lain sebagainya. Kelemahan dari bahan kertas ini tidak tahan dengan air, sehingga tidak cocok untuk produk yang memiliki kandungan air.
Selanjutnya ada kemasan primer dari bahan kaca, contohnya pada produk sirup, air mineral, selai dan masih banyak lagi lainnya. Kemasan dari kaca lebih higienis dan lebih sehat namun cenderung gampang pecah.
Kemudian ada kemasan primer dari logam atau alumunium, . Material ini umumnya dipilih karena sifatnya yang kokoh, ringan, tahan terhadap korosi, dan memiliki kemampuan melindungi produk dari pengaruh eksternal yang dapat merusaknya.
Contoh kemasan primer dari logam/ aluminium adalah minuman kaleng, kemasan obat, dan lain sebagainya.
Dalam merancang kemasan produk, Anda perlu mempertimbangkan beberapa hal untuk mengoptimalkan fungsi, namun tidak berlebihan sehingga mengganggu operasional bisnis. Apa saja yang perlu dipertimbangkan? Berikut diantaranya:
Hal pertama yang perlu dipertimbanhkan dalam meancang kemasan produk adalah bahan dasarnya, pemilihan bahan dasar ini harus didasarkan pada sifat dan kebutuhan dari produk. Contohnya jika produk berupa benda cair maka jangan menggunakan kemasan dari bahan dasar kertas dan lain sebagainya.
Selain dari sifat dasar dari produk, alangkah sebaiknya Anda bisa mempertimbangkan keberlanjutan dengan memilih bahan yang dapat didaur ulang atau ramah lingkungan. Ini dapat meningkatkan citra merek dan merespons kebutuhan konsumen yang peduli lingkungan.
Hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan kemasan produk adalah biaya produksinya, seperti mempertimbangkan efisiensi produksi, termasuk kemudahan dalam proses pengemasan dan penyimpanan produk selama distribusi.
Selain itu, perhatikan biaya bahan, termasuk ketersediaan dan harga relatifnya. Pemilihan bahan yang sesuai dapat mempengaruhi harga jual akhir produk. Untuk memonitor biaya ini Anda bisa menggunakan software manufaktur Beeaccounting untuk mengontrol biaya bahan baku, stok dan laporannya.
Anda bisa mendapatkan gratis uji coba dengan klik banner di bawah ini!
Selanjutnya adalah desain kemasan, dengan desain yang menarik dan mencolok di rak toko dapat menarik perhatian konsumen. Memahami pasar target dan tren desain dapat membantu menciptakan kemasan yang relevan dan menarik.
Sediakan juga informasi yang cukup tentang produk, termasuk petunjuk penggunaan, komposisi, dan label nutrisi. Informasi yang jelas dan akurat dapat membangun kepercayaan konsumen.
Dengan menggabungkan elemen-elemen ini dengan cermat dalam merancang kemasan produk dapat menghasilkan produk yang menarik, fungsional, dan ekonomis. Penting untuk mempertimbangkan kebutuhan produk dan ekspektasi konsumen sepanjang proses perancangan.